-
Alih bahasa oleh Tim My Princess di Viki
-
Episode 5
-
Apakah Anda berkenan?
-
Tempatnya sangat indah.
-
Aku tak pernah tahu bahwa ada istana seperti ini di negara kita.
-
Istana ini khusus dibangun untuk Anda, Yang Mulia.
-
Dibangun secara rahasia, menunggu kedatangan sang Putri Raja.
-
Lalu...?
-
Yang Mulia akhirnya akan memasuki istana ini.
-
Melihat Yang Mulia akan melanjutkan
sejarah Keluarga Kerajaan,...
-
...aku takkan menyesal bila aku mati sekarang.
-
Ini tanda dari sebuah harapan besar.
-
Kupu-kupu pada musim salju sedingin ini.
-
Kupu-kupu itu pasti sudah lama
menunggu kedatangan Anda, Yang Mulia.
-
Apakah Anda ingin berkeliling untuk melihat-lihat?
-
Tempatnya amat luas.
-
Terlalu besar untuk didiami seorang diri.
-
Namun, Anda akan menikah dan
membangun sebuah keluarga Kerajaan.
-
Menikah?
-
Hal itu untuk masa depan.
-
Sementara, silakan beristirahat dengan nyaman di sini.
-
Satu minggu lagi, aku akan secara resmi,
memperkenalkan Yang Mulia kepada umum.
-
Sebenarnya, aku masih tak nyaman dengan
sebutan 'Putri Raja', dan topik Keluarga Kerajaan.
-
Aku datang ke sini sebab aku tak bisa terima
penghinaan orang terhadap nama ayahku.
-
Anda satu-satunya yang terpikir,
yang mampu menghentikan tuduhan itu.
-
Tolong, bantu aku.
-
Hei.
-
Ada yang menunggu Anda di dalam.
-
Siapa?
-
Ibu Anda ada di sini.
-
Ibu?
-
Ibu!
-
Oh!
-
Eh..
-
Ibu!
-
Yang Mulia, Tuan Putri.
-
Ibu, mengapa begitu?
-
Aduh, bagaimana ini?
-
Aku tak tahu, Anda seorang Putri Raja.
-
Saat itu kupikir jalan terbaik adalah
membesarkan Anda seperti anakku sendiri.
-
Ibu sedang bicara apa?
-
Eh..
-
Bolehkah aku memeluknya?
-
Oh, anakku.
-
Oh Seol! Aku...
-
Anakku, Seol.
-
Bagaimana kabarnya Hae Young?
-
Kau belum dihubungi?
-
Sebuah keputusan telah dibuat pagi ini.
-
Wartawan dari seluruh dunia datang,
hanya untuk mengambil gambarmu.
-
Berita utama adalah, "Generasi Ketiga Chaebol cinta pada Putri" dan" Sebuah dunia baru penggabungan hubungan politik dan bisnis."
-
Selamat pagi, Tn. Park.
-
Kau masuk kerja juga.
-
Tampaknya kementerian luar negeri dan
perdagangan agak lunak memberi izin masuk.
-
Mengizinkan wartawan kelas tiga masuk ke sini.
-
Aku tak menulis berita berdasarkan asumsi.
-
Aku hanya menulis berita yang bisa dipertanggung-jawabkan.
-
Kau kakak Lee Seol, bukan?
-
Ya.
-
Istana Putri sudah selesai, sebab itu
wartawan di sekitar sini akan berangsur pergi.
-
Untuk sekarang, akan sulit untuk meneruskan bisnis denganmu.
-
Aku telah mengirimkan pengawal, jadi tak
usah khawatir tentang keselamatan pribadimu.
-
Ada berapa pengawal di luar sana?
-
Lokasi ini amat luas, jadi tak ada
gunanya bila pengawalnya hanya sedikit.
-
Lagi pula, bagaimana kau bisa membantuku?
-
Bila kau takkan membantuku sampai akhir,
tak usah repot-repot sejak awal.
-
Tak ada yang lebih membuatku kecewa,
dari memberi kemudian merampasnya kembali.
-
Namamu Lee Dee Ahn, bukan?
-
Bila kau dalam kesulitan, hubungi aku kapan saja.
-
Aku sudah mencari sang Putri selama 20 tahun.
-
Aku sangat berharap Yang Mulia ada di luar sana.
-
Ah, itu cerita lama.
-
Sebenarnya, saat aku sedang membesarkannya,...
-
...aku ingin tahu seperti apa orang tua kandungnya.
-
Ia tampak lain dari orang kebanyakan.
-
Ibu, bagaimana beda diriku dengan orang lain?
-
Sejak masih kecil, ia sudah punya kharisma.
-
Ia tak tahan melihat ketidak-adilan.
-
Ia rajin belajar hingga aku tak perlu menyuruhnya belajar.
-
Oh, begitukah?
-
Ah, mungkin...
-
Mungkin agak seperti ini.
-
Ah.
-
Apakah ada anak lain yang seperti dia, di dunia ini.
-
Anakku adalah seorang Putri Raja.
-
Ibu akan datang ke sini lagi.
