-
Jangan !!
-
Maafkan aku. Aku tidak tahu apa yang terjadi padaku ini.
-
Apakah benar ini rumahnya Probe dan Adu Du?
-
Dia hanya menyambungkan kabel yang tercabut dari kepala Probe saja.
-
Penipu harus dimusnahkan.
-
Waduh!
-
PERAMPOKAN ROB, ROBERT, & ROBERTO
-
Tolong!! Tolong!! Kebakaran!! Kebakaran!! / Disitu
-
Habislah semuanya sudah terbakar!
-
Boboiboy! Tolonglah Ibu! Kandang Ayamku habis terbakar.
-
Jangan khawatir, Bu! Akan kupadamkan apinya
-
Tidak perlu, Nak. Apinya sudah padam.
-
Huh! Lalu Ibu minta tolong untuk apa?
-
Nah, Bagaimana jika kau buatkan Ibu kandang ayam baru? / Eh
-
Kalian ingat gak apa yang aku ucapkan tadi? / Pastilah ingat, Bos!
-
Oh ingat, ya. Pukul 07.56 kita ada di mana?
-
Pukul 07.56 pagi, kita sudah berada di pom bensin, Bos.
-
Kemudian, kita akan bergerak selama 41 detik menuju ke lokasi kejadian.
-
Dan kita akan tunggu waktu pergantian petugas keamanan. / Bagus.
-
Kau?! Apa yang kau lakukan?
-
Aku tidak tahu, Bos.
-
Tidak tahu apanya?!! Tugasmu harus mengawasi Manajer Bank.
-
Betul. Aku akan mengawasi Manajer Bank.
-
Diperkirakan dia keluar dari toko roti tepat pada pukul 08.03 pagi.
-
Bagus. Bagus. Setelah itu?
-
Setelah itu, kita menyerbu, rampok uangnya, dan melarikan diri, Bos.
-
Kita belanja, beli baju, celana, topeng, sarung, buku, apalagi? Bos mau apa? / Hoi!!!
-
Sudah kubilang, uangnya jangan dipakai belanja selama 6 bulan.
-
Kalau tidak, Polisi akan menemukan jejak kita.
-
Aduh, lama sekali.
-
Sudah! Kini akan kuberikan nama samaran
-
Gunakan nama samaran saat kita mulai operasi. Paham!!
-
Kau Rob, Kau Robert, dan aku Roberto Santana.
-
Roberto Santana itu nama asli Bos. / Diam!
-
Namaku bagus, kan.
-
Betul, Bos. Seperti nama artis.
-
Bos! Bangun, Bos!
-
Bos, kau tahu hari ini hari apa?
-
Hari ini hari Minggu, lah. Jangan ganggu aku tidur.
-
Aduh Bos ini! Hari ini, kapal angkasa kita akan sampai.
-
Eh! Kau benar!!
-
Boboiboy! Oh Boboiboy!
-
Kita ada kabar gembira, nih!
-
Aku akan mendapatkan kembali kapal angkasaku.
-
Betul. Kita bisa pergi jalan-jalan dengan kapal angkasa kami setelah ini.
-
Boleh Kakek ikut?
-
Sejak kapan Boboiboy jadi tua seperti ini?
-
Jadi tua, apanya?
-
Kita semua pakai topi Boboiboy.
-
Kakek, coklat tarik satu, coklat susu tiga, coklat panas dua.
-
Siap.
-
Wah! Semakin maju bisnis Kakek. Apa rahasianya?
-
Tidak ada rahasianya. Ini karena Boboiboy terkenal sejak masuk TV.
-
Itu yang menyebabkan orang ramai datang ke sini untuk lihat Boboiboy.
-
Saya pun mau datang untuk ketemu Boboiboy. Mana dia?
-
Dia sibuk. Makin populer, makin banyak orang yang minta tolong.
-
Aduh! Dia tidak ada sekarang ini? / Iya.
-
Siap? / Siap, Bos.
