< Return to Video

【第72集】白话佛法开示 | 修心如初 远离迷境(卢军宏 卢台长 心灵法门)

  • 0:01 - 0:06
    BHFF adalah Dharma yang mendalam
    dan diuraikan oleh Master Lu
  • 0:06 - 0:09
    dengan menggunakan
    bahasa sehari-hari.
  • 0:09 - 0:14
    Menggunakan filosofi kehidupan dan
    menggunakan contoh sederhana
  • 0:14 - 0:17
    di kehidupan sehari-hari
    untuk menjelaskannya.
  • 0:17 - 0:19
    Di dalam Bai Hua Fo Fa,
  • 0:19 - 0:23
    kita bisa memahami teori Dharma
    yang mendalam dan
  • 0:23 - 0:30
    memunculkan kembali sifat Kebuddhaan
    kita semua untuk mengubah nasib kita.
  • 0:30 - 0:35
    Silakan mendengar Bai Hua Fo Fa Master Lu.
  • 0:35 - 0:37
    72. Mempertahankan hati yang tulus seperti
    awal dan menjauhi keadaan yang menyesatkan
  • 0:41 - 0:46
    Baiklah, hari ini kita akan melanjutkan
    "Dharma dalam Bahasa Sehari-hari".
  • 0:46 - 0:52
    Di jalan kehidupan,
    setiap orang berlari,
  • 0:52 - 1:00
    terkadang kita mendahului orang lain,
    berada di depan mereka;
  • 1:00 - 1:06
    terkadang kehidupan kita juga
    didahului oleh banyak orang.
  • 1:06 - 1:09
    Sebenarnya, rahasia kehidupan adalah
  • 1:09 - 1:18
    menemukan kecepatan yang paling sesuai
    untuk diri sendiri dalam menjalani hidup,
  • 1:18 - 1:22
    jangan karena melihat orang lain
    cepat atau lambat,
  • 1:22 - 1:27
    lalu menambah beban yang
    berlebihan pada diri sendiri.
  • 1:27 - 1:31
    Jadi, seseorang yang hidup di dunia
  • 1:31 - 1:36
    harus memahami cara mencari kecepatan
    yang paling sesuai untuk dirinya
  • 1:36 - 1:44
    dan energi yang paling tepat
    untuk melakukan sesuatu.
  • 1:44 - 1:46
    Dalam ajaran Buddha sering dikatakan
  • 1:46 - 1:50
    "jangan karena kelambanan
    membuat hidup terbuang sia-sia",
  • 1:50 - 1:54
    menghabiskan hidup dengan kosong.
  • 1:54 - 1:57
    Ajaran Buddha memberitahu
    kita bahwa
  • 1:57 - 2:02
    semua orang akan mengalami suatu
    proses yang disebut penderitaan.
  • 2:02 - 2:09
    Karena "penderitaan" adalah
    suatu pemahaman tentang dunia ini;
  • 2:09 - 2:11
    penderitaan terkadang juga merupakan
  • 2:11 - 2:16
    perasaan dan pengalaman kita
    terhadap dunia.
  • 2:16 - 2:17
    Yang terpenting,
  • 2:17 - 2:23
    penganut Buddha harus belajar hidup
    dengan bijaksana di dunia ini.
  • 2:23 - 2:26
    Hal yang paling tidak boleh
    dilupakan manusia adalah
  • 2:26 - 2:36
    ketika kita dalam penderitaan,
    kebingungan, dan kesulitan,
  • 2:36 - 2:41
    ingatlah orang yang pernah menyelamatkan
    kita dari penderitaan,
  • 2:41 - 2:45
    orang yang pernah membantu kita.
  • 2:45 - 2:49
    Orang yang paling tidak boleh
    diajak berteman adalah
  • 2:49 - 2:55
    mereka yang merendahkan dan
    mencemooh kita saat kita gagal.
  • 2:55 - 2:58
    Yang paling tidak bisa kita
    percaya sepenuhnya adalah
  • 2:58 - 3:05
    orang yang mengatakan semua hal
    baik tentang kita saat kita berhasil,
  • 3:05 - 3:07
    harus sangat berhati-hati,
  • 3:07 - 3:11
    semua ini harus dilihat
    dengan kebijaksanaan.
