Return to Video

Bicarakan kematian Anda saat Anda masih sehat

  • 0:01 - 0:03
    Menutup mata,
  • 0:03 - 0:04
    wafat,
  • 0:04 - 0:06
    kembali ke alam baka,
  • 0:06 - 0:09
    tiada, berpulang, meninggal,
  • 0:09 - 0:11
    menuju ke keabadian ...
  • 0:12 - 0:16
    Inilah eufemisme
    yang kita gunakan dalam humor
  • 0:16 - 0:19
    untuk menggambarkan satu kejadian
    yang akan dialami semua orang:
  • 0:21 - 0:22
    kematian.
  • 0:23 - 0:26
    Tapi sebagian besar dari kita
    tidak mau mengakui kematian,
  • 0:26 - 0:28
    kita tidak mau merencanakannya,
  • 0:28 - 0:32
    dan kita juga tidak mau membahasnya
    dengan orang terpenting dalam hidup kita.
  • 0:33 - 0:36
    Saya tumbuh di komunitas Australia
    di mana orang menua atau sakit,
  • 0:36 - 0:37
    lalu meninggal,
  • 0:37 - 0:39
    dan pemakamannya
    hanya dihadiri orang dewasa.
  • 0:39 - 0:42
    Orang tua saya pulang
    dengan wajah sedih dan tertekan,
  • 0:42 - 0:44
    tapi tidak membahasnya dengan kami.
  • 0:44 - 0:48
    Maka, saya tak peduli dengan kematian,
    juga dengan proses kedukaan.
  • 0:49 - 0:51
    Di usia 15 tahun, saya dapat undangan.
  • 0:52 - 0:54
    Seorang tetangga
    yang sudah saya anggap bibi,
  • 0:54 - 0:56
    meninggal mendadak
    karena serangan jantung,
  • 0:56 - 0:59
    dan saya hadir di pemakaman
    dan membaca pidato pertama saya.
  • 1:00 - 1:05
    Saya tidak tahu bahwa rasa sesak di dada
    dan mulut kering adalah hal yang wajar.
  • 1:06 - 1:10
    Pembawa acara mengatakan
    beberapa hal yang salah, dan saya kesal.
  • 1:11 - 1:14
    Dia bilang bahwa almarhum
    sangat suka merajut.
  • 1:16 - 1:17
    Merajut.
  • 1:17 - 1:19
    (Tertawa)
  • 1:19 - 1:23
    Dia tak bilang bahwa di usia 75 tahun,
    almarhum masih menyiangi halaman rumahnya,
  • 1:23 - 1:25
    membuat kolam ikan indah
    di halaman rumahnya,
  • 1:25 - 1:27
    dan membuat bir jahe sendiri.
  • 1:27 - 1:30
    Saya yakin "perajut yang giat"
  • 1:30 - 1:32
    bukanlah hal yang dia pilih
    untuk euloginya.
  • 1:32 - 1:34
    (Tertawa)
  • 1:34 - 1:38
    Saya yakin jika kita membahas kematian
    sebagai bagian kehidupan,
  • 1:38 - 1:41
    kita akan memberi kesempatan
    untuk bercermin pada nilai sejati kita,
  • 1:41 - 1:43
    membaginya dengan orang terkasih,
  • 1:43 - 1:47
    lalu mereka yang ditinggalkan
    bisa membuat keputusan,
  • 1:47 - 1:50
    tanpa khawatir atau menyesal
    akan gagal memberikan penghormatan.
  • 1:52 - 1:56
    Saya bersyukur telah memimpin
    tim luar biasa dengan beraneka budaya,
  • 1:56 - 1:58
    dan dalam 12 bulan terakhir ini,
  • 1:58 - 2:00
    kami telah kehilangan lima orang tua,
  • 2:00 - 2:02
    termasuk ayah saya sendiri,
  • 2:02 - 2:06
    dan baru-baru ini, eks rekan kerja
    yang meninggal usia 41 karena kanker usus.
  • 2:07 - 2:10
    Kami mulai membahas
    dengan terbuka dan jujur
  • 2:10 - 2:11
    tentang pengalaman kami.