-
Cepat! Cepat! Cepat!
-
Keadaan aman, Bos.
-
Yeah! Akhirnya kita dapat mencuri meteran parkir ini.
-
Bos! Sudah terikat, Bos. / OK. Sekarang pergi ke dekat mobil.
-
OK
-
Bos! Bos! / Apa?
-
Itu...
-
Ya ampun.
-
Bagaimana nih, Bos?
-
Habislah kita! Habislah kita!
-
Kita jalankan rencana B.
-
Tapi kita tidak punya rencana B, Bos.
-
Kalau begitu, kita jalankan rencana C / Rencana C?
-
Cabut!! (kabur) / Kita sembunyi dulu!!
-
Perampok!! / Masuk ke dalam Bank!! Masuk!!
-
Roger! Roger! Dilaporkan adanya perampokan bank.
-
Perhatian semua!!
-
Kami adalah perampok!! / Jangan apa-apakan kami!
-
Tolonglah! Sembunyikan kami! Ada polisi di luar.
-
Di mana tempat yang paling aman?
-
Ruang Brankas. Di situlah tempat paling aman. / Berikan kunci ke Ruang Brankas!
-
Ya! Kembali bersama saya, Rami J. Jambul. Di mana ada bahaya, disitu ada saya.
-
Saya mendapat informasi bahwa ada perampokan yang terjadi di Bank Pulau Rintis.
-
Serahkan diri Kalian!!
-
Saya juga mendapat informasi bahwa pihak perampok membawa sandera.
-
Dan salah satu sanderanya adalah...
-
...Saya sendiri. Tolong!
-
Kita harus selamatkan mereka! / Ya! Hubungi Boboiboy! Cepat!
-
Boboiboy! Boboiboy! Kau berada disana, tidak? / Ya.
-
Ada perampokan Bank!
-
Apa?!! Perampokan Bank?!
-
Eh saya pergi dulu, Bu. / Eh. Kandang Ayam ini kapan selesainya? / Besok.
-
Habislah kita, Bos! Habislah!
-
Jangan khawatir. Ini Ruang Brankas. Tidak ada satupun yang dapat masuk.
-
Buka pintunya!!
-
Ya ampun! Itu suaranya Boboiboy. / Cepat buka!!
-
Dia sudah membuka pintu! / Boboiboy! Tunggu!
-
Eh. Apa yang kau lakukan? Apa? / Aku hanya ingin ketemu Boboiboy. Mau minta tanda tangan.
-
Oh. Sini aku pinjam fotonya sebentar. / Ini.
-
Kenapa kau menyobeknya, Bos?
-
Kau ingin Boboiboy masuk dan menangkap kita.
-
Ya ampun. Dia telah mengunci kembali pintu brankasnya.
-
Bagaimana ini? / Menyingkir! Biar aku yang pecahkan pintunya.
-
Serangan... / Eh. Jangan! Nanti para sandera akan terluka.
-
Betul juga. / Sebelum berbuat, berpikirlah dahulu. Gunakan akalmu.
-
Kalau kamu ada akal, lah. / Apa yang kau ucapkan?!!
-
Eh! Sabar! Sabar!
-
Aku tahu siapa yang akan menyelesaikan masalah ini tanpa keganasan dan kekerasan.
-
Siapa?
-
Dilahirkan di Planet Ata Ta Tiga.
-
Anak ketiga dari tiga bersaudara ini...
-
...telah membuat mesin rumput laser pertamanya pada umur 2 tahun.
-
Dia telah mendapat banyak penghargaan termasuk...
-
Anugrah Tertinggi Kebijaksanaan Di Raja Maharaja.
-
Bergelar si Jenius. Pakar Teknologi Pencetus Revolusi.
-
Dan menjadi orang paling pelit di dunia. Bukanlah hal asing baginya.
-
Ah Sudahlah... Aku perkenalkan, inilah dia. Adu Du.
-
Tepuk tangan! Tepuk tangan!
-
Wah! Memang terbaik!
-
Eh iya. Iya. Terima Kasih
-
Terharunya!
-
Tidak sia-sia dia berubah menjadi baik.
-
Nah, kan.
-
Saya yakin dengan kejeniusan dan kepintaran teknologi dia. Dia dapat membuka pintu ini.
-
Sudah cukup penjelasannya! Cepat buka pintu ini!
-
Sabar.
-
Probe! Berikan aku obeng!
-
Ini, Bos.
-
Wah, dia ingin membuka pintu itu dengan obeng saja?!
-
Jenius!
-
Saksikanlah!
-
Probe! Tolong aku!
-
Lebih kuat.
-
Eh dia dapat membuka pintunya!
-
Kau tahan obengnya seperti ini! / Baik, Bos!
-
Tutup kembali!
-
Eh, tunggu! Aku mau bicara nih! / Bicara apa?
-
Aku tahu perasaan kalian. Sebab dulu aku jahat seperti kalian.
-
Aku merampok! Mencuri!
-
Dan yang paling memalukan adalah...
-
...memakai Wi-Fi Jiran tanpa izin.
-
Sama seperti kita.
-
Cepat, Bos.
-
Wah! Ini teknik Jiwa ke Jiwa, nih.
-
Mungkin desakan situasi menjadikan kalian jahat.
-
Eh! Mungkin desakan dan pengaruh teman.
-
Tetapi, percayalah! Jalan kebaikan masih terbuka luas untuk kalian.
-
Raihlah tanganku. Marilah kita bersama-sama kembali ke jalan yang benar. Insaflah!
-
Aduh.
-
Tanganku terjepit! Sakit!
-
Eh kenapa kau lakukan itu, Bos?
-
Kau dan kami berbeda.
-
Kau dulu ingin menaklukan dan menghancurkan Bumi, tentu berbeda.
-
Tolong!
-
Bos!
-
Eh... Gopal ubah pintu brankas ini menjadi jeli! / Baik.
-
Berubah menjadi jeli.
-
Berhenti! Kalau tidak, akan ku karate tangan Adu Du.
-
Jangan lakukan! Nanti dia mematahkan tanganku
-
Waduh! Bagaimana ini?
-
Tolong aku, Boboiboy! Tolong!
-
Tolong!
-
Sabar, Bos! Sabar!
-
Bagaimana cara menyelamatkan Adu Du, nih?
-
Kan sudah kubilang. Kita serbu dengan kekuatan kita.
-
Tidak boleh!
-
Kau ini. Kekuatan kita ini bukan digunakan untuk kekerasan.
-
Iya. Kita harus berpikir tentang keselamatan sandera.
-
Air. Beri aku sedikit air, Probe.
-
Baik, Bos. Sebentar.
-
Tambahkan es jeruk dengan jeruknya, Probe.
-
Baik, Bos.
-
Masih sempat saja.
-
Ini air, Bos.
-
Air. Hah! Air!
-
Hah! Kenapa kau ini?
-
Aku mendapat ide. Kita harus menggunakan air. / Air!
-
Hah! AC-nya mati?!
-
25 menit kemudian...
-
Huh! Panasnya!
-
Hey! Hidupkan kembali AC-nya!
-
Ada apa, Bos?
-
Ah... segarnya es sirup ini.
-
Nikmatnya, es campur coklat stroberi ini.
-
Panas, Bos!
-
Haus, Bos! Haus!
-
Kita harus tahan! Aku tahu. Apa yang mereka lakukan mengarah kepada kita (Membuat Jebakan).
-
Okelah itu, Bos. Segar juga kalau dapat Jus Jeruk ini.
-
Woi! Bukan begitu.
-
Lalu?
-
Aku yakin, mereka membuat kita kehausan...
-
...dan jika kita minta minuman nanti, mereka akan meminta kita menukarnya dengan sandera.
-
Oh, ide mereka cerdik.
-
Setelah itu, mereka memasang alat pendengar ke minuman itu.
-
Supaya mereka dapat mendengar rencana kita.
-
Berikan aku es coklat itu! / Jangan!
-
Wah!
-
Ambil uang ini!
-
Wah! Banyaknya! Ini baru menjual satu gelas.
-
Kalau aku jual 10 gelas? 100 gelas? 1.000 gelas? Jadi jutawan!
-
Woi! Kamu kembalikan uang itu! Kembalikan!
-
Sudah jelas itu uang rampokan.
-
Aku mau juga! / Apa kau ini, Bos? Kamu tadi berkata tidak boleh ambil.
-
Kembalikan padaku! Aku haus!
-
Aku mau!
-
Bagilah kepadaku! / Tidak perlu sampai kalian berkelahi. Ambil ini!
-
Berapa harganya? / Gratis.
-
Tidak usah kita menukar dengan sandera kok, Bos.
-
Tidak perlu.
-
Alat pendengar pun tidak ada.
-
Kalau begitu. Aku mau yang itu...
-
...itu...
-
...dan yang itu.
-
Boleh. Boleh.
-
Kalau aku, aku mau yang itu...
-
...itu...
-
...dan itu.
-
Ih! Serakahnya!
-
Tapi yang kurang manis, ya. Jaga kesehatan.
-
Boleh. Boleh.
-
Aduh, seperti hari jualan di sekolah saja.
-
Sekarang bagaimana ini, Boboiboy?
-
Kita sudah memberi mereka banyak minuman.
-
Sekarang, kita tunggu.
-
Ah, Segarnya!
-
Uh, Segar sekali!
-
Kenyangnya!
-
Aduh, aku mau ke toilet.
-
Tunggu aku. Aku ikut.
-
Di mana toilet di dalam ruang brankas?
-
Di dalam ruang brankas mana ada toilet.
-
Hah?! Apa?!
-
Siap!
-
Aduh! Sudah tidak tahan, Bos.
-
Bagaimana ini? Bagaimana ini?
-
Tahan! Tahan!
-
Di mana? Di mana toilet?
-
Oh Toilet. Kesini. Ikut saya.
-
Memang baik, pak Polisi itu.
-
Cepatlah! Cepat! Cepat!
-
Hah?!
-
Sabar ya. Di penjara nanti ada toilet.
-
Tidak!!!!!!
-
Woi! Mengendarainya yang benar, dong!
-
Terbaik!
-
Hebat kau, Boboiboy! Kau memang pintar.
-
Terima Kasih, Boboiboy! Terima kasih semuanya.
-
Yeah. Kita berhasil mengalahkan perampok.
-
Begitulah akhir dari kasus Perampokan yang mengerikan di Bank Pulau Rintis.
-
Bersama saya, sudah ada salah satu sandera kasus perampokan ini.
-
Pak, Bagaimana perasaan Bapak saat menjadi sandera?
-
Saya merasa sangat sedih. Saya ingat ibu dan bapak saya yang sangat menyayangi saya.
-
Tenang. Jangan sedih. Sekarang semuanya sudah selamat.
-
Oh, itulah saya mau berterima kasih kepada Boboiboy dan teman-teman yang telah menyelesaikan masalah ini.
-
Saya juga ingin mengucapkan selamat Hari...
-
Sudah! Sudah!
-
Jadi, kesimpulannya, Sepandai-pandai Tupai yang pandai...
-
...masih lebih pandai Boboiboy.
-
Sampai jumpa lagi, di liputan selanjutnya.
-
Saya Rami J. Jambul. Dimana ada bahaya disitu ada saya.
-
Melaporkan untuk TV 33.
-
Wah!
-
Kapal angkasa kita sudah sampai!
-
Kapal angkasa milikmu? / Iya. Itulah kenapa aku mencarimu.
-
Untuk memberitahu, kapal angkasaku telah kembali.
-
Wah. Terbaik!
-
Bisakah membawaku jalan-jalan nanti?
-
Tentu saja Bo...
-
Apa itu?