< Return to Video

Greening the Island of the Gods

  • 0:16 - 0:19
    Dalam banyak negara di Barat,
  • 0:19 - 0:22
    Anda terpisah dari pengolahan limbah.
  • 0:22 - 0:26
    Anda memasukkan sampah ke tong sampah dan secara ajaib itu menghilang.
  • 0:26 - 0:29
    Seseorang datang untuk itu. Anda tidak harus berpikir tentang hal itu, karena semuanya sudah diatur.
  • 0:29 - 0:33
    Di sini, karena sebenarnya tidak ada sistem pengelolaan sampah make Anda harus
  • 0:33 - 0:37
    memikirkannya. Anda dihadapkan dengan hal itu. Jadi meskipun masalahnya benar-benar buruk, ada juga
  • 0:37 - 0:41
    sisi positif, karena Anda harus mengakui masalah dan
  • 0:41 - 0:45
    berurusan dengannya. Jadi dilihat dari sisi itu, benar-benar ada kesempatan
  • 0:45 - 0:50
    untuk orang menghadapi
  • 0:50 - 0:52
    konsumsi mereka, polusi mereka.
  • 1:06 - 1:09
    Bali memiliki masalah setiap tahun
  • 1:09 - 1:13
    pantai kami setiap satu tahun sekali
  • 1:13 - 1:16
    penuh dengan sampah plastik, misalnya di Kuta
  • 1:16 - 1:19
    Menurut pemerintah, ini disebabkan
  • 1:19 - 1:25
    pasang laut. Ini bukan tentang
  • 1:25 - 1:29
    pasang laut menurut saya, tetapi orang masih membuang
  • 1:29 - 1:32
    sampah plastik ke sungai atau ke
  • 1:32 - 1:36
    kanal dan sampah mengalir ke laut, laut akan membawanya kembali
  • 1:36 - 1:37
    ke darat.
  • 3:45 - 3:49
    Pengelolaan limbah seperti tanah tanpa tuan, iya kan?
  • 3:49 - 3:53
    Maksud saya, Anda hampir dapat melakukan
  • 3:53 - 3:56
    apapun yang Anda inginkan tanpa pernah tertangkap. Tetapi masalah sampah
  • 3:56 - 4:00
    mempengaruhi semua orang, baik kaya maupun miskin, dan jika Anda tidak bisa menghadapi
  • 4:00 - 4:05
    masalah dasar itu—polusi dari limbah Anda—maka bagaimana
  • 4:05 - 4:09
    Anda akan berurusan masalah besar dan lebih kompleks, seperti deforestasi
  • 4:09 - 4:12
    penghancuran terumbu karang, dan perubahan iklim. Maksud saya, ini adalah masalah
  • 4:12 - 4:16
    yang lebih mudah untuk ditangani. Jika Anda berbicara tentang
  • 4:16 - 4:19
    masalah limbah di Bali,
  • 4:19 - 4:25
    dari perspektif saya
  • 4:25 - 4:28
    Anda bisa berdebat tentang hal itu, tapi sebenarnya
  • 4:28 - 4:32
    budaya asli
  • 4:32 - 4:36
    orang Bali adalah benar-benar
  • 4:36 - 4:40
    bersih, dalam rumah tangga mereka. Mereka bangun dini hari,
  • 4:40 - 4:43
    jam 5:00 pagi, dan sudah mulai
  • 4:43 - 4:48
    membersihkan rumah serta halamannya, dan
  • 4:48 - 4:52
    sebelum matahari terbenam, mereka melakukan yang sama
  • 4:52 - 4:56
    mereka bersih-bersih dan membuang semua sampah ke
  • 4:56 - 5:00
    suatu lahan
  • 5:00 - 5:04
    yang disebut "tegalan,"
  • 5:04 - 5:07
    lahan di mana Anda menanam atau memelihara sesuatu,
  • 5:07 - 5:12
    Anda memelihara babi di sana atau yang lain. Ada lahan khusus
  • 5:12 - 5:17
    untuk menempatkan semua sampah. Tetapi jaman dulu
  • 5:17 - 5:21
    seperti 25 atau 30 tahun yang lalu,
  • 5:21 - 5:26
    sebagian besar dari sampah adalah organik
  • 5:26 - 5:28
    dan orang Bali, kebanyakan
  • 5:28 - 5:32
    orang Bali, masih melakukan praktek budaya ini,
  • 5:32 - 5:36
    hanya bahan sampah telah berubah.
  • 5:36 - 5:39
    Sekarang sampah berisi plastik. / "Limbah" merupakan konsep buatan manusia.
  • 5:39 - 5:43
    Tidak ada konsep itu sebelum
  • 5:43 - 5:47
    tahun 50-an dan 60an. Semua sampah adalah organik, dan tidak ada banyak materi buatan manusia.
  • 5:47 - 5:51
    Dulu kebanyakan benda akan dibungkus daun pisang. Misalnya,
  • 5:51 - 5:56
    canang (persembahan ritual), persembahan harian yang saat ini bisa dibeli di pasar,
  • 5:56 - 5:59
    sekarang dibungkus dalam kantong plastik "single use", yang
  • 5:59 - 6:03
    sangat tipis, plastik kepadatan tinggi yang digunakan sekali saja,
  • 6:03 - 6:06
    kemudian dibuang karena kantongnya terlalu tipis untuk digunakan ulang.
  • 6:06 - 6:11
    Dulu, semua canang akan dibungkus dalam daun pisang. Tapi mungkin
  • 6:11 - 6:15
    apa yang terjadi juga disebabkan perubahan gaya hidup - makanan juga
  • 6:15 - 6:19
    dulu dibungkus daun pisang - perubahan gaya hidup ini disebabkan
  • 6:19 - 6:22
    banyaknya produk tersedia
  • 6:22 - 6:27
    di pasar sekarang. Di masa lalu, saya tidak berpikir bahwa persembahan,
  • 6:27 - 6:30
    misalnya, akan
  • 6:30 - 6:35
    dijual sesering sekarang. Tetapi saat ini, banyak orang bekerja,
  • 6:35 - 6:38
    langsung atau tidak langsung, di dalam industri pariwisata,
  • 6:38 - 6:43
    sehingga semakin sering orang harus
  • 6:43 - 6:46
    membeli barang-barang yang dulu mereka tidak perlu membelinya.