  • 2:12 - 2:14
    Kami membahas hal-hal yang berguna,
  • 2:15 - 2:17
    hal yang biasanya tidak dipersiapkan:
  • 2:17 - 2:19
    yang berhubungan dengan pemerintah,
  • 2:19 - 2:21
    rumah sakit, panti jompo,
  • 2:21 - 2:23
    rencana perawatan masa depan,
  • 2:23 - 2:24
    pengurusan pemakaman,
  • 2:24 - 2:27
    dan anggota keluarga jauh,
  • 2:27 - 2:29
    (Tertawa)
  • 2:29 - 2:31
    memutuskan tentang peti jenazah,
  • 2:31 - 2:32
    batu nisan,
  • 2:32 - 2:34
    ukiran kata di batu nisan,
  • 2:34 - 2:36
    ukuran huruf di batu nisan,
  • 2:36 - 2:37
    semua sambil kurang tidur.
  • 2:39 - 2:41
    Kami juga membahas beberapa masalah
  • 2:41 - 2:43
    yang dipicu oleh latar belakang
    budaya yang beragam,
  • 2:43 - 2:46
    dan kami sadar mungkin
    ada beberapa perbedaan penting
  • 2:46 - 2:48
    dalam cara penghormatan
    kepada yang berpulang.
  • 2:50 - 2:52
    Contohnya yaitu "Sorry Business,"
  • 2:52 - 2:55
    yang dijalankan suku Aborigin
    dan "Torres Strait Islander".
  • 2:56 - 2:58
    Selama Sorry Business,
  • 2:58 - 3:02
    anggota keluarga akan mengambil
    peran dan tanggung jawab tertentu,
  • 3:02 - 3:05
    protokol seperti
    membatasi pengambilan foto,
  • 3:05 - 3:07
    penyampaian nama almarhum,
  • 3:07 - 3:09
    dan mengadakan upacara asap,
  • 3:09 - 3:13
    adalah tanda penghormatan dan membukakan
    jalan bagi roh dengan damai.
  • 3:15 - 3:17
    Adat ini bisa sangat bertolak belakang
  • 3:17 - 3:19
    dengan adat yang kita terapkan
    dalam budaya Barat,
  • 3:19 - 3:21
    karena kenangan orang terkasih dihormati
  • 3:21 - 3:24
    dengan cara membicarakan almarhum
    dan berbagi foto.
  • 3:25 - 3:28
    Pelajaran yang saya ambil
    dari tahun terakhir ini,
  • 3:28 - 3:33
    bahwa hidup akan jauh lebih mudah,
    jika kita membahas kematian sekarang,
  • 3:33 - 3:34
    saat kita masih sehat.
  • 3:35 - 3:39
    Sebagian besar dari kita menunggu
    sampai kita menjadi terlalu emosional,
  • 3:39 - 3:40
    terlalu sakit,
  • 3:40 - 3:42
    atau terlalu lelah secara fisik --
  • 3:43 - 3:45
    lalu semua sudah terlambat.
  • 3:46 - 3:50
    Bukankah sudah saatnya kita mengambil
    hak atas akhir kehidupan kita di bumi ini?
  • 3:51 - 3:52
    Mari lakukan itu.
  • 3:53 - 3:56
    Tahukah apa yang Anda inginkan
    saat meninggal?
  • 3:56 - 3:59
    Bagaimana cara Anda ingin dikenang?
  • 3:59 - 4:01
    Apakah lokasi penting?
  • 4:01 - 4:03
    Anda ingin berada di dekat laut,
  • 4:03 - 4:05
    atau di dalam laut?
  • 4:05 - 4:07
    (Tertawa)
  • 4:07 - 4:10
    Anda ingin upacara keagamaan,
    atau pesta informal,
  • 4:10 - 4:13
    atau Anda ingin berangkat dengan letupan,
  • 4:13 - 4:15
    maksudnya, dalam kembang api?
  • 4:15 - 4:17
    (Tertawa)
  • 4:17 - 4:19
    Mengenai kematian,
    banyak hal yang perlu dibicarakan,
  • 4:19 - 4:21
    tapi saya hendak fokus pada dua aspek:
  • 4:21 - 4:27
    kenapa membahas dan merencanakan kematian
    bisa membawa pengalaman mati yang indah,
  • 4:27 - 4:30
    juga mengurangi stres pada orang terkasih;
  • 4:30 - 4:33
    serta kenapa membahas kematian
    membantu menghibur yang ditinggalkan.
  • 4:34 - 4:36
    Mari dimulai dengan merencanakan.
  • 4:36 - 4:38
    Adakah hadirin yang punya surat wasiat?
