Sehari dalam Kehidupan Pemilik Pabrik Panko di Jepang
-
0:00 - 0:04Ini adalah Sehari dalam Kehidupan
Pemilik Pabrik Panko di Jepang. -
0:11 - 0:14Takarir oleh Reno Kanti Riananda
-
0:16 - 0:18[Suara mobil melintas]
-
0:18 - 0:20[Suara langkah]
-
0:21 - 0:27[Bunyi alarm]
-
0:30 - 0:33Ini adalah Sho, usianya 43 tahun
dan tinggal di Tokyo. -
0:33 - 0:36Dia bangun lebih pagi daripada
orang lain untuk bekerja. -
0:38 - 0:41Dia tinggal bersama istri dan dua putrinya
di rumah bertingkat dua ini, -
0:41 - 0:45tetapi dia tidur di kamar terpisah
agar tak membangunkan yang lain. -
0:46 - 0:48Sho dan istrinya bekerja purnawaktu
-
0:48 - 0:51sehingga mereka berbagi tugas
seperti mencuci piring. -
0:51 - 1:02[Musik]
-
1:02 - 1:04Wah, banyak sekali piringan hitamnya!
-
1:04 - 1:05Berapa jumlahnya?
-
1:05 - 1:06Sekitar 2.000 keping.
-
1:06 - 1:08Yang mana favoritmu?
-
1:08 - 1:11Bukan favorit, tetapi yang paling
berpengaruh untukku. -
1:11 - 1:12Kepingan 7 inci ini.
-
1:12 - 1:14Wah, liriknya ditulis di atas kain!
-
1:14 - 1:20Menurutnya, semangat prakarya ini
juga dia terapkan saat membuat panko. -
1:32 - 1:35Kau selalu sarapan dengan roti?
-
1:35 - 1:36Ya, ini produksi pabrik kami.
-
1:38 - 1:40Ternyata dia sudah mulai bekerja.
-
1:40 - 1:42Sebagai seorang ayah
sekaligus pemilik usaha, -
1:42 - 1:45penting untuk bangun pagi
demi memaksimalkan harinya. -
1:45 - 1:48Membaca, senam, dan
mengorganisir tugas hariannya. -
1:49 - 1:51Menarik sekali, rumahnya memiliki loteng!
-
1:51 - 1:53Sepertinya dia menyiapkan
sepatu bot untuk putrinya. -
2:07 - 2:10Tempat kerja Sho hanya 10 menit
berjalan kaki dari rumah, -
2:10 - 2:12cukup langka di Jepang.
-
2:12 - 2:14Setiap pagi, di perjalanannya
dia mampir ke kuil inari. -
2:14 - 2:17Kuil ini bernama Bouka Inari,
-
2:17 - 2:20yang dipercaya dapat melindungi
pengunjungnya dari kebakaran. -
2:20 - 2:23Sangat penting bagi seseorang yang
menjalankan pabriknya sendiri. -
2:26 - 2:27Selamat pagi semua!
-
2:27 - 2:29Aku kembali di episode baru
"Sehari dalam Kehidupan". -
2:29 - 2:34Aku sangat bersemangat karena kita akan
mengunjungi sebuah pabrik khas Jepang. -
2:34 - 2:36Sebentar lagi Sho akan muncul.
-
2:36 - 2:38Coba kita tanya kabarnya pagi ini.
-
2:39 - 2:41Selamat pagi, apakah tidurmu nyenyak?
-
2:41 - 2:43Nyenyak sekali.
-
2:43 - 2:46Ada banyak koki yang akan
berkunjung ke pabrik pagi ini. -
2:46 - 2:48Aku jadi bersemangat.
-
2:48 - 2:50Sho adalah generasi ketiga dari
pabrik panko Nakaya, -
2:50 - 2:53sebuah usaha keluarga yang dirintis
sejak tahun 1948 oleh kakeknya. -
2:53 - 2:56Hanya panko mereka yang
diproduksi sepenuhnya di Tokyo, -
2:56 - 2:58menggunakan roti buatan sendiri
-
2:58 - 3:01untuk memperoleh remah untuk
gorengan khas Jepang. -
3:01 - 3:02Panko mereka sangat terkenal
-
3:02 - 3:05dan digunakan oleh 60 persen
dari restoran tonkatsu -
3:05 - 3:06di restoran Michelin di Jepang,
-
3:06 - 3:08termasuk restoran seperti Gyutan Negishi
-
3:08 - 3:10bahkan kedai dan warung.