  • 6:46 - 6:50
    Dulu tidak ada kebutuhan temporer seperti sekarang.
  • 6:50 - 6:54
    Secara tradisional di Indonesia, dan tentu di Bali,
  • 6:54 - 6:59
    kebanyakan orang tidak ingin membayar pembuangan sampah. Mereka tidak pernah
  • 6:59 - 7:02
    memiliki layanan itu. Mereka terbiasa membuang sampah di belakang rumahnya, membakarnya,
  • 7:02 - 7:07
    atau membuang ke sungai, dan kebiasaan itu menjalar ke kelakuan bisnis.
  • 7:07 - 7:09
    Orang-orang memiliki restoran atau hotel dan
  • 7:09 - 7:13
    mereka mengambil pendekatan yang sama. Mereka hanya ingin "mengeluarkannya" dan
  • 7:13 - 7:18
    tidak pernah berpikir harus membayar untuk pengelolahan limbah. Hanya perlu membuangnya ke lahan terbuka
  • 7:18 - 7:22
    atau ke sungai, dan selesai. Situasi ini semakin rumit
  • 7:22 - 7:25
    karena banyak hotel besar
  • 7:25 - 7:29
    menghasilkan limbah yang besar, tapi ada banyak barang berharga juga di dalamnya.
  • 7:29 - 7:35
    Jadi ada sektor pemulungan yang tidak resmi yang menawarkan kepada
  • 7:35 - 7:38
    hotel dan perusahaan, "Kami melayani pengumpulan sampah,
  • 7:38 - 7:41
    gratis, dan kami akan membeli sampah Anda."
  • 7:41 - 7:46
    Tetapi mereka tidak benar-benar membeli sampah. Mereka membeli akses ke barang-barang daur ulang.
  • 7:46 - 7:50
    Mereka mengambil barang bernilai, dan yang tidak bernilai, tebak kemana akan dibuang:
  • 7:50 - 7:54
    ke sungai, pinggir jalan, kemana saja. Anda benar-benar mendapat apa yang telah Anda bayarkan,
  • 7:54 - 7:58
    dan jika limbah dijual atau pengumpul sampah dibayar sedikit saja, pulau ini akan menjadi kotor.
  • 7:58 - 8:02
    Dan bagi sektor pariwisata, jelas kepentingan mereka untuk tidak mempunyai pulau yang kotor.
  • 8:02 - 8:06
    Jadi mereka harus mulai sadar jika ingin limbah benar-benar
  • 8:06 - 8:10
    diurus, sampah yang tidak bernilai harus dikenakan biaya pengelolaannya.
  • 8:10 - 8:14
    Masalah lain di Bali bahwa sampah plastik sering dibakar.
  • 8:14 - 8:18
    Ini dapat membuat banyak masalah. Penyakit
  • 8:18 - 8:22
    pernafasan adalah yang paling umum
  • 8:22 - 8:25
    di Bali. Ketika asap sampah plastik
  • 8:25 - 8:30
    yang sedang dibakar dihirup oleh orang, khususnya
  • 8:30 - 8:34
    pada kecepatan pembakaran biasa - karena ini bukan
  • 8:34 - 8:38
    pembakaran panas tinggi yang tidak beracun seperti yang panas rendah -
  • 8:38 - 8:42
    biasanya gundukan sampah terbakar lambat dan membara lama, sehingga
  • 8:42 - 8:46
    bisa mengakibatkan banyak masalah kesehatan manusia dan kualitas udara.
  • 8:46 - 8:50
    Pikirkan semua barang yang kita punya, yang
  • 8:50 - 8:53
    benar-benar tidak bermanfaat. Misalnya kantong plastik yang digunakan
  • 8:53 - 8:56
    selama 15 menit, kemudian akan bertahan
  • 8:56 - 9:00
    sampai turun temurun.
  • 9:00 - 9:02
    Itu benar-benar gila.
  • 9:02 - 9:05
    Dan tidak hanya kantong plastik, tapi ada juga
  • 9:05 - 9:08
    pipet plastik dan
  • 9:08 - 9:13
    botol plastik...Kenyataan bahwa sebuah botol plastik
  • 9:13 - 9:17
    biasa yang berukuran 600ml -
  • 9:17 - 9:21
    menghabiskan minyak seperempat berat bersihnya
  • 9:21 - 9:25
    untuk menghasilkan botol tersebut, itu sangat membingungkan. Ketika Anda membeli air dalam botol plastik,
  • 9:25 - 9:28
    Anda tidak membeli airnya, tetapi minyak mentah.
  • 9:28 - 9:32
    Di Bali, orang tidak menyadari berapa banyak botol
  • 9:32 - 9:37
    yang dibuang. Dari botol air saja, ada lebih dari 3 juta botol
  • 9:37 - 9:40
    yang dibuang per hari, itu belum mencakup semua jenis botol minuman lain,
  • 9:40 - 9:44
    dari minuman soda sampai minuman energi
  • 9:44 - 9:49
    dan sebagainya. Meskipun Anda mampu mendaur ulang
  • 9:49 - 9:53
    sampai 90%, masih akan ada 300.000
  • 9:53 - 9:56
    botol yang dibuang ke
  • 9:56 - 10:02
    lingkungan setiap hari. Ini tidak dapat diterima. Ini omong kosong.
  • 10:02 - 10:04
    Di Bali kami menghasilkan 20.000
  • 10:04 - 10:09
    meter kubik limbah setiap hari. Jika rata-rata 15% dari jumlahnya
  • 10:09 - 10:11
    berbahan plastik, berarti kami menghasilkan
  • 10:11 - 10:15
    3.000 meter kubik limbah plastik setiap hari.