  • 4:38 - 4:39
    Silakan angkat tangan.
  • 4:40 - 4:42
    Oh, ini hebat.
  • 4:42 - 4:46
    Di Australia, 45 persen
    orang dewasa di atas 18 tahun
  • 4:46 - 4:48
    tidak memiliki surat wasiat resmi.
  • 4:49 - 4:52
    Anda sekalian agak di atas rata-rata.
  • 4:52 - 4:54
    Ini adalah statistik yang mengejutkan,
  • 4:54 - 4:58
    karena sebenarnya menulis wasiat
    bisa sederhana dan tidak mahal.
  • 4:59 - 5:01
    Lalu saya bertanya
    pada teman dan tetangga,
  • 5:01 - 5:04
    rupanya banyak dari mereka
    yang tidak memiliki surat wasiat,
  • 5:04 - 5:07
    dan beberapa pasangan mengira
    wasiat pribadi tidak diperlukan.
  • 5:08 - 5:12
    Alasannya, karena akhirnya
    semua akan jatuh ke pasangan.
  • 5:13 - 5:14
    Perlu diingat bahwa hukum
  • 5:15 - 5:17
    antar negara bagian,
    dan antar negara bisa berbeda,
  • 5:17 - 5:20
    tapi inilah yang terjadi
    di New South Wales,
  • 5:20 - 5:22
    jika seseorang meninggal
    tanpa surat wasiat resmi.
  • 5:24 - 5:27
    Pertama, petugas yang sesuai akan ditunjuk
  • 5:27 - 5:29
    oleh Pengadilan Tinggi New South Wales.
  • 5:30 - 5:33
    Bisa jadi orang ini
    belum pernah mengenal almarhum.
  • 5:34 - 5:37
    Lalu dia bertanggung jawab
    mengurus pemakaman,
  • 5:37 - 5:41
    mengumpulkan harta benda, membayar utang,
    dan pajak, lalu membagikannya.
  • 5:42 - 5:45
    Lalu salah satu utang tersebut
    adalah tagihan layanan kematian.
  • 5:45 - 5:47
    Orang ini bukan seseorang yang tahu
  • 5:47 - 5:50
    bahwa Anda ingin jerapah kayu
    berkaki empat di ruang tamu
  • 5:50 - 5:54
    untuk diberikan kepada orang yang membantu
    membawanya ke ujung dunia,
  • 5:54 - 5:56
    dan memang,
    itu ada dalam surat wasiat saya.
  • 5:56 - 5:58
    (Tertawa)
  • 5:58 - 6:01
    Jika Anda tiada
    dan Anda meninggalkan pasangan,
  • 6:01 - 6:04
    maka kemungkinan
    mereka akan menerima rumah Anda,
  • 6:04 - 6:07
    tapi jika Anda lajang,
    situasinya akan jauh lebih rumit,
  • 6:07 - 6:11
    karena orang tua, saudara, saudara tiri,
    dan tanggungan semua akan maju.
  • 6:12 - 6:16
    Dan jika Anda menjadi donatur tetap
    di sebuah lembaga amal,
  • 6:16 - 6:20
    lembaga itu bisa punya hak
    untuk mengklaim rumah Anda?
  • 6:21 - 6:24
    Yang paling penting untuk diketahui
    yaitu makin besar rumah Anda,
  • 6:24 - 6:26
    maka wasiat akan jadi lebih rumit,
  • 6:26 - 6:28
    juga makin mahal tagihannya.
  • 6:29 - 6:32
    Maka, jika Anda tidak punya wasiat,
    saya hendak bertanya ...
  • 6:33 - 6:35
    dalam hidup Anda, kapan lagi
  • 6:35 - 6:39
    Anda bersedia memberikan
    uang pada pemerintah,
  • 6:39 - 6:40
    jika tidak wajib?
  • 6:40 - 6:42
    (Tertawa)
  • 6:44 - 6:47
    Saya kehilangan Ayah saya
    bulan Februari karena penyakit paru-paru.
  • 6:48 - 6:50
    Saat Ayah tahu waktunya hampir tiba,
  • 6:50 - 6:51
    beliau punya tiga keinginan yang jelas.
  • 6:52 - 6:54
    Beliau ingin meninggal di rumah;
  • 6:54 - 6:57
    beliau ingin meninggal
    dikelilingi keluarganya;
  • 6:57 - 7:00
    dan meninggal dengan damai,
    tanpa sesak atau terengah-engah.