-
3:10 - 3:14Banyak yang meyakini bahwa panko-nya
sendiri akan membuat restoran naik daun. -
3:16 - 3:16Selamat pagi!
-
3:17 - 3:17Selamat pagi!
-
3:21 - 3:23Selamat pagi, ini Nakayabashi.
-
3:23 - 3:24Kau perlu satu, baik!
-
3:24 - 3:28Sesampainya di kantor, Sho mulai
mengorganisir pesanan hari ini. -
3:28 - 3:31Karena pesanan masuk semalaman
dari jalur yang berbeda: -
3:31 - 3:35daring, telepon, pesan singkat,
surel, bahkan faks. -
3:35 - 3:37Keleluasaannya sangat mengagumkan,
-
3:37 - 3:40yang menunjukkan komitmennya
pada layanan pelanggan. -
3:40 - 3:42Apa kau memang ingin mewarisi usaha ini?
-
3:42 - 3:43Itulah harapannya.
-
3:43 - 3:46Tak biasanya kita melihat
pekerjaan orang tua kita. -
3:46 - 3:50Namun, aku berkesempatan
menyaksikannya sejak kecil. -
3:50 - 3:53Dia bahkan ikut naik truk ayahnya
saat mengantar barang. -
3:53 - 3:56Pabrik panko sangat berpengaruh
dalam kehidupannya. -
3:56 - 3:58Semasa kecil,
Sho menggambar tata letak pabrik -
3:58 - 4:01dan gambarnya masih tergantung
di dinding kantor hingga saat ini. -
4:01 - 4:03Itu saudara laki-lakinya.
-
4:03 - 4:07Dia adalah kojocho, alias manajer pabrik.
-
4:07 - 4:08Setelah finalisasi pesanan hari ini,
-
4:08 - 4:10Sho menentukan kurirnya.
-
4:10 - 4:12Supir mengambil barang di rak dan kulkas
-
4:12 - 4:15lalu memuatnya ke dalam truk
sesuai penugasan. -
4:19 - 4:23Mesin ini mencetak denpyo,
atau slip penjualan, -
4:23 - 4:25yang diberikan kepada pelanggan
saat pengantaran. -
4:25 - 4:28Di Jepang, kebanyakan usaha
masih menggunakan kertas, -
4:28 - 4:31sehingga tanda terima seperti ini
sangat penting. -
4:31 - 4:33Sho menyiapkan uang tunai
untuk pengantaran. -
4:33 - 4:36Masih banyak pelanggannya yang
lebih suka membayar secara tunai -
4:36 - 4:40sehingga semua kurirnya mesti
membawa uang tunai untuk kembalian. -
4:41 - 4:43Wah, antik sekali!
-
4:43 - 4:44Apa ini masih digunakan?
-
4:44 - 4:48Kami masih menggunakan brankas ini,
tetapi tidak diisi dengan uang. -
4:48 - 4:52Ternyata ini kamon, lambang keluarga
yang diwariskan dari nenek moyang mereka. -
4:52 - 4:55Karyawan sif pagi berbaris untuk
mencap kartu mereka. -
4:55 - 4:58Sesuatu yang umum dalam perusahaan
Jepang yang masih tradisional. -
5:01 - 5:05Sementara itu, Sho berkutat
mengorganisir persediaan di pabrik. -
5:05 - 5:08Selaku pemilik, penting baginya untuk
terlibat dalam setiap aspek usaha ini, -
5:08 - 5:09besar atau kecil,
-
5:09 - 5:13termasuk membersihkan toilet meski pun
sudah ada yang bertugas untuk itu. -
5:13 - 5:16Sebagian orang Jepang percaya
bahwa membersihkan toilet -
5:16 - 5:17sama dengan membersihkan kebencian.
-
5:17 - 5:21Kalian akan menemukan banyak
pengusaha sukses yang melakukan hal ini. -
5:22 - 5:24Apa pekerjaanmu sebelumnya?
-
5:24 - 5:28Setelah tamat kuliah,
aku bekerja di industri makanan. -
5:28 - 5:33Lalu bekerja setahun di restoran tonkatsu
sebelum kembali ke Nakaya Panko. -
5:33 - 5:35Sho kembali ke mejanya
-
5:35 - 5:37untuk membalas surel dan pesan singkat
-
5:37 - 5:39serta tugas administratif lainnya.