-
Jangan menangis dan jaga kesehatanmu, ya Putri Rajaku?
-
Ibu.
-
Yang Mulia, aku pergi dulu.
-
Apakah Yang Mulia ingin pulang?
-
Ibu pasti menangis sendiri di dalam mobil itu.
-
Aku datang ke sini dengan mendadak.
-
Aku juga memiliki beberapa barang untuk dikemas.
-
Ada beberapa barang yang ingin kubawa ke sini.
Apakah aku boleh pulang sebentar?
-
Apakah Anda punya keyakinan untuk kembali lagi ke sini?
-
Bukankah Anda ingin membersihkan nama Ayah Anda?
-
Maaf tapi itu hanya bisa dicapai
dengan otoritas Keluarga Kekaisaran.
-
Andalah satu-satunya yang mampu,
membangun kembali keluarga Kerajaan.
-
Bila Yang Mulia tak bersedia,
tak ada yang bisa dilakukan oleh siapa pun.
-
Anda harus memutuskan, apakah akan
melanjutkan pemulihan ini atau tidak.
-
Putri merasa lelah kemudian langsung beristirahat.
-
Hmm.
-
Aku di sini, Pak Ketua.
-
Baik, duduklah.
-
Pasti kau sudah dengar, sang Putri sudah masuk ke istana.
-
Kita harus membentuk yayasan Keluarga Kerajaan,
lebih cepat dari yang kita perkirakan.
-
Maaf?
-
Sudah hampir selesai.
-
Yoon Joo, apa yang kau inginkan?
-
Apa maksud Anda?
-
Demi kemajuan Grup Dae Han,...
-
...aku tahu kalian berdua telah bekerja keras.
-
Aku tahu sekali hal ini.
-
Sebelum aku menyumbangkan semua asetku,...
-
...aku ingin berbuat sesuatu untukmu.
-
Aku ingin mengabdikan seumur hidupku,
mematuhi perintahmu, pak Ketua.
-
Aku ingin memberikan Museum Hae Young.
-
Namun, itu...
-
Tak apa, pak Ketua.
-
Aku tak bermaksud demikian.
-
Baik.
-
Apa yang bisa kuberikan padamu?
-
Apakah Anda akan mengijinkan aku untuk
mengelola yayasan Keluarga Kerajaan?
-
Yoon Joo.
-
Bila aku membangun yayasan itu sesuai dengan keinginan pak Ketua...
-
...Hae Young Oppa tak bisa berbuat semaunya terhadap sang Putri.
-
Terima kasih.
-
Aku sangat berterima kasih.
-
Mengapa kau lakukan itu?
-
Direktur yayasan tersebut?
-
Mengapa kau harus melakukan itu?
-
Mengapa kau mau bertanggung jawab untuk itu?
-
Itu sesuatu yang membuat Pak Ketua senang.
-
Besok pagi...
-
...bicaralah pada pak Ketua lagi.
-
Bilang bahwa kau tak bisa melakukannya.
-
Aku tak mau.
-
Mengapa sikapmu seperti ini?
-
Posisi itu tak pantas kau dambakan.
-
Jangan coba menghalangiku.
-
Aku tak ingin melupakan posisiku sebagai anakmu juga.
-
Alih bahasa oleh Tim My Princess di Viki.
-
Secara resmi aku memperkenalkan diriku.
-
Aku bertanggung jawab atas hidup Anda di
istana, kepala rumah tangga. Yang Mulia.
-
Aku Kepala Pelayan Wanita, Hong In Ae.
-
Aku pelayan wanita, Shin Mi So.
-
Mohon, Anda menerima kami.
-
Aku tak tahu berapa lama, namun
sementara ini tolong bantu aku baik-baik.
-
Aku sangat lelah.
-
Aku ingin beristirahat sendirian.
-
Silakan, beristirahat dengan tenang, Yang Mulia.
-
Tak muat.
-
Malam pertama di tempat asing.
-
Bathin dan suhu badanku setinggi 39.5 derajat?!
-
Apakah Seol sedang sakit?
-
Bila suhu badan 30.5 derajat Celcius,
bukankah orang itu bisa mati?
-
Herannya, orang takkan mati semudah itu.
-
Selamat pagi.
-
Ah!
-
Halo, profesor.
-
Profesor.
-
Kau sudah dengar beritanya?
-
Seol sudah masuk ke dalam istana?
-
Masuk?
-
Benarkah Seol masuk ke istana?
-
Ia masuk ke istana yang baru dibangun.
-
Lalu tak ada kabar lainnya?
-
Saat kucari di internet, tampaknya mungkin ia sedang sakit.
-
Aku tak tahu pasti.
-
Ya.
-
Profesor!
-
Anda diminta datang ke kantor pak Rektor.
-
Baik.
-
Aku senang Anda menyukainya, pak Rektor.
-
Kau tak perlu membawakan yang seperti ini.
-
Oh, baik.
-
Kudengar bahwa Putri Raja itu adalah
seorang mahasiswi di kampus kita.
-
Aku sungguh terkejut.
