< Return to Video

Gunakan trauma untuk mendorong kreativitas dan sukses | Emily Trusk | TEDxFondduLac

  • 0:09 - 0:14
    Kita tidak membicarakan soal rehabilitasi
    atau terlalu mabuk setelah bekerja.
  • 0:15 - 0:19
    Ahli-ahli menyembunyikan kaleng bir
    di balik kotak peralatan,
  • 0:19 - 0:22
    berbicara dengan tidak jelas
    ke petugas toko kelontong.
  • 0:22 - 0:27
    Kita tidak membicarakan seksualitas
    kita kecuali itu lurus dan sesuai.
  • 0:28 - 0:29
    Kita tak membicarakannya
  • 0:29 - 0:33
    karena kita takut dipermalukan
    oleh orang-orang asing,
  • 0:33 - 0:36
    yang hanya mengenal kita dari
    apa yang mereka lihat.
  • 0:37 - 0:39
    Kita tidak membicarakan ibu-ibu kita.
  • 0:39 - 0:43
    dan tubuh mereka yang telah
    mereka korbankan untuk kita.
  • 0:43 - 0:49
    Kita tidak membicarakan makhluk-makhluk
    yang telah masuk tanpa izin ke kamar kita.
  • 0:49 - 0:52
    yang telah mengambil apa
    yang bukan milik mereka,
  • 0:52 - 0:54
    benda-benda yang telah kita jaga.
  • 0:55 - 1:00
    Kita tidak membicarakan malam-malam
    di mana kita terbungkuk di depan cermin,
  • 1:00 - 1:03
    darah terus menetes dari jari-jari kita,
  • 1:03 - 1:06
    mata yang bagaikan badai,
    menangis karena rasa sakit,
  • 1:06 - 1:09
    tanpa tahu apakah kita menangis
    karena lukanya atau pemerkosaannya.
  • 1:11 - 1:13
    Kita tidak membicarakan hal-hal ini.
  • 1:14 - 1:16
    Kita berkata, "Hai, apa kabar?"
  • 1:16 - 1:18
    "Baik-baik saja."
  • 1:18 - 1:20
    Kita berpura-pura tangguh.
  • 1:21 - 1:25
    Kita berkata, "Mau pergi minum?"
  • 1:26 - 1:29
    Bagi saya, puisi adalah terapi.
  • 1:30 - 1:33
    Itu adalah cara saya hidup
    setelah trauma.
  • 1:34 - 1:38
    Saya melepaskan berbagai hal dengan
    menuliskan mereka dan meninggalkan mereka
  • 1:38 - 1:41
    daripada merenungi mereka
    di pikiran saya.
  • 1:41 - 1:46
    Dan setelah bertahun-tahun, saya menyadari
    bahwa puisi selalu menjadi terapi saya.
  • 1:47 - 1:50
    Saya ingat saya disetrap
    saat saya kecil
  • 1:50 - 1:52
    karena dulu saya anak yang nakal.
  • 1:52 - 1:55
    Saya menghabiskan waktu dengan
    menyajakkan kata-kata.
  • 1:57 - 2:01
    Dulu saya menulis lagu cinta untuk anak
    lelaki yang mematahkan hati saya di SMP.
  • 2:02 - 2:03
    Saat keluarga saya hancur
  • 2:03 - 2:06
    dan hidup yang saya ketahui
    direnggut dari saya,
  • 2:07 - 2:09
    saya menulis puisi.
  • 2:09 - 2:13
    Saat saya melukai diri sendiri,
    saya menulis puisi.
  • 2:14 - 2:19
    Saat saya memulihkan diri dari melukai
    diri sendiri, saya menulis puisi.
  • 2:20 - 2:23
    Saat saya menggunakan obat tidur
    dengan sangat berlebihan
  • 2:23 - 2:27
    di saat-saat terkelam dan tersulit di
    hidup saya, saat saya di perguruan tinggi,
  • 2:28 - 2:29
    saya menulis puisi.
  • 2:30 - 2:32
    Itu satu-satunya jalan.
  • 2:32 - 2:37
    Jadi, ada keterkaitan dalam ekonomi
    kata-kata dalam karya saya
  • 2:37 - 2:39
    yang berfungsi sebagai jembatan
  • 2:39 - 2:41
    dari orang yang rusak
  • 2:42 - 2:46
    menjadi mosaik indah yang dipenuhi
    warna dan emosi
  • 2:46 - 2:49
    yang pada akhirnya membuat saya
    bisa seperti ini.
  • 2:51 - 2:55
    Dan penyembuhan melalui puisi
    melampaui batas kata-kata.
  • 2:55 - 2:59
    Ia bergerak ke dalam dunia kesadaran
    penuh tentang diri kita dan napas.
  • 2:59 - 3:05
    Saat saya menulis, saya mencari tempat
    hening di pikiran saya dan di dunia nyata,
  • 3:05 - 3:08
    dan saya membiarkan diri saya
    menjadi diri saya sendiri.
  • 3:09 - 3:11
    Saya menjadi bersyukur terhadap
    trauma saya,
  • 3:11 - 3:15
    karena sekarang saya menghasilkan
    seni melalui kesakitan.
  • 3:16 - 3:20
    Jeda barisan di puisi-puisi saya
    mengingatkan saya untuk bernapas,
  • 3:24 - 3:27
    untuk mengapresiasikan
    sesaat waktu apa adanya
  • 3:28 - 3:30
    dan apa yang akan terjadi.
  • 3:31 - 3:34
    Saya menjadi sangat rentan
    ketika berdiri di depan Anda semua,
  • 3:34 - 3:36
    dan mempertunjukkan karya saya.