  • 3:11 - 3:15
    Yang paling tidak boleh
    ditinggalkan adalah
  • 3:15 - 3:22
    orang yang bersama-sama mengolah batin
    dan menghadapi kesulitan dengan kita,
  • 3:22 - 3:27
    teman sependeritaan sangat berharga.
  • 3:27 - 3:29
    Sekarang di masa akhir Dharma,
  • 3:29 - 3:35
    setiap orang di dunia menghadapi
    tekanan yang berbeda-beda,
  • 3:35 - 3:39
    orang yang bisa bersama-sama
    belajar Buddha dengan kita adalah
  • 3:39 - 3:42
    teman sependeritaan dalam
    mengolah batin.
  • 3:42 - 3:45
    Yang paling tidak boleh dicintai adalah
  • 3:45 - 3:50
    orang yang tidak menghargai
    kepribadian kita.
  • 3:50 - 3:58
    Ketika seseorang menyukai uang kita,
    kehormatan kita, kecantikan kita,
  • 3:58 - 4:01
    orang seperti ini tidak menghargai
    karakter kita,
  • 4:01 - 4:09
    mereka adalah orang yang
    paling tidak boleh kita terima.
  • 4:09 - 4:14
    Yang terpenting bagi manusia
    di dunia ini adalah
  • 4:14 - 4:18
    tidak boleh dikendalikan
    oleh keinginan.
  • 4:18 - 4:27
    Keinginan duniawi akan menyebabkan kita
    tersesat dalam berperilaku di dunia ini,
  • 4:27 - 4:33
    akan membawa banyak masalah
    dan kebingungan bagi kita.
  • 4:33 - 4:39
    Keinginan terkadang seperti
    madu yang dicampur racun,
  • 4:39 - 4:43
    terlihat manis di permukaan,
  • 4:43 - 4:50
    tetapi sebenarnya perlahan-lahan
    menggerogoti hati manusia.
  • 4:50 - 4:54
    Banyak orang tidak waspada
    terhadap keinginan
  • 4:54 - 4:57
    karena mereka merasa itu manis.
  • 4:57 - 5:02
    Keinginan mana yang tidak
    membuat orang senang?
  • 5:02 - 5:04
    Tetapi ketika kamu masuk
    ke dalam keinginan itu,
  • 5:04 - 5:09
    penderitaanmu tak tertahankan.
  • 5:09 - 5:11
    Setiap orang ingin membeli rumah,
  • 5:11 - 5:15
    ketika semua orang membeli,
    kamu juga ingin membeli,
  • 5:15 - 5:17
    tetapi kondisi ekonomimu
    tidak memungkinkan,
  • 5:17 - 5:21
    saat itu kamu melihat rumah itu
    dan sangat ingin mengambil pinjaman,
  • 5:21 - 5:26
    begitu mengambil pinjaman,
    kamu merasa tekanannya sangat berat.
  • 5:26 - 5:28
    Jadi dalam kehidupan,
  • 5:28 - 5:36
    keinginan kita akan menimbulkan
    banyak pikiran dan niat jahat,
  • 5:36 - 5:41
    keserakahan manusia sebenarnya
    adalah sifat buruk.
  • 5:41 - 5:43
    Banyak orang mengatakan
    manusia memiliki sifat buruk,
  • 5:43 - 5:45
    apa sebenarnya sifat buruk itu?
  • 5:45 - 5:47
    Yaitu keserakahan dan keinginanmu.
  • 5:47 - 5:54
    Setiap orang ingin hidup
    sesuai keinginan hati,
  • 5:54 - 6:01
    tetapi mengikuti hati sendiri,
    seiring bertambahnya keinginan,
  • 6:01 - 6:03
    hidup sesuai keinginan hati ini
  • 6:03 - 6:09
    akan membawa penderitaan
    dan masalah yang tak berujung.
  • 6:09 - 6:14
    Coba pikirkan, keinginan mana yang tidak
    membawa kebingungan dan masalah?