-
Ia mahasiswi profesor Nam.
-
Itu sebabnya aku mengusulkan dirinya,
sebagai direksi yayasan Keluarga Kerajaan.
-
Ya?
-
Masuk dan duduklah.
-
Bagaimana kabarmu?
-
Direktur Yayasan Keluarga Kerajaan,
lumayan bagus untuk karirmu.
-
Sungguh, tolong pertimbangkan tawaran ini.
-
Nam Jung Woo yang sekarang,
karirnya tak terlalu buruk juga.
-
Hampir seperti mujizat, tanpa dukungan khusus
atau uang bisa jadi Profesor di kampus ini.
-
Apa maksudmu kau tak punya dukungan?
-
Ada aku.
-
Benarkah?
-
Bila demikian, gunakan koneksimu,
dan beritahu aku di mana lokasi istana itu.
-
Agar aku bisa mengunjungi sang Putri.
-
Kau perlu apa dengannya?
-
Kunjungan rumah saja.
-
Halo, Tuan Muda.
-
Ya.
-
Ada apa kau kemari?
-
Kami sedang membuat daftar aset
untuk proses pengembaliannya nanti.
-
Rumah ini atas nama pak Ketua.
-
Aku paham, jadi kalian boleh pergi.
-
Ya.
-
Baik, kita mulai.
-
Ya!
-
Apa?
-
Sepatumu!
-
Kalian sedang apa?
-
Hei!
-
Kembalikan...
-
Tunggu!
-
Kalian sedang apa?
-
Apakah aku punya hutang? Mengapa
kalian menempelkan stiker dimana-mana?
-
Aku tahu tampaknya tak bagus...
-
...namun kami harus melakukannya agar
jelas kami sudah mengerjakan tugas kami.
-
Ah.
-
Baik,...baik!
-
Aku bertanya sebab aku tak mengerti logikanya.
-
Rumahnya, aku paham.
-
Sisanya, kubeli dengan uangku sendiri.
-
Mengapa kau lakukan ini semua?
-
Tuan Muda memakai kartu kredit yang
dibuat atas nama Presiden Perusahaan.
-
Apa?
-
Lalu?
-
Disamping barang yang dibeli di luar negeri dengan uang tunai,...
-
...Anda harus menyerahkan semuanya.
-
Tunggu sebentar.
-
Apa?
-
Oh, berikan itu padaku.
-
Pasti mengesalkan diusir dari rumahmu
sendiri ditengah musim salju.
-
Hati-hati di jalan.
-
Maaf,...
-
...Dong Jae.
-
Dong Jae.
-
Ya, Tuan Muda...
-
Kau sedang bergurau denganku, bukan?
-
Begitu, bukan?
-
Aku akan mengunci pintunya.
-
Kau takkan pergi?
-
Apakah aku harus menggunakan fisik?
-
Baik.
-
Aku pergi.
-
Huh?
-
Aku akan pergi.
-
Kubilang, aku akan pergi.
-
Aah! Benar-benar!
-
Apa yang terjadi dengan daftar penarikan
barang yang akan dikembalikan?
-
Ini daftarnya.
-
Yang diutamakan adalah lahan
perumahan, saham dan aset tunai.
-
Mengapa setebal ini?
-
Kau akan tinggal di mana mulai hari ini?
-
Rumah di Pyeongchangdong sedang kosong.
-
Sementara, aku akan tinggal di sana...
-
Tampaknya aku tak bisa ke sana.
-
Apartemen Cheongdamdong,
Vila Kimpo dan Resor Jejudo...
-
Ini tak benar.
-
Ini sungguh tak benar!
-
Jeju ini adalah hadiah ulang tahunku yang ke 8.
-
Itu milikku. Siapa yang memutuskan untuk disumbangkan?
-
Ayahmu yang memberi hadiah itu padamu.
-
HIngga kini, aset itu masih atas nama Ayahmu.
-
Sekarang sudah dialihkan atas nama pak Ketua.
-
Apa?
-
Apa?
-
Alih bahasa oleh Tim My Priencess di Viki
-
Tuan Putri...
-
Kau hanya membeli jepit rambut untuk dirimu,
sisanya semua untuk orang lain.
-
Itu untuk ibu dan kakakku.
-
Aku pusat perhatian satu-satunya dalam keluargaku,...
-
...namun kini, aku tinggal di istana, rumahku mungkin sangat sepi.
-
Tuan Putri, kau sangat cantik!
-
Terima kasih!
-
Yupiter Z
-
Ukuran berapa ini?
-
Yang ini dan...
-
Oh Tuan Putri, kau cantik sekali!
-
Mengapa ia ada di sini?
-
Anda sangat cantik!
-
Mengapa ia ada di sini?
-
Lanjutkan pekerjaanmu.
-
Kau sedang apa di sini?
-
Mengapa kau ada di sini?
-
Apa yang membawamu ke sini Tn. Park, siapa
pemilik tunggal Mall Dae Han dan Grup Dae Han?
-
Aku?
-
Aku sedang...
-
...memeriksa penjualan di sini...
-
Kalian berdua cocok sekali.
-
Aku sibuk dengan tugas resmi
sekarang, jadi, sampai jumpa.
-
Tampaknya kartu ini diblokir, pak.
-
Oh.
-
Coba yang ini.
-
Yang ini juga tidak bisa.
-
Yang ini juga?
-
Lee Seol.
-
Ini Park Hae Yeong.
-
Di mana?
-
Aku dengar tentang larangan bepergian itu.
-
Apakah Anda yang memerintahkannya, pak Presiden?
-
Tidak, aku diberitahu tentang hal itu.
-
Anehnya, aku menerima banyak laporan tentang dirimu.
-
Apa pun, aku yakin keadaanmu sedang rumit.
-
Pak Presiden, mengapa Anda menyetujui
pelestarian Keluarga Kerajaan itu?
-
Aku sudah mengumumkannya pada rakyat.
-
Aku percaya bahwa ini bisa memberi pengetahuan
kepada rakyat tentang Keluarga Kerajaan.
-
Dengan cara menunjuk seorang mahasiswi yang kekanak-kanakan?
-
Darah Keturunan Raja akan berbeda, bagaimana pun juga.
-
Bila Anda bertemu langsung dengannya,
Anda akan berubah pikiran.
-
Mengangkat gadis seperti itu sebagai Putri, adalah sikap kakek yang tak bertanggung jawab.
-
Memulihkan Keluarga Kerajaan, pasti akan mendapat banyak perhatian rakyat.
-
Pada akhirnya, Anda akan kesulitan menanganinya.
-
Aku pun berpendapat yang sama.
-
Namun kita tak dapat membatalkan pemilihannya
sebab konflik kita dengan partai Geum Ja.
-
Kakekmu menjadi sebab terpenting
mengapa kita tak bisa membatalkannya.
-
Menurut pendapatmu, apa yang bisa kita lakukan?
-
Oh, aku sudah biasa dengan ini. Ini tak perlu.
-
Jadi pak Presiden,
apakah kau sering mendonorkan darah?
-
Oh tentu saja. Sekali dalam sebulan.
-
Ya, aku ke sini hampir 100 kali setahun.
-
Terima kasih perhatiannya. Cukup dulu ya.
-
Ya.
-
Tolong disempurnakan gambarnya.
-
Ya.
-
Hei perawat, cabutkan jarumku ini.
-
Astaga, ini membuatku pening.
-
Aku menderita anemia.
-
Kau sudah ditusuk, jadi teruskan saja mendonornya.
-
Lain kali, Pak Presiden.
Aku akan melakukannya sendiri.
-
Jujurnya, apakah kita bersahabat?
-
Tak seharusnya kita berdua
berbaring berdekatan seperti ini.
-
Kau akan terus bersikeras
menentang Keluarga Kerajaan?
-
Perasaanku sedang senang, mendonorkan
darah mengapa kau sebut hal itu lagi?
-
Sang Putri sudah memasuki istananya yang baru.
-
Apa yang Anda katakan?
Apakah istana itu semacam hotel?
-
Sang Putri masuk istana secepat itu,
aku tak pernah bisa menyetujuinya.
-
Sudah menjadi berita umum, kita tak
bisa menyembunyikan dirinya di suatu tempat.
-
Tak ada yang bisa kita lakukan
untuk mengatur kejadian ini.
-
Bila kau tak setuju, tak seharusnya kau
terbitkan skandal tentang sang Putri sejak awal.
-
Akhirnya, jawaban yang benar adalah keputusan masyarakat.
-
Tolong, jangan tekan sang Putri lebih jauh.
-
Sungguh?!
-
Ya.
-
Tuan Putri!
-
Perlahan-lahan. Orang sakit tak boleh berlari
seperti itu. Anda akan sakit bila jatuh.
-
Kakak, bagaimana penampilanku?
-
Apa?
-
Bila ditanya mendadak begini...
-
Tidak, aku bertanya apakah aku cantik hari ini?
-
Ya!
-
Tunggu, Yang Mulia!
-
Profesor!
-
Kukira kau sakit, kau tak apa-apa?
-
Mana mungkin aku bisa sakit?
Aku berada di surga sekarang.
-
Kau masih sama saja.
-
Kau tahu bagaimana aku tetap sama dan semacam itu.
-
Namun Profesor, ada apa Anda bisa ke sini?
-
Sebab aku ingin bertemu denganmu.
-
Apakah kau serius?
-
Tunggu dulu, jangan jawab pertanyaan itu.
-
Kau bilang itu secara mendadak, jadi
sulit bagiku menelannya dengan cepat...
-
Lee Seol...
-
Mulai sekarang, hidupmu akan dipenuhi
dengan banyak hal yang sulit dicerna.
-
Selain itu, kau pun mungkin akan kesepian.
-
Kapan dan di mana pun, takdir
seorang Raja memang selalu demikian.
-
Tentu, kau hanya seorang Putri,
namun bukankah hal itu mirip? Jadi...
-
...bila ada yang ingin kau katakan dan tak bisa,
jangan kemana-mana, datanglah pada ku dulu.