-
5:39 - 5:42Kelihatannya Sho masih harus
menyelesaikan beberapa pekerjaan. -
5:42 - 5:43Sambil menunggunya,
-
5:43 - 5:46mari kita manfaatkan waktu
untuk melihat sekeliling tempat ini. -
5:46 - 5:51Mari naik ke lantai dua untuk melihat
proses utamanya yaitu pembuatan panko. -
5:51 - 5:54Namun, aku harus berganti baju.
Mari lakukan itu dahulu. -
5:56 - 5:58Baiklah, sudah siap. Ayo kita mulai!
-
6:02 - 6:06Aku sudah siap untuk menunjukkan
cara pembuatan roti. -
6:06 - 6:10150 tahun yang lalu pada zaman Meiji,
bangsa Jepang menggunakan irisan roti -
6:10 - 6:14untuk membuat panko, pan untuk roti,
dan ko untuk tepung. -
6:14 - 6:16Umumnya produsen menggunakan roti jadi,
-
6:16 - 6:19tetapi Nakaya memproduksi
roti sendiri di pabrik mereka, -
6:19 - 6:21menghasilkan 50 jenis panko
berbeda setiap tahun -
6:21 - 6:23dengan keunikan tekstur
dan rasa tersendiri. -
6:23 - 6:25Langkah pertama, membuat adonan.
-
6:25 - 6:27Pekerja mencampur air, ragi,
dan tepung terigu, -
6:27 - 6:30menambahkan garam dan gula,
lalu menguleni adonan. -
6:30 - 6:32Lalu ditambahkan minyak
dan diuleni kembali. -
6:32 - 6:35Menariknya, bergantung pada
cuaca pada hari tersebut, -
6:35 - 6:37pekerja mengatur berapa
lama adonan difermentasikan -
6:37 - 6:41serta berapa banyak ragi yang dimasukkan
untuk menjaga konsistensi produk. -
6:41 - 6:44Karena produsen terigu
juga panen setahun sekali, -
6:44 - 6:48pabrik harus selalu mengatur ulang
proses dan bahan-bahannya. -
6:48 - 6:54Itulah seni menghasilkan panko yang
konsisten dan berkualitas setiap hari. -
6:54 - 6:57Mesin ini menerima adonan tadi dan
mengurainya menjadi gumpalan kecil. -
6:58 - 7:01Kemudian adonan didiamkan di sini
sekitar 15 hingga 20 menit. -
7:03 - 7:06Setelah itu, adonan dimasukkan
ke alat ini untuk dipipihkan. -
7:08 - 7:11Terakhir, adonan digulung dan diletakkan
di dalam loyang menggunakan tangan. -
7:11 - 7:15[Musik]
-
7:15 - 7:18Adonan harus didiamkan
di ruangan fermentasi -
7:18 - 7:20yang diatur dengan tingkat kelembapan 90.
-
7:20 - 7:22Kameraku tidak akan masuk ke situ.
-
7:22 - 7:25Setelah itu, proses pemanggangan dimulai.
-
7:25 - 7:26Berapa lama waktu memanggangnya?
-
7:26 - 7:28Sekitar 50 menit.
-
7:28 - 7:31Pabrik memproduksi
1800 loyang roti per hari. -
7:34 - 7:37Tekstur dan bentuk rotinya berbeda-beda,
-
7:37 - 7:38tergantung dari produk akhirnya.
-
7:38 - 7:40Pada siklus produksi yang ini,
-
7:40 - 7:42sebelum roti dicabik menjadi
potongan kecil dalam panko, -
7:42 - 7:45pekerja harus menguliti bagian luar roti
dengan pengiris otomatis. -
7:45 - 7:50[Musik]
-
7:50 - 7:53Rotinya tidak keluar dari oven
dalam keadaan langsung sempurna. -
7:53 - 7:55Kadang ada bagian yang keras seperti ini,
-
7:55 - 7:58sehingga pekerja harus memisahkan
bagian tersebut secara manual. -
7:58 - 8:00[Musik]
-
8:00 - 8:02Setelah semua pinggiran dikelupas,
-
8:02 - 8:05roti diproses menggunakan mesin khusus.
-
8:05 - 8:07[Musik]
-
8:07 - 8:11Mesin itu mencabik roti menjadi serpihan
kecil yang akan melewati jaring metal ini. -
8:11 - 8:13Ukuran lubang pada jaring ini bervariasi
-
8:13 - 8:16yang akan menentukan ukuran panko.
