Yang terpenting dalam akhir hayat
-
0:02 - 0:05Kita semua butuh alasan untuk bangkit.
-
0:07 - 0:09Bagi saya, alasan itu cukup 11.000 volt.
-
0:11 - 0:13Saya tahu Anda sungkan untuk bertanya,
-
0:13 - 0:14jadi saya yang akan bercerita.
-
0:15 - 0:18Suatu malam, tahun kedua kuliah,
-
0:18 - 0:21setelah hari libur Thanksgiving,
-
0:21 - 0:24saya dan beberapa teman bersenda gurau,
-
0:24 - 0:28lalu kami memutuskan untuk memanjat
sebuah kereta yang sedang berhenti. -
0:28 - 0:31Kereta itu tidak bergerak,
dengan kabel-kabel di atasnya. -
0:31 - 0:35Entahlah, memanjat kereta
tampak seperti ide bagus saat itu. -
0:35 - 0:37Kami pernah melakukan hal
yang lebih bodoh. -
0:38 - 0:41Aku bergegas naik lewat tangga belakang,
-
0:41 - 0:43dan ketika aku berdiri,
-
0:43 - 0:47tegangan listrik mengalir lewat tanganku,
-
0:47 - 0:49melesat menuju kakiku,
dan begitulah terjadinya. -
0:52 - 0:55Percayakah Anda jam tangan saya
saat itu masih berfungsi? -
0:56 - 0:57Tetap berdetik!
-
0:57 - 0:58(Suara tawa)
-
0:59 - 1:01Ayah saya sekarang memakainya
untuk solidaritas. -
1:03 - 1:09Malam itu mengawali hubungan formal saya
dengan kematian -- kematian saya -- -
1:09 - 1:13dan juga mengawali perjalanan panjang
saya sebagai seorang pasien. -
1:13 - 1:14Sebuah kata yang tepat.
-
1:14 - 1:16Pasien artinya orang yang menderita.
-
1:17 - 1:19Saya kira kita semua adalah pasien.
-
1:20 - 1:22Sistem jaminan kesehatan Amerika
-
1:22 - 1:25punya banyak kekurangan --
-
1:25 - 1:27dan juga kelebihan, tentu saja.
-
1:28 - 1:32Saya sekarang adalah seorang dokter
pasien terminal dan paliatif, -
1:32 - 1:34jadi saya tahu perawatan dari kedua sisi.
-
1:35 - 1:39Percayalah saya: hampir semua orang
yang bekerja dalam layanan kesehatan -
1:39 - 1:42bermaksud baik -- sungguh.
-
1:43 - 1:47Namun kami yang bekerja
di dalamnya juga tidak peka -
1:47 - 1:51terhadap sistem yang seringnya
tidak melayani. -
1:52 - 1:53Mengapa?
-
1:54 - 1:57Sebenarnya ada jawaban sederhana
untuk pertanyaan itu, -
1:57 - 1:59dan jawaban itu menjelaskan banyak hal:
-
1:59 - 2:05karena layanan kesehatan dirancang dengan
penyakit, bukan orang, sebagai pusatnya. -
2:06 - 2:09Dengan kata lain, tentu saja,
itu dirancang dengan buruk. -
2:10 - 2:16Dampak rancangan yang buruk
tak bisa lebih menyayat hati -
2:16 - 2:20atau peluang untuk rancangan yang bagus
tak bisa lebih menarik -
2:20 - 2:22saat akhir hidup,
-
2:22 - 2:25saat semua hal terasa
sangat kuat dan pekat. -
2:26 - 2:29Tidak ada yang bisa diulang kembali.
-
2:30 - 2:35Tujuan saya hari ini adalah
untuk menyapa disiplin ilmu lain -
2:35 - 2:39dan mengajak untuk melibatkan
pemikiran akan desain dalam hal ini. -
2:39 - 2:45Bersama membawa niat dan kreativitas
-
2:45 - 2:48ke dalam pengalaman
menjadi sekarat. -
2:49 - 2:53Kita punya kesempatan besar akan itu,
-
2:53 - 2:58terhadap salah satu isu universal
-
2:58 - 3:01baik sebagai individu maupun masyarakat:
-
3:01 - 3:06untuk memikirkan dan merancang ulang
bagaimana cara kita meninggal dunia. -
3:07 - 3:10Mari kita mulai dari ujung akhir.
-
3:12 - 3:16Hal yang paling ditakuti kebanyakan orang
dari kematian bukanlah kematiannya, -
3:16 - 3:18tapi menjadi sekarat, penderitaannya.
-
3:18 - 3:20Itu adalah perbedaan utamanya.
-
3:20 - 3:23Untuk memahami ini,
sangatlah perlu -
3:23 - 3:27untuk memisahkan penderitaan
yang bagaimanapun kita alami, -
3:27 - 3:30dengan penderitaan yang dapat kita ubah.
-
3:30 - 3:36Jenis yang pertama bersifat alami,
bagian dari kehidupan, tak terpisahkan, -
3:36 - 3:41dan terhadapnya kita harus menerima,
menyesuaikan diri, bertumbuh. -
3:43 - 3:49Sangatlah penting untuk menyadari bahwa
ada kekuatan yang lebih besar dari kita. -
3:49 - 3:52Mereka menjadi penyeimbang,
-
3:52 - 3:55penyeimbang berskala kosmis.
-
3:57 - 3:59Setelah kehilangan kaki,
-
3:59 - 4:04kehilangan itu, contohnya,
menjadi sebuah fakta, bersifat tetap -- -
4:04 - 4:07bagian tak terpisahkan dari hidup saya,
-
4:07 - 4:14dan saya sadar bahwa saya tidak bisa
menolak fakta ini dibanding menolak diri. -
4:15 - 4:18Butuh waktu untuk itu,
Tapi pada akhirnya saya paham. -
4:19 - 4:21Sekarang, hal besar lain
tentang penderitaan alami -
4:21 - 4:25adalah bahwa itulah
-
4:25 - 4:30yang menyatukan pengasuh dengan pasien --
-
4:30 - 4:31sebagai manusia.
-
4:33 - 4:37Inilah, akhirnya kita sadari,
di mana proses penyembuhan berlangsung. -
4:38 - 4:41Ya, belas kasih -- secara harfiah,
seperti yang kita pelajari kemarin -- -
4:41 - 4:43adalah menderita bersama.
-
4:45 - 4:48Sekarang, melihat pada sistem,
di sisi lain, -
4:48 - 4:52banyak penderitaan yang
tidak perlu dibuat. -
4:52 - 4:55Itu tidak memberikan manfaat apapun.
-
4:55 - 4:59Tapi berita baiknya adalah,
karena penderitaan ini adalah buatan, -
4:59 - 5:00kita bisa mengubahnya.
-
5:02 - 5:05Cara kita mati adalah
sesuatu yang bisa kita ubah. -
5:06 - 5:10Memastikan sistem mengerti
akan perbedaan mendasar ini -
5:11 - 5:14antara penderitaan alami
dan penderitaan buatan -
5:14 - 5:18adalah petunjuk pertama dari
tiga petunjuk desain kita hari ini. -
5:18 - 5:23Lagipula, peran kita sebagai pengasuh,
sebagai orang yang merawat, -
5:23 - 5:28adalah untuk meringankan penderitaan --
bukan menambahnya. -
5:30 - 5:32Sesuai prinsip perawatan paliatif,
-
5:32 - 5:36saya berperan sebagai
penasihat reflektif, -
5:36 - 5:38dan sebagai dokter pemberi resep.
-
5:39 - 5:45Secara singkat: perawatan paliatif --
bidang penting namun kurang dipahami -- -
5:45 - 5:48termasuk, namun tidak terbatas
pada perawatan di akhir hayat. -
5:48 - 5:50Tidak terbatas pada pasien terminal.
-
5:51 - 5:54Tetapi tentang kenyamanan
dan hidup yang baik di setiap tahap. -
5:55 - 5:58Ketahuilah bahwa Anda tak perlu
menjadi sekarat dalam waktu dekat -
5:58 - 6:00untuk mendapat perawatan paliatif.
-
6:01 - 6:04Sekarang, saya perkenalkan Frank.
-
6:05 - 6:07Untuk menjelaskan hal ini.
-
6:07 - 6:09Saya mengenal Frank sudah bertahun-tahun.
-
6:09 - 6:14Dia hidup dengan kanker prostat stadium
lanjut dengan HIV yang berkepanjangan. -
6:14 - 6:16Kami merawat nyeri tulang
dan rasa lelahnya, -
6:16 - 6:21tapi kami juga sering menghabiskan waktu
memikirkan tentang hidupnya -- -
6:21 - 6:22sungguh, tentang hidup kami.
-
6:23 - 6:25Dalam hal ini, Frank berduka.
-
6:25 - 6:29Dalam hal ini, dia terus berjuang melawan
rasa kehilangan yang terus menghampiri, -
6:29 - 6:32agar dia siap untuk
menghadapi momen berikutnya. -
6:34 - 6:38Kehilangan adalah satu hal,
tapi penyesalan, adalah hal lain. -
6:39 - 6:41Frank selalu menjadi seorang petualang --
-
6:41 - 6:44Dia bagaikan sesuatu dari
lukisan Norman Rockwell -- -
6:44 - 6:46dan tidak suka menyesali sesuatu.
-
6:46 - 6:49Jadi tidak mengejutkan ketika
satu hari dia datang ke klinik -
6:49 - 6:52mengatakan bahwa dia ingin
arung jeram di Sungai Colorado. -
6:53 - 6:55Apakah itu ide yang baik?
-
6:55 - 6:59Dengan semua risiko akan keselamatan dan
kesehatannya, sebagian akan bilang tidak. -
6:59 - 7:03Banyak yang begitu, tapi dia tetap pergi,
selagi dia masih bisa. -
7:04 - 7:08Itu sangat luar biasa,
perjalanan yang menakjubkan: -
7:09 - 7:14air yang sangat dingin, cuaca terik,
kalajengking, ular, -
7:14 - 7:20satwa liar melolong dari
dinding menyala Grand Canyon -- -
7:20 - 7:23Semua keagungan dunia
di luar kendali kita. -
7:24 - 7:26Keputusan Frank, walau agak dramatis,
-
7:26 - 7:29adalah jenis keputusan
yang tentu akan kita ambil -
7:29 - 7:35jika saja kita punya dukungan untuk
mengetahui apa yang terbaik bagi kita. -
7:37 - 7:41Yang kita diskusikan hari ini kebanyakan
tentang pergeseran perspektif. -
7:43 - 7:45Setelah kecelakaan,
saat saya kembali kuliah, -
7:45 - 7:47Saya mengubah prodi saya
ke sejarah seni. -
7:48 - 7:52Dengan mempelajari seni visual, saya pikir
saya akan memahami bagaimana melihat -- -
7:54 - 7:57sebuah pelajaran berharga untuk
seorang anak yang tidak bisa mengubah -
7:57 - 7:59apapun yang sedang ia lihat.
-
8:01 - 8:04Perspektif, sejenis alkimia
yang manusia harus berurusan dengannya, -
8:04 - 8:07mengubah amarah menjadi bunga.
-
8:10 - 8:14Singkat cerita: sekarang saya bekerja
di tempat yang luar biasa di San Fracisco -
8:14 - 8:16bernama Zen Hospice Project,
-
8:16 - 8:20di mana kami memiliki ritual kecil
yang membantu pergeseran perspektif ini. -
8:20 - 8:23Ketika salah satu penghuni kami wafat,
-
8:23 - 8:28petugas jenazah datang, dan selagi kami
membawa jenazahnya melewati taman, -
8:28 - 8:30untuk menuju pintu gerbang, kami berhenti.
-
8:30 - 8:32Siapapun yang ingin --
-
8:32 - 8:35sesama penghuni, keluarga,
perawat, relawan, -
8:35 - 8:37bahkan pengemudi mobil jenazah --
-
8:37 - 8:42berbagi cerita, lagu, atau keheningan,
-
8:42 - 8:45selagi kami menaburi jenazah
dengan bunga-bungaan. -
8:45 - 8:48Itu memakan waktu beberapa menit;
-
8:48 - 8:53gambaran perpisahan sederhana nan indah
untuk meringankan duka dengan kehangatan, -
8:53 - 8:55daripada kebencian.
-
8:56 - 9:01Bandingkan itu dengan pengalaman serupa
di lingkungan rumah sakit, -
9:01 - 9:06kurang lebih seperti ini -- ruangan terang
dengan selang dan bunyi-bunyi mesin -
9:06 - 9:10dan cahaya berkedip yang tak juga berhenti
meskipun pasien telah tiada. -
9:11 - 9:14Petugas kebersihan masuk,
jenasah dibawa pergi, -
9:14 - 9:19dan semua itu rasanya seakan
orang tersebut tak pernah ada. -
9:21 - 9:24Niatnya baik, tentu saja,
demi kesterilan lingkungan. -
9:24 - 9:27Tapi rumah sakit cenderung
membuat kita tidak nyaman, -
9:27 - 9:33dan yang paling bisa kita harapkan dalam
dinding rumah sakit adalah rasa kebas -- -
9:33 - 9:37anestesi, secara harfiah
adalah lawan dari estetika. -
9:38 - 9:43Saya menghargai yang rumah sakit lakukan;
saya tetap hidup karenanya. -
9:44 - 9:47Tapi kita terlalu menuntut
rumah sakit terlalu banyak. -
9:47 - 9:51Mereka adalah tempat bagi trauma akut
dan penyakit yang bisa disembuhkan. -
9:51 - 9:55Tempat itu bukan untuk hidup dan mati;
mereka tidak dirancang untuk itu. -
9:58 - 10:00Tolong diingat -- saya bukannya pasrah
-
10:00 - 10:04bahwa institusi kita bisa lebih manusiawi.
-
10:04 - 10:06Keindahan bisa ditemukan di mana saja.
-
10:09 - 10:11Saya berbulan-bulan
berada di unit luka bakar -
10:11 - 10:14di Rumah Sakit St. Barnabas
di Livingston, New Jersey, -
10:14 - 10:18di mana saya mendapat perawatan yang
sangat baik di setiap tahap, -
10:18 - 10:21juga perawatan paliatif
untuk rasa sakit saya. -
10:21 - 10:24Dan satu malam, di luar mulai turun salju.
-
10:25 - 10:29Saya ingat para perawat mengeluh
karena harus melewatinya. -
10:30 - 10:32Dan di ruangan saya tidak ada jendela,
-
10:32 - 10:36tapi cukuplah menyenangkan membayangkan
salju yang turun dan menempel. -
10:37 - 10:41Esoknya, seorang perawat menyelundupkan
sebuah bola salju untuk saya. -
10:41 - 10:43Ia membawanya ke ruang perawatan.
-
10:45 - 10:50Tak bisa saya katakan kegembiraan yang
saya rasakan saat menggenggamnya, -
10:50 - 10:53dan rasa dingin yang menetes
ke kulit saya yang terluka bakar; -
10:53 - 10:56betapa ajaib semua itu,
-
10:56 - 10:59kekaguman saat saya melihat ia
meleleh dan berubah menjadi air. -
11:03 - 11:05Di momen itu,
-
11:05 - 11:10menjadi bagian apapun dari planet ini
di semesta ini lebih penting bagi saya -
11:10 - 11:12ketimbang apakah saya hidup atau mati.
-
11:12 - 11:15Bola salju kecil itu memuat
semua inspirasi yang saya butuhkan -
11:15 - 11:18untuk berjuang tetap hidup
dan menerima kalaupun saya tidak. -
11:19 - 11:22Di rumah sakit, itu adalah momen berharga.
-
11:24 - 11:28Di pekerjaanku selama ini,
saya mengenal banyak orang -
11:28 - 11:30yang sudah siap pergi, siap mati.
-
11:31 - 11:36Bukan karena mereka telah menemukan
kedamaian sejati atau pencerahan, -
11:36 - 11:40tapi karena mereka begitu jijik
dengan kehidupan yang mereka jalani -- -
11:43 - 11:47dengan kata lain, tersisihkan, atau jelek.
-
11:51 - 11:57Sudah banyak di antara kita yang hidup
dengan penyakit kronis dan terminal, -
11:58 - 11:59dan usia yang semakin menua.
-
12:00 - 12:05Kita sama sekali tidak siap
dengan gelombang usia tua ini. -
12:07 - 12:11Kita butuh infrastruktur yang
cukup dinamis untuk menangani -
12:11 - 12:15pergeseran seismik dalam populasi kita.
-
12:16 - 12:19Sekaranglah waktunya untuk membuat
sesuatu yang baru dan vital. -
12:19 - 12:21Saya tahu kita bisa karena kita harus.
-
12:21 - 12:23Pilihan lain sangatlah tak bisa diterima.
-
12:24 - 12:26Dan resep utamanya sudah kita ketahui:
-
12:26 - 12:29kebijakan, pendidikan dan pelatihan,
-
12:29 - 12:31sistem, bangunan gedung.
-
12:33 - 12:36Kita punya banyak input bagi
desainer di segala bidang untuk bekerja. -
12:37 - 12:39Kita tahu, misalnya, dari penelitian
-
12:39 - 12:43apa yang paling penting bagi orang
yang sebentar lagi akan meninggal: -
12:43 - 12:50rasa nyaman; tidak terbebani
dan tidak membebani yang mereka cintai; -
12:50 - 12:55kedamaian eksistensial: serta
kekaguman dan spiritualitas. -
12:57 - 13:01Di Zen Hospice selama hampir 30 tahun,
-
13:01 - 13:04kami belajar banyak dari penghuni kami
tentang detail kecil. -
13:06 - 13:08Hal-hal kecil tidaklah kecil.
-
13:09 - 13:11Misalnya Janette.
-
13:11 - 13:14Ia kesulitan bernafas pada suatu hari
karena ALS. -
13:14 - 13:15Coba tebak?
-
13:16 - 13:19Ia ingin mulai merokok lagi --
-
13:20 - 13:22dan rokok Perancis, kalau bisa.
-
13:25 - 13:27Bukan karena ingin merusak diri sendiri,
-
13:27 - 13:31tapi untuk merasakan paru-parunya terisi
selagi ia memilikinya. -
13:33 - 13:34Prioritas berubah.
-
13:36 - 13:38Atau Kate -- ia hanya ingin tahu
-
13:38 - 13:42anjingnya Austin berbaring di
kaki ranjangnya, -
13:42 - 13:46moncongnya menempel
di kulitnya yang kering, -
13:46 - 13:49daripada menambah kemoterapi
melalui pembuluh darahnya -- -
13:49 - 13:50Ia sudah melakukannya.
-
13:51 - 13:56Sensasi, gratifikasi estetik,
di satu momen, dalam sekejap, -
13:56 - 13:59kita dianugerahi hanya untuk ada.
-
14:03 - 14:08Sebagian besar dari itu datang dari
menghargai waktu kita dengan indera, -
14:08 - 14:13dari tubuh -- tepatnya sesuatu
yang mengalami hidup dan mati. -
14:14 - 14:16Mungkin ruangan yang paling pilu
-
14:16 - 14:18di rumah tamu Zen Hospice
adalah dapur kami, -
14:18 - 14:20yang sedikit aneh jika Anda sadari
-
14:20 - 14:24bahwa kebanyakan penghuni kami
hanya makan sedikit, itupun kalau bisa. -
14:24 - 14:30Tapi kami menyadari bahwa kami memberikan
makanan di beberapa level: -
14:30 - 14:33aroma, secara simbolis.
-
14:34 - 14:39Sungguh, dengan semua beban kerja
di tempat kami, -
14:39 - 14:43salah satu intervensi yang kami tahu
terbukti dan bekerja, -
14:43 - 14:47adalah memanggang kue.
-
14:58 - 15:00Sepanjang kita memiliki indera --
-
15:00 - 15:02walaupun hanya satu --
-
15:02 - 15:05kita paling tidak punya
peluang untuk merasakan -
15:05 - 15:08apa yang membuat kita merasa
menjadi manusia, terhubung. -
15:11 - 15:14Bayangkan riak akan hal ini
-
15:14 - 15:17bagi jutaan orang yang hidup dan
menderita dengan demensia. -
15:18 - 15:22Sensasi inderawi yang mengatakan hal-hal
yang kita tak mampu ungkapkan dengan kata, -
15:22 - 15:25dorongan yang membuat kita merasa hadir --
-
15:25 - 15:28tanpa perlu masa lalu atau masa depan.
-
15:30 - 15:36Jika memisahkan penderitaan buatan
dari sistem adalah petunjuk desain pertama -
15:39 - 15:41maka menjaga kemuliaan melalui indera,
-
15:41 - 15:45melalui tubuh -- dunia estetika --
-
15:45 - 15:47adalah petunjuk desain nomor dua.
-
15:48 - 15:52Sekarang ini akan membawa kita ke petunjuk
ketiga dan terakhir untuk hari ini; -
15:52 - 15:59yaitu, kita perlu mengalihkan pandangan,
mengalihkannya ke kesejahteraan, -
15:59 - 16:02agar hidup dan kesehatan
dan pelayanan kesehatan -
16:02 - 16:04dapat menjadi tentang
membuat hidup yang lebih indah, -
16:04 - 16:07bukan membuatnya tidak begitu mengerikan.
-
16:08 - 16:09Kemurahan hari.
-
16:11 - 16:13Di sini, tepatnya yang membedakan
-
16:13 - 16:18antara model pelayanan yang berpusat pada
penyakit dan pada pasien/orang, -
16:18 - 16:22di sinilah di mana pelayanan menjadi
kreatif, generatif, -
16:22 - 16:24bahkan seperti bermain.
-
16:25 - 16:27"Bermain" mungkin kedengaran aneh di sini.
-
16:28 - 16:31Tapi itu jugalah salah satu
bentuk adaptasi terbaik kita. -
16:31 - 16:35Pikirkan setiap usaha besar yang kita
perlukan untuk menjadi manusiawi. -
16:35 - 16:38Kebutuhan akan pangan
menghasilkan masakan. -
16:38 - 16:40Kebutuhan akan tempat tinggal
melahirkan arsitektur. -
16:40 - 16:43Kebutuhan akan pakaian, fashion.
-
16:43 - 16:45Dan karena terikat dengan waktu,
-
16:45 - 16:49kita menciptakan musik.
-
16:51 - 16:55Jadi, karena menjadi sakit adalah bagian
yang tak terpisahkan dari kehidupan, -
16:55 - 16:58apa yang dapat kita lakukan
terhadap kenyataan ini? -
17:00 - 17:03Dengan "bermain" saya tidak bermaksud
menganggap remeh menjadi sekarat -
17:03 - 17:06atau mengharuskan cara tertentu
untuk menderita. -
17:06 - 17:09Ada banyak kesedihan yang
tak bisa digoyahkan, -
17:09 - 17:12dan dalam cara apapun,
kita semua akan bertekuk lutut di sana. -
17:13 - 17:16Justru, yang saya maksud adalah
agar kita memberi ruang -- -
17:17 - 17:22ruang fisik dan mental, untuk mengizinkan
kehidupan untuk bersenang-senang -- -
17:22 - 17:26jadi ketimbang menghindarinya,
-
17:26 - 17:31penuaan dan sakit keras/sekarat bisa
menjadi proses menuju puncak penghujung. -
17:33 - 17:37Kita tak bisa mengatasi kematian.
-
17:38 - 17:41Saya tahu beberapa dari Anda
mencoba hal itu. -
17:41 - 17:44(Suara tawa)
-
17:45 - 17:47Namun, kita bisa --
-
17:47 - 17:49(Suara tawa)
-
17:49 - 17:51Kita bisa mendesain arah kematian.
-
17:52 - 17:54Bagian tubuh saya mati
lebih dulu, -
17:54 - 17:56dan itu hal yang bisa kita katakan
entah dalam cara apapun. -
17:57 - 17:59Saya bisa mendesain ulang hidup saya
berdasarkan ini, -
17:59 - 18:03dan itu adalah sebuah pembebasan
-
18:03 - 18:06untuk sadar bahwa Anda selalu bisa
menemukan keindahan atau makna, -
18:06 - 18:08di sisa kehidupan yang Anda miliki,
-
18:08 - 18:11seperti bola salju, bertahan untuk
sebuah momen sempurna, -
18:11 - 18:13juga sambil meleleh.
-
18:15 - 18:20Jika kita mencintai momen-momen itu
dengan sungguh-sungguh, -
18:20 - 18:23maka mungkin kita bisa belajar
untuk hidup dengan baik -- -
18:23 - 18:25bukan karena takut mati,
-
18:25 - 18:27tapi justru karenanya.
-
18:31 - 18:33Biarkanlah kematian membawa kita,
-
18:33 - 18:36bukannya kurangnya imajinasi.
-
18:37 - 18:38Terima kasih
-
18:38 - 18:46(Tepuk tangan)
- Title:
- Yang terpenting dalam akhir hayat
- Speaker:
- BJ Miller
- Description:
-
Di akhir masa hidup kita, apa yang paling kita harapkan? Bagi sebagian besar, itu hanya rasa nyaman, kehormatan, cinta. BJ Miller merupakan seorang dokter pasien terminal yang memikirkan dalam-dalam bagaimana menciptakan akhir hayat yang bermartabat dan anggun bagi pasien-pasiennya. Sisihkan waktu untuk menikmati ceramah yang menyentuh ini, yang menanyakan pertanyaan-pertanyaan besar tentang bagaimana kita memandang kematian dan menghargai kehidupan.
- Video Language:
- English
- Team:
closed TED
- Project:
- TEDTalks
- Duration:
- 19:07
![]() |
Ade Indarta approved Indonesian subtitles for What really matters at the end of life | |
![]() |
Ade Indarta edited Indonesian subtitles for What really matters at the end of life | |
![]() |
Made Pramana accepted Indonesian subtitles for What really matters at the end of life | |
![]() |
Made Pramana edited Indonesian subtitles for What really matters at the end of life | |
![]() |
Made Pramana edited Indonesian subtitles for What really matters at the end of life | |
![]() |
Made Pramana edited Indonesian subtitles for What really matters at the end of life | |
![]() |
Made Pramana edited Indonesian subtitles for What really matters at the end of life | |
![]() |
Made Pramana edited Indonesian subtitles for What really matters at the end of life |