-
Suaramu selalu nyaring,
apa jadinya bila orang menyebar gosip?
-
Profesor.
-
Jawablah.
-
Aku permisi sebentar.
-
Halo?
-
Kau di mana?
-
Mengapa kau menelponku?
Kita tak boleh saling menghubungi lagi.
-
Aku menelpon sebab aku ingin.
Kau di mana sekarang?
-
Saat aku masuk ke istana,
kuputuskan untuk melupakan dirimu.
-
Sebab itu jangan menghubungiku lagi.
-
Apa?
-
Aku tak percaya ini.
-
Katakan saja padaku, di mana kau berada...
-
Kau takkan datang menemuiku bukan.
-
Apa yang sedang kau lakukan?
-
Tolong, lepaskan aku.
-
Bila kau tak katakan secepatnya, aku akan buat kecelakaan.
-
Kita sudah membuat banyak kecelakaan!
-
Tentu saja.
-
Tak seperti keyakinanmu, banyak cara lain bagi
pria dan wanita untuk membuat kecelakaan.
-
Aku...
-
...akan menikahimu saja.
-
Menikah?!
-
Halo?
-
Aduh, apakah ia ingin mati, mana bisa
ia memutus pembicaraan telpon ini?
-
Dia sudah gila. Bagaimana ini?
-
Profesor, maafkan aku, permisi sebentar.
-
Alih bahasa oleh Tim My Princess di www.Viki
-
Mohon tahan sebentar.
-
Ya?
-
Mengapa tak langsung kau jawab?
Di mana kau sekarang?
-
Mengapa?
-
Aku sedang mempersiapkan konperensi pers sekarang.
-
Akan kuumumkan bahwa aku dan kau akan menikah.
-
Mengapa kau akan menikah denganku?
-
Mungkin kau tak tahu, namun makin
besar skandalnya makin baik bagiku.
-
Mengapa?
-
Apa sebaiknya tak kuumumkan saja?
-
Kau tak suka?
-
Atau kau mau keluar dari istana itu.
-
Buatlah keputusanmu.
Aku sibuk, pembicaraan ini akan kuputus.
-
Sebentar. Halo? Halo?
-
Profesor!
-
Ini darurat! Cepatlah!
-
Ayo! Ayo!
-
Ada apa?
-
Cepat! Cepat!
-
Ayo kita pergi ke hutan!
-
Hutan?
-
Tuan Putri, Tuan Putri?
-
Aku dan Profesor ingin sendiri sekarang.
-
Apa pun yang kalian dengar, jangan buka pintunya.
-
Bila kalian tak mendengar apa-apa,
pastikan jangan buka pintunya.
-
Astaga, ke hutan!
Apa yang sedang mereka rencanakan?
-
Kau dengar dia bicara di telepon tadi.
Dengan seorang pria, bukan?
-
Profesor.
-
Apa masalahnya?
Ada Apa? Siapa?
-
Tolong aku.
-
Park Hae Yeong akan mengumumkan rencana pernikahan kami.
-
Lewat sini.
-
Tak ada orang di sekitar sini.
-
Ada kamera TV.
-
Ini yang terakhir?
-
Ya.
-
Oh?
-
Itu kak Putri Raja.
-
Apa itu?
-
Penculikan?
-
Oh, kita berhasil.
-
Terima kasih, profesor.
-
Apa yang akan kau lakukan setelah bertemu dengannya?
-
Lebih aman bila tadi kita minta bantuan orang-orang di istana.
-
Kakak! Kakak!
-
Kakak! Kakak!
-
Oh, itu anak yang dari restoran.
-
Apakah kau kenal dengannya?
-
Kakak!
-
Kakak! Ini berbahaya!
Cepatlah, turun dari mobil itu.
-
Ini bahaya. Minggirlah!
-
Aku akan menyelamatkanmu,
cepatlah, turun dari mobil itu!
-
Apa?
-
Turunlah!
-
Ini bahaya! Kataku ini bahaya!
-
Kau sedang dalam bahaya lebih besar!
Cepatlah turun!
-
Ini bahaya! Kataku ini bahaya!
-
Minggir dari situ!
-
Kakak! Kakak!
-
Profesor!
-
Tak ada yang retak.
-
Tapi tadi aku berdarah.
-
Oleh sebab itu...
-
...tak bisa dilakukan diagnosa langsung
setelah kecelakaan lalu lintas.
-
Apakah kau merasa sakit di bagian tertentu?
-
Tidak, bukan?
-
Oh, terasa sakit.
-
Apa yang terjadi?
-
Aku benci bila penanggung jawabnya lebih dari satu.
-
Namun, mereka datang secara terpisah.
-
Menurutku, kau tak perlu dirawat inap,
namun bila kau memaksa ingin dirawat inap...
-
...penanggung jawabmu harus mendaftar.
-
Sudah.
-
Ah, dokter macam apa...
-
Banyak rumah sakit lain,
mengapa kau ke tempat seperti ini?
-
Apa yang terjadi?
-
Kau langsung datang setelah telepon tadi...
-
Kau tak jadi menggelar konperensi persi, bukan?
Ya? Ya?
-
Apakah kau sengaja membuat kecelakaan
untuk menghentikan konperensi persku?
-
Siapa yang menyebabkan kecelakaan ini?
-
Ayo kita bicara di luar.
-
Kudengar kau yang menyetir saat terjadi kecelakaan tadi.
-
Sudah kubilang, bukan?
Jangan naik mobil orang ini.
-
Berapa kali harus kuperingatkan?
-
Mengapa kau begitu terhadap Profesorku?
-
Kau yang menyuruh aku menemuimu.
Ia hanya memberi tumpangan padaku.
-
Tampaknya kau membelanya,
menurut aku kau baik-baik saja.
-
Hei.
-
Apa yang kau lakukan terhadap orang yang sedang terluka?
-
Mengapa?
-
Apakah kau benar cedera?
-
Kurasa lenganku lepas dari bonggolnya.
-
Apakah kau tak apa-apa?
Terasa sakit sekali?
-
Hei, mana mungkin lenganmu lepas dari bonggolnya?
Aku menarik tanpa tenaga.
-
Dia sedang berpura-pura.
-
Ayo kita bicara di luar.
-
Apa yang kau lakukan di hadapan pasien seperti itu?
-
Aku akan mendaftarkan namamu.
Beristirahatlah.
-
Aku tak memakai tenaga sama sekali.
-
Apa pun...
-
Kau hanya harus mengisi formulir lalu mengambil tanda terimanya.
-
Apakah kau punya pena lain?
Yang ini tak berfungsi.
-
Tak perlu. Biar aku saja.
-
Ia mendapat kecelakaan saat datang padaku.
Aku yang akan mengisi ini.
-
Kubilang tak usah.
-
Ah, dasar...
-
Ah, apa maksudmu, 'tak usah'
-
Gaji seorang Profesor tak banyak,
biar aku saja yang mendaftar.
-
Aku mampu membayar biaya rumah sakit bagi mahasiswi yang baik.
-
Sebagai apa kau akan membayarnya?
Apa yang akan kau isi di kolom "hubungan"?
-
Apa?!
-
Tunangan?
-
Apa?
-
Hentikan semua ini.
Aku ingin mengajukan permintaan.
-
Ada yang harus kuselesaikan dengannya.
-
Jadi, bisakah kau tinggalkan kami.
-
Bila kau percaya padaku,
aku akan bisa mengakhiri pertunangan itu.
-
Apa katanya?
-
Apakah mereka sedang berkelahi?
-
Tuan yang baru datang itu...
-
...apakah benar dia...
-
Kakak...apakah dia tunanganmu?
-
Kukatakan bukan begitu adanya. Sungguh!
-
Aah, sungguh.
-
Akan kuakhiri semua hari ini!
-
Apa?
-
Kakak, apakah kau sungguh tak apa-apa?
-
Barusan kau tampak tak begitu sehat.
-
Bukan itu masalahnya.
-
Pertama, anak restoran, siapa namamu?
-
Kau boleh memanggilku Gunnie.
-
Kau boleh memakai bahasa biasa padaku.
-
Bolehkah?
-
Gun, kakak ingin minta bantuanmu.
-
Maukah kau mendengarkannya?
-
Profesormu benar-benar hebat.
-
Sejujurnya, ini sebuah rahasia.
-
Semua di Istana penasaran siapa orang itu.
-
Mereka heboh sekali, heboh sekali!
-
Orang-orang aneh itu, apa pentingnya hal itu?
-
Begitukah, Yang Mulia?
-
Perasaan Anda pasti sedang tak enak.
-
Anda ingin kutinggalkan sendirian, Yang Mulia?
-
Ya,
-
Aduh!
-
Astaga, Yang Mulia!
-
Kau kehilangan suaramu!
-
Apa yang harus kita lakukan?
Yang Mulia, coba kulihat.
-
Coba kulihat.
-
Baiklah Yang Mulia, aku pergi dulu.
-
Silakan beristirahat!
-
Sungguh, semua ini demi pemulihan Keluarga Kerajaan.
-
Benar, bukan?
-
"Sakit..."
-
"Ayah..."
-
"sakit..."
-
Ayah?
-
"Ayah..."
-
Aku... lapar...
-
Apa?
-
Aku...lapar...
-
Lap...
-
Dasar,...seharusnya aku tahu...
-
Kau sedang apa? Apa yang terjadai?
-
Bagaimana kau bisa bicara dalam tidurmu seperti itu?
-
Kau lapar?
-
Kapan aku bicara dalam tidurku?
-
Ah, bagaimana? Sudahlah.
-
Ah, ambilkan aku air minum.
-
Air?
-
Ini.
-
Apa?
-
Tinggal di istana beberapa hari,
kau sudah belajar banyak kebiasaan buruk.
-
Ah, bukan begitu. Aku benar tak bisa bergerak.
-
Rasanya seperti terbentur sesuatu lalu bahuku memar.
-
Ah, aku tak bisa mengangkat lenganku ke atas.
-
Baik... ke sinilah.