  • 7:01 - 7:05
    Saya lega bahwa keluarga saya
    bisa memenuhi keinginan Ayah,
  • 7:05 - 7:07
    dan beliau mendapat harapannya,
  • 7:07 - 7:10
    dalam artian,
    beliau mendapatkan kematian yang indah.
  • 7:10 - 7:13
    Dia meninggal dengan cara
    yang sudah direncanakannya.
  • 7:13 - 7:15
    Karena Ayah ingin meninggal di rumah,
  • 7:15 - 7:17
    kami harus mengalami diskusi yang pelik,
  • 7:17 - 7:19
    dan mengisi banyak formulir.
  • 7:20 - 7:24
    Formulir itu berisi pertanyaan
    seputar resusitasi sampai donasi organ.
  • 7:25 - 7:29
    Ayah berkata, "Ambil saja
    semua organ yang masih berfungsi."
  • 7:29 - 7:31
    Hal ini membuat Ibu saya kesal,
  • 7:31 - 7:34
    karena di saat kesehatan Ayah
    memburuk dengan cepat,
  • 7:34 - 7:37
    maka bukan lagi saatnya
    untuk membicarakan tentang donasi organ.
  • 7:39 - 7:42
    Saya rasa hal ini seharusnya
    dibicarakan saat kita fit dan sehat,
  • 7:42 - 7:45
    supaya perasaan kita tidak terlibat,
  • 7:45 - 7:47
    dan kita bisa mengetahui
    bukan saja apa yang penting,
  • 7:47 - 7:49
    tapi juga kenapa itu penting.
  • 7:50 - 7:53
    Maka sebagai bagian dari perjalanan,
  • 7:53 - 7:57
    saya mendekati keluarga dan teman-teman
    menanyakan pikiran mereka akan kematian,
  • 7:57 - 7:59
    dan bagaimana mereka ingin dikenang.
  • 8:00 - 8:05
    Mungkin Anda bisa menjadi tuan rumah
    "Kematian Saat Makan Malam",
  • 8:05 - 8:07
    atau "Kafe Kematian",
  • 8:07 - 8:10
    yang adalah cara santai
    untuk memperkenalkan topik itu ...
  • 8:10 - 8:12
    (Tertawa)
  • 8:12 - 8:13
    lalu mendapatkan pencerahan indah.
  • 8:13 - 8:15
    (Tertawa)
  • 8:15 - 8:19
    Tahukah bahwa tubuh Anda
    harus disemayamkan dengan legal,
  • 8:19 - 8:21
    tidak bisa hanya dilempar
    ke tebing begitu saja,
  • 8:21 - 8:23
    atau dibakar di halaman belakang?
  • 8:23 - 8:24
    (Tertawa)
  • 8:24 - 8:26
    Di Australia, ada tiga pilihan.
  • 8:26 - 8:29
    Cara yang paling umum
    yaitu pemakaman dan kremasi,
  • 8:29 - 8:32
    tapi Anda juga bisa menyumbangkan
    tubuh untuk ilmu pengetahuan.
  • 8:32 - 8:34
    Dengan bangga saya sampaikan
    bahwa inovasi telah menyentuh
  • 8:35 - 8:36
    dunia pembuangan mayat.
  • 8:36 - 8:37
    (Tertawa)
  • 8:37 - 8:39
    Sekarang bisa memilih "eco-funeral".
  • 8:39 - 8:41
    Anda bisa dikubur di dasar pohon,
  • 8:41 - 8:44
    di kardus daur ulang,
    atau keranjang anyaman,
  • 8:44 - 8:46
    dan bagi yang menyukai laut,
  • 8:46 - 8:48
    ada guci ramah-lingkungan
    yang akan terurai di laut.
  • 8:49 - 8:52
    Secara pribadi, saya berencana dikremasi,
  • 8:52 - 8:55
    tapi karena saya mabuk laut,
  • 8:55 - 8:57
    saya tidak tahan memikirkan
  • 8:57 - 9:00
    abu saya terhempas
    ke dalam gelombang laut.
  • 9:01 - 9:04
    Sebetulnya saya sudah membeli
    tanah di taman samping Ayah.
  • 9:04 - 9:06
    Saya anggap itu investasi properti.
  • 9:06 - 9:09
    (Tertawa)
  • 9:09 - 9:12
    Tapi sayangnya,
    tidak ada pengurangan pajak.