  • 10:15 - 10:19
    Menurut saya plastik adalah sumber daya yang sangat berharga. Bahannya ditambang,
  • 10:19 - 10:23
    minyak dibor dari tanah dan menjadi
  • 10:23 - 10:27
    produk yang sangat berguna, jadi harus benar-benar
  • 10:27 - 10:31
    dihormati sebagai sumber daya terbatas, dan digunakan terus menerus.
  • 10:31 - 10:35
    Argumen kami
  • 10:35 - 10:39
    sebagai kampanye tidak berhubungan langsung dengan plastik, melainkan dengan kebiasaan konsumsi,
  • 10:39 - 10:43
    dan kebiasaan kami terhadap budaya temporer
  • 10:43 - 10:47
    yang telah diciptakan. Orang-orang datang ke Bali
  • 10:47 - 10:51
    dan mereka telah melihat brosur, pernah mendengar atau membaca tentang Bali,
  • 10:51 - 10:55
    dan mereka sudah memiliki "gambar" Bali,
  • 10:55 - 10:58
    dan mereka telah
  • 10:58 - 11:02
    cukup terkejut melihat apa yang terjadi, seperti apa situasi yang sebenarnya.
  • 11:02 - 11:07
    Ada cerita ketika saya diminta membantu hotel yang mempunyai
  • 11:07 - 11:10
    masalah sampah yang dibuang persis di depan pintu masuk.
  • 11:10 - 11:15
    Ada pembuangan sampah besar yang dibakar hampir setiap hari,
  • 11:15 - 11:18
    dan asap berhembus langsung ke lobi hotel,
  • 11:18 - 11:22
    melalui restoran, sampai pantai. Dan jelas itu tidak bagus untuk bisnis.
  • 11:22 - 11:26
    Jadi mereka telah menghubungi setiap kantor pemerintahan
  • 11:26 - 11:30
    bahkan meskipun menelepon ke kantor gubernur untuk minta bantuan menangani masalah ini,
  • 11:30 - 11:32
    tidak banyak yang bisa dilakukan. Karena parahnya masalah, mereka minta bantuan kami.
  • 11:32 - 11:37
    Saya mengunjungi hotel untuk melakukan survei singkat,
  • 11:37 - 11:42
    Waktu itu, saya bekerja di LSM, dan hotel bersedia membayar kami untuk melakukannya.
  • 11:42 - 11:46
    Jika kami tahu berapa banyak uang yang sudah hotel habiskan,
  • 11:46 - 11:50
    kami akan meminta biaya yang lebih besar. Tapi kami melakukan survei,
  • 11:50 - 11:54
    dan apa yang kami temukan adalah sebagian besar sampah yang dibakar di depan hotel dimiliki hotel sendiri,
  • 11:54 - 11:57
    Ternyata, hotel telah membuat masalahnya sendiri. Dan itu diakibatkan
  • 11:57 - 12:02
    penjualan sampah hotel kepada pemulung lokal,
  • 12:02 - 12:06
    dia hanya mau mengambil apa yang berharga, dan sisanya dibuang di timbunan sampah yang lama.
  • 12:06 - 12:09
    Kebetulan, timbunan sampah itu berada sebelum hotel dibangun.
  • 12:09 - 12:13
    Pihak hotel tidak pernah menyeberang jalan untuk melihat timbunan sampah, mereka seharusnya melihat logo hotel.
  • 12:13 - 12:18
    Reaksi mereka pada awalnya akan adalah, "Kami harus
  • 12:18 - 12:21
    memecat orang ini." Dan saya sarankan "Itu tidak akan berhasil. Jika Anda mengantinya dengan orang lain,
  • 12:21 - 12:25
    situasi akan tetap sama. Sumber masalah ini bukan pemulung. Masalahnya
  • 12:25 - 12:28
    adalah Anda meminta dia untuk membayar sampah ini.
  • 12:28 - 12:33
    Seharusnya Anda membayar dia untuk membawa sampah ke
  • 12:33 - 12:37
    TPA yang tepat. Inilah ide yang baru bagi mereka. Mereka telah
  • 12:37 - 12:41
    terbiasa menjual sampah mereka. Itu benar-benar gila!
  • 12:41 - 12:45
    Dan mereka sadar sistem harus diubah,
  • 12:45 - 12:49
    dan itu keputusan mudah karena mereka telah mengalami kerugian puluhan juta
  • 12:49 - 12:53
    rupiah per hari. Mereka kehilangan banyak sekali uang. Jadi untuk beralih dan membayar
  • 12:53 - 12:57
    seorang pemulung beberapa juta rupiah per bulan untuk mengurusnya, itu
  • 12:57 - 13:01
    masuk akal. Setiap tahun, Bali dikunjungi kira-kira
  • 13:01 - 13:06
    4 juta wisatawan domestik dan 3 juta wisatawan internasional.
  • 13:06 - 13:09
    Selain itu, Bali memiliki jumlah populasi yang hampir mencapai
  • 13:09 - 13:13
    4 juta. Jadi bisa dibayangkan bahwa
  • 13:13 - 13:18
    sumber daya yang digunakan setiap wisatawan
  • 13:18 - 13:21
    adalah 4 kali lebih banyak
  • 13:21 - 13:24
    dari orang lokal. Apa yang akan terjadi dengan semua
  • 13:24 - 13:29
    sampah mereka dihasilkan mereka? Mungkin ada TPS yang terletak
  • 13:29 - 13:33
    di tepi sungai, dan jelas mengapa semua sampah ini berakhir di laut.
  • 13:33 - 13:37
    Itu mungkin datang dari tempat-tempat di mana Anda tinggal,
  • 13:37 - 13:40
    atau makan. Salah satu
  • 13:40 - 13:44
    pendukung utama yang menentang pembuangan ilegal sering mengulangi kutipan,
  • 13:44 - 13:49
    "mereka menghasilkan uang di Ubud, dan kami mendapatkan sampahnya".