-
Begini sudah cukup?
-
Ah, rasanya aku bisa hidup sekarang.
-
Hei, nanti dulu.
-
Apakah ini bukan tangan, melainkan kaki?
-
Kau bilang tak bisa mengangkat tanganmu.
Lalu ini apa?
-
Tangan kananku cedera dan tangan kiriku ada jarumnya.
-
Kau hanya berpura-pura cedera, bukan?
-
Bila kau ingin berpikir aku bohong,
terserah kau saja.
-
Hei.
-
Apa?
-
Sudah lega?
-
Tolong!
-
Berapa kali harus kukatakan ini?
-
Aku ke sini sebab ini rumah sakit terdekat.
Aku harus kemana lagi? Aku tak bisa.
-
Kau tahu bahwa kami tak punya banyak kamar di sini.
-
Bila kau buru-buru, pergilah ke unit
gawat darurat di rumah sakit lainnya.
-
Ah, tolong. Aku mohon!
Anakku demam tinggi sekali.
-
Aku akan tunggu, tolong lakukan sesuatu.
-
Apa yang bisa kulakukan, kami tak punya kamar kosong lagi, ibu?
-
Ini sebab mereka tak punya kamar kosong, bukan?
-
Kurasa begitu.
-
Ayo kita masuk.
-
Sebentar.
-
Permisi.
-
Aku akan pulang.
-
Apa?
-
Aku akan pulang. Aku sudah tak sakit.
-
Ibu,...Ibu!
-
Kau tak apa-apa?
-
Hawanya dingin, cepat dan naiklah.
-
Hei, kau takkan minta aku membukakan pintu untukmu, bukan?
-
Kau sedang apa?
-
Ada apa ini?
-
Hai, apa yang terjadi?
-
Hei, Seol,...
-
Ke mana kau pergi? Lee Seol!
-
Hei! Lee Seol!
-
Kau tak apa-apa?
-
Ini tak bisa. Ayo kita kembali ke dalam.
-
Jangan. Tempat tidurnya tak cukup.
-
Apakah itu masalahnya sekarang?
-
Hei!
-
Ah, dasar.
-
Alih bahasa oleh Tim My Princess di Viki
-
Sudah kuperkirakan keberadaan Tuan Putri.
-
Ia berada bersama Hae Yeong di rumah.
Apakah aku harus menjemputnya sekarang?
-
Aku akan ke sana sendiri.
-
Nyenyakkah tidurmu?
-
Kemari dan duduklan di sini.
-
Duduk.
-
Tak usah..
-
Mengapa melakukan hal yang tak pernah kau kerjakan?
-
Berikan padaku.
-
Ah. Kau sedang cedera.
-
Bagaimana kejadiannya hingga lukamu separah itu?
-
Bahu dan lenganmu memar sekali?
-
Bagaimana kau bisa melihatnya?
-
Oh! Apakah aku mengganti bajuku dengan ini?
-
Kau bahkan tak sadar saat tiba di sini.
Kau kira...
-
Astaga, lalu kau...?
-
Aku tak melihat apa-apa.
-
Sungguh?
-
Lagi pula, tak ada yang pantas dilihat
-
Jadi kau melihat! Kau memang melihat.
-
Sangat mencurigakan.
-
Apa?
-
Kau menginginkan sesuatu dariku, bukan?
Sesuatu yang besar, bukan?
-
Sebab tak ada alasan bagi Park Hae Yeong
untuk menyuap makanan padaku seperti ini.
-
Kau bilang kau tak bisa percaya,
pada orang yang membuat kau kelaparan.
-
Namun, kuharap kau bisa percaya padaku.
-
Mengapa? Apa yang harus kupercaya darimu?
-
Permohonan maafku.
-
Walau kau tak mau menerimanya,
kuharap kau mau mendengarkannya.
-
Kisah tentang Ayahmu.
-
Aku tak seharusnya melakukan itu.
-
Aku mohon maaf.
-
Apa semua ini?
-
Bukankah ini stiker penyitaan?
-
Mengapa kau sekaget ini?
-
Kaulah yang melakukan semua ini.
-
Perbuatanku?
-
Ini bukan untuk pengembalian aset, bukan?
-
Sekarang, kau mandi dulu saja.
Kita teruskan bicara setelah itu.
-
Bicara tentang apa?
-
Sebab kau sedang sakit,
kita tak bisa membahas apa pun.
-
Kau kira aku akan membawamu pulang,
dalam keadaan seperti ini?
-
Cepatlah mandi.
-
Sementara, topik tentang pemulihan
Keluarga Kerajaan makin hangat...
-
Alih bahasa oleh Tim My Princess di Viki
-
Apakah pemulihan Keluarga Kerajaan akan berjalan lancar?
-
Lee Han, Pangeran yang tak beruntung?
-
Lee Han - A Rogue of His Time?
-
Korea akan memulihkan Keluarga Kerajaan?
-
Lee Han...
-
Kami berada di depan Hotel Dae Han.
-
Tergantung pada apa yang dilakukan
Ketua Park Dong Jae dengan asetnya...