-
8:16 - 8:20[Musik]
-
8:20 - 8:24Pabrik menggunakan 1,3 ton terigu
-
8:24 - 8:29untuk menghasilkan 800 kg atau sekitar
1.760 pon panko setiap hari. -
8:29 - 8:35[Musik]
-
8:35 - 8:37Mereka tidak hanya menjual panko,
-
8:37 - 8:39tetapi juga berbagai macam bahan
-
8:39 - 8:41sehingga saat pelanggan datang,
-
8:41 - 8:44mereka bisa membeli panko
sekaligus bahan masakan lainnya. -
8:44 - 8:45Mirip dengan toko serba ada.
-
8:45 - 8:46Itu menyenangkan!
-
8:46 - 8:48Sepertinya akan ada pengiriman barang.
-
8:48 - 8:49Ayo kita lihat!
-
8:51 - 8:54Pabrik memastikan kulit roti
tidak terbuang percuma -
8:54 - 8:57dengan cara menyumbangkannya
untuk pakan babi dan ayam. -
8:57 - 9:02[Musik]
-
9:02 - 9:07[Berbicara dalam bahasa Jepang]
-
9:07 - 9:12Mereka tengah melakukan chorei,
pertemuan sebelum memulai pekerjaan. -
9:12 - 9:15Dalam pertemuan ini, mereka
meninjau tugas hari itu -
9:15 - 9:17termasuk jika ada masalah
yang harus diatasi. -
9:19 - 9:20[Musik]
-
9:20 - 9:23Sho berkeliling lantai produksi
-
9:23 - 9:24untuk melakukan pemeriksaan kualitas.
-
9:24 - 9:27Penting baginya untuk bicara
langsung dengan para pekerja -
9:27 - 9:30untuk mendapat masukan
terkait kondisi dari roti. -
9:30 - 9:32Sho, bolehkah aku membuat panko?
-
9:32 - 9:32Tentu saja!
-
9:32 - 9:36Mereka mengizinkan aku
untuk membuat panko sendiri! -
9:36 - 9:39Kau harus memisahkannya seperti ini.
-
9:45 - 9:46Keren sekali!
-
9:46 - 9:48Wah, aku membuat panko yang sempurna!
-
9:49 - 9:50Apa itu?
-
9:50 - 9:57Ini adalah tepung khusus untuk tonkatsu
yang membantu panko melekat pada daging. -
9:59 - 10:00Selanjutnya apa?
-
10:00 - 10:03Ada kunjungan ke pabrik.
-
10:03 - 10:05Apa ada kunjungan setiap hari?
-
10:05 - 10:07Tidak setiap hari.
-
10:07 - 10:08Hanya jika ada permintaan saja.
-
10:08 - 10:10Ada kunjungan sekolah juga setiap tahun!
-
10:10 - 10:12Halo!
-
10:12 - 10:13Halo!
-
10:13 - 10:16Hari ini, para koki dari restoran Italia
-
10:16 - 10:18datang untuk belajar tentang
produk panko milik Sho. -
10:18 - 10:21Mereka membawa temiyage,
hantaran ucapan terima kasih. -
10:21 - 10:23Dalam budaya bisnis Jepang,
-
10:23 - 10:27lazim untuk memberikan hadiah seperti ini
jika seseorang membantu kalian. -
10:27 - 10:29[Berbicara dalam bahasa Jepang]
-
10:29 - 10:31Cocok dipadukan dengan
sesuatu berwarna merah. -
10:31 - 10:33Ini adalah kreasi terbarunya!
-
10:33 - 10:35Sukses untuk panko hitam!
-
10:35 - 10:39[Musik]
-
10:39 - 10:42Saat kunjungan, saudara laki-laki Sho
menguraikan cara pembuatan panko, -
10:42 - 10:44menjelaskan jenis-jenis panko,
-
10:44 - 10:47serta membagikan kiat
penggunaannya saat memasak. -
10:48 - 10:49Sekarang saatnya mencicipi!
-
10:49 - 10:51Apa makanan favoritmu?
-
10:51 - 10:52Yang paling disuka?
-
10:52 - 10:54Aku paling suka ramen.
-
10:55 - 10:58Aku suka tonkatsu, tetapi tak bisa
menikmatinya dengan wajar. -
10:58 - 11:00Rasanya seperti sedang bekerja.
