< Return to Video

Sehari dalam Kehidupan Pemilik Pabrik Panko di Jepang

  • 0:00 - 0:04
    Ini adalah sehari dalam kehidupan
    seorang pemilik pabrik panko.
  • 0:11 - 0:14
    Takarir oleh Reno Kanti Riananda
  • 0:16 - 0:18
    [Suara mobil melintas]
  • 0:18 - 0:20
    [Suara langkah]
  • 0:21 - 0:27
    [Bunyi alarm]
  • 0:30 - 0:33
    Ini adalah Sho, usianya 43 tahun
    dan tinggal di Tokyo.
  • 0:33 - 0:36
    Dia bangun lebih pagi daripada
    orang lain untuk bekerja.
  • 0:38 - 0:41
    Dia tinggal bersama istri dan dua putrinya
    di rumah bertingkat dua ini,
  • 0:41 - 0:45
    tetapi dia tidur di kamar terpisah
    agar tak membangunkan yang lain.
  • 0:46 - 0:48
    Sho dan istrinya bekerja purnawaktu
  • 0:48 - 0:51
    sehingga mereka berbagi tugas
    seperti mencuci piring.
  • 0:51 - 1:02
    [Musik]
  • 1:02 - 1:04
    Wah, banyak sekali piringan hitamnya!
  • 1:04 - 1:05
    Berapa jumlahnya?
  • 1:05 - 1:06
    Sekitar 2.000 keping.
  • 1:06 - 1:08
    Yang mana favoritmu?
  • 1:08 - 1:11
    Bukan favorit, tetapi yang paling
    berpengaruh untukku.
  • 1:11 - 1:12
    Kepingan 7 inci ini.
  • 1:12 - 1:14
    Wah, liriknya ditulis di atas kain!
  • 1:14 - 1:20
    Menurutnya, semangat prakarya ini
    juga dia terapkan saat membuat panko.
  • 1:32 - 1:35
    Kau selalu sarapan dengan roti?
  • 1:35 - 1:36
    Ya, ini produksi pabrik kami.
  • 1:38 - 1:40
    Ternyata dia sudah mulai bekerja.
  • 1:40 - 1:42
    Sebagai seorang ayah
    sekaligus pemilik usaha,
  • 1:42 - 1:45
    penting untuk bangun pagi
    demi memaksimalkan harinya.
  • 1:45 - 1:48
    Membaca, senam, dan
    mengorganisir tugas hariannya.
  • 1:49 - 1:51
    Menarik sekali, rumahnya memiliki loteng!
  • 1:51 - 1:53
    Sepertinya dia menyiapkan
    sepatu bot untuk putrinya.
  • 2:07 - 2:10
    Tempat kerja Sho hanya 10 menit
    berjalan kaki dari rumah,
  • 2:10 - 2:12
    cukup langka di Jepang.
  • 2:12 - 2:14
    Setiap pagi, di perjalanannya
    dia mampir ke kuil inari.
  • 2:14 - 2:17
    Kuil ini bernama Bouka Inari,
  • 2:17 - 2:20
    yang dipercaya dapat melindungi
    pengunjungnya dari kebakaran.
  • 2:20 - 2:23
    Sangat penting bagi seseorang yang
    menjalankan pabriknya sendiri.
  • 2:26 - 2:27
    Selamat pagi semua!
  • 2:27 - 2:29
    Aku kembali di episode baru
    "Sehari dalam Kehidupan".
  • 2:29 - 2:34
    Aku sangat bersemangat karena kita akan
    mengunjungi sebuah pabrik khas Jepang.
  • 2:34 - 2:36
    Sebentar lagi Sho akan muncul.
  • 2:36 - 2:38
    Coba kita tanya kabarnya pagi ini.
  • 2:39 - 2:41
    Selamat pagi, apakah tidurmu nyenyak?
  • 2:41 - 2:43
    Nyenyak sekali.
  • 2:43 - 2:46
    Ada banyak koki yang akan
    berkunjung ke pabrik pagi ini.
  • 2:46 - 2:48
    Aku jadi bersemangat.
  • 2:48 - 2:50
    Sho adalah generasi ketiga dari
    pabrik panko Nakaya,
  • 2:50 - 2:53
    sebuah usaha keluarga yang dirintis
    sejak tahun 1948 oleh kakeknya.
