-
[Nickhun] Gue, gue ngerasa bersalah karena
-
karena gue dulu nakal,
-
jadi gue gak bisa ngebantah perkara ini.
-
[Eric] Oke.
-
[Nickhun] Ini pertama kalinya gue ceritain cerita ini,
-
jadi kayaknya penggemar gue juga pada gak tau.
-
[Eric] Wah gila.
-
[Nickhun] Sampai hari ini, sekarang.
-
[Eric] Jadi, buat orang yang gak tau, yang gak paham,
-
gimana lo akhirnya...
-
[Nickhun] Bisa disini.
-
[Eric] Iya, gimana lo disini? Kok bisa?
-
[Nickhun] Jadi gue, gimana bisa jadi 2PM.
-
Jadi dulu, gue pergi ke suatu
-
festival Korea di downtown LA, K-Town.
-
[Eric] Iya.
-
[Nickhun] Karena, dulu pas gue tinggal di Amerika,
-
di California, gue biasanya bilang gue dari 'LA'
-
padahal aslinya gue dari Racho Cucamonga
-
yang jaraknya kurang lebih sejam dari LA
-
dan lo tau lah di California, di Amerika,
-
tapi kebanyakan di California kalo lo gak punya,
-
sebelum ada Uber, kalo lo gak punya mobil, lo gak bisa ke mana-mana.
-
[Eric] Bener, lo terperangkap disitu.
-
[Nickhun] Kecuali, kalo itu emang daerah lo, kawasan lo gitu.
-
Jadi ya, gue belom pernah bener bener ke LA,
-
sampe akhirnya hari itu.
-
Temen-temen gue pada ngajakin, "Eh temenin gue yuk, jadi kayak ada konser gitu,
-
ada G.O.D, ada NRG, dan artis-artis lainnya,"
-
gue bener bener gak tau itu artisnya siapa aja sama sekali.
-
Terus, ceritanya gue lagi nonton konsernya kan,
-
tiba-tiba ada perempuan yang nyamperin gue pake bahasa korea.
-
dan gue kayak...
-
[Eric] Gak paham...
-
[Nickhun] Gak paham lo ngomong apaan...
-
Dia masih lanjut terus-terusan ngomong sama gue,
-
tiba-tiba ada penerjemah yang bediri di samping dia
-
dan ngasih tau gue kalo perempuan ini dari JYP
-
dan dia mau gue buat ikut dia ke hotelnya buat ngerekam video audisi.
-
Dan gue kayak... Wah meyakinkan sekali...
-
[Eric] Gila itu serem banget...
-
[Nickhun] Gue kayak, gila ini gue mau dibunuh di ruangan hotelnya apa gimana?
-
[Eric] Iya iya
-
[Nickhun] Jadi gue gak mau.
-
Dan faktanya, gue gak punya yang semacam bakat gitu,
-
kayak, gue gak tertarik di dunia hiburan.
-
[Eric] Oh iya iya.
-
[Nickhun] Kecuali piano. Gue suka main piano dulu,
-
tapi enggak yang kayak nyanyi, nari gitu. Ngomong di depan kelas aja gue gak bisa.
-
[Eric] Oh, jadi lo malu banget ya.
-
[Nickhun] Iya, gue orangnya gugup banget.
-
Tapi, pas di minggu itu mereka terus terusan ngehubungin gue,
-
karena mereka harus balik ke Korea kan.
-
Mereka kayak, "Kita harus ngerekam audisi kamu,"
-
dan gue berkali-kali nolak.
-
Sampai mereka kayak,"yaudah deh, kita pengen ngobrol aja, ketemu sama kamu."
-
Jadi mereka dateng ke daerah rumah gue,
-
kita duduk di sebuah kedai kopi, Starbucks.
-
[Eric] Iya.
-
[Nickhun] Di jam yang paling sibuk, sekitar jam 8 malam.
-
Pas orang-orang disana pada sibuk belajar, ngomongin bisnis.
-
Dan kita lagi ngobrol ceritanya di dalem, ternyata mereka nyiapin kamera di luar Starbucks,
-
[Eric] Anjir, gak mungkin...
-
[Nickhun] Disitulah gue ngerekam video audisi gue.
-
[Eric] Jadi lo ngerekam audisi... di tempat parkir? [Nickhun] Tepat di depan Starbucks!
-
[Nickhun] Gue ngelakuin... semua yang mereka minta...
-
< kenapa kayak sedih banget dah >
-
Gue ngelakuin... /nahan nangis/ semua hal yang mereka minta...
-
[Eric] Apa hal paling aneh- apa hal yang mereka minta lo lakuin?
-
[Nickhun] Jadi awalnya mereka nyuruh gue berdiri di depan kamera
-
dan mereka kayak, "Coba perkenalkan diri kamu pake semua bahasa yang kamu bisa."
-
Jadi gue pake Bahasa Inggris dan Thai. [Eric] Iya.
-
[Nickhun] Terus mereka nyuruh gue berpose. [Eric] Oh, pose...