-
11:01 - 11:03Terima kasih untuk hari ini.
-
11:08 - 11:09Kau hendak pergi ke mana?
-
11:09 - 11:11Ada barang yang harus diantar.
-
11:25 - 11:27Apa kau selalu makan siang di mobil?
-
11:27 - 11:30Saat sibuk mengantar barang,
aku tak punya waktu untuk makan. -
11:30 - 11:32Jadi aku makan di mobil.
-
11:32 - 11:34Panko bukan makanan
yang dimakan begitu saja, -
11:34 - 11:36tetapi dikombinasikan
dengan bahan lain -
11:36 - 11:39untuk menghasilkan katsu atau ikan goreng.
-
11:39 - 11:41Sho bekerja dengan giat untuk
memahami kebutuhan pelanggan -
11:41 - 11:44untuk menghasilkan produk
dengan kualitas terbaik. -
11:44 - 11:47Dia harus sering bertemu pelanggan
-
11:47 - 11:49untuk melihat bagaimana
panko-nya disajikan. -
11:49 - 11:52[Berbicara dalam bahasa Jepang]
-
11:52 - 11:55Perhentian pertama terletak di
lingkungan kelas atas Nishiazabu. -
11:58 - 12:00Kami menggunakan belut dan tiram.
-
12:00 - 12:04Hanya dibuka dua kali dalam seminggu
untuk meningkatkan eksklusivitas. -
12:07 - 12:11Perhentian selanjutnya adalah restoran
steak wagyu tungku kayu bakar, -
12:11 - 12:13Forno di Nishiazabu.
-
12:14 - 12:15Apa yang kau lakukan?
-
12:15 - 12:19Aku sedang mengajarinya cara menggunakan
tepung uchiko kami untuk membuat katsu. -
12:19 - 12:23Bisa kau lihat, terdapat jenis panko
yang berbeda-beda bentuknya. -
12:23 - 12:26Bagian yang ini lebih banyak tepungnya.
-
12:26 - 12:29Tepuk perlahan untuk menghilangkan
tepung yang berlebih. -
12:30 - 12:31Tak sekadar mengantar pesanan,
-
12:31 - 12:34Sho juga memberi instruksi khusus
sesuai permintaan pelanggan. -
12:34 - 12:37Dia sangat memahami produknya,
-
12:37 - 12:39sehingga bisa membagikan
metode persiapan yang rinci -
12:39 - 12:41baik untuk koki restoran kelas atas
-
12:41 - 12:42maupun koki kedai rumahan.
-
12:42 - 12:46Untuk mengeluarkan potensi tekstur
dan rasa panko sepenuhnya, -
12:46 - 12:49mereka menggunakan tepung
campuran ichiko, -
12:49 - 12:52yaitu campuran tepung untuk melapisi
makanan sebelum dicelupkan ke telur, -
12:52 - 12:57serta teknik khusus untuk menghasilkan
kulit yang lebih renyah dan bertekstur. -
12:57 - 13:02Kelebihan panko ini sepertinya mubazir,
tetapi dibutuhkan untuk hasil terbaik. -
13:02 - 13:04[Pisau bergerisik]
-
13:04 - 13:06Terdengar sangat renyah!
-
13:06 - 13:09Penggunaan panko dengan teknik tambahan
-
13:09 - 13:12menghasilkan lapisan unik
yang berduri seperti stalagmit. -
13:22 - 13:23Kembali ke kantor.
-
13:23 - 13:25Dia harus mengurus penjualan.
-
13:25 - 13:27Halo! Dengan Nakayabashi
dari Nakaya Panko. -
13:27 - 13:29Terlalu halus?
-
13:29 - 13:31Tampaknya banyak yang menelepon
saat dia tak di kantor. -
13:32 - 13:34[Berbicara dalam bahasa Jepang]
-
13:34 - 13:35Setelah menyelesaikan penjualan,
-
13:35 - 13:38dia menghadiri rapat pemasaran
tentang peluang usaha baru. -
13:38 - 13:42Ternyata mereka memulai layanan
pengkodean anti-mikrobial dan anti-virus -
13:42 - 13:45untuk restoran juga.
-
13:45 - 13:46Akhirnya selesai!
-
13:48 - 13:50Apa itu pelindung debu?
-
13:50 - 13:52Tidak juga. Ini tanda
bahwa kami sudah selesai. -
13:57 - 14:08[Musik]
-
14:08 - 14:09Aku pulang!
