< Return to Video

【第66集】白话佛法开示 | 佛性平等无二(卢军宏 卢台长 心灵法门)

  • 0:01 - 0:08
    BHFF adalah Dharma yang mendalam dan diuraikan oleh Master Lu dengan menggunakan bahasa sehari-hari
  • 0:09 - 0:16
    Menggunakan filosofi kehidupan dan menggunakan contoh sederhana di kehidupan sehari-hari untuk menjelaskannya
  • 0:17 - 0:23
    Di dalam Bai Hua Fo Fa, kita bisa
    memahami teori Dharma yang mendalam
  • 0:23 - 0:29
    Dan memunculkan kembali sifat Kebuddhaan kita semua untuk mengubah nasib kita
  • 0:30 - 0:34
    Silakan menonton Bai Hua Fo Fa Master Lu
  • 0:35 - 0:38
    Pencerahan Bai Hua Fo Fa Master Lu Junhong
    Episode 66
    Sifat Kebuddhaan Tanpa Perbedaan
    13 Mei 2020
  • 0:41 - 0:45
    Hari ini kita melanjutkan mendengar "Bai Hua Fo Fa"
  • 0:45 - 0:48
    Shifu beritahu kalian
  • 0:48 - 0:59
    Pertama-tama, ketika seseorang memikirkan sesuatu, maka harus mengarah ke arah yang positif untuk berpikir
  • 0:59 - 1:01
    Dengan demikian, Anda akan bergembira dalam Dharma
  • 1:01 - 1:07
    Kebanyakan orang yang merasa menderita dan sedih, itu karena energi negatif dalam hatinya terlalu banyak
  • 1:07 - 1:14
    Karena sekali adanya energi negatif, orang tersebut akan berpikiran mengarah ke negatif atau buruk
  • 1:14 - 1:16
    Itu karena semakin dipikir, maka akan semakin takut
  • 1:16 - 1:20
    Semakin dipikirkan, maka akan semakin khawatir
  • 1:20 - 1:30
    Jika kita mengarah ke arah yang positif untuk berpikir, maka Anda akan bahagia dan tidak akan adanya kesedihan
  • 1:30 - 1:38
    Ini adalah cara terpenting untuk memahami suatu objek bagi seorang praktisi Buddhis
  • 1:38 - 1:45
    Shifu beritahu kalian, kita harus mengerti yang namanya reinkarnasi
  • 1:45 - 1:50
    Segala yang baik dan buruk akan berputar
  • 1:50 - 1:56
    Ketika bertemu hal yang buruk, maka perlahan-lahan akan berubah menjadi baik
  • 1:56 - 2:01
    Hal yang jahat akan perlahan-lahan menjadi hal yang bajik
  • 2:01 - 2:12
    Dimulai dari mata, telinga, hidung, lidah, badan, batin hingga Anda bisa mendengarkannya
  • 2:12 - 2:16
    Sebenarnya itu semua adalah reinkarnasi
  • 2:16 - 2:19
    Anda tidak boleh menganggapnya terlalu serius
  • 2:19 - 2:23
    Ketika waktu kita masih kecil, kita sangat sedih karena suatu hal
  • 2:23 - 2:27
    Itu karena kita menganggap sesuatu yang menyedihkan itu terlalu serius
  • 2:27 - 2:30
    Oleh karena itu, kita berada dalam reinkarnasi
  • 2:30 - 2:32
    Bodhisattva memberitahu kita bahwa
  • 2:32 - 2:38
    hanya setelah kita bertemu dengan sifat Kebuddhaan, kita baru tidak mengalami reinkarnasi
  • 2:38 - 2:47
    Hal ini memberi tahu kita bahwa hanya dengan memahami sifat Kebuddhaan dan teori Buddha dengan benar
  • 2:48 - 2:55
    Dan tidak hanya itu kita harus tersadarkan dan tersempurnakan, hanya dengan begitu kita baru tidak mengalami reinkarnasi lagi
  • 2:57 - 3:05
    Shifu beritahu kalian, jika seseorang berjalan lurus di jalan ini, apakah Anda akan terus berjalan ke depan?
  • 3:05 - 3:07
    Bisa, saya terus berjalan ke depan dengan gigih
  • 3:08 - 3:13
    Jika arahnya salah, maka Anda pun masih mengalami reinkarnasi
  • 3:13 - 3:18
    Jika arahnya benar, maka Anda akan bisa terlepas dari "rawa" kehidupan Anda
  • 3:19 - 3:23
    Anda akan perlahan-lahan tercerahkan dan mengerti
  • 3:23 - 3:27
    Pemikiran Anda tidak boleh terbalik lagi di dunia ini
  • 3:27 - 3:32
    Anda harus keluar dari alam Anda dan menemukan sifat Kebuddhaan Anda
  • 3:33 - 3:40
    Anda harus tahu bahwa penderitaan di dunia ini hanyalah bersifat tidak kekal
  • 3:41 - 3:43
    Tidak ada satu hal pun yang bersifat kekal
  • 3:44 - 3:46
    Ketika Anda mendapatkan itu berarti Anda telah kehilangan
  • 3:46 - 3:50
    Ketika Anda kehilangan itu berarti Anda hanya memilikinya untuk sementara waktu
  • 3:52 - 3:57
    Jika di dalam hati seseorang terdapat Dharma, maka dia akan bisa menyingkirkan kesesatannya dan tersadarkan
  • 3:59 - 4:05
    Dikarenakan hati kita masih terdapat godaan, maka dalam diri kita masih terdapat pikiran kacau dan kelekatan
  • 4:07 - 4:13
    Jika seseorang tidak bisa berpikir tentang suatu hal, itu berarti seseorang itu telah terperangkap dalam kelekatan
  • 4:13 - 4:17
    Orang yang mengalami kelekatan itu pasti akan mengalami reinkarnasi
  • 4:19 - 4:25
    Jika kita semua harus tahu untuk mengubah mata, telinga, hidung, lidah, badan, batin menjadi sifat Kebuddhaan
  • 4:27 - 4:32
    Apa yang dilihat oleh mata, apa yang dicium oleh hidung, apa yang didengar oleh telinga, dan lain-lain
  • 4:33 - 4:36
    Itu semua harus diubah menjadi sifat Kebuddhaan, keyakinan benar dan pemikiran benar
  • 4:38 - 4:40
    Saya tidak mendengar, melihat, dan mencium sembarangan
  • 4:41 - 4:47
    Kita harus membentuk pemikiran yang telah terbentuk sebagai konsep di dalam hati kita
  • 4:47 - 4:51
    Jadi, pemikiran ini sangatlah penting
  • 4:51 - 4:56
    Itu artinya setiap pemikiran dari kita semua harus tersadarkan
  • 4:58 - 5:02
    Jika Anda memiliki pemikiran yang tersadarkan, maka keyakinan benar Anda akan mulai terbentuk
  • 5:03 - 5:08
    Jika Anda memiliki pemikiran yang tersadarkan, maka pengetahuan benar dan kesadaran benar Anda akan mulai terbentuk
  • 5:09 - 5:16
    Jika kita memiliki pengetahuan benar dan kesadaran benar , maka perkataan kita akan seperti perkataan Buddha
  • 5:17 - 5:23
    Jika kita ingin mencapai penerangan sempurna, maka hati kita harus ada Buddha
  • 5:24 - 5:29
    Dengan begitu, Anda baru mengatakan, melakukan, dan memikirkan sifat Kebuddhaan
  • 5:30 - 5:34
    Jadi, Anda akan terhindar dari reinkarnasi
  • 5:35 - 5:41
    Jangankan reinkarnasi besar, reinkarnasi kecil saja terus-menerus tanpa berhenti di Alam Manusia ini
  • 5:43 - 5:47
    Tidak menganggap serius tentang suatu hal, akhirnya melakukan kesalahan lagi
  • 5:47 - 5:53
    Coba kalian lihat dari waktu kita kecil sampai dewasa, sudah berapa banyak hal yang mengalami reinkarnasi?
  • 5:55 - 5:59
    Kita sering mengatakan bahwa kita harus berbakti kepada orang tua dan pada akhirnya melupakannya
  • 6:00 - 6:04
    Kita telah mengatakan bahwa ketika ada festival penting harus memberikan sesuatu ke keluarga dan pada akhirnya melupakannya
  • 6:05 - 6:11
    Kita telah mengatakan akan membalas budi orang lain dan pada akhirnya kita melupakannya
  • 6:12 - 6:15
    Ini semua dalam reinkarnasi
  • 6:15 - 6:22
    Segala jodoh Kebuddhaan yang kita pupuk di dunia ini adalah sebab untuk tidak mengalami reinkarnasi lagi
  • 6:23 - 6:25
    Dengan begitu, kita baru bisa mendapat buah untuk tidak mengalami reinkarnasi lagi
  • 6:26 - 6:28
    Banyak manusia yang sangat kasihan
  • 6:29 - 6:36
    Mereka tidak memupuk jodoh Kebuddhaan, melainkan memupuk sebab akibat di Alam Manusia atau yang disebut sebab jodoh
  • 6:37 - 6:40
    Sebab jodoh akan menimbulkan buah yang buruk
  • 6:41 - 6:44
    Kita harus tahu bahwa Bodhisattva adalah Guru spiritual kita
  • 6:45 - 6:49
    Siapa Guru spiritual kita? Itu adalah Bodhisattva
  • 6:49 - 6:54
    Pribadi yang mengajari dan menyokong spiritual kita adalah Bodhisattva
  • 6:55 - 6:57
    Mereka adalah pengajar kita
  • 6:58 - 7:03
    Jadi, apa yang dipikirkan harus serupa dengan pikiran Buddha dan Bodhisattva
  • 7:03 - 7:08
    Apa yang kita kerjakan harus serupa dengan pekerjaan yang dikerjakan oleh Buddha dan Bodhisattva
  • 7:08 - 7:12
    Kita harus membayangkan keleluasaan dalam hati kita
  • 7:13 - 7:21
    Itu karena hanya dengan menyatukan hati dan pemikiran kita dengan Buddha, kita baru bisa mengatur kerohanian Anda sendiri
  • 7:22 - 7:30
    Arti mengatur di sini adalah Anda bisa mengatur dan membuat keputusan dalam kerohanian Anda dengan bebas dan leluasa
  • 7:30 - 7:36
    Dengan begitu, hati nurani, welas asih dan sifat yang tanpa keegoisan Anda akan muncul
  • 7:38 - 7:44
    Jadi, kita harus menenangkan hati kita sendiri agar dia tidak mengalami reinkarnasi
  • 7:45 - 7:50
    Dengan begitu, Anda akan memasuki Alam Nirvana(Pembebasan) yang kekal
  • 7:50 - 7:54
    Banyak yang bertanya: "Bagaimana memasuki Alam Nirvana(Pembebasan)?"
  • 7:55 - 7:58
    Anda harus menenangkan hati Anda
  • 7:58 - 8:00
    Jangan biarkan dia muncul rasa Lobha(Keserakahan), Dosa(Kebencian), Moha(Kebodohan), Kesombongan, dan Keserakahan
  • 8:01 - 8:05
    Sang Buddha memberi tahu kita bahwa semua makhluk hidup memiliki sifat Kebuddhaan
  • 8:07 - 8:18
    Hanya dengan menyadari kehidupan ini, meninggalkan rintangan keresahan yang ada di Alam Manusia ini, meninggalkan rintangan akan sesuatu yang kita tahu
  • 8:19 - 8:23
    Dia merasa mengerti ini dan itu, maka Anda akan memiliki rintangan
  • 8:23 - 8:25
    Anda akan memiliki kelekatan
  • 8:25 - 8:29
    Itulah alasan mengapa kita sering menasehati orang-orang
  • 8:31 - 8:33
    Jika Anda mengerti, Anda harus melepaskannya
  • 8:34 - 8:36
    Jika Anda tidak mengerti, Anda juga harus melepaskannya
  • 8:37 - 8:41
    Jika Anda mengerti, itu berarti Anda masih banyak hal yang tidak Anda pahami
  • 8:42 - 8:46
    Jika Anda tidak mengerti, itu berarti Anda masih harus terus belajar
  • 8:46 - 8:51
    Anda akan mendapatkan pelajaran dari orang bijak yaitu sesuatu yang bisa dipahami
  • 8:52 - 8:58
    Jika Anda merasa bahwa diri Anda telah banyak mengetahui banyak hal, maka rintangan Anda telah mulai bertumbuh
  • 9:00 - 9:01
    Itulah alasan mengapa kita harus merendahkan diri
  • 9:02 - 9:08
    Itulah alasan mengapa kita harus menggunakan kebijaksanaan kita untuk menyingkirkan kekuatan karma buruk kita
  • 9:09 - 9:14
    Jika seseorang tidak memiliki kebijaksanaan, maka dia tidak akan bisa menyingkirkan karma buruknya
  • 9:15 - 9:18
    Dia harus memiliki kebijaksanaan
  • 9:19 - 9:25
    Jika seseorang telah meninggalkan kebijaksanaan, itu berarti dia telah meninggalkan Prajna(Kecerdasan)
  • 9:25 - 9:30
    Jika Anda meninggalkan kebijaksanaan, maka Anda akan menjadi semakin dungu
  • 9:31 - 9:38
    Kita harus tahu bahwa antara kita dan sifat Kebuddhaan itu tanpa adanya perbedaan
  • 9:39 - 9:45
    Itu karena dalam lubuk hati kita terdapat sifat Kebuddhaan, jadi Buddha sudah terdapat dalam hati kita
  • 9:45 - 9:53
    Kita bisa mengalahkan semua rintangan di dunia ini, itu karena hati kita seimbang
  • 9:54 - 9:58
    Kita adalah Buddha dan Buddha adalah Anda
  • 9:59 - 10:03
    Jika Anda menggunakan pemikiran seperti ini, maka Anda akan menjadi Buddha di Alam Manusia ini
  • 10:04 - 10:06
    Jadi, kita jangan berpikir bahwa jarak kita dengan Buddha sangatlah jauh
  • 10:07 - 10:11
    Itu karena jika hati Anda seperti Buddha, maka Anda adalah Buddha di Alam Manusia
  • 10:12 - 10:16
    Anda harus ada keyakinan dan kegigihan
  • 10:18 - 10:25
    Kita sekarang menggunakan XIn Ling Fa Men untuk menyingkirkan segala karma buruk dan arwah
  • 10:26 - 10:32
    Kita menggunakan kebijaksanaan untuk mengubah kekuatan karma sebab jodoh kita
  • 10:34 - 10:35
    Bukankah sekarang kita begitu?
  • 10:35 - 10:39
    Kita membaca Paritta agar menyingkirkan karma buruk kita
  • 10:41 - 10:47
    Kita perlahan-lahan menggunakan membaca Paritta, berikrar, dan melepaskan makhluk hidup untuk melunasi hutang kita yang belum lunas
  • 10:47 - 10:51
    Dan juga kita menyingkirkan segala karma buruk pada masa lalu kita
  • 10:52 - 10:55
    Kita sedang mengubah kekuatan karma sebab akibat
  • 10:56 - 10:59
    Jadi, kita sedang mengubah jalan kehidupan kita
  • 11:02 - 11:06
    Jika Anda memahami Dharma, maka Anda akan mengerti ada kehidupan, maka akan ada kematian
  • 11:06 - 11:09
    Anda juga akan mengerti bahwa semua popularitas dan kepentingan adalah sebuah ilusi
  • 11:10 - 11:12
    Menurut kalian, apakah popularitas itu akan pergi? Pasti
  • 11:12 - 11:14
    Apakah kepentingan itu akan pergi? Pasti
  • 11:15 - 11:19
    Itu semua bagaikan sebuah mimpi
  • 11:19 - 11:27
    Jadi, kita harus memahami dengan jelas segala fenomena alam yang ada di kehidupan Alam Manusia ini
  • 11:27 - 11:32
    Fenomena alam itu adalah reinkarnasi dalam 6 alam
  • 11:32 - 11:40
    Jika Anda tidak ingin mengalami reinkarnasi, maka Anda harus memahami bahwa konsep ketidakkekalan
  • 11:40 - 11:46
    Shifu akan menjelaskan bagaimana memahami konsep ketidakkekalan
  • 11:46 - 11:56
    Segala harta, popularitas, dan kepentingan di dunia ini tidak bisa menyelesaikan masalah kelahiran dan kematian Anda
  • 11:56 - 12:05
    Hanya dengan mendalami Dharma dan mencari, memahami, dan mencari penyadaran tentang ketidakkekalan
  • 12:05 - 12:08
    Itu karena dia adalah filosofi yang alami
  • 12:08 - 12:13
    Tidak ada sesuatu di dunia ini yang bersifat kekal
  • 12:13 - 12:17
    Jika Anda memahami hal ini, maka Anda akan memiliki kebijaksanaan
  • 12:17 - 12:25
    Jika menggunakan kebijaksanaan untuk menaklukkan keresahan di Alam Manusia ini, maka akan memiliki Prajna
  • 12:25 - 12:29
    Jadi, kita harus tahu mengenai konsep "Tidