< Return to Video

vimeo.com/.../436881468

  • 0:00 - 0:02
    Namaku Natalia Rivera.
  • 0:02 - 0:04
    Aku mahasiswa program doctor
  • 0:04 - 0:06
    kandidat Doktor, sekarang di Bidang
  • 0:07 - 0:09
    Bahasa dan sastra Hispanik
  • 0:09 - 0:11
    Universitas Pittsburg
  • 0:11 - 0:13
    Aku juga instruktur Bahasa Spanyol dan
  • 0:13 - 0:16
    spesialis Amerika Latin dan sastra Italia
  • 0:16 - 0:18
    dan penelitian disabilitas pokok
  • 0:22 - 0:23
    jadi minatku, minat
  • 0:23 - 0:24
    akademisku sangat
  • 0:24 - 0:26
    terkait dengan
  • 0:26 - 0:28
    pengalaman pribadiku sebagai
  • 0:28 - 0:30
    siswa dan sekarang instruktur
  • 0:30 - 0:33
    dengan disabilitas belajar dan anxietas
  • 0:34 - 0:36
    Jadi ingatan pertama yang
  • 0:36 - 0:38
    kuingat secara pribadi
  • 0:38 - 0:41
    adalah mengamati adanya kendala akses
  • 0:41 - 0:43
    atau sesuatu yang
  • 0:43 - 0:47
    khususnya di tingkat SMU,
  • 0:48 - 0:51
    kurangnya pemahaman tentang
  • 0:51 - 0:55
    berbagai cara belajar yang berbeda
  • 0:55 - 0:57
    dan perbedaan dalam kecepatan
  • 0:57 - 0:59
    memproses, karena dengan
  • 0:59 - 1:01
    diagnosisku akibat ADD.
  • 1:01 - 1:05
    Salah satu pengaruh utama ADD bagiku
  • 1:05 - 1:07
    adalah aku lebih lambat dalam memproses
  • 1:08 - 1:09
    jadi walau aku kuat dalam
  • 1:10 - 1:12
    komprehensi membaca
  • 1:13 - 1:15
    Kecepatan prosesku mempengaruhi
  • 1:15 - 1:16
    kecepatan menulisku, sehingga
  • 1:16 - 1:18
    aku tidak selalu dapat menulis
  • 1:18 - 1:20
    satu paragraf dalam hitungan waktu.
  • 1:20 - 1:22
    Sehingga kami sering bermasalah
  • 1:22 - 1:23
    di pelajaran Bahasa Inggris.
  • 1:23 - 1:25
    Ini terjadi di kelas 10 dan
  • 1:25 - 1:27
    ekspektasinya adalah kami dapat
  • 1:27 - 1:28
    menulis 1 paragraf dalam 30 menit
  • 1:28 - 1:30
    dan seringkali aku butuh waktu
  • 1:30 - 1:32
    lebih, 2x lebih panjang
  • 1:32 - 1:33
    yaitu 1 jam dan kadang aku bahkan
  • 1:34 - 1:35
    tidak dapat menyelesaikan
  • 1:35 - 1:37
    1 paragraf dalam 1 jam
  • 1:38 - 1:41
    dan aku ingat guru bahasa inggrisku
  • 1:41 - 1:43
    saat itu, setelah pelajaran usai
  • 1:43 - 1:45
    saat aku menghampirinya dan berkata
  • 1:46 - 1:48
    "Hai, Aku butuh perpanjangan waktu.
  • 1:48 - 1:51
    Aku tidak mampu menyelesaikan paragrafku
  • 1:52 - 1:54
    ." Dan aku ingat dia menatapku
  • 1:54 - 1:56
    tak percaya dan berkata,
  • 1:56 - 1:58
    " Bila kau tak dapat menulis
  • 1:58 - 1:59
    1 paragraf saja,
  • 1:59 - 2:01
    satu paragraf sederhana dalam 1 jam.
  • 2:01 - 2:03
    Aku tak tau harus bilang apa."
  • 2:03 - 2:09
    Aku ingat saat itu dan setelahnya
  • 2:09 - 2:11
    Saat aku persiapan ujian akhir.