  • 9:12 - 9:14
    (Tertawa)
  • 9:14 - 9:18
    Jika Anda merencanakan kematian,
  • 9:18 - 9:22
    maka yang ditinggalkan akan tahu bagaimana
    menghadapi masa berkabung yang sehat,
  • 9:22 - 9:25
    tanpa takut atau bersalah
    karena gagal memberi penghormatan.
  • 9:26 - 9:29
    Sebagai bagian penelitian,
    saya kunjungi banyak seminar,
  • 9:29 - 9:32
    membaca banyak buku,
    dan berbicara dengan perawat paliatif.
  • 9:32 - 9:33
    Lalu saya memahami,
  • 9:33 - 9:36
    konsekuensi
    dari tidak membicarakan kematian,
  • 9:36 - 9:39
    adalah tidak tahu cara menghadapi duka.
  • 9:40 - 9:43
    Namun sebaliknya, jika kita
    lebih sering membicarakan kematian,
  • 9:43 - 9:47
    kita akan merasa lebih nyaman
    dengan perasaan saat berduka.
  • 9:50 - 9:51
    Tahun ini, saya mengetahui,
  • 9:51 - 9:55
    adalah sebuah kehormatan untuk bisa
    membantu seseorang melalui akhir kehidupan
  • 9:55 - 9:59
    dan meskipun hati saya terbebani
    dengan kehilangan dan kesedihan,
  • 9:59 - 10:01
    namun tidak terbebani dengan penyesalan.
  • 10:02 - 10:04
    Saya sudah tahu keinginan Ayah saya,
  • 10:04 - 10:06
    dan saya merasa damai,
    karena bisa memenuhi keinginan beliau.
  • 10:09 - 10:13
    Dalam 24 jam terakhir Ayah saya
    berada dalam keadaan koma yang damai,
  • 10:13 - 10:15
    dan setelah perawatan "home care",
  • 10:15 - 10:17
    kami ada waktu untuk duduk,
    memegang tangan beliau,
  • 10:17 - 10:19
    dan mengucapkan selamat jalan.
  • 10:19 - 10:23
    Beliau meninggalkan kami
    pada Senin pagi tepat sebelum sarapan,
  • 10:23 - 10:25
    sesudah itu dokter datang,
  • 10:25 - 10:27
    dan kami menunggu petugas rumah pemakaman,
  • 10:27 - 10:31
    saya ke dapur,
    dan makan semangkuk besar bubur.
  • 10:33 - 10:36
    Saat saya ceritakan ini pada teman-teman,
    mereka sangat terkejut.
  • 10:37 - 10:40
    "Bagaimana kau bisa makan
    di saat seperti itu?"
  • 10:41 - 10:44
    Ya, saat itu saya lapar.
  • 10:44 - 10:49
    (Tertawa)
  • 10:49 - 10:53
    Rasa duka berdampak pada pola tidur,
    dan kemampuan konsentrasi saya,
  • 10:53 - 10:56
    tapi tak pernah memengaruhi perut saya.
    Saya selalu lapar.
  • 10:56 - 10:57
    (Tertawa)
  • 10:57 - 10:59
    Berbeda bagi kita semua,
  • 10:59 - 11:02
    dan sangat penting bagi kita
    untuk mengetahui hal itu.
  • 11:03 - 11:06
    Maka jika tidak membahas kematian kita,
    dan kematian yang terkasih,
  • 11:06 - 11:10
    bagaimana mungkin kita bisa
    membantu teman, rekan kerja, tetangga
  • 11:10 - 11:12
    yang sedang berduka?
  • 11:12 - 11:15
    Bagaimana membantu orang
    yang mendadak kehilangan seseorang,
  • 11:15 - 11:17
    karena kecelakaan atau bunuh diri?
  • 11:18 - 11:19
    Kita cenderung menghindarinya ...
  • 11:20 - 11:23
    bukan karena kita tidak peduli,
  • 11:23 - 11:25
    tapi karena tidak tahu harus berkata apa.
  • 11:26 - 11:29
    Sebagai teman,
    kita tak bisa memulihkannya,
  • 11:29 - 11:31
    kita tak bisa mengambil rasa sakit itu,
  • 11:31 - 11:34
    maka kita berbicara untuk mengisi
    keheningan yang canggung,
  • 11:34 - 11:36
    terkadang ucapan yang kita sesali.
