Kisah dokter yang menentang Kematian - Iseult Gillespie

Lihat pelajaran selengkapnya di: https://ed.ted.com/lessons/the-tale-of-the-doctor-who-defied-death-iseult-gillespie

Sepasang suami dan istri sedang berputus asa. Sang wanita baru saja melahirkan anak ke-13 mereka, dan keluarga besar ini dengan cepat kehabisan makanan dan uang. Saat mengembara di hutan, sang ayah bertemu dengan sosok kerangka bermata cekung dan berwajah tirus: dia adalah Kematian, yang datang untuk menawarkan jasanya sebagai Ayah baptis bayinya. Iseult Gillespie menceritakan kisah Kematian dan sang dokter.

Materi oleh Iseult Gillespie, disutradarai oleh Yael Reisfeld.

Di dalam gubuk reyot mereka
di tepi hutan,

sepasang suami dan istri
sedang berputus asa.

Sang wanita baru saja melahirkan
anak ketiga belas mereka,

dan keluarga besar itu dengan cepat
kehabisan makanan dan uang.

Sang ayah pergi ke hutan untuk
merenungkan masalah mereka.

Setelah berjam-jam mengembara melalui
pepohonan.

dia berjumpa dengan dua sosok bayangan.

Sosok pertama yang muncul
adalah jelmaan Tuhan,

sementara yang kedua menyerupai Iblis.

Kedua sosok menawarkan untuk
meringankan beban pria itu,

dan menjadi Ayah baptis
untuk anak terakhirnya.

Tapi sang pria menolak tawaran mereka—

dia tidak akan memercayakan anaknya
kepada mereka yang menilai hidup manusia.

Dia pergi lebih dalam ke semak belukar.

Di sini, di bagian paling dalam hutan,
sang ayah bertemu sosok ketiga.

Mata cekung menatap dari wajah tirusnya
yang tersenyum licik.

Dia adalah Kematian, datang menawarkan
jasanya sebagai Ayah baptis.

Dia berjanji dia akan kembali
saat anak itu sudah cukup umur,

untuk memberikannya kebahagiaan
dan kemakmuran.

Sang ayah— mengetahui bahwa semua
orang sama di mata Kematian—

menerima tawarannya.

Beberapa tahun kemudian, saat anak itu
tumbuh menjadi pemuda yang ambisius,

Ayah baptis kerangkanya datang
sesuai yang dijanjikan.

Di tangannya yang keriput
dia memegang botol berisi obat

untuk semua penyakit manusia.

Kematian membawa botol ini untuk
Putra baptisnya,

berjanji menjadikannya dokter
yang sukses.

Tapi obat yang manjur itu disertai
peraturan yang sangat sulit.

Jika Anak baptisnya bertemu dengan
orang yang sakit

dan Kematian melayang di atas
tempat tidur mereka,

sang dokter bisa menyembuhkan mereka
hanya dengan aroma asap penawarnya.

Tetapi jika Kematian menunggu di
kaki tempat tidur,

dia telah mengklaim pasien itu
sebagai miliknya—

dan sang dokter tidak bisa berbuat
apa-apa bagi mereka.

Akhirnya ramuan ampuh sang dokter
dan insting anehnya

dikenal di seluruh negeri.

Dia menjadi kaya dan terkenal, melupakan
kesulitan dari kehidupan sebelumnya.

Saat raja jatuh sakit, dia memanggil
dokter terkenal untuk mengobatinya.

Sang dokter tiba di istana, siap
memamerkan kemampuannya.

Tapi ketika dia memasuki kamar raja,

dia kecewa melihat Kematian
duduk di kaki tempat tidur.

Sang dokter sangat mendambakan
kemuliaan karena menyelamatkan raja—

meskipun harus mengkhianati
Ayah baptisnya.

Lalu, dia dengan cepat memutar
tempat tidur dan membalik posisi Kematian,

sehingga sang dokter dengan mudah
memberikan penawarnya.

Kematian amat murka.

Dia memperingatkan Anak baptisnya yang
sombong jika dia mencurangi Kematian lagi,

dia akan membayarnya dengan nyawanya.

Kematian dan sang dokter melanjutkan
perjalanan mereka.

Setelah beberapa waktu, utusan raja
datang untuk menjemput dokter itu lagi.

Sang putri sedang sakit parah,

dan raja menjanjikan kekayan melimpah
untuk siapa pun yang bisa mengobatinya.

Sang dokter menuju kamar sang putri
dengan gembira.

Tapi ketika dia melihat sang putri,
keserakahannya lenyap.

Dia terpesona oleh keanggunannya,

hingga dia tidak menyadari Kematian
mengintai di kakinya.

Dengan cepat dia mengobati sang putri,

tapi sebelum dia sempat berterima
kasih padanya,

Kematian menyeret Anak baptisnya
yang dimabuk cinta menjauh.

Dalam sekejap, istana lenyap
di sekeliling mereka.

Dokter itu menemukan dirinya
berada di sebuah gua besar

dikelilingi api lilin yang bergoyang, yang
masing-masing mewakili durasi kehidupan.

Sebagai hukuman untuk upaya bodoh
Anak baptisnya untuk menguasai kematian,

Kematian memangkas sumbu lilinnya.

Melihat cahayanya yang semakin menipis,

sang dokter merasakan ketakutan
yang sering dia lihat di mata pasiennya.

Dengan putus asa, dia memohon Kematian
agar memindahkan cahayanya ke lilin baru

Ayah baptisnya memikirkan permintaannya--
tapi pengkhianatannya terlalu besar.

Dia melonggarkan genggamannya,
dan lilin Anak baptisnya jatuh ke lantai.

Kematian berdiri diam,

wajahnya yang hampa terpaku
pada api yang berkelap-kelip—

hingga semua yang tersisa dari sang dokter
hanyalah kepulan asap.