  • 2:53 - 2:56
    Hanya panko mereka yang
    diproduksi sepenuhnya di Tokyo,
  • 2:56 - 2:58
    menggunakan roti buatan sendiri
  • 2:58 - 3:01
    untuk memperoleh remah untuk
    gorengan khas Jepang.
  • 3:01 - 3:02
    Panko mereka sangat terkenal
  • 3:02 - 3:05
    dan digunakan oleh 60 persen
    dari restoran tonkatsu
  • 3:05 - 3:06
    di restoran Michelin di Jepang,
  • 3:06 - 3:08
    termasuk restoran seperti Gyutan Negishi
  • 3:08 - 3:10
    bahkan kedai dan warung.
  • 3:10 - 3:14
    Banyak yang meyakini bahwa panko-nya
    sendiri akan membuat restoran naik daun.
  • 3:16 - 3:16
    Selamat pagi!
  • 3:17 - 3:17
    Selamat pagi!
  • 3:21 - 3:23
    Selamat pagi, ini Nakayabashi.
  • 3:23 - 3:24
    Kau perlu satu, baik!
  • 3:24 - 3:28
    Sesampainya di kantor, Sho mulai
    mengorganisir pesanan hari ini.
  • 3:28 - 3:31
    Karena pesanan masuk semalaman
    dari jalur yang berbeda:
  • 3:31 - 3:35
    daring, telepon, pesan singkat,
    surel, bahkan faks.
  • 3:35 - 3:37
    Keleluasaannya sangat mengagumkan,
  • 3:37 - 3:40
    yang menunjukkan komitmennya
    pada layanan pelanggan.
  • 3:40 - 3:42
    Apa kau memang ingin mewarisi usaha ini?
  • 3:42 - 3:43
    Itulah harapannya.
  • 3:43 - 3:46
    Tak biasanya kita melihat
    pekerjaan orang tua kita.
  • 3:46 - 3:50
    Namun, aku berkesempatan
    menyaksikannya sejak kecil.
  • 3:50 - 3:53
    Dia bahkan ikut naik truk ayahnya
    saat mengantar barang.
  • 3:53 - 3:56
    Pabrik panko sangat berpengaruh
    dalam kehidupannya.
  • 3:56 - 3:58
    Semasa kecil,
    Sho menggambar tata letak pabrik
  • 3:58 - 4:01
    dan gambarnya masih tergantung
    di dinding kantor hingga saat ini.
  • 4:01 - 4:03
    Itu saudara laki-lakinya.
  • 4:03 - 4:07
    Dia adalah kojocho, alias manajer pabrik.
  • 4:07 - 4:08
    Setelah finalisasi pesanan hari ini,
  • 4:08 - 4:10
    Sho menentukan kurirnya.
  • 4:10 - 4:12
    Supir mengambil barang di rak dan kulkas
  • 4:12 - 4:15
    lalu memuatnya ke dalam truk
    sesuai penugasan.
  • 4:19 - 4:23
    Mesin ini mencetak denpyo,
    atau slip penjualan,
  • 4:23 - 4:25
    yang diberikan kepada pelanggan
    saat pengantaran.
  • 4:25 - 4:28
    Di Jepang, kebanyakan usaha
    masih menggunakan kertas,
  • 4:28 - 4:31
    sehingga tanda terima seperti ini
    sangat penting.
  • 4:31 - 4:33
    Sho menyiapkan uang tunai
    untuk pengantaran.
  • 4:33 - 4:36
    Masih banyak pelanggannya yang
    lebih suka membayar secara tunai
  • 4:36 - 4:40
    sehingga semua kurirnya mesti
    membawa uang tunai untuk kembalian.
  • 4:41 - 4:43
    Wah, antik sekali!
  • 4:43 - 4:44
    Apa ini masih digunakan?
  • 4:44 - 4:48
    Kami masih menggunakan brankas ini,
    tetapi tidak diisi dengan uang.
  • 4:48 - 4:52
    Ternyata ini kamon, lambang keluarga
    yang diwariskan dari nenek moyang mereka.
  • 4:52 - 4:55
    Karyawan sif pagi berbaris untuk
    mencap kartu mereka.
  • 4:55 - 4:58
    Sesuatu yang umum dalam perusahaan
    Jepang yang masih tradisional.
  • 5:01 - 5:05
    Sementara itu, Sho berkutat
    mengorganisir persediaan di pabrik.
  • 5:05 - 5:08
    Selaku pemilik, penting baginya untuk
    terlibat dalam setiap aspek usaha ini,
  • 5:08 - 5:09
    besar atau kecil,
  • 5:09 - 5:13
    termasuk membersihkan toilet meski pun
    sudah ada yang bertugas untuk itu.
  • 5:13 - 5:16
    Sebagian orang Jepang percaya
    bahwa membersihkan toilet
  • 5:16 - 5:17
    sama dengan membersihkan kebencian.
  • 5:17 - 5:21
    Kalian akan menemukan banyak
    pengusaha sukses yang melakukan hal ini.
  • 5:22 - 5:24
    Apa pekerjaanmu sebelumnya?
  • 5:24 - 5:28
    Setelah tamat kuliah,
    aku bekerja di industri makanan.
  • 5:28 - 5:33
    Lalu bekerja setahun di restoran tonkatsu
    sebelum kembali ke Nakaya Panko.
  • 5:33 - 5:35
    Sho kembali ke mejanya
  • 5:35 - 5:37
    untuk membalas surel dan pesan singkat
  • 5:37 - 5:39
    serta tugas administratif lainnya.
  • 5:39 - 5:42
    Kelihatannya Sho masih harus
    menyelesaikan beberapa pekerjaan.
  • 5:42 - 5:43
    Sambil menunggunya,
  • 5:43 - 5:46
    mari kita manfaatkan waktu
    untuk melihat sekeliling tempat ini.
  • 5:46 - 5:51
    Mari naik ke lantai dua untuk melihat
    proses utamanya yaitu pembuatan panko.
  • 5:51 - 5:54
    Namun, aku harus berganti baju.
    Mari lakukan itu dahulu.
  • 5:56 - 5:58
    Baiklah, sudah siap. Ayo kita mulai!
  • 6:02 - 6:06
    Aku sudah siap untuk menunjukkan
    cara pembuatan roti.
  • 6:06 - 6:10
    150 tahun yang lalu pada zaman Meiji,
    bangsa Jepang menggunakan irisan roti
  • 6:10 - 6:14
    untuk membuat panko, pan untuk roti,
    dan ko untuk tepung.
  • 6:14 - 6:16
    Umumnya produsen menggunakan roti jadi,
  • 6:16 - 6:19
    tetapi Nakaya memproduksi
    roti sendiri di pabrik mereka,
  • 6:19 - 6:21
    menghasilkan 50 jenis panko
    berbeda setiap tahun
  • 6:21 - 6:23
    dengan keunikan tekstur
    dan rasa tersendiri.
  • 6:23 - 6:25
    Langkah pertama, membuat adonan.
  • 6:25 - 6:27
    Pekerja mencampur air, ragi,
    dan tepung terigu,
  • 6:27 - 6:30
    menambahkan garam dan gula,
    lalu menguleni adonan.
  • 6:30 - 6:32
    Lalu ditambahkan minyak
    dan diuleni kembali.
  • 6:32 - 6:35
    Menariknya, bergantung pada
    cuaca pada hari tersebut,
  • 6:35 - 6:37
    pekerja mengatur berapa
    lama adonan difermentasikan
  • 6:37 - 6:41
    serta berapa banyak ragi yang dimasukkan
    untuk menjaga konsistensi produk.
  • 6:41 - 6:44
    Karena produsen terigu
    juga panen setahun sekali,
  • 6:44 - 6:48
    pabrik harus selalu mengatur ulang
    proses dan bahan-bahannya.
  • 6:48 - 6:54
    Itulah seni menghasilkan panko yang
    konsisten dan berkualitas setiap hari.
  • 6:54 - 6:57
    Mesin ini menerima adonan tadi dan
    mengurainya menjadi gumpalan kecil.
  • 6:58 - 7:01
    Kemudian adonan didiamkan di sini
    sekitar 15 hingga 20 menit.
  • 7:03 - 7:06
    Setelah itu, adonan dimasukkan
    ke alat ini untuk dipipihkan.
  • 7:08 - 7:11
    Terakhir, adonan digulung dan diletakkan
    di dalam loyang menggunakan tangan.
  • 7:11 - 7:15
    [Musik]
  • 7:15 - 7:18
    Adonan harus didiamkan
    di ruangan fermentasi
  • 7:18 - 7:20
    yang diatur dengan tingkat kelembapan 90.
  • 7:20 - 7:22
    Kameraku tidak akan masuk ke situ.
  • 7:22 - 7:25
    Setelah itu, proses pemanggangan dimulai.