  • 11:38 - 11:39
    Misalnya:
  • 11:41 - 11:43
    "Setidaknya dia tidak menderita lagi."
  • 11:45 - 11:47
    "Setidaknya kamu memiliki kenangan."
  • 11:48 - 11:51
    "Setidaknya kamu tidak harus
    membayar parkir rumah sakit lagi."
  • 11:51 - 11:53
    (Tertawa)
  • 11:53 - 11:56
    Sesungguhnya,
    kita tak perlu berkata apa-apa.
  • 11:57 - 11:58
    Kita hanya harus menjadi.
  • 11:59 - 12:01
    Menjadi sabar,
  • 12:01 - 12:03
    menjadi pengertian,
  • 12:03 - 12:05
    dan menjadi pendengar.
  • 12:06 - 12:09
    Jika Anda tidak bisa
    menjadi satu dari tiga hal tadi,
  • 12:09 - 12:13
    maka, tolong jadilah seseorang
    yang membuat lasagna, kari, atau casserole,
  • 12:13 - 12:16
    karena persembahan Anda
    akan sangat dihargai.
  • 12:16 - 12:17
    (Tertawa)
  • 12:18 - 12:20
    Tahun lalu,
    saya sudah menghadiri 10 pemakaman,
  • 12:20 - 12:22
    saya membantu salah satu di antaranya.
  • 12:22 - 12:24
    Mereka menjalankan upacara keseluruhan:
  • 12:24 - 12:27
    ibadah Ortodoks Yunani
    yang sangat khidmat,
  • 12:27 - 12:29
    empat misa arwah Katolik,
  • 12:29 - 12:31
    serta sebuah pesta kebun,
  • 12:31 - 12:36
    di mana saya bersulang sambil menyebar
    abu teman saya di sekeliling kebunnya
  • 12:36 - 12:37
    dengan sendok sup.
  • 12:37 - 12:38
    (Tertawa)
  • 12:38 - 12:43
    Saya sudah membawa, mencium, menulis,
    dan memanggang peti mati dengan segelas ouzo.
  • 12:44 - 12:45
    Saya memakai pakaian serba hitam,
  • 12:45 - 12:48
    segala warna, dan gaun pesta.
  • 12:48 - 12:50
    Dengan cara penghantaran yang beragam,
  • 12:50 - 12:53
    dengan saya terkadang
    keluar dari zona nyaman
  • 12:53 - 12:56
    melakukan sesuatu
    yang belum pernah saya lakukan,
  • 12:56 - 12:58
    saya mendapat kenyamanan dari satu hal --
  • 12:59 - 13:02
    bahwa inilah yang diinginkan
    masing-masing orang.
  • 13:03 - 13:04
    Lalu yang saya inginkan?
  • 13:05 - 13:09
    Saya ingin sesuatu yang terurus,
    maka saya punya surat wasiat,
  • 13:09 - 13:12
    saya donatur organ yang terdaftar,
    dan punya investasi properti.
  • 13:13 - 13:16
    Sisanya adalah merencanakan
    penghantaran terakhir saya,
  • 13:16 - 13:19
    pesta besar, banyak sampanye,
  • 13:19 - 13:23
    warna, tawa, dan tentu saja,
    musik untuk mengenang saya.
  • 13:23 - 13:25
    Terima kasih.
  • 13:25 - 13:32
    (Tepuk tangan)
Title:
Bicarakan kematian Anda saat Anda masih sehat
Speaker:
Michelle Knox
Description:

Apakah Anda tahu apa keinginan Anda saat meninggal? Apakah Anda tahu bagaimana Anda ingin dikenang? Lewat pembicaraan yang jujur, tulus tentang hal yang sering kita hindari, Michelle Knox meminta masing-masing dari kita untuk bercermin pada nilai-nilai sejati tentang kematian dan membagikannya dengan orang terkasih, sehingga mereka bisa membuat keputusan tanpa rasa takut akan kegagalan untuk memberikan penghormatan terakhir. "Kehidupan akan jauh lebih mudah bila kita membicarakan tentang kematian sekarang," kata Knox.
"Kita perlu membahas hal ini saat tubuh kita fit dan sehat, sehingga kita tidak terbawa perasaan -- lalu kita bisa mengetahui bukan hanya apa yang penting, tapi kenapa itu penting."

more » « less
Video Language:
English
Team:
closed TED
Project:
TEDTalks
Duration:
13:45

Indonesian subtitles

Revisions