  • 13:49 - 13:56
    Mungkin karena lokasinya,
  • 13:56 - 13:58
    dan juga perjanjian dan penerimaan dari
  • 13:58 - 14:01
    pengambil keputusan sebelumnya untuk memungkinkan sampah
  • 14:01 - 14:05
    masuk. Jadi mereka berkata, "Wah, hebat! Kita memiliki tempat, dan ada kesepakatan,
  • 14:05 - 14:08
    dan lihat: Sampah kami sebenarnya membantu Anda untuk membangun jalan baru,
  • 14:08 - 14:12
    itu akan menghubungkan tanah-tanah yang
  • 14:12 - 14:16
    sebelumnya tidak terjangkau". Jadi, saya benar-benar
  • 14:16 - 14:20
    percaya bahwa mereka merasa ada pertukaran yang
  • 14:20 - 14:24
    saling menguntungkan. Hanya
  • 14:24 - 14:28
    baru-baru ini, mereka menyadari kesepakatan ini mungkin tidak begitu bermanfaat,
  • 14:28 - 14:31
    dan menghentikan itu, dan
  • 14:31 - 14:36
    sebetulnya kepala desa mampu melaksanakan penghentian,
  • 14:36 - 14:40
    mendukung dan mewujudkannya.
  • 14:40 - 14:44
    Pemerintah Bali telah membuat sebuah rancangan: "Bali Go Clean and Green".
  • 14:44 - 14:48
    Ini adalah agenda utama dalam pemerintah kami sekarang;
  • 14:48 - 14:52
    bagaimana untuk membuat Bali lebih berkelanjutan, lebih eko,
  • 14:52 - 14:56
    lebih hijau, iya kan? Sebenarnya kalau kami lihat
  • 14:56 - 15:00
    rancangannya, itu sudah bagus. Perencanaan
  • 15:00 - 15:04
    jangka pendek, menengah dan panjang sudah bagus.
  • 15:04 - 15:07
    Kemudian kebijakan
  • 15:07 - 15:12
    perencanaan ini didasarkan pada 3 agenda
  • 15:12 - 15:16
    utama. Pertama: pendidikan, formal maupun informal.
  • 15:16 - 15:20
    Yang kedua, melibatkan sektor swasta,
  • 15:20 - 15:23
    seperti perusahaan yang
  • 15:23 - 15:28
    beroperasi di Bali. Pariwisata adalah industri yang paling
  • 15:28 - 15:32
    besar, tetapi sampah dan
  • 15:32 - 15:34
    polusi juga diakibatkan industri besar.
  • 15:34 - 15:38
    Dan yang ketiga adalah
  • 15:38 - 15:42
    menyangkut tindakan masyarakat.
  • 15:42 - 15:47
    Sebenarnya ada banyak orang yang
  • 15:47 - 15:51
    peduli masalah ini tetapi mereka tidak tahu apa yang mesti dilakukan, dan mereka
  • 15:51 - 15:55
    frustrasi dengan keadaannya. Tetapi ketika diberikan contoh-contoh seperti ini,
  • 15:55 - 15:59
    kemudian mereka ingin bergabung, dan itu yang sedang terjadi sekarang.
  • 15:59 - 16:03
    Saya rasa ada banyak gerakan akar rumput
  • 16:03 - 16:07
    di Bali, baik didirikan oleh LSM
  • 16:07 - 16:11
    maupun komunitas lokal,
  • 16:11 - 16:16
    yang sudah membangun gerakan tepat
  • 16:16 - 16:19
    dan memberi penyadaran kepada penduduk lokal
  • 16:19 - 16:23
    bagaimana memisahkan sampah
  • 16:23 - 16:27
    dan membuat kompos dari sampah
  • 16:27 - 16:31
    organik. Tapi sekarang, menurut
  • 16:31 - 16:34
    saya, ini masih gerakan kecil.
  • 16:34 - 16:38
    Jadi, supaya akan berhasil,
  • 16:38 - 16:43
    kami harus melibatkan—atau memberikan tekanan sosial—
  • 16:43 - 16:47
    pemerintah untuk membuat undang-undang daerah, seperti "perdau" atau "awig-awig"
  • 16:47 - 16:52
    untuk membuat perubahan yang lebih signifikan,
  • 16:52 - 16:54
    agar lebih efektif dan efisien.
  • 16:54 - 16:58
    Kami berkonsultasi dengan pemimpin masyarakat dan mendengar bahwa mereka memiliki
  • 16:58 - 17:03
    rencana besar untuk mencoba merevitalisasi perekonomian desa mereka
  • 17:03 - 17:06
    melalui program wisata budaya dan ekowisata
  • 17:06 - 17:11
    yang baru saja diluncurkan sekitar satu setengah tahun yang lalu.
  • 17:11 - 17:15
    Selain membantu
  • 17:15 - 17:19
    merumuskan program pariwisata mereka—karena mereka meminta saran kami
  • 17:19 - 17:23
    sebagai orang asing,
  • 17:23 - 17:26
    kami juga sarankan terhadap persoalan pengelolaan sampah yang
  • 17:26 - 17:31
    masyarakatnya telah mengurus selama
  • 17:31 - 17:34
    sekitar 15 tahun yang lalu, dan ada orang-orang masyarakat tersebut yang telah
  • 17:34 - 17:37
    dimulai sekitar 15 tahun yang lalu, dan ada orang-orang didalam masyarakat tersebut yang telah
  • 17:37 - 17:43
    memprotesnya sejak itu.
  • 17:43 - 17:46
    Kebetulan sekitar
  • 17:46 - 17:50
    setahun lalu kami memulai proyek dengan masyarakat ini, tempat pembuangan sampah ilegal itu,
  • 17:50 - 17:54
    telah tertutup setelah 15 tahun beroperasi,
  • 17:54 - 17:59
    Bagi kami, itu adalah keberhasilan monumental bahwa desa
  • 17:59 - 18:01
    dapat mencapai itu. Benar-benar sukses yang cukup besar.
