Kanibalisme dalam kerajaan hewan - Bill Schutt

Lihat pelajaran lengkapnya: https://ed.ted.com/lessons/cannibalism-in-the-animal-kingdom-bill-schutt

Hingga baru-baru saja, para ilmuwan menganggap kanibalisme adalah respons yang langka terhadap kelaparan atau stres ekstrem lainnya. Kanibal terkenal seperti belalang sembah dan laba-laba black widow dianggap pengecualian yang aneh. Tapi sekarang, kita mengetahui bahwa mereka kurang lebih mewakili mayoritas kanibal. Bill Schutt menunjukkan bagaimana kanibalisme dapat mendorong kelangsungan hidup spesies dengan mengurangi persaingan, memusnahkan yang lemah, dan meningkatkan yang kuat.

Pelajaran oleh Bill Schutt, animasi oleh Kolektif Kolektif.

Di gurun di Barat Daya AS,

kecebong katak spadefoot
menetas di oasis kecil

Hingga mereka berkembang menjadi katak
muda, mereka tidak dapat hidup di luar air

tetapi mata air ini hanya sementara
dan menguap dengan cepat.

Kecebong ini melawan waktu

untuk berkembang sebelum
pembibitan mereka hilang.

Jadi hampir semalam, beberapa dari
mereka menjadi jauh lebih besar

Mereka menggunakan gigi tajam
dan otot rahang besar

untuk memakan
teman kolam yang lebih kecil.

Dengan tenaga ekstra ini,

mereka berkembang lebih cepat,
meninggalkan kolam sebelum habis menguap.

Katak spadefoot bukan satu-satunya hewan

yang memakan anggota dari spesiesnya
sebagai bagian biasa dari daur hidupnya.

Semua hewan ini melakukannya.

Jika itu mengagetkanmu,
kamu tidak sendirian.

Hingga baru-baru saja,
ilmuwan mengira kanibalisme

adalah respons langka
terhadap kelaparan atau stres.

Kanibal terkenal,

seperti belalang sembah
atau laba-laba black widow,

dianggap sebagai pengecualian aneh.

Tetapi sekarang, kita mengetahui bahwa
mereka mewakili mayoritas.

Meskipun terlihat tidak produktif,

untuk anggota dari spesies yang sama
untuk memakan satu sama lain,

kanibalisme dapat mendorong
kelangsungan hidup suatu spesies

dengan mengurangi saingan,

memusnahkan yang lemah,

dan meningkatkan yang kuat.

Beberapa spesies,
seperti katak spadefoot,

melakukan kanibalisme sebagai respons
terhadap tekanan lingkungan.

Keadaan mereka memang genting,

tetapi kanibalisme bagi mereka bukanlah
upaya terakhir untuk menghindari kelaparan

Sebalikanya, itu adalah cara
untuk mengatasi suatu tahap

di mana mereka
sangat rentan terhadap predasi

atau keadaan lingkungan yang berbahaya.

Spesies lain, termasuk banyak ikan,

tanpa pandang bulu menganibalisme satu
sama lain dalam perilaku mencari makan.

Ikan menghasilkan banyak anak,

dan yang dewasa menunjukkan pengakuan
individu dari anak-anaknya

sebagaimana manusia melakukan
hal yang sama untuk segenggam kismis.

Telur ikan, larva, dan ikan remaja adalah
makanan yang mudah tersedia dan bergizi,

dan dengan ribuan telur dalam satu sarang,

masih banyak yang dapat menetas
setelah para dewasa memakannya.

Ikan bayi tidak hanya berisiko untuk
dimakan oleh ikan dewasa,

tetapi saudara kandung juga.

Telur hiu harimau pasir
berkembang dan menetas

di dalam saluran telur induknya
pada waktu yang berbeda.

Saat tukiknya kehabisan kuning telurnya
dari telurnya sendiri,

mereka memakan telur dan tukik lain

hingga satu bayi hiu dari
setiap saluran telur terisisa.

Saat mereka keluar, hiu kecilnya
bergizi baik, dan predator berpengalaman

yang memiliki kesempatan lebih baik
untuk bertahan hidup.

Saat mereka tidak dimakan untuk gizi,

hewan muda sangat rentan
terhadap kanibalisme.

Hamster,

tikus,

dan induk hewan pengerat lain

akan memakan beberapa dari anaknya
jika mereka sakit,

mati,

atau terlalu banyak untuk diberi makan.

Dalam mamalia lain,
seperti beruang dan singa,

jantan akan membunuh anak yang
mempunyai bapak yang lain.

Alasannya adalah betina tanpa anak menjadi
lebih reseptif terhadap perkawinan,

daripada jika betinanya merawat anaknya.

Daripada membuang daging bergizi,
jantannya memakan anak yang mati.

Sementara burung lebih jarang
melakukan kanibalisme,

spesies tertentu akan memakan
tukik yang sakit atau mati

sebagai cara membuang tubuhnya
sebelum belatung datang.

Saat dewasa memakan satu sama lain,
jantan lebih sering dimakan,

biasanya saat kawin dan
karena jantan lebih kecil.

Laba-laba redback Australia jantan kawin
dengan betina yang jauh lebih besar.

Dari pada melarikan diri setelah berkawin,
jantan kecil melompat,

meletakkan perutnya ke
mulut pasangannya.

Betina kemudian menyiramnya dengan cairan
berenzim dan memakan perutnya.

Jantan yang tidak dibunuh saat perkawinan
kembali ke sarangnya,

kadang-kadang setengah dimakan,

untuk berkawin lagi, setelahnya ia mati.

Jadi jantan tidak hanya
memberi betina spermanya,

tetapi juga memberinya makanan bergizi

untuk memastikan betina akan
hidup untuk meneruskan gennya.

Keseluruhannya, sudah jelas
bahwa kanibalisem adalah

bagian dari kerajaan hewan,

seperti tingkah laku hewan yang lain.

Saat kita menenggelamkan gigi kita ke
dalam bukti dari kanibalisme dalam alam,

kita mungkin bertanya diri sendiri

apa lagi yang kita lewatkan jika kita
memakai standar manusia ke dunia alami?