  • 7:25 - 7:26
    Berapa lama waktu memanggangnya?
  • 7:26 - 7:28
    Sekitar 50 menit.
  • 7:28 - 7:31
    Pabrik memproduksi
    1800 loyang roti per hari.
  • 7:34 - 7:37
    Tekstur dan bentuk rotinya berbeda-beda,
  • 7:37 - 7:38
    tergantung dari produk akhirnya.
  • 7:38 - 7:40
    Pada siklus produksi yang ini,
  • 7:40 - 7:42
    sebelum roti dicabik menjadi
    potongan kecil dalam panko,
  • 7:42 - 7:45
    pekerja harus menguliti bagian luar roti
    dengan pengiris otomatis.
  • 7:45 - 7:50
    [Musik]
  • 7:50 - 7:53
    Rotinya tidak keluar dari oven
    dalam keadaan langsung sempurna.
  • 7:53 - 7:55
    Kadang ada bagian yang keras seperti ini,
  • 7:55 - 7:58
    sehingga pekerja harus memisahkan
    bagian tersebut secara manual.
  • 7:58 - 8:00
    [Musik]
  • 8:00 - 8:02
    Setelah semua pinggiran dikelupas,
  • 8:02 - 8:05
    roti diproses menggunakan mesin khusus.
  • 8:05 - 8:07
    [Musik]
  • 8:07 - 8:11
    Mesin itu mencabik roti menjadi serpihan
    kecil yang akan melewati jaring metal ini.
  • 8:11 - 8:13
    Ukuran lubang pada jaring ini bervariasi
  • 8:13 - 8:16
    yang akan menentukan ukuran panko.
  • 8:16 - 8:20
    [Musik]
  • 8:20 - 8:24
    Pabrik menggunakan 1,3 ton terigu
  • 8:24 - 8:29
    untuk menghasilkan 800 kg atau sekitar
    1.760 pon panko setiap hari.
  • 8:29 - 8:35
    [Musik]
  • 8:35 - 8:37
    Mereka tidak hanya menjual panko,
  • 8:37 - 8:39
    tetapi juga berbagai macam bahan
  • 8:39 - 8:41
    sehingga saat pelanggan datang,
  • 8:41 - 8:44
    mereka bisa membeli panko
    sekaligus bahan masakan lainnya.
  • 8:44 - 8:45
    Mirip dengan toko serba ada.
  • 8:45 - 8:46
    Itu menyenangkan!
  • 8:46 - 8:48
    Sepertinya akan ada pengiriman barang.
  • 8:48 - 8:49
    Ayo kita lihat!
  • 8:51 - 8:54
    Pabrik memastikan kulit roti
    tidak terbuang percuma
  • 8:54 - 8:57
    dengan cara menyumbangkannya
    untuk pakan babi dan ayam.
  • 8:57 - 9:02
    [Musik]
  • 9:02 - 9:07
    [Berbicara dalam bahasa Jepang]
  • 9:07 - 9:12
    Mereka tengah melakukan chorei,
    pertemuan sebelum memulai pekerjaan.
  • 9:12 - 9:15
    Dalam pertemuan ini, mereka
    meninjau tugas hari itu
  • 9:15 - 9:17
    termasuk jika ada masalah
    yang harus diatasi.
  • 9:19 - 9:20
    [Musik]
  • 9:20 - 9:23
    Sho berkeliling lantai produksi
  • 9:23 - 9:24
    untuk melakukan pemeriksaan kualitas.
  • 9:24 - 9:27
    Penting baginya untuk bicara
    langsung dengan para pekerja
  • 9:27 - 9:30
    untuk mendapat masukan
    terkait kondisi dari roti.
  • 9:30 - 9:32
    Sho, bolehkah aku membuat panko?
  • 9:32 - 9:32
    Tentu saja!
  • 9:32 - 9:36
    Mereka mengizinkan aku
    untuk membuat panko sendiri!
  • 9:36 - 9:39
    Kau harus memisahkannya seperti ini.
  • 9:45 - 9:46
    Keren sekali!
  • 9:46 - 9:48
    Wah, aku membuat panko yang sempurna!
  • 9:49 - 9:50
    Apa itu?
  • 9:50 - 9:57
    Ini adalah tepung khusus untuk tonkatsu
    yang membantu panko melekat pada daging.
  • 9:59 - 10:00
    Selanjutnya apa?
  • 10:00 - 10:03
    Ada kunjungan ke pabrik.
  • 10:03 - 10:05
    Apa ada kunjungan setiap hari?
  • 10:05 - 10:07
    Tidak setiap hari.
  • 10:07 - 10:08
    Hanya jika ada permintaan saja.
  • 10:08 - 10:10
    Ada kunjungan sekolah juga setiap tahun!
  • 10:10 - 10:12
    Halo!
  • 10:12 - 10:13
    Halo!
  • 10:13 - 10:16
    Hari ini, para koki dari restoran Italia
  • 10:16 - 10:18
    datang untuk belajar tentang
    produk panko milik Sho.
  • 10:18 - 10:21
    Mereka membawa temiyage,
    hantaran ucapan terima kasih.
  • 10:21 - 10:23
    Dalam budaya bisnis Jepang,
  • 10:23 - 10:27
    lazim untuk memberikan hadiah seperti ini
    jika seseorang membantu kalian.
  • 10:27 - 10:29
    [Berbicara dalam bahasa Jepang]
  • 10:29 - 10:31
    Cocok dipadukan dengan
    sesuatu berwarna merah.
  • 10:31 - 10:33
    Ini adalah kreasi terbarunya!
  • 10:33 - 10:35
    Sukses untuk panko hitam!
  • 10:35 - 10:39
    [Musik]
  • 10:39 - 10:42
    Saat kunjungan, saudara laki-laki Sho
    menguraikan cara pembuatan panko,
  • 10:42 - 10:44
    menjelaskan jenis-jenis panko,
  • 10:44 - 10:47
    serta membagikan kiat
    penggunaannya saat memasak.
  • 10:48 - 10:49
    Sekarang saatnya mencicipi!
  • 10:49 - 10:51
    Apa makanan favoritmu?
  • 10:51 - 10:52
    Yang paling disuka?
  • 10:52 - 10:54
    Aku paling suka ramen.
  • 10:55 - 10:58
    Aku suka tonkatsu, tetapi tak bisa
    menikmatinya dengan wajar.
  • 10:58 - 11:00
    Rasanya seperti sedang bekerja.
  • 11:01 - 11:03
    Terima kasih untuk hari ini.
  • 11:08 - 11:09
    Kau hendak pergi ke mana?
  • 11:09 - 11:11
    Ada barang yang harus diantarkan.
  • 11:25 - 11:27
    Apa kau selalu makan siang di mobil?
  • 11:27 - 11:30
    Saat sibuk mengantar barang,
    aku tak punya waktu untuk makan.
  • 11:30 - 11:32
    Jadi aku makan di mobil.
  • 11:32 - 11:34
    Panko bukan makanan
    yang dimakan begitu saja,
  • 11:34 - 11:36
    tetapi dikombinasikan
    dengan bahan lain
  • 11:36 - 11:39
    untuk menghasilkan katsu atau ikan goreng.
  • 11:39 - 11:41
    Sho bekerja dengan giat untuk
    memahami kebutuhan pelanggan
  • 11:41 - 11:44
    untuk menghasilkan produk
    dengan kualitas terbaik.
  • 11:44 - 11:47
    Dia harus sering bertemu pelanggan
  • 11:47 - 11:49
    untuk melihat bagaimana
    panko-nya disajikan.
  • 11:49 - 11:52
    [Berbicara dalam bahasa Jepang]
  • 11:52 - 11:55
    Perhentian pertama terletak di
    lingkungan kelas atas Nishiazabu.
  • 11:58 - 12:00
    Kami menggunakan belut dan tiram.
  • 12:00 - 12:04
    Hanya dibuka dua kali dalam seminggu
    meningkatkan nilai eksklusifnya.
  • 12:07 - 12:11
    Perhentian selanjutnya adalah restoran
    steak wagyu tungku kayu bakar,
  • 12:11 - 12:13
    in Nishiazabu.
  • 12:14 - 12:15
    Apa yang kau lakukan?
  • 12:15 - 12:19
    Aku sedang mengajarinya cara menggunakan
    tepung uchiko kami untuk membuat katsu.
  • 12:19 - 12:23
    Bisa kau lihat, terdapat jenis panko
    yang berbeda-beda bentuknya.
  • 12:23 - 12:26
    Bagian yang ini lebih banyak tepungnya.
  • 12:26 - 12:29
    Tepuk perlahan untuk menghilangkan
    tepung yang berlebih.
  • 12:30 - 12:31
    Tak sekadar mengantar pesanan,
  • 12:31 - 12:34
    Sho juga memberi instruksi khusus
    sesuai permintaan pelanggan.
  • 12:34 - 12:37
    Dia sangat memahami produknya,
  • 12:37 - 12:39
    sehingga bisa membagikan
    metode persiapan yang rinci
  • 12:39 - 12:41
    baik untuk koki restoran kelas atas
  • 12:41 - 12:42
    maupun koki kedai rumahan.
  • 12:42 - 12:46
    Untuk mengeluarkan potensi tekstur
    dan rasa panko sepenuhnya,
  • 12:46 - 12:49
    mereka menggunakan tepung
    campuran ichiko,
  • 12:49 - 12:52
    yaitu campuran tepung untuk melapisi
    makanan sebelum dicelupkan ke telur,
  • 12:52 - 12:57
    serta teknik khusus untuk menghasilkan
    kulit yang lebih renyah dan bertekstur.
  • 12:57 - 13:02
    Kelebihan panko ini sepertinya mubazir,
    tetapi dibutuhkan untuk hasil terbaik.
  • 13:02 - 13:04
    [Pisau bergerisik]
  • 13:04 - 13:06
    Terdengar sangat renyah!
  • 13:06 - 13:09
    Penggunaan panko dengan teknik tambahan
  • 13:09 - 13:12
    menghasilkan lapisan unik
    yang berduri seperti stalagmit.
  • 13:22 - 13:23
    Kembali ke kantor.
  • 13:23 - 13:25
    Dia harus mengurus penjualan.
  • 13:25 - 13:27
    Halo! Dengan Nakayabashi
    dari Nakaya Panko.
  • 13:27 - 13:29
    Terlalu halus?
  • 13:29 - 13:31
    Tampaknya banyak yang menelepon
    saat dia tak di kantor.
  • 13:32 - 13:34
    [Berbicara dalam bahasa Jepang]
  • 13:34 - 13:35
    Setelah menyelesaikan penjualan,
  • 13:35 - 13:38
    dia menghadiri rapat pemasaran
    tentang peluang usaha baru.
  • 13:38 - 13:42
    Ternyata mereka memulai layanan
    pengkodean anti-mikrobial dan anti-virus
  • 13:42 - 13:45
    untuk restoran juga.
  • 13:45 - 13:46
    Akhirnya selesai!
  • 13:48 - 13:50
    Apa itu pelindung debu?
  • 13:50 - 13:52
    Tidak juga. Ini tanda
    bahwa kami sudah selesai.
  • 13:57 - 14:08
    [Musik]
  • 14:08 - 14:09
    Aku pulang!
  • 14:09 - 14:10
    Selamat datang!
  • 14:14 - 14:15
    [Rengekan balita]
  • 14:15 - 14:19
    Lucu sekali! Putrinya sangat
    merindukan sang ayah!
  • 14:19 - 14:22
    Biasanya Sho tak sempat makan malam
    bersama keluarga di rumah.
  • 14:22 - 14:23
    Jadi dia makan sendirian.
  • 14:23 - 14:27
    Karaage buatan istrinya
    terlihat sangat lezat!
  • 14:27 - 14:29
    Dan kelihatannya putrinya
    senang makan bersamanya.
  • 14:34 - 14:35
    [Berbicara bahasa Jepang]
  • 14:36 - 14:39
    Setelah makan malam, Sho biasanya
    berkumpul dengan keluarganya,
  • 14:39 - 14:41
    mandi, dan bermain dengan putrinya,
  • 14:41 - 14:44
    lalu kemudian tidur sekitar pukul 23.30.
  • 14:45 - 14:49
    Itulah sehari dalam kehidupan
    pemilik pabrik panko di Jepang.
  • 14:49 - 14:52
    Apa pendapat kalian?
    Tinggalkan di kolom komentar.
  • 14:52 - 14:54
    Jika kalian suka video ini,
    klik tombol like.
  • 14:54 - 14:58
    Jika ingin lihat lebih banyak
    video Sehari dalam Kehidupan,
  • 14:58 - 14:59
    klik subscribe dan tanda lonceng,
  • 14:59 - 15:01
    dan sampai ketemu di video berikutnya!
Title:
Sehari dalam Kehidupan Pemilik Pabrik Panko di Jepang
Description:

more » « less
Video Language:
English
Team:
Paolo fromTOKYO
Duration:
15:01

Indonesian subtitles

Revisions Compare revisions