  • 18:01 - 18:06
    Namun, sistemnya kurang sempurna sekarang karena
  • 18:06 - 18:11
    sampah masih harus ditangani. Tetapi keputusan untuk menghentikan
  • 18:11 - 18:14
    14 truk yang dulu masuk setiap hari,
  • 18:14 - 18:18
    dan membawa sampah dari luar desa,
  • 18:18 - 18:22
    adalah keputusan yang buat kami merasa benar-benar bangga
  • 18:22 - 18:25
    dengan masyarakat yang mampu mencapai itu.
  • 18:25 - 18:29
    Saya yakin itu bisa direplikasi di desa lain.
  • 18:29 - 18:35
    Tentu saja visi dan keinginan bersama harus ada.
  • 18:35 - 18:38
    Mungkin orang merasa sudah menyerah dan berpikir "Apa yang akan saya lakukan"? Tapi sebenarnya banyak
  • 18:38 - 18:42
    bisa dilakukan, dan harus dimulai. Mungkin dari hal kecil,
  • 18:42 - 18:45
    tetapi harus dimulai. / Jika Anda memiliki sebuah peternakan organik
  • 18:45 - 18:51
    di rumah Anda, bahkan yang kecil,...
  • 18:51 - 18:54
    itu akan mengurangi
  • 18:54 - 18:58
    masalah sampah secara efektif. Misalnya,
  • 18:58 - 19:00
    sampah yang dari dapur saya sendiri:
  • 19:00 - 19:06
    adalah kurang lebih 70%
  • 19:06 - 19:09
    organik. Saya mempunyai kotak kompos. Saya menempatkan
  • 19:09 - 19:15
    sampah organik ini ke dalam kotak kompos,
  • 19:15 - 19:17
    karena ini akan kembali ke alam, ke
  • 19:17 - 19:23
    kebun sayuran saya. Kemudian sisanya, 30%,
  • 19:23 - 19:25
    kebanyakan sampah yang non-organik ini
  • 19:25 - 19:29
    bisa didaur ulang,
  • 19:29 - 19:34
    juga mempunyai nilai ekonomis, karena
  • 19:34 - 19:37
    di Bali ada "pemulung" yang bekerja sebagai
  • 19:37 - 19:41
    pengumpul sampah. Kadang-kadang mereka membelinya dari
  • 19:41 - 19:45
    setiap rumah tangga. Mereka akan berjalan kaki keliling sambil memanggil, "Barang bekas,
  • 19:45 - 19:49
    barang bekas", berarti "sampah", kemudian
  • 19:49 - 19:53
    mereka akan membelinya. Mereka mempunyai harga yang bagus untuk barang plastik, botol, seperti
  • 19:53 - 19:56
    botol bir, kertas,
  • 19:56 - 20:01
    aluminium, logam, baja, dan tembaga. Mereka
  • 20:01 - 20:05
    memberikan harga yang benar-benar tinggi,
  • 20:05 - 20:09
    dan sebagian besar dari 30% sampah non-organik
  • 20:09 - 20:13
    ini, yang berasal dari dapur bisa didaur ulang, jadi bisa
  • 20:13 - 20:17
    dijual, atau diberikan saja kepada pemulung.
  • 20:17 - 20:21
    Jadi, kira-kira 25% dari sampah saya akan
  • 20:21 - 20:25
    didaur ulang, untuk menjadi sesuatu yang bernilai, seperti barang baru,
  • 20:25 - 20:29
    dan sisa 5% dari sampah ini
  • 20:29 - 20:33
    adalah benar-benar limbah. Materi seperti
  • 20:33 - 20:36
    plastik lembut, seperti kemasan biskuit
  • 20:36 - 20:42
    atau kantong plastik.
  • 20:42 - 20:45
    Jadi, menurut saya, hanya
  • 20:45 - 20:50
    5% dari semua sampah dapur akan berakhir di TPA karena kita sudah tidak bisa mengolahnya lagi.
  • 20:50 - 20:53
    Saya pikir tempat pembuangan tidak akan
  • 20:53 - 20:57
    penuh begitu cepat. Saya pikir cara yang paling praktis sekarang,
  • 20:57 - 21:01
    karena Bali belum memiliki fasilitas pengelolaan limbah,
  • 21:01 - 21:05
    setidaknya yang tepat, adalah untuk fokus pada pencegahan limbah: Setiap rumah tangga
  • 21:05 - 21:08
    bisa melakukan itu. Misalnya bawa tas Anda sendiri ketika belanja, bawa keranjang Anda sendiri,
  • 21:08 - 21:12
    bawa botol Anda sendiri, sehingga Anda tidak
  • 21:12 - 21:16
    menambah jumlah limbah. Mungkin tindakan ini terlihat kecil.
  • 21:16 - 21:19
    "Ini hanya satu kantong plastik"!
  • 21:19 - 21:25
    Saya pernah bekerja dengan sekelompok siswa, dan kami minta mereka
  • 21:25 - 21:28
    mengamati berapa banyak kantong plastik dibawa ke dalam rumah tangga mereka
  • 21:28 - 21:31
    setiap hari. Dan satu siswa melaporkan,
  • 21:31 - 21:34
    "5 kantong plastik". Ok, mari kita menghitung.
  • 21:34 - 21:39
    Dalam sebulan akan berjumlah 150.
  • 21:39 - 21:44
    Berapa banyak orang, berapa banyak keluarga, kurang lebih,
  • 21:44 - 21:47
    yang ada di banjar Anda? Dia menjawab, "55". Berarti dalam setahun,
  • 21:47 - 21:52
    akan ada lebih 10.000 kantong plastik. Itu banyak.