-
Hal ini akan berdampak besar bagi cucu
sekaligus pewarisnya, Park Hae Yeong...
-
Ia menjalani hidup serampangan...Mencuri, menipu...
-
...dan tindakan kriminal lainnya.
Tn. Lee yang bekerja di proyak konstruksi...
-
Meninggal 20 tahun lalu akibat sebuah kecelakaan.
-
Melanjutkan berita berikutnya...
-
Putra tunggal Pangeran Lee Yong, Lee Han,
yang sejarah skandalnya telah terungkap.
-
Terungkap bahwa pada tahun delapan puluhan,
Lee Han terlibat penjualan saham palsu..
-
Sentimen publik semakin menyerukan
peninjauan kembali dari pemulihan takhta.
-
Walau ada isu bahwa pemungutan suara untuk
pemulihan Keluarga Kerajaan harus di batalkan...
-
Grup Dae Han mengumumkan akan meneruskan
proses pemulihan Keluarga Kerajaan.
-
...yang menimbulkan banyak tanda tanya.
-
Keterangan itu menjelaskan bahwa
sejak tahun delapan puluhan...
-
Di distrik Kyeong Gi Do...
-
Membuat barang antik palsu dan menjualnya
kepada para kolektor pribadi dan distributor.
-
Ia menaikkan harga barang antik palsu
dan berhasil mendapatkan uang banyak.
-
Tindakan Tn. Lee tersebut membuat masyarakat...
-
Apa; ini?
-
Ini sama.
-
Aku sudah membaca semuanya.
-
Berita yang kita lihat di restoran, tanda bacanya pun sama.
-
Yang baru saja disiarkan, semua ada di sini juga.
-
Berita tentang Ayahmu...
-
Kau pikir aku yang merekayasa?
-
Aku penasaran, apa lagi yang akan kau buat selanjutnya!
-
Sejauh ini usahamu untuk menghentikan
pemulihan Keluarga Kerajaan...
-
Apakah ada orang lain selain kau?!
-
Tidak.
-
Masih banyak lagi.
-
Ada banyak lagi!
-
Walau aku berhenti, tak berarti kau bisa
menjadi Putri Raja tanpa halangan apa pun.
-
Jadi lupakan saja Keluarga Kerajaan itu.
-
Apakah semua ini bohong?
-
Agar kau bisa menghentikan aku menjadi Putri Raja?
-
Dengarkan baik-baik.
-
Kekhawatiranku saat kau sedang sakit, itu jujur.
-
Permohonan maafku atas Ayahmu, itu pun jujur..
-
Namun selain itu semua, kejujuran terbesarku adalah...
-
...bahwa kau sebaiknya tak usah menjadi Putri Raja.
-
Apakah kau paham?
-
Lee Seol.
-
Pak Ketua.
-
Maafkan aku.
-
Alasan aku ke sini...
-
Yang Mulia, ikutlah denganku.
-
Pak Presiden sedang menunggu Anda.
-
Pak Presiden?
-
Menunggu aku?
-
Mari...
-
Ah!
-
Senang bertemu denganmu!
-
Aku ingin menemuimu sesegera mungkin,
tapi aku tidak punya waktu.
-
Silakan duduk.
-
Sebenarnya, aku pun ingin bertemu dengan Anda.
-
Aku juga memilih calon nomor 5...
-
Terima kasih.
-
Kukira kau hanya cantik,
ternyata kau pun sangat sadar politik.
-
Kudengar kau mengalami banyak kesulitan.
-
Kau melalui masa-masa yang berat.
-
Ya.
-
Saat masuk ke Istana, demi memulihkan Keluarga
Kerajaan dan memenangkan suara rakyat...
-
...pemerintah takkan ragu-ragu membantumu.
-
Namun...
-
Besarnya bantuan yang kau terima...
-
Tolong kau ingat bahwa harus ada timbal
balik kewajiban di pihakmu juga.
-
Yang Mulia.
-
Kau bersedia kembali?
-
Kini giliran Anda menentukan,
kemana Anda ingin pulang, Yang Mulia.
-
Halo Tuan Putri.
-
Aku Diplomat Park Hae Yeong dari
Kementerian Luar Negeri dan Perdagangan.
-
Kau tidak berteriak?
-
Kau tidak melempar bantal?
-
Atau...
-
Sebagai tambahan...
-
MBA, CPA !
-
Lalu mengajar bahasa Inggris bagi
orang yang berbicara bahasa lainnya.
-
Ringkasnya, ia juga pemegang sertifikat TESOL.
-
Ayolah Tuan Putri,
sampai kapan Anda akan seperti ini?
-
Aku juga...
-
Telah masuk ke Istana hari ini.
-
Tidak boleh...
-
Apa yang harus kulakukan?
Aku harus bagaimana?
-
...
-
Tuan Putriku...
-
Tolong jaga dia...
-
Posisi yang kau sebut Ketua...
-
Posisi itu sebentar lagi akan jadi milikku.
-
Kau...
-
Sungguh tak berarti apa-apa lagi bagiku sekarang.
-
Turun!!