  • 3:37 - 3:39
    Tapi sesungguhnya itulah bagian terbaik.
  • 3:40 - 3:44
    Saya berharap untuk tidak hanya membawa
    penyembuhan bagi yang berpengalaman sama
  • 3:45 - 3:48
    tetapi untuk mendorong orang-orang
    itu untuk membagikan jiwa mereka
  • 3:49 - 3:52
    untuk berbahagia dalam kegelapan
    hingga dapat menemukan cahaya,
  • 3:53 - 3:56
    untuk menghasilkan seni mereka sendiri,
    melalui kesakitan yang telah mereka alami.
  • 3:58 - 4:01
    Saya mendorong Anda semua
    untuk membagikan jiwa Anda.
  • 4:01 - 4:04
    Saya mendorong Anda menulis
    surat cinta untuk Anda sendiri
  • 4:04 - 4:10
    melalui puisi, seni, musik - apapun itu
    yang Anda pilih.
  • 4:11 - 4:14
    Sekarang Anda tahu puisi saya adalah
    terapi saya.
  • 4:16 - 4:18
    Apa terapi Anda?
  • 4:19 - 4:23
    Puisi terakhir yang akan saya pertunjukkan
    hari ini berjudul "Tidur di Kamar Mandi"
  • 4:27 - 4:29
    Bangkit dari ranjang hari ini sulit.
  • 4:30 - 4:34
    Untuk mengangkat kepalaku dari bantal
    yang menelanku lalu memuntahkanku.
  • 4:36 - 4:41
    Matahari mengetuk jendela dan berkata,
    "Aku di sini. Keluarlah dan mari bermain."
  • 4:42 - 4:44
    Aku kembali bersandar ke dalam ranjang.
  • 4:44 - 4:45
    Aku gagal hari ini.
  • 4:45 - 4:49
    Aku meyakinkan diriku bahwa aku tidak
    baik-baik saja dan tidak dapat bertahan.
  • 4:50 - 4:54
    Sekarang terlihat sinar matahari,
    tapi yang aku lihat hanyalah biru.
  • 4:55 - 5:00
    Jadi aku kembali tidur, bukan tidur
    yang sebenarnya tetapi sebentar saja
  • 5:00 - 5:05
    dipenuhi mimpi buruk, hal-hal menjijikkan
    yang membuat aku ingin tidur lagi,
  • 5:05 - 5:08
    tanpa suara, sendiri.
  • 5:09 - 5:12
    Sahabatku menelepon - abaikan.
  • 5:12 - 5:14
    Ia pasti mengerti;
  • 5:14 - 5:17
    ia pernah berada di posisiku.
  • 5:17 - 5:20
    Tetapi yang tak aku ketahui
    adalah apakah ia butuh aku,
  • 5:21 - 5:22
    bagaimana matahari membutuhkan aku,
  • 5:23 - 5:25
    bagaimana rembulan membutuhkan aku,
  • 5:25 - 5:29
    bagaimana aku sangat-sangat
    membutuhkan dia.
  • 5:30 - 5:34
    Jadi kulemparkan bantalku,
    membangkitkan diriku, menguatkan diri,
  • 5:35 - 5:39
    pergi ke kamar mandi dan sikat gigi -
    berhari-hari belum kulakukan
  • 5:40 - 5:42
    Karena siapa juga yang ingin menciumku?
  • 5:43 - 5:46
    Aku buruk rupa,
    suatu kegagalan, bertambah gemuk.
  • 5:46 - 5:48
    Aku tak bisa menghitung jariku,
    aku menangis.
  • 5:48 - 5:50
    Siapa yang berbicara?
  • 5:50 - 5:51
    Apakah ini aku?
  • 5:52 - 5:53
    Siapa kamu?
  • 5:56 - 6:01
    Aku masuk ke kamar mandi tapi
    terjatuh, kedinginan, basah, menggigil
  • 6:01 - 6:04
    Aku memeluk botol sampo
    demi kenyamanan,
  • 6:04 - 6:08
    tapi aku muak menggunakan botol sampo
    demi kenyamanan.
  • 6:10 - 6:12
    Tetap aku melakukannya.
  • 6:14 - 6:17
    Walaupun otot-ototku kuat
    dan aku siap untuk bergerak,
  • 6:17 - 6:19
    otakku berkata, "Jangan."
  • 6:22 - 6:26
    Ada tugas jatuh tempo yang
    belum aku mulai kerjakan.
  • 6:26 - 6:28
    Aku jelaskan ke dosenku kalau
    aku sakit dan,
  • 6:29 - 6:30
    itu benar.
  • 6:31 - 6:33
    Tetapi aku merasa aku berbohong.
  • 6:33 - 6:39
    Penyesalan itu kental seperti susu basi
    yang kutinggalkan di wastafel.
  • 6:40 - 6:41
    Piring-piring belum dicuci.
  • 6:42 - 6:44
    Aku merasa sedikit sakit.
    Tidak usah dipikirkan.
  • 6:47 - 6:49
    Ayahku tiap hari
    menelepon pukul 3.
  • 6:50 - 6:51
    Aku latih perkataanku.
  • 6:52 - 6:53
    Aku tidak bisa membuat dia cemas.
  • 6:53 - 6:56
    Kesulitan dia sudah terlalu banyak.
  • 6:56 - 7:00
    Jadi aku berkata, "Aku baik-baik saja.
    Bagaimana dengan Ayah?"
  • 7:01 - 7:05
    Ia mengatakan yang sama,
    jadi aku khawatir tentang dia.
  • 7:06 - 7:09
    Bagaimana kalau dia juga merasa
    lelah, tertekan sepertiku?
  • 7:11 - 7:12
    Terima kasih.
  • 7:12 - 7:14
    (tepuk tangan)
Title:
Gunakan trauma untuk mendorong kreativitas dan sukses | Emily Trusk | TEDxFondduLac
Description:

Sebuah pertunjukkan kata-kata yang diujarkan oleh penyair setempat, Emily Trusk, berfungsi sebagai cara baginya untuk membagikan kisahnya dan juga menyajikan ide-idenya, mengenai bagaimana puisi dan wujud-wujud tulisan yang lain dapat membantu setiap orang berbagi pengalaman mereka masing-masing.

Ceramah ini diproduksi melalui kerjasama dengan Sirna Productions. Emily Trusk adalah seorang empath, pemimpi sadar, penyanyi, seniman, tetapi yang terutama adalah ia seorang penyair. Ia menggunakan kata-kata dan suara untuk menarik makna dari kegelapan. Puisi adalah jalan baginya untuk menyembuhkan trauma, lalu menggunakan pengalaman-pengalaman tersebut untuk menciptakan seni. Emily lulus dari UW Oshkosh dengan gelar sarjana Sains dalam Sastra Inggris dan sekarang adalah Koordinator Kegiatan Komunitas di Thelma Sadoff Centre for the Arts yang berlokasi di Fond du Lac, WI.

Ceramah ini dilaksanakan dalam acara TEDx menggunakan format konferensi TED, tetapi diorganisir secara independen oleh sebuah komunitas lokal. Pelajari selebihnya di https://www.ted.com/tedx

more » « less
Video Language:
English
Team:
closed TED
Project:
TEDxTalks
Duration:
07:20

Indonesian subtitles

Revisions