-
14:09 - 14:10Selamat datang!
-
14:14 - 14:15[Rengekan balita]
-
14:15 - 14:19Lucu sekali! Putrinya sangat
merindukan sang ayah! -
14:19 - 14:22Biasanya Sho tak sempat makan malam
bersama keluarga di rumah. -
14:22 - 14:23Jadi dia makan sendirian.
-
14:23 - 14:27Karaage buatan istrinya
terlihat sangat lezat! -
14:27 - 14:29Dan kelihatannya putrinya
senang makan bersamanya. -
14:34 - 14:35[Berbicara bahasa Jepang]
-
14:36 - 14:39Setelah makan malam, Sho biasanya
berkumpul dengan keluarganya, -
14:39 - 14:41mandi, dan bermain dengan putrinya,
-
14:41 - 14:44lalu kemudian tidur sekitar pukul 23.30.
-
14:45 - 14:49Itulah sehari dalam kehidupan
pemilik pabrik panko di Jepang. -
14:49 - 14:52Apa pendapat kalian?
Tinggalkan di kolom komentar. -
14:52 - 14:54Jika kalian suka video ini,
klik tombol like. -
14:54 - 14:58Jika ingin lihat lebih banyak
video Sehari dalam Kehidupan, -
14:58 - 14:59klik subscribe dan tanda lonceng.
-
14:59 - 15:01Sampai ketemu!
- Title:
- Sehari dalam Kehidupan Pemilik Pabrik Panko di Jepang
- Description:
-
Sehari dalam kehidupan seorang pemilik pabrik *panko* di Jepang dan segelintir informasi tentang jam kerja mereka. Kalian juga akan mengetahui jam kerja pekerja pabrik di Jepang. Kami mengikuti Sho, sang pemilik pabrik, dari pagi sampai malam untuk melihat kesehariannya dan bagaimana ia mengisi waktu sebelum dan setelah bekerja. Dia menempuh waktu 10 menit untuk mencapai kantornya yang ada di dalam pabrik. Aku harap kalian menikmati kesehariannya dan budaya kerja Jepang di dalam video ini.
150 tahun yang lalu, dimulai sejak zaman Meiji, bangsa Jepang menggunakan irisan roti untuk membuat *panko*. Dalam bahasa Jepang, 'PAN' artinya roti, dan 'KO' artinya tepung. Para koki Jepang menggunakan irisan roti sebagai bahan pengganti remah roti impor yang umumnya terbuat dari biskuit yang ditumbuk.
Sho adalah pemilik NAKAYA PANKO FACTORY generasi ketiga, sebuah usaha keluarga yang didirikan tahun 1948 oleh kakeknya. Pabrik ini satu-satunya produsen *panko* asli Tokyo karena menghasilkan *panko*, atau tepung roti untuk melapisi gorengan khas Jepang, dari roti yang mereka panggang sendiri. *Panko* buatan pabrik mereka sangat disukai oleh para koki Jepang dan digunakan oleh 60% restoran *Tonkatsu* yang ada di Daftar Panduan Michelin Jepang edisi 2021, warung rumahan, hingga restoran besar seperti Gyutan Negishi. Dalam industri ini, menggunakan *panko* Nakaya diyakini dapat membuat sebuah restoran menjadi terkenal.
- Video Language:
- English
- Team:
- Paolo fromTOKYO
- Duration:
- 15:01
Reno Kanti Riananda published Indonesian subtitles for Day in the Life of a Japanese Panko Factory Owner | ||
Reno Kanti Riananda edited Indonesian subtitles for Day in the Life of a Japanese Panko Factory Owner | ||
Reno Kanti Riananda published Indonesian subtitles for Day in the Life of a Japanese Panko Factory Owner | ||
Reno Kanti Riananda edited Indonesian subtitles for Day in the Life of a Japanese Panko Factory Owner | ||
Reno Kanti Riananda published Indonesian subtitles for Day in the Life of a Japanese Panko Factory Owner | ||
Reno Kanti Riananda edited Indonesian subtitles for Day in the Life of a Japanese Panko Factory Owner | ||
Reno Kanti Riananda published Indonesian subtitles for Day in the Life of a Japanese Panko Factory Owner | ||
Reno Kanti Riananda edited Indonesian subtitles for Day in the Life of a Japanese Panko Factory Owner |