-
[Nickhun] Yang kayak modeling... [Eric] Iya iya.
-
[Nickhun] Jadi gue kayak...
-
[Eric] Dia terpilih! Dialah orangnya!
-
[Nickhun] Intinya kaku banget, dan mereka kayak "Oke, sekarang coba nyanyi sesuatu."
-
Dan gue kayak,"Gue gak tau gimana caranya..." mereka jawab, "Gakpapa nyanyi aja! Kita mau denger suara kamu."
-
[Eric] Iya, apa aja.
-
[Nickhun] Jadi gue nyanyi "All or Nothing"-nya O-Town. [Eric] Wah gila. Lagu keren.
-
[Eric] Dulu ngehits banget.
-
[Nickhun] Gue nyanyi lagu itu karena itu lagu terakhir yang gue dengerin bareng temen-temen gue.
-
Intinya gue nyanyi lagu itu. Malu banget. Tapi itu belom cukup bagi mereka kan?
-
Mereka kayak, "Anak ini belom cukup malu."
-
Jadi kita akan bikin anak ini lebih malu lagi.
-
[Eric] Iya.
-
[Nickhun] Mereka parkir, jadi mereka naik Escalade gitu kan.
-
Mereka berhentiin mobil, depan Starbucks,
-
nurunin jendela, terus nyetel "Yeah!" punya Usher gede banget.
-
Jadi orang-orang yang di Starbucks [Eric] Ngeliatin lo semua...
-
[Nickhun] Pada kayak "Ini orang-orang pada ngapain dah? [Eric] Anjir...
-
[Nickhun] Dan mereka pada kayak, "Coba nari," dan gue kayak, "Gue gak bisa nari..."
-
"Udah ngelakuin apa aja. Kita cuma mau liat kamu gerak." Gue kayak...
-
[Eric] Gila....
-
[Nickhun] Gue ngikutin musiknya kayak... Oke...
-
Ya gitu. Dan setelah itu mereka pergi, gue kayak "Oke, mereka gak mungkin nelepon gue lagi."
-
[Eric] Iya. [Nickhun] Tapi mereka nelepon lagi!
-
Kayak, 2 minggu setelahnya mereka bilang, "Kita mau kamu buat pindah ke Korea." [Eric] Gila...
-
Jadi apa yang bikin lo selain, maksud gue, lo kan bilang kan lo gak tertarik sama dunia hiburan,
-
jadi apa yang bikin lo ngerasa "Oh oke. Kayaknya gue coba dulu aja."
-
[Nickhun] Sebenarnya gue... pas masa itu gue masih belum ada pikiran kedepannya.
-
Kayak, gue gak punya masa depan.
-
Karena pas masa tahun-tahun sekolah menengah dan akhir,
-
gue sebenernya mulai jadi anak nakal.
-
Gak masuk sekolah, jalan-jalan sama temen.
-
Tapi kita bahkan gak bolos yang pesta-pesta atau ngelakuin hal buruk,
-
gue kalo jalan sama temen-temen malah main bulu tangkis.
-
Bodoh banget. Gue dulu bolos sekolah buat main bulu tangkis di San Gabriel.
-
[Eric] Woy, dulu Nickhun berandalan.
-
[Nickhun] Bodoh banget gila, kayak, gue enggak yang "Eh bro gue tadi ke pesta seru yang ini,
-
gue tadi jalan-jalan, gue mabok," gue gak bolos yang kayak gitu.
-
Gue bolos yang kayak, "Eh, keluar yuk."
-
Kayak, temen gue pas dulu di kampus, pas jam sekitaran 11 pagi,
-
mungkin kayak jam mata pelajaran kedua mau jam ketiga [Eric] Iya, jam kedua ketigaan.
-
[Nickhun] Dia kayak,"Eh keluar. Gue di parkiran," terus kayak "Oke, yuk main bulu tangkis."
-
Asikkk, hal terbaik sih!
-
[Eric] Kocak sih, kayak...
-
[Nickhun] Ya gitu, gue mulai nakal.
-
Gue sekolah kayak enggak sekolah.
-
Dan ayah gue kayak, "Kamu harus ikut."
-
"Ini, ini kesempatan kamu buat mutar balik hidup kamu. Kamu harus ikut."
-
Dan di saat itu
-
gue, gue ngerasa bersalah karena,
-
karena gue dulu nakal,
-
jadi gue gak bisa ngebantah perkara ini.
-
[Eric] Oke.
-
[Nickhun] Ini pertama kalinya gue ceritain cerita ini,
-
jadi kayaknya penggemar gue juga pada gak tau.
-
[Eric] Wah, gila.
-
[Nickhun] Sampai hari ini, sekarang.
-
Jadi, ya gitu alasan gue kenapa gue ke sini,
-
karena gue anak bandel dulu.
-
Nakalnya kebangetan.
-
[Eric] Main bulu tangkis [Nickhun] Iya, main bulu tangkis.