< Return to Video

Apakah masih ada penderitaan setelah penerangan sempurna?

  • 0:02 - 0:04
    Plum Village, Prancis, Mei 2014
  • 0:04 - 0:07
    Master Zen Thich Nhat Hanh
    menjawab pertanyaan
  • 0:07 - 0:13
    (Bunyi genta)
  • 0:13 - 0:25
    Saat anda tiba di dunia lain, apakah anda
    masih bisa berpikir ataupun menderita?
  • 0:35 - 0:39
    (Bahasa Prancis)
    Seperti apakah dunia lain itu?
  • 0:40 - 0:43
    Apakah anda masih bisa berpikir?
  • 0:43 - 0:46
    Apakah anda masih menderita?
  • 0:49 - 0:52
    (Terjemahan) Thay terkasih,
    saat anda tiba di dunia lain,
  • 0:52 - 0:55
    apakah anda masih berpikir?
    Apakah anda masih menderita?
  • 0:57 - 0:59
    Iya!
  • 1:00 - 1:04
    Bahkan saat anda tiba di dunia lain,
    anda terus menderita,
  • 1:04 - 1:06
    tapi penderitaan anda berbeda.
  • 1:12 - 1:17
    Ada jalan untuk menderita yang
    bisa membantu anda tumbuh,
  • 1:20 - 1:24
    yang bisa membantu anda sembuh, yang bisa
    membantu anda membantu orang lain.
  • 1:27 - 1:28
    (Bahasa Vietnam)
  • 1:30 - 1:33
    (Terjemahan) Bisakah kita mendapatkan
    penerjemah untuk teman kita?
  • 1:41 - 1:45
    Anda mungkin berpikir bahwa
    Buddha Shakyamuni, guru kita,
  • 1:45 - 1:50
    adalah orang yang selalu bahagia,
    dan tidak menderita.
  • 1:50 - 1:52
    Tapi itu tidak benar.
  • 2:01 - 2:07
    Bagaimana anda bisa seperti itu ketika
    banyak orang di sekitar anda menderita?
  • 2:08 - 2:11
    Saat anda sadar akan penderitaan
    yang sedang berlangsung di dunia ini,
  • 2:11 - 2:19
    anda ingin berbuat sesuatu
    untuk mengurangi penderitaan mereka.
  • 2:24 - 2:31
    Anda berkomunikasi dengan baik
    dengan makhluk hidup lainnya
  • 2:32 - 2:37
    dan itu sebabnya anda ikut
    berbagi penderitaan dengan mereka.
  • 2:38 - 2:43
    Anda merasakan penderitaan
    dalam diri mereka dan diri anda sendiri.
  • 2:44 - 2:50
    Tapi karena anda telah berubah, anda punya
    rasa belas kasihan dan kebijaksanaan.
  • 2:50 - 2:55
    Itu sebabnya anda tidak menjadi
    korban dari penderitaan itu.
  • 2:55 - 2:58
    Anda tahu bagaimana
    memanfaatkan penderitaan itu
  • 2:58 - 3:01
    untuk menghasilkan
    penyembuhan dan perubahan.
  • 3:11 - 3:19
    Banyak dari kita yang tahu bagaimana cara
    tidak menjadi korban dari penderitaan.
  • 3:21 - 3:25
    tapi tahu bagaimana cara
    memanfaatkan penderitaan
  • 3:25 - 3:28
    untuk menyembuhkan,
  • 3:30 - 3:34
    untuk menghasilkan
    kegembiraan dan kebahagiaan.
  • 3:34 - 3:40
    Layaknya anda itu seorang tukang kebun.
  • 3:48 - 3:55
    Kebun menghasilkan banyak bunga
    dan sayuran yang indah.
  • 3:56 - 4:02
    Tapi sebagai kebun, dia juga
    menghasilkan banyak hal lainnya,
  • 4:03 - 4:07
    yang bukan seperti bunga dan sayuran.
  • 4:09 - 4:13
    Dia menghasilkan bunga dan sampah.
  • 4:14 - 4:18
    Tapi sebagai tukang kebun organik,
    anda tidak membuang sampah tersebut.
  • 4:19 - 4:25
    Anda menyimpan dan memanfaatkannnya
    untuk memupuk bunga.
  • 4:27 - 4:31
    Jadi jika anda ingin menanam
    bunga teratai, anda perlu lumpur.
  • 4:33 - 4:38
    Lumpur sangat diperlukan
    untuk menanam bunga teratai.
  • 4:39 - 4:42
    Hal yang sama berlaku untuk
    penderitaan dan kebahagiaan.
  • 4:42 - 4:47
    Anda perlu penderitaan
    agar bisa berbahagia.
  • 4:51 - 4:56
    Jika anda seorang tukang kebun yang baik,
    anda tak akan menjadi korban dari sampah.
  • 4:56 - 4:58
    Anda adalah majikannya.
  • 4:58 - 5:03
    Anda tahu bagaimana memanfaatkan sampah
    untuk membuat pupuk.
  • 5:04 - 5:06
    Jadi Sang Buddha adalah
    seseorang seperti itu.
  • 5:06 - 5:08
    Dia adalah seorang tukang kebun.
  • 5:08 - 5:13
    Dia tahu bagaimana cara
    memanfaatkan sampah,
  • 5:14 - 5:18
    penderitaan, amarah,
    rasa takut, putus asa,
  • 5:18 - 5:24
    dan mengubah hal-hal tersebut
    menjadi hal-hal yang lain.
  • 5:29 - 5:33
    Seperti halnya kanan dan kiri.
  • 5:34 - 5:40
    Kiri harus bersandar pada kanan
    agar bisa terwujud.
  • 5:40 - 5:46
    Jadi penderitaan dan kebahagiaan
    adalah dua aspek dari kenyataan.
  • 5:48 - 5:54
    Jika penderitaan tidak ada,
    kebahagiaan juga tidak akan ada.
  • 5:54 - 5:59
    Dalam dunia lain ada penderitaan,
    tapi anda bukan korbannya.
  • 6:00 - 6:02
    Anda tahu cara memanfaatkannya.
  • 6:03 - 6:07
    Pemikiran saya
    tentang Kerajaan Tuhan juga sama.
  • 6:07 - 6:11
    Kerajaan Tuhan bukanlah tempat
    di mana tidak ada penderitaan.
  • 6:11 - 6:16
    Itu adalah tempat dimana orang tahu
    bagaimana cara memanfaatkan penderitaan
  • 6:17 - 6:22
    untuk menghasilkan
    pengertian dan belas kasihan.
  • 6:22 - 6:24
    Karena tanpa adanya penderitaan
  • 6:24 - 6:30
    anda tidak bisa menghasilkan
    pengertian dan belas kasihan,
  • 6:30 - 6:33
    yang merupakan dasar dari kebahagiaan.
  • 6:34 - 6:37
    Itu sangat jelas. Itu adalah
    pandangan dari Ketergantungan.
  • 6:37 - 6:39
    Pandangan benar.
  • 6:44 - 6:49
    Pemikiran kita tentang Kerajaan Tuhan
    adalah tempat dimana tidak ada penderitaan
  • 6:49 - 6:51
    dan hanya ada kebahagiaan,
  • 6:52 - 6:57
    menurut aturan Ketergantungan,
    ini adalah pandangan salah.
  • 6:58 - 7:00
    Oleh karena itu,
  • 7:00 - 7:05
    jika sangha kita tahu bagaimana
    cara memanfaatkan penderitaan
  • 7:05 - 7:07
    dan mengubahnnya menjadi kebahagiaan
  • 7:07 - 7:10
    kita ada dalam Kerajaan Tuhan
    tepat di sini.
  • 7:12 - 7:16
    Dan kita punya kemampuan untuk membangun
    Kerajaan Tuhan dengan latihan kita.
  • 7:18 - 7:21
    Bagi saya, Kerajaan Tuhan itu
    ada sekarang atau tidak akan pernah ada.
  • 7:24 - 7:28
    Terhubung, terinspirasi, terpelihara.
  • 7:29 - 7:35
    (Suara genta)
Title:
Apakah masih ada penderitaan setelah penerangan sempurna?
Description:

Thay menjawab pertanyaan pada tanggal 21 Juni 2014. Pertanyaan no.1

more » « less
Video Language:
English
Duration:
08:01

Indonesian subtitles

Revisions