  • 6:14 - 6:19
    Orang yang mengejar uang,
    akhirnya hancur karena uang;
  • 6:19 - 6:24
    orang yang mengejar cinta,
    akhirnya terluka oleh cinta;
  • 6:24 - 6:27
    orang yang mengejar kehormatan,
    akhirnya tidak mendapatkan kehormatan,
  • 6:27 - 6:32
    menyebabkan luka dan kesedihan
    tak terbatas pada diri sendiri,
  • 6:32 - 6:35
    bahkan memengaruhi seumur hidup,
  • 6:35 - 6:37
    bahkan ketika kamu
    tidak mendapatkannya,
  • 6:37 - 6:43
    penderitaanmu masih akan
    memengaruhi kehidupan mendatang.
  • 6:43 - 6:46
    Karena keinginan itu tidak ada batasnya,
  • 6:46 - 6:50
    selama kamu punya keinginan,
    itu tidak akan pernah berhenti,
  • 6:50 - 6:54
    yang banyak masih ingin lebih banyak,
    yang baik masih ingin lebih baik,
  • 6:54 - 6:57
    keserakahan yang tidak pernah puas
  • 6:57 - 7:07
    akan selalu menyebabkan
    penderitaan batin dan siksaan jiwa.
  • 7:07 - 7:15
    Setiap orang yang memiliki keinginan,
    pikirannya pasti ternoda,
  • 7:15 - 7:18
    memiliki keinginan berarti ternoda.
  • 7:18 - 7:20
    Manusia sangat menyedihkan,
  • 7:20 - 7:24
    sepanjang hari berpikir
    "aku ingin, aku ingin, aku ingin...",
  • 7:24 - 7:28
    sepanjang hari berpikir "kalau saja
    bisa membeli barang ini pasti bagus"
  • 7:28 - 7:31
    "kalau saja bisa mendapatkan cinta ini,
    aku pasti baik-baik saja",
  • 7:31 - 7:37
    sebenarnya tidak akan baik-baik saja,
    tidak akan berhenti.
  • 7:37 - 7:40
    Motto Shifu yang semua orang tahu,
  • 7:40 - 7:43
    "Tanpa keinginan,
    hati secara alami seperti air".
  • 7:43 - 7:47
    Jadi Shifu ingin kalian tidak
    memiliki keinginan,
  • 7:47 - 7:51
    air adalah hatimu,
    tenang seperti air.
  • 7:51 - 7:55
    Tidak serakah,
    maka tidak akan membenci;
  • 7:55 - 8:01
    tidak membenci orang lain, maka kamu
    tidak akan melakukan hal-hal bodoh.
  • 8:01 - 8:04
    Kita harus bisa memahami dalam hidup,
  • 8:04 - 8:08
    harus mengerti apa yang
    disebut prinsip Buddha, Dharma,
  • 8:08 - 8:10
    harus memahami bahwa
  • 8:10 - 8:16
    semua keinginan hanyalah keadaan ilusi
    sementara dalam kehidupan,
  • 8:16 - 8:19
    disebut "keadaan yang menyesatkan",
  • 8:19 - 8:24
    karena kamu memiliki keinginan,
    kamu tersesat dalam keadaan ini,
  • 8:24 - 8:31
    menggoda kita orang biasa untuk
    kehilangan arah spiritual.
  • 8:31 - 8:37
    Jadi Shifu hari ini memberitahu kalian,
    keinginan sangat berbahaya,
  • 8:37 - 8:39
    karena kehilangan arah spiritualmu,
  • 8:39 - 8:42
    yang banyak masih ingin lebih banyak,
    yang baik masih ingin lebih baik,
  • 8:42 - 8:48
    kamu akan masuk ke dalam keadaan
    serakah yang tak bisa lepas,
  • 8:48 - 8:54
    keadaan ini membawa
    apa yang disebut "situasi sulit".
  • 8:54 - 8:57
    Jika bisa menguasai
    kebijaksanaan dengan baik,
  • 8:57 - 8:59
    tidak memiliki keinginan,
  • 8:59 - 9:05
    menyadari dalam hati bahwa
    segala sesuatu di dunia adalah ilusi,
  • 9:05 - 9:10
    karena kebahagiaan sebanyak
    apapun akan hilang,
  • 9:10 - 9:16
    kenikmatan sebanyak apapun
    pada akhirnya akan meninggalkanmu,
  • 9:16 - 9:22
    lihatlah apa yang ada di depanmu,
    kamu akan sangat bersyukur,
  • 9:22 - 9:28
    kamu akan selalu bahagia,
    kamu tidak akan tergoda oleh keinginan.
  • 9:28 - 9:35
    Jadi dalam berperilaku kita tidak
    boleh ternoda oleh keinginan duniawi,
  • 9:35 - 9:39
    harus selalu mengingat hati yang tulus
  • 9:39 - 9:43
    ketika pertama kali belajar Buddha
    dan mengolah batin,
  • 9:43 - 9:46
    hati yang tulus sangat penting.
  • 9:46 - 9:53
    "Tidak melupakan hati yang tulus,
    baru bisa mencapai tujuan akhir".
  • 9:53 - 9:56
    Seperti orang tua meskipun sudah tua,
  • 9:56 - 10:06
    tetapi secara spiritual selalu mengingat
    cita-cita dan harapan
  • 10:06 - 10:10
    yang pernah dimiliki ketika muda,
  • 10:10 - 10:15
    inilah sumber kehidupannya.
  • 10:15 - 10:20
    Beberapa orang sudah lama di dunia,
  • 10:20 - 10:25
    melihat orang lain semuanya serakah,
    marah, bodoh, sombong, ragu,
  • 10:25 - 10:28
    kemudian diri sendiri mengalami
    beberapa kegagalan,
  • 10:28 - 10:33
    kesulitan yang dialami sendiri,
  • 10:33 - 10:39
    perlahan-lahan hati menjadi tercemar,
    karakter menjadi buruk;
  • 10:39 - 10:42
    terikat pada duniawi,
  • 10:42 - 10:51
    membuat karakter yang tadinya
    sangat jujur menjadi semakin palsu,
  • 10:51 - 10:54
    tidak berani berkata jujur;
  • 10:54 - 10:58
    untuk membuat hubungan dengan
    orang lain menjadi lebih baik,
  • 10:58 - 11:03
    menjadi orang yang sepenuhnya palsu,
  • 11:03 - 11:10
    orang palsu akan berpura-pura,
    hati palsu akan menjadi orang palsu,
  • 11:10 - 11:14
    orang akan menjadi
    tidak tulus, tidak jujur,
  • 11:14 - 11:17
    akan hidup di dunia dengan
    jelas tahu sesuatu benar,
  • 11:17 - 11:19
    dia akan mengatakan itu salah,
  • 11:19 - 11:22
    jelas tahu sesuatu salah,
  • 11:22 - 11:29
    dia akan memutarbalikkan psikologi
    untuk menanggung kegagalan duniawi.
  • 11:29 - 11:36
    Inilah mengapa perubahan
    hati manusia sekarang sangat penting.
  • 11:36 - 11:38
    Dalam kehidupan,
  • 11:38 - 11:43
    banyak orang selalu berpikir
    "lingkungan sosial memengaruhi saya",
  • 11:43 - 11:44
    banyak orang berkata
  • 11:44 - 11:48
    "sebenarnya saya orang baik,
    tapi karena lingkungan sosial,
  • 11:48 - 11:52
    semua orang melakukannya,
    jadi saya ikut-ikutan saja..."
  • 11:52 - 11:56
    namun sebenarnya dalam
    pandangan Buddha,
  • 11:56 - 12:01
    lingkungan tidak bisa memengaruhi kita,
    lingkungan tidak bisa memengaruhi,
  • 12:01 - 12:07
    karena praktik spiritual, pencapaian,
  • 12:07 - 12:12
    dan dasar-dasar pemahaman yang
    kamu miliki masih belum cukup kuat,
  • 12:12 - 12:20
    karena kondisi batinmu sendiri masih
    sangat jauh dari tingkatan Bodhisattva,
  • 12:20 - 12:24
    maka kamu masih mudah
    terpengaruh oleh keadaan sekitar.
  • 12:24 - 12:29
    Jika energi kita hidup di dalam tingkat pembinaan Buddha dan Bodhisattva
  • 12:29 - 12:38
    Tidak peduli generasi atau lingkungan serumit apa pun yang Anda temui
  • 12:38 - 12:43
    Anda akan bisa memahami kebenaran dan mendapatkan kelegaan
  • 12:43 - 12:51
    Kalimat ini memberi tahu kita bahwa kita jangan terpengaruh oleh lingkungan luar
  • 12:51 - 12:55
    Inilah yang dikatakan dalam Dunia Dharma yaitu tidak adanya perubahan
  • 12:55 - 13:08
    Seperti yang dikatakan oleh Konfusianisme, Taoisme, Buddhisme yaitu perilaku dan niat awal yang sejati
  • 13:11 - 13:17
    Setiap orang memiliki kondisi psikologis yang paling awal
  • 13:17 - 13:25
    Itu adalah kondisi di mana manusia masih sangat murni dan masih belum tercemari oleh dunia luar
  • 13:25 - 13:35
    Setiap manusia memiliki sebuah hati Kebuddhaan yang sangat bersih dan murni
  • 13:35 - 13:37
    Betapa baiknya!
  • 13:37 - 13:42
    Seperti yang dikatakan oleh Lao Zi dalam Taoisme yaitu "Seperti seorang bayi"
  • 13:42 - 13:47
    Kemurnian seseorang seperti seorang bayi
  • 13:47 - 13:55
    Saya yakin semua di sini sangat menyukai bayi, itu karena seorang bayi sangat murni dan bersih
  • 13:55 - 13:59
    Seorang bayi sangat murni dan bersih
  • 13:59 - 14:04
    Tidak peduli Anda itu adalah seorang Biksu atau seorang Upasaka/Upasika
  • 14:04 - 14:09
    Awal dari pembinaan diri Anda adalah dimulai dari seorang manusia biasa
  • 14:09 - 14:14
    Kemudian kalian membina diri hingga bisa mencapai penerangan sempurna atau mencapai Kebuddhaan
  • 14:14 - 14:17
    Pembinaan kita semua dimulai dari
  • 14:17 - 14:28
    seorang manusia biasa yang merubah tingkat pembinaan kita untuk membebaskan diri dari kotoran dunia fana ini
  • 14:28 - 14:33
    Shifu sering mengatakan kepada kalian bahwa belajar Dharma sangatlah sulit
  • 14:33 - 14:38
    Ketika belajar Dharma pada tahun pertama, Buddha berada di depan mata
  • 14:38 - 14:42
    Ketika belajar Dharma pada tahun kedua, Buddha berada di Langit
  • 14:42 - 14:46
    Ketika belajar Dharma pada tahun ketiga, memanfaatkan nama Buddha untuk mendapatkan keuntungan
  • 14:46 - 14:49
    Semakin membina diri semakin menjauh dariNya
  • 14:49 - 14:51
    Mengapa demikian?
  • 14:51 - 14:57
    Itu karena kita tidak bisa mempertahankan niat awal yang kekal
  • 14:57 - 15:04
    Itu karena pikiran kita harus tetap murni dan benar, maka Anda baru bisa mencapai Kebuddhaan
  • 15:04 - 15:08
    Itulah alasan mengapa Shifu begitu tegas kepada kalian
  • 15:08 - 15:13
    Itu karena Shifu ingin kalian tetap mempertahankan hati yang murni
  • 15:13 - 15:18
    Seorang Biksu harus tetap menjaga kemurnian layaknya seorang anak kecil
  • 15:18 - 15:24
    Meski kalian yang bukan Biksu, tapi juga harus tetap menjaga kemurnian layaknya seorang anak kecil
  • 15:24 - 15:29
    Maka, Anda akan bisa mencapai Kebuddhaan
  • 15:29 - 15:31
    Anda jangan mengira diri Anda sendiri tidak bisa mencapai Kebuddhaan
  • 15:31 - 15:34
    Jadi, banyak orang yang mengatakan bahwa:
  • 15:34 - 15:40
    "Mencapai Kebuddhaan sangatlah susah, jarak kita dengan Buddha sangatlah jauh"
  • 15:40 - 15:44
    Sebenarnya, orang yang mengatakan jaraknya dengan Buddha sudah sangat jauh
  • 15:44 - 15:48
    Itu karena hatinya sudah sangat jauh dengan Buddha
  • 15:48 - 15:52
    Ada orang yang mengatakan: "Buddha terdapat di samping saya"
  • 15:52 - 15:54
    "Mengapa akhir-akhir ini saya merasa Buddha berada di samping saya?"
  • 15:54 - 15:55
    "Dia sedang mengatur kita"
  • 15:55 - 16:00
    Anda telah berhasil, itu jarak Anda dengan Buddha semakin dekat
  • 16:00 - 16:03
    Jarak Anda dengan Dewa Pelindung Dharma semakin dekat
  • 16:03 - 16:05
    Jarak Anda dengan Bodhisattva semakin dekat
  • 16:05 - 16:09
    Peluang Anda mencapai Kebuddhaan semakin dekat
  • 16:09 - 16:13
    Jika tidak ada seorang pun yang mengatur Anda
  • 16:13 - 16:17
    Anda selalu merasa: "Kapan saya bisa mencapai penerangan?"
  • 16:17 - 16:21
    "Kapan saya bisa pergi ke Alam Sukhavati?"
  • 16:21 - 16:25
    "Kapan saya bisa pergi ke Tanah Suci Xin Ling?"
  • 16:25 - 16:30
    Sebenarnya, hati Anda sudah meninggalkan Buddha
  • 16:30 - 16:35
    Dalam Tripitaka mengatakan: "Mempertahankan niat awal akan mencapai penerangan sempurna"
  • 16:35 - 16:37
    Coba kalian bayangkan
  • 16:37 - 16:41
    Niat awal adalah sifat asli kita
  • 16:41 - 16:44
    Niat di mana Anda memulai membina diri,
  • 16:44 - 16:51
    itulah awal dari Anda mencapai penerangan sempurna atau disebut sebagai niat cahaya
  • 16:51 - 17:01
    Buddha memberitahu kita bahwa pikiran pertama kita yang mampu melihat suatu permasalahan dengan jelas
  • 17:01 - 17:05
    Ketika kita baru belajar Dharma, kita akan bisa melihat suatu permasalahan dengan sangat jelas
  • 17:05 - 17:09
    Kita bisa melihat jalan dan arah dengan jelas
  • 17:09 - 17:12
    Kita telah mencapai Bodhi (Kesadaran)
  • 17:12 - 17:19
    Pertama-tama, hati kita terdapat Buddha dan perlahan-lahan kita memiliki Bodhicitta (Benih Kebuddhaan)
  • 17:19 - 17:23
    Apabila kita membina diri lagi, maka kita akan bisa mencapai Kebuddhaan
  • 17:23 - 17:27
    Niat awal untuk menjadi Biksu
  • 17:27 - 17:31
    Niat untuk mencapai penerangan dalam kehidupan sekarang
  • 17:31 - 17:34
    Niat untuk terbebas dari penderitaan dan mendapatkan kebahagiaan
  • 17:34 - 17:37
    Itu adalah hati yang memohon Buddha
  • 17:37 - 17:44
    Itu baru hati Kebuddhaan yang tulus dan kekal
  • 17:44 - 17:46
    Hati yang awal
  • 17:46 - 17:52
    Semakin lama manusia membina diri semakin malas
  • 17:52 - 17:55
    Mereka menjadi semakin tidak bertanggungjawab
  • 17:55 - 17:58
    Ketika mereka bertemu dengan permasalahan, maka mereka akan menyalahkan orang lain
  • 17:58 - 18:05
    Saat mengalami hal buruk, maka mereka akan menyalahkan orang lain yang meminta untuk melakukannya
  • 18:05 - 18:09
    Mereka berusaha mencari berbagai alasan
  • 18:09 - 18:15
    Perlakuannya juga akan sama terhadap orang tuanya dan juniornya
  • 18:15 - 18:23
    Selama Anda memiliki pikiran kacau, maka Anda akan merasa bahwa Anda benar dan orang lain salah
  • 18:23 - 18:26
    Anda bahkan tidak memiliki niat awal
  • 18:26 - 18:30
    Oleh karena itu, jarak Anda dengan Yang Tersempurnakan semakin jauh
  • 18:30 - 18:34
    Shifu ingin memberitahu kalian bahwa
  • 18:34 - 18:38
    perumpamaan ini sama dengan ketika kita melakukan atau mengerjakan sesuatu
  • 18:38 - 18:43
    Banyak orang yang awalnya berlutut dan menyembah Bodhisattva
  • 18:43 - 18:51
    Beberapa tahun kemudian, niat awal dan penghormatan mereka sudah hilang
  • 18:51 - 18:53
    Perlakuannya dengan Shifu juga demikian
  • 18:53 - 18:53
    Ketika dia baru datang
  • 18:53 - 18:55
    "Shifu..."
  • 18:55 - 18:56
    Dia sangat hormat
  • 18:56 - 18:59
    Seiring berjalannya waktu, itu semua sudah basi
  • 18:59 - 19:01
    Semakin lama semakin basi
  • 19:01 - 19:04
    Hati untuk menghormati sudah tidak ada
  • 19:04 - 19:09
    Pikiran seorang praktisi Buddhis harus selalu dalam Bodhi
  • 19:09 - 19:15
    Selama apa pun Anda hidup, Anda harus selalu menempatkan pikiran Anda ke dalam Bodhi
  • 19:15 - 19:19
    Anda tidak boleh tergerak dan harus menempatkan Buddha di dalam hati Anda
  • 19:19 - 19:29
    Pikiran pertama dalam belajar Dharma adalah tidak melupakan niat awal mengap kita mulai membina diri
  • 19:29 - 19:31
    Shifu berharap kalian untuk tidak melupakan niat awal kalian
  • 19:31 - 19:34
    Itu artinya pikiran awal kalian
  • 19:34 - 19:39
    Dan juga pikiran akhir yang Anda dapatkan
  • 19:44 - 19:51
    Saat mengerjakan apa pun, Anda tidak boleh hanya memulai, namun tanpa adanya penyelesaian
  • 19:51 - 19:53
    Harus ada awal dan akhir
  • 19:53 - 20:06
    Setelah Anda belajar Dharma, Anda tidak boleh melupakan pikiran bajik dan pikiran untuk mencapai Kebuddhaan Anda
  • 20:06 - 20:10
    Jika tidak demikian, Anda tidak akan mendapatkan fondasi dari belajar Dharma
  • 20:10 - 20:13
    Shifu beritahu kalian
  • 20:14 - 20:18
    Belajar Dharma seperti pada awalnya, maka akan bisa mencapai Kebuddhaan
  • 20:18 - 20:20
    Tidak peduli seberapa lama Anda membina diri
  • 20:20 - 20:25
    Anda harus tetap mempertahankan niat awal Anda, maka Anda akan bisa mencapai Kebuddhaan
  • 20:25 - 20:30
    Seorang Biksu harus tetap mempertahankan niat awalnya menjadi Biksu, maka ia baru bisa mencapai Kebuddhaan
  • 20:30 - 20:36
    Seorang Upasaka harus tetap mempertahankan niat awalnya membina diri, maka baru bisa mencapai Kebuddhaan
  • 20:36 - 20:39
    Itu artinya tidak peduli seberapa lama pun,
  • 20:39 - 20:44
    kita harus tetap mempertahankan ketulusan kita sewaktu pertama kali membaca Paritta
  • 20:44 - 20:48
    Tetap mempertahankan keharuan kita sewaktu pertama kali menyembah Buddha
  • 20:48 - 20:53
    Jika Anda memiliki hati ini, maka Anda sudah mencapai penerangan
  • 20:53 - 21:00
    Keputusan yang tulus bukanlah sesuatu yang bisa Anda ungkapkan dengan kata-kata
  • 21:00 - 21:06
    Setelah seseorang yang membina diri, ia berlutut ke hadapan Bodhisattva
  • 21:06 - 21:11
    Dia menggunakan hati yang tulus itu
  • 21:11 - 21:16
    Itu adalah sebuah hati kebijaksanaan yang telah mencapai kesadaran tertinggi
  • 21:16 - 21:19
    Dia tidak perlu banyak berbicara dengan Bodhisattva
  • 21:19 - 21:21
    Akan tetapi, hatinya dipenuhi dengan rasa syukur
  • 21:21 - 21:29
    Oleh karena itu, dia baru bisa mencapai Kebuddhaan
  • 21:29 - 21:34
    Terima kasih telah menyaksikan pencerahan Bai Hua Fo Fa Master Lu Junhong
    Bergembira dalam dharma bersama dan menyelamatkan makhluk yang berjodoh
    Silakan menyaksikan episode selanjutnya
Title:
【第72集】白话佛法开示 | 修心如初 远离迷境(卢军宏 卢台长 心灵法门)
Description:

more » « less
Video Language:
Chinese, Simplified
Duration:
21:35

Indonesian subtitles

Revisions Compare revisions