  • 21:52 - 21:55
    Saya pernah mengalami ini, karena ketika kami bicarakan plastik misalnya,
  • 21:55 - 21:59
    masalah besar di Bali, dulu saya mencoba untuk menjalani satu
  • 21:59 - 22:03
    bulan tanpa plastik.
  • 22:03 - 22:06
    Kami menyebutnya "plastic diet," hanya untuk mendapatkan
  • 22:06 - 22:11
    data tentang bagaimana sulitnya hidup tanpa plastik,
  • 22:11 - 22:17
    untuk meminimalkan sebisa mungkin pengunaan plastik.
  • 22:17 - 22:20
    Tindakan ini bisa dilakukan.
  • 22:20 - 22:24
    Ketika kita berbelanja, kita hanya perlu bawa tas kita sendiri,
  • 22:24 - 22:30
    keranjang kita sendiri, jadi tidak begitu sulit.
  • 22:30 - 22:33
    Kepada banyak pelanggan, kami menyediakan laporan daur ulang bulanan.
  • 22:33 - 22:37
    Jadi mereka mendapatkan selembar kertas yang mencatat benda-benda
  • 22:37 - 22:38
    yang dapat didaur ulang: seberapa banyak aluminium, botol plastik,
  • 22:38 - 22:45
    plastik yang lain, kertas, dan sebagainya. Kemudian kami mencatat
  • 22:45 - 22:49
    barang-barang buatan manusia yang tidak bisa didaur ulang.
  • 22:49 - 22:53
    Misalnya styrofoam atau sampah berbahaya. Dan kami mencatat
  • 22:53 - 22:57
    berapa banyak sampah organik atau limbah makanan, sehingga mereka mempunyai laporan
  • 22:57 - 23:00
    dari yang sebenarnya mereka hasilkan sendiri. Dan pada awalnya,
  • 23:00 - 23:04
    mungkin mereka berpikir, "Oh, laporan ini lucu, ini bagus", tapi setelah mereka melihat
  • 23:04 - 23:08
    hasil sampah dalam 6 bulan atau setahun, mereka paham
  • 23:08 - 23:11
    berapa banyak sampah yang mereka hasilkan. Dan dalam beberapa kasus, itu cukup
  • 23:11 - 23:15
    mengejutkan. Jadi ini semacam panggilan untuk mereka sadar kalau
  • 23:15 - 23:20
    mereka adalah pencemar, mereka harus berpikir tentang dampaknya.
  • 23:20 - 23:22
    Saya rasa turis mempunyai tanggung jawab besar dari
  • 23:22 - 23:27
    dampak yang mereka hasilkan di setiap negara yang mereka kunjungi.
  • 23:27 - 23:31
    Mereka menyumbangkan sebagian besar dari jumlah sampah yang perlu
  • 23:31 - 23:35
    ditangani. Tetapi
  • 23:35 - 23:40
    mereka bisa membuat dampak yang positif. Mungkin di hotel yang
  • 23:40 - 23:43
    mereka pilih untuk tinggal, mereka bisa memastikan dengan bertanya, "Ok, apakah
  • 23:43 - 23:47
    kebijakan lingkungan hotel ini? Bagaimana limbah hotel dibuang? Saya ingin memastikan
  • 23:47 - 23:51
    bahwa limbah yang saya hasilkan di hotel ini, atau yang hotel hasilkan
  • 23:51 - 23:55
    akan berakhir di tempat yang tepat, dan tidak akan mencemari sungai
  • 23:55 - 23:58
    dan berakhir di laut dan benar-benar mengurangi seluruh
  • 23:58 - 24:03
    pengalaman wisata". Tujuan utama ke suatu tempat
  • 24:03 - 24:06
    liburanan yang menyenangkan adalah untuk bersantai, mungkin untuk menikmati laut. Tetapi jika ada
  • 24:06 - 24:10
    banyak sampah di dalamnya, maka jelas itu bukan
  • 24:10 - 24:15
    yang Anda inginkan. Jadi, tanyakan kepada pihak hotel apa yang mereka lakukan dengan sampahnya.
  • 24:15 - 24:18
    Sebelum datang ke sini, Anda bisa membuat janji
  • 24:18 - 24:22
    untuk mendukung sebuah organisasi lokal yang bekerja untuk melindungi
  • 24:22 - 24:26
    lingkungan, menjaga keindahan dan kesehatan wilayah yang Anda datang untuk menikmati
  • 24:26 - 24:30
    Anda bisa menyumbang kepada organisasi
  • 24:30 - 24:33
    nirlaba dan mendukung proyek-proyek mereka.
  • 24:33 - 24:39
    Pada skala yang lebih besar,
  • 24:39 - 24:42
    saya ingin melihat perusahaan dan tempat
  • 24:42 - 24:46
    wisata untuk berkomitmen memberi, misalnya,
  • 24:46 - 24:50
    1% dari dana yang tamu habiskan di hotel
  • 24:50 - 24:54
    atau untuk makanan atau tiket penerbangan sebagai donasi
  • 24:54 - 24:58
    mendukung program lingkungan, atau program hijau. Ada wilayah yang
  • 24:58 - 25:02
    telah melakukan ini secara efektif. Misalnya pulau Gili Trawangan, yang terletak dekat
  • 25:02 - 25:05
    Lombok, memiliki Gili Ecotrust, sehingga
  • 25:05 - 25:10
    sejumlah kecil, kira-kira 1 dolar per hari per wisatawan akan masuk ke
  • 25:10 - 25:14
    dana itu dan digunakan untuk pengelolaan limbah
  • 25:14 - 25:18
    atau untuk menangani masalah lingkungan lainnya.
  • 25:18 - 25:22
    Semua orang ingin untuk menjadi "hijau". Tren itu dimulai oleh beberapa perintis
  • 25:22 - 25:25
    yang bertindak "hijau", kemudian semua orang ingin bergabung. Tetapi
  • 25:25 - 25:29
    biasanya, banyak orang hanya menyatakan bahwa mereka "hijau".
  • 25:29 - 25:34
    Mungkin mereka berniat yang baik, mungkin tidak. Tetapi itu adalah slogan pemasaran saja. Mereka manyatakan "Kami hijau,"
  • 25:34 - 25:39
    atau "Kami mendaur ulang, kami melakukan itu", tetapi nantinya,
  • 25:39 - 25:41
    pelanggan dan orang lain akan mengerti bahwa tidak cukup hanya mengatakannya.
  • 25:41 - 25:44
    Mereka harus membuktikannya, menjelaskan apa yang mereka lakukan.
  • 25:44 - 25:49
    Meskipun hanya bertanya kepada mereka, itu sudah bisa membantu.
  • 25:49 - 25:53
    Langkah utama dalam perencanaan pengelolaan sampah apapun
  • 25:53 - 25:57
    harus ada pencegahan
  • 25:57 - 26:01
    dulu, kemudian pengurangan dan nantinya Anda mulai melihat...ok,
  • 26:01 - 26:04
    apa yang bisa dilakukan dengan limbah yang sudah ada? Bisakah digunakan kembali? Jika tidak bisa,
  • 26:04 - 26:08
    apakah bisa didaur ulang? Harus ada langkah seperti itu
  • 26:08 - 26:13
    dalam piramida prioritas. Jadi kerjasama yang dilakukan sekarang
  • 26:13 - 26:17
    adalah mendorong dunia usaha melakukan pencegahan limbah. Kami
  • 26:17 - 26:21
    menyebutnya "Plastik Detox Bali". Masyarakat kami, saat ini,
  • 26:21 - 26:24
    kecanduan plastik. Orang
  • 26:24 - 26:29
    cenderung panik, seperti "Benar? Plastik dilarang"?
  • 26:29 - 26:33
    Kami harus terus mengingatkan bahwa kami bukan anti-plastik;
  • 26:33 - 26:37
    plastik memang dibutuhkan. Tapi kita harus belajar menggunakannya dengan bijak.
  • 26:37 - 26:41
    Untuk membantu
  • 26:41 - 26:43
    meringankan kecanduan mereka,
  • 26:43 - 26:47
    kami sarankan mencoba Plastik Detox Bali.
  • 26:47 - 26:52
    Ada serangkaian tindakan yang wirausaha dapat
  • 26:52 - 26:57
    ambil: Pertama, kami meminta mereka untuk tidak memberikan kantong plastik
  • 26:57 - 27:01
    secara gratis. Apa yang saya pikir harus dilakukan di Bali,
  • 27:01 - 27:05
    mungkin di seluruh Indonesia, tapi pasti di Bali,
  • 27:05 - 27:09
    adalah mulai mengimplementasikan pajak tas belanja. Orang mesti membayar
  • 27:09 - 27:13
    kantong plastik. Membayar untuk hak istimewa itu.
  • 27:13 - 27:20
    Membayar biaya eksternal yang meningkat,
  • 27:20 - 27:21
    kemudian mudah-mudahan orang akan paham bahwa hak ini tidak gratis, seperti dikira sekarang
  • 27:21 - 27:25
    dan mereka pikir itu modern. Mereka berpikir gratis adalah modernitas. Bagus, ya? Asik, dong!
  • 27:25 - 27:29
    Tapi itu tidak benar. Bagaimana dengan biaya untuk
  • 27:29 - 27:33
    penanganan jangka panjang? Biaya pengobatan untuk orang yang menhirup
  • 27:33 - 27:37
    dioksin dari proses pembakaran plastik? Bagaimana dengan orang yang memakannya
  • 27:37 - 27:41
    pada ikan laut? Berapa biaya kesehatan masyarakat yang diakibatkan?
  • 27:41 - 27:45
    Semua perlu biaya. Miliaran, miliaran dan miliaran
  • 27:45 - 27:49
    rupiah. Jadi, apakah perlu membuat sistem pengelolaan limbah dulu, atau mulai dengan
  • 27:49 - 27:53
    pengurangan sampah? Mana yang lebih efisien secara biaya, lebih hemat?
  • 27:53 - 27:56
    Untuk pemerintah yang bahkan tidak bisa menyediakan air kepada warga di
  • 27:56 - 28:01
    Denpasar, ada banyak krisis lain yang sedang mendekati pulau ini.
  • 28:01 - 28:05
    Plastik harus menjadi masalah termudah untuk ditangani. Laksanakan pajak tas plastik. Kemudian
  • 28:05 - 28:08
    ketika orang sudah sadar, sudah didukung masyarakat: "Wah
  • 28:08 - 28:13
    tas plastik mahal", kemudian terapkan peraturan larangan tas plastik. Melarang tas plastik.
  • 28:13 - 28:16
    Melarang kantong plastik yang digunakan sekali. Irlandia? Pengurangan 92% dalam
  • 28:16 - 28:20
    2 minggu! Mereka hanya melarang kantong plastik langsung, dan itu memungkinkan
  • 28:20 - 28:24
    di wilayah seperti Bali: Ini adalah pulau. Hanya perlu melarang tas plastik.
  • 28:24 - 28:28
    Orang akan belajar untuk berurusan dengan itu. Anda belajar.
  • 28:28 - 28:33
    Pertama atau kedua kali Anda ke toko tanpa membawa tas sendiri, dan
  • 28:33 - 28:37
    dipaksa membelinya atau kembali ke rumah dan mengambil satu Anda tidak akan lupa lagi.
  • 28:37 - 28:40
    Pergeseran perilaku instan, iya kan? Instan.
  • 28:40 - 28:44
    Orang-orang akan mengeluh, tetapi menjadi dewasa, kok!
  • 28:44 - 28:48
    Kita harus dewasa mengenai lingkungan hidup kita.
  • 28:48 - 28:52
    Para siswa akan menjadi pemimpin masa depan dalam waktu dekat, dan
  • 28:52 - 28:56
    mereka harus mampu mengakses
  • 28:56 - 29:00
    berbagai informasi dalam pendidikannya, dan harus sadar.
  • 29:00 - 29:04
    Seringkali, bukan hanya di Indonesia, dalam banyak
  • 29:04 - 29:08
    negara, kurikulum sekolah sudah lama dan tidak relevan dengan
  • 29:08 - 29:12
    banyak isu yang kini kita hadapi.
  • 29:12 - 29:16
    Jika kurikulum tersebut
  • 29:16 - 29:19
    dapat ditanamkan,
  • 29:19 - 29:23
    kami merasa itu akan efektif, dan membuat anak-anak bersemangat.
  • 29:23 - 29:27
    Kami memilih sekolah di beberapa wilayah, banyak terletak
  • 29:27 - 29:33
    di daerah terpencil, dimana sekolah tidak memiliki
  • 29:33 - 29:36
    layanan pengumpulan sampah, sehingga sekolah biasanya akan membakar
  • 29:36 - 29:40
    limbah, atau membuangnya di sungai di belakang sekolah. Di sebuah sekolah tinggi, kami
  • 29:40 - 29:43
    berdiskusi dengan baik masalahnya. Tanpa
  • 29:43 - 29:47
    mengatakan apa-apa...karena sekolah telah menyediakan minuman,
  • 29:47 - 29:51
    "Apa yang Anda dapat lakukan
  • 29:51 - 29:56
    untuk mengurangi sampah dalam kehidupan sehari-hari"?
  • 29:56 - 29:59
    Tanpa mengatakan apa-apa...karena sekolah telah menyediakan pengantar,
  • 29:59 - 30:03
    siswa menjawab,
  • 30:03 - 30:07
    "Ini bisa dihilangkan dan kami dapat mulai menggunakan pembungkus daun pisang lagi.
  • 30:07 - 30:10
    Jangan menggunakan ini atau itu".
  • 30:10 - 30:14
    Jadi, saya pikir sebenarnya SMA
  • 30:14 - 30:19
    adalah sasaran yang cukup penting. Ada banyak program. Itu tidak perlu banyak
  • 30:19 - 30:24
    dana, hanya membutuhkan sedikit. Dan jika Anda bisa membantu
  • 30:24 - 30:28
    upaya penggalangan dana supaya program dapat dimulai
  • 30:28 - 30:32
    atau dipertahankan, itu akan sangat membantu.
  • 30:32 - 30:35
    Ketika Anda berpikir hal tersebut dalam tingkat global,
  • 30:35 - 30:40
    apa yang dilakukan masyarakat di masa depan?
  • 30:40 - 30:43
    Solusi, bagi saya, adalah kembali lagi
  • 30:43 - 30:48
    untuk melibatkan pemerintah, karena
  • 30:48 - 30:51
    sebagian besar masyarakat di sini setuju dengan ide
  • 30:51 - 31:00
    pemisahan sampah atau daur ulang.
  • 31:00 - 31:03
    "Mengurangi, menggunakan kembali, mendaur ulang",
  • 31:03 - 31:06
    atau "Bali Go Clean and Green".
  • 31:06 - 31:12
    Semua orang setuju slogan-slogan itu. Tapi apa yang kita bicarakan saat ini,
  • 31:12 - 31:15
    setelah slogan, gagasan,
  • 31:15 - 31:19
    apa yang Anda tulis, setelah kata adalah
  • 31:19 - 31:22
    Anda harus bertindak sekarang.
  • 31:22 - 31:27
    Yang kita tunggu, sebagai gerakan akar rumput,
  • 31:27 - 31:31
    yang tetap melakukan apa yang kita percaya
  • 31:31 - 31:35
    adalah undang-undang pemerintah untuk mendukung aksi ini.
  • 31:35 - 31:38
    Untuk memulai kebijakan itu dalam skala besar,
  • 31:38 - 31:43
    maksud saya, pemerintah
  • 31:43 - 31:47
    perlu campur tangan, dari atas
  • 31:47 - 31:50
    sampai ke tingkat desa.
  • 31:50 - 31:55
    Setiap tingkat. Dan dengan otonomi daerah di Indonesia,
  • 31:55 - 31:58
    gubernur bisa mengatakan harus seperti ini kemudian para bupati
  • 31:58 - 32:01
    perlu mengikutinya. Mereka harus peduli, benar-benar peduli.
  • 32:01 - 32:05
    Saya pikir sekarang pemerintah tidak memiliki keprihatinan yang serius tentang masalah sampah
  • 32:05 - 32:09
    tapi saya percaya, terutama
  • 32:09 - 32:13
    daerah Bali, karena pemerintahan di Bali sangat
  • 32:13 - 32:18
    unik, kami memiliki pemerintah formal dan tradisional, dan keduanya sama-sama kuat,
  • 32:18 - 32:21
    Jika mereka
  • 32:21 - 32:25
    memiliki keprihatinan yang serius tentang masalah sampah
  • 32:25 - 32:29
    itu akan bisa disosialisasikan
  • 32:29 - 32:33
    secara efektif bagi masyarakat. Kami
  • 32:33 - 32:37
    akan mendukung 100%. Membuatnya jadi nyata.
  • 33:32 - 33:37
    Tolak Tas Kresek
  • 33:37 - 33:40
    Plastik, plastik, plastik
  • 33:40 - 33:44
    Tolak tas kresek. Bali adalah pulau yang cantik,
  • 33:44 - 33:47
    tas plastik membuat kulit bersisik,
  • 33:47 - 33:51
    Mari mainkan musik dan dukung Bali yang cantik tanpa plastik.
Title:
Greening the Island of the Gods
Description:

A short documentary film dumpster diving into Bali's garbage crisis and its grassroots solutions. For more info, visit: http://www.theparadigmshiftproject.org/greening_the_island_of_the_gods.html

more » « less
Video Language:
English
Duration:
33:54

Indonesian subtitles

Revisions