  • 2:11 - 2:13
    Ini juga terjadi di SMA
  • 2:13 - 2:15
    Ini di tahun awal,
  • 2:16 - 2:18
    aku mengambil mapel Sejarah Dunia
  • 2:21 - 2:24
    Aku menghampiri guruku, menyadari karena
  • 2:24 - 2:27
    aku sudah sering advokasi mandiri sejak
  • 2:27 - 2:29
    kecil. Aku sudah tau bahwa
  • 2:31 - 2:33
    pada semua ujian standar
  • 2:34 - 2:37
    ada proses permintaan akomodasi
  • 2:37 - 2:40
    Aku menghampiri ujian sejarah dunia dan
  • 2:40 - 2:44
    maksudku, guruku dan menjelaskan padanya
  • 2:45 - 2:49
    bahwa aku terdaftar dalam kategori
  • 2:50 - 2:52
    disabilitas, bahwa aku punya dokumentasi
  • 2:52 - 2:54
    disabilitas dan aku butuh akomodasi khusus
  • 2:54 - 2:56
    yaitu waktu 1,5 kali lebih panjang.
  • 2:56 - 2:57
    Akomodasi yang sangat umum
  • 2:58 - 3:00
    Dan ia menjawab,"aku tidak keberatan
  • 3:01 - 3:03
    menyediakan akomodasi kelas
  • 3:03 - 3:06
    . Tapi aku tidak yakin apakah perpanjangan
  • 3:06 - 3:09
    waktu disediakan dalam ujian akhir."
  • 3:10 - 3:12
    Dan aku sangat kecewa
  • 3:12 - 3:14
    seorang guru memberikan informasi yang
  • 3:14 - 3:15
    keliru seperti itu padaku
  • 3:15 - 3:19
    karena aku saja sudah tahu sejak usia 16
  • 3:19 - 3:21
    bahwa ujian ATS selalu menyediakan
  • 3:22 - 3:25
    proses permohonan akomodasi.
  • 3:25 - 3:28
    Aku tak percaya bahwa seorang dewasa
  • 3:28 - 3:30
    merasa boleh memberikan informasi
  • 3:30 - 3:32
    keliru seperti itu. Dan aku tahu
  • 3:32 - 3:34
    informasinya itu bukan bermaksud
  • 3:34 - 3:36
    negatif, tapi dia sungguh tidak peduli
  • 3:37 - 3:39
    tentang proses tersebut
  • 3:39 - 3:44
    Ya, informasi keliru yang tidak sengaja,
  • 3:44 - 3:47
    tapi efeknya serupa. Andai ia mengatakan
  • 3:47 - 3:49
    itu kepada murid yang tidak paham
  • 3:50 - 3:54
    bagaimana cara permohonan akomodasi
  • 3:54 - 3:56
    bagaimana memperoleh evaluasi yang
  • 3:57 - 3:59
    dibutuhkan untuk membuktikan
  • 3:59 - 4:01
    kebutuhan akomodasi.
  • 4:01 - 4:03
    Jadi banyak informasi yang keliru ini
  • 4:05 - 4:08
    disebabkan oleh ketidaktahuan
  • 4:08 - 4:10
    dan bukan niat buruk
  • 4:10 - 4:13
    Kurangnya informasi sungguh mengurangi
  • 4:13 - 4:17
    kemampuan murid untuk advokasi mandiri
  • 4:17 - 4:21
    Dalam pekerjaanku sekarang di komunitas
  • 4:21 - 4:24
    hak disabilitas, karena aku telah 2 th
  • 4:24 - 4:27
    bekerja di organisasi hak disabilitas,
  • 4:27 - 4:29
    yaitu Autistic Self Advovacy Network
  • 4:29 - 4:33
    Dan bertemu banyak orang seusiaku
  • 4:35 - 4:37
    Banyak murid yang tidak tahu
  • 4:37 - 4:39
    diagnosanya sampai usia tertentu
  • 4:39 - 4:43
    Saat mereka mengetahui gejalanya, mereka
  • 4:44 - 4:48
    mencari dukungan individu. Jadi aku secara
  • 4:48 - 4:52
    pribadi, mendapat pengetahuan dari ibuku
  • 4:52 - 4:55
    dan pengalamannya sebagai advokat orangtua
  • 4:55 - 4:59
    Kesadaranku tentang tingkat diskriminasi
  • 4:59 - 5:03
    walaupun bersifat tak sengaja, kupikir aku
  • 5:03 - 5:07
    lebih sadar diskriminasi di tingkat SMA
  • 5:08 - 5:12
    Aku telah melakukan advokasi di usia dini
  • 5:12 - 5:16
    aku ingata, di waktu libur sekolah
  • 5:16 - 5:20
    aku ikut ke kantor ibuku. Dan aku bertemu
  • 5:20 - 5:22
    ibu lain dan melihatnya bekerja
  • 5:22 - 5:24
    paruh waktu di grup advokasi
  • 5:24 - 5:28
    orangtua untuk disabilitas ini
  • 5:28 - 5:31
    Aku berterimakasih pada ibuku untuk
  • 5:31 - 5:34
    mengenalkanku pada konsep advokasi
  • 5:34 - 5:37
    mandiri dan menguatkanku untuk
  • 5:37 - 5:40
    menggunakannya dalam segala aspek hidupku
  • 5:40 - 5:44
    pada tingkat profesional dan juga akademik
  • 5:44 - 5:46
    Aku kurang ingat hari Aksi Amerika
  • 5:46 - 5:47
    dengan Disabilitas (AAD)
  • 5:47 - 5:52
    karena aku baru berusia beberapa bulan
  • 5:52 - 5:56
    Tapi, dampaknya bagiku, aku sungguh ragu
  • 5:57 - 5:59
    andai aku sudah lahir 40 th yang lalu
  • 6:00 - 6:03
    bukannya 30 tahun yang lalu, mungkin aku
  • 6:03 - 6:06
    tidak bisa kuliah. Walaupun kuliah,
  • 6:06 - 6:10
    mungkin aku tidak mempertimbangkan PhD
  • 6:12 - 6:14
    bila tidak ada Aksi Amerika dengan
  • 6:14 - 6:16
    Disabilitas Karena di pendidikan S2,
  • 6:16 - 6:18
    tingkat dukungan di pendidikan S1
  • 6:18 - 6:22
    setidaknya di akademi kesenian liberal
  • 6:23 - 6:25
    yang cenderung lebih mendukung,
  • 6:25 - 6:27
    sangat berbeda dari S2
  • 6:27 - 6:30
    yang hampir tidak ada tingkat dukungannya.
  • 6:31 - 6:33
    Kurasa semua siswa S2 merasakannya
  • 6:33 - 6:35
    Jadi tanpa aksi AAD, aku tiidak yakin
  • 6:35 - 6:37
    apakah aku akan seberuntung ini
  • 6:37 - 6:41
    untuk dapat kuliah, jadi ini memberi
  • 6:42 - 6:46
    perlindungan yang kubutuhkan di luar
  • 6:46 - 6:50
    harapanku, ya kan? Jadi aku merasa
  • 6:50 - 6:52
    diberikan hidup yang istimewa dan
  • 6:52 - 6:54
    aku bersyukur untuk kesempatan akademisku,
  • 6:54 - 6:58
    aku tahu banyak siswa lain yang berhak
  • 6:58 - 7:01
    namun tidak berkesempatan seperti aku, aku
  • 7:01 - 7:05
    tak hanya berterimakasih pada keluargaku
  • 7:05 - 7:09
    untuk dedikasi mereka dalam mengadvoaksi,
  • 7:09 - 7:11
    namun juga untuk aksi AAD.
  • 7:12 - 7:14
    Disabilitas banyak terjadi di keluargaku
  • 7:14 - 7:16
    Disabilitas perkembangan saraf,
  • 7:16 - 7:18
    disabilitas belajar. Aku punya sepupu
  • 7:19 - 7:21
    yang mengalami spektrum Autis
  • 7:21 - 7:25
    Aku tidak berpikir, dia memperoleh
  • 7:25 - 7:29
    perlindungan dari aksi AAD dalam kualitas
  • 7:30 - 7:33
    yang sama denganku.
  • 7:34 - 7:36
    Sayangnya, karena masih ada
  • 7:36 - 7:38
    stigma budaya
  • 7:39 - 7:43
    Apa lagi bila spektrum autis terjadi
  • 7:43 - 7:47
    bersama disabilitas intelektual, namun ia
  • 7:47 - 7:51
    meraih gelar D3nya dengan dukungan minimal
  • 7:51 - 7:55
    karena AAD menguatkanku, aku siap
  • 7:55 - 7:59
    jadi instruktur yang menawarkan bimbingan
  • 8:00 - 8:03
    bagi murid dengan disabilitas. Aku punya
  • 8:03 - 8:07
    murid disabilitas dan aku merasa karena
  • 8:07 - 8:10
    pengalaman pribadiku sebagai murid
  • 8:11 - 8:15
    dengan disabilitas, aku lebih siap untuk
  • 8:15 - 8:19
    kerja bersama murid berkebutuhan khusus
  • 8:19 - 8:23
    dan aku siap mengakomodir dan setidaknya
  • 8:23 - 8:26
    berusaha membuat murid merasa mereka
  • 8:26 - 8:28
    anggota kelasku yang bernilai.
  • 8:28 - 8:30
    Aku bukan guru yang sempurna.
  • 8:30 - 8:31
    Aku masih butuh banyak belajar,
  • 8:31 - 8:34
    ku rasa tingkat kemanusiaan lah yang
  • 8:34 - 8:38
    mampu menyambungkan dengan banyak murid
  • 8:39 - 8:41
    dan aku lebih bisa berkomunikasi
  • 8:41 - 8:45
    dengan mereka. AAD mempermudahku
  • 8:45 - 8:48
    untuk menjadi bermanfaat sebagai instuktur
  • 8:48 - 8:51
    Namun aku ingat sebuah wawancara dengan
  • 8:51 - 8:54
    muridku yang mengalami spektrum autis,
  • 8:54 - 8:58
    yang masuk ke akademi khusus bagi
  • 8:58 - 9:00
    murid dengan disabilitas belajar
  • 9:01 - 9:07
    Dan dia mengamati dengan seksama tentang
  • 9:11 - 9:13
    disabilitas belajar dan fokus mereka pada
  • 9:14 - 9:18
    pelatihan vokasional dibanding pelatihan
  • 9:18 - 9:23
    akademis. Dia siswi pintar yang ingin
  • 9:26 - 9:30
    meraih gelar kemanusiaan dan Kesenian
  • 9:30 - 9:32
    Liberal, namun dia tidak bisa mengambil
  • 9:32 - 9:36
    Filosofi misalnya atau Sejarah Umum.
  • 9:37 - 9:40
    Dan cara kelas dan kursus berlangsung,
  • 9:40 - 9:44
    Kurikulum bagaimana semua pilihan akademis
  • 9:44 - 9:47
    disusun di kampus tertentu
  • 9:47 - 9:51
    memaksa ide bahwa jurusan akademis
  • 9:51 - 9:55
    favorit tidak sesuai dengan murid
  • 9:55 - 9:57
    yang memiliki disabiltas intelektual atau
  • 9:57 - 10:01
    mungkin gangguan belajar. Dan dia mengeluh
  • 10:02 - 10:06
    dan aku setuju dengan pemikirannya.
  • 10:06 - 10:08
    Ia mengeluh karena tidak bisa mengikuti
  • 10:08 - 10:10
    jurusan umum yang dia inginkan. Ia ingin
  • Not Synced
    menjadi ahli sejarah. Orang tidak akan
  • Not Synced
    membaca peraturannya dengan seksama, dalam
  • Not Synced
    upaya mereka untuk menyertakan orang lain,
  • Not Synced
    mereka tanpa sengaja membatasi pilihan
  • Not Synced
    buntuk anyak murid karena mungkin ada murid
  • Not Synced
    yang sangat ingin belajar fisika, kan?
  • Not Synced
    Tapi mereka butuh perpanjangan waktu untuk
  • Not Synced
    menyelesaikan tugas, tapi ini hanya di kampus
  • Not Synced
    yang berlangsung 4 tahun
  • Not Synced
    Mekanisme ini tidak menyediakan sistem
  • Not Synced
    pendukung untukmurid berkebutuhan khusus
  • Not Synced
    yang ingin mengambil mata kuliah umum.
  • Not Synced
    Dalam hal ini, walaupun dengan semanngat
  • Not Synced
    AAD, dengan peraturan tertulis seperti itu
  • Not Synced
    mereka seperti membenarkan eksklusi sosial
  • Not Synced
    dan akademis bagi murid yang ingin memilih
  • Not Synced
    kuliah umum, tapi ku pikir dalam hal ini,
  • Not Synced
    tingkat pelaksanaannya sangat berbeda. Hal
  • Not Synced
    lain yang ingin kutambahkan, sebagai
  • Not Synced
    pengamatan pribadi saja sebagai instruktur
  • Not Synced
    pelaksanaan rutin dari Amendment 2009
  • Not Synced
    sangatlah penting, karena memperluas
  • Not Synced
    kategori disabilitas termasuk bermacam
  • Not Synced
    protein, maksuku. Disabilitas yang
  • Not Synced
    sangantinkonsisten. Misalnya
  • Not Synced
    seperti pada Kanker atau penyakit autoimun
  • Not Synced
    yang akhirnya dicantumkan dalam kategori
  • Not Synced
    disabilitas yang lebih luas ini
  • Not Synced
    Amendment 2009 sangat penting karena
  • Not Synced
    menjelaskan bahwa disabilitas tidak harus
  • Not Synced
    stabil, tidak harus konsisten.
  • Not Synced
    Disabilitas fisik yang dianggap konsisten
  • Not Synced
    sebagai disabilitas yang masuk kategori
  • Not Synced
    dalam peraturan ini. Kesimpulannya
  • Not Synced
    disabilitas baik fisik maupun mental yang
  • Not Synced
    sifatnya tidak konsisten atau mengalami
  • Not Synced
    periode remisi. Seperti gangguan Bipolar
  • Not Synced
    Yang bagus dalam Amendment 2008 adalah
  • Not Synced
    jelas tidak menentang pemikiran seperti
  • Not Synced
    gangguan bipolar, saat kau mengalami
  • Not Synced
    episode manik depresif yang pada tingkat
  • Not Synced
    institusi, tetap harus menyediakan
  • Not Synced
    dukungan yang cukup untuk orang
  • Not Synced
    yang mengalami siklus perubahan. Dan yang
  • Not Synced
    aku amati di tingkat kuliah, khususnya prodi
  • Not Synced
    ilmiah mereka memasukkan hal yang bagiku
  • Not Synced
    hampir tak berdasarkan peraturan.
  • Not Synced
    Kau melihat panduan kuliah S1 dan S2,
  • Not Synced
    mereka memiliki kebijakan yang aneh
  • Not Synced
    yang mengharuskan kau untuk mengungkapkan
  • Not Synced
    pada dosenmu di 2 minggu pertama pada
  • Not Synced
    semester dimana kau mengalami disabilitas.
  • Not Synced
    Masalahnya banyak disabilitas yang tidak
  • Not Synced
    bisa begitu, Ada masa dimana kau bisa
  • Not Synced
    berfungsi (seperti normal) Dan ada masa
  • Not Synced
    kau tidak bisa. Sebagaimana pemahaman
  • Not Synced
    sosial, kan? Dan khususnya untuk siswa,
  • Not Synced
    ini tidak asing bagi siswa yang
  • Not Synced
    terdiagnosa di usia saat baru mulai kuliah
  • Not Synced
    di masa transisi, gejala tertentu yang tak
  • Not Synced
    menyebabkan disabilitas tiba-tiba menyebabkannya
  • Not Synced
    ketika kau masuk kuliah. Dan kebijakan itu
  • Not Synced
    pada dasarnya
  • Not Synced
    memberikan informasi yang keliru bagi
  • Not Synced
    siswa, membuat mereka berpikir mereka tak
  • Not Synced
    bisa meminta dukungan saat mereka mencapai
  • Not Synced
    titik dimana kondisi mereka sangat melumpuhkan
  • Not Synced
    sampai mereka tak dapat memenuhi syarat dalam kurun waktu yang ditentukan. Seperti ada
  • Not Synced
    mekanisme untuk memberikan pemahaman
  • Not Synced
    keliru bahwa kau tak dapat memperoleh dukungan di masa selanjutnya
  • Not Synced
    dalam semester tsb. Jadi, sepertinya walau
  • Not Synced
    pun ada perlindungan yang ditetapkan, ketidaktahuan institusi
  • Not Synced
    dan pelaksanaan rutin terus jadi masalah.
  • Not Synced
    Bila aku dapat memilih 1 hal yang harus diubah dalam hal akses
  • Not Synced
    aku akan memulai abstrak singkat dan kemudian menjelaskan maksudku
  • Not Synced
    Kita harus mengatasi konsep otonomi ini
  • Not Synced
    Apa maksudku? Aku banyak berpikir tentang
  • Not Synced
    aktivis hak disabilitas, ketika kita berpikir tentang advokasi, yang mereka pikirkan
  • Not Synced
    dalam hal gerakan bersama akar rumput,
  • Not Synced
    ada penekanan dalam hal hubungan, dan dukungan timbal balik
  • Not Synced
    Dan saya pikir hanya dalam
  • Not Synced
    budaya barat, tanggungjawab untuk mencari
  • Not Synced
    akomodasi sosial untuk disabilitas
  • Not Synced
    diemban oleh individu saja, bukan masyarakat
  • Not Synced
    Aku rasa AAD memberikan kesan tsb, kan?
  • Not Synced
    Bahwa akomodasi sosial yang sebenarnya
  • Not Synced
    disarankan, benar?
  • Not Synced
    Tanggungjawab Sosial, namun dalam praktik
  • Not Synced
    tidak berlaku tanggungjawab bersama dan aku sering melihat ini pada tingkat administrasi universita
  • Not Synced
    Jadi ketika siswa mulai kuliah, tidak saja
  • Not Synced
    kau bertanggungjawab pada manajemen waktu
  • Not Synced
    belajar hidup mandiri untuk pertama kali
  • Not Synced
    Belajar tinggal dengan teman sekamar, yang mungkin tidak mudah bagimu bila kau
  • Not Synced
    siswa dengan disabilitas. Kau juga bertanggungjawab untuk mengatur akomodasimu sendiri
  • Not Synced
    dan bergantung pada akomodasi yang kau
  • Not Synced
    butuhkan, ku rasa di tingkat S1, pengalamanku
  • Not Synced
    tidak terlalu sulit. Aku masih bisa mengatasinya. Tapi di tingkat S2,
  • Not Synced
    meminta akomodasi baru, berdasarkan kebutuhan barumu
  • Not Synced
    akibat perubahan pekerjaan dan
  • Not Synced
    keseluruhan. Tugasmu menjadi lebih menuntut,
  • Not Synced
    pada tingkat S2
  • Not Synced
    Harus ada cara untuk akomodasi sosial
  • Not Synced
    dan akademik untuk dipertimbangkan kembali
  • Not Synced
    sebagai tanggungjawab bersama. Tapi pada
  • Not Synced
    tingkat administrasi, ada tanggungjawab
  • Not Synced
    bagi siswa untuk berhasil yang bukan hanya
  • Not Synced
    beban otonomi, tapi tanggungjawab bersama
  • Not Synced
    Tugas bersama
  • Not Synced
    Aku pikir sebagai bagian komunitas kita
  • Not Synced
    berperan untuk mengidentifikasi organisasi hak disabilitas yang
  • Not Synced
    aktif bekerja dalam menyediakan
  • Not Synced
    dukungan dan layanan
  • Not Synced
    dan tidak fokus kepada aspek penyembuhan, yang
  • Not Synced
    tidak membiarkan kita menunjukkan kebutuhan sosial tsb
  • Not Synced
    Aku pikir organisasi seperti Autistic
  • Not Synced
    Self Advocacy Network, tempat kerjaku,
  • Not Synced
    punya program pusat advokasi yang unggul
  • Not Synced
    Mereka sungguh menyediakan sumber yang mudah secara kognitif untuk advokasi
  • Not Synced
    politis, misalnya. Dan mereka menguatkan
  • Not Synced
    siswa dengan cara tsb, untuk advokasi
  • Not Synced
    dukungan di kampus perkuliahan
  • Not Synced
    Melihat organisasi yang menguatkan
  • Not Synced
    orang untuk advokasi mandiri dengan
  • Not Synced
    keterampilan yang mereka miliki, untuk
  • Not Synced
    merasa hidup mereka berharga sebagaimana adanya
Title:
vimeo.com/.../436881468
Video Language:
Korean
Team:
ABILITY Magazine
Duration:
18:26

Indonesian subtitles

Incomplete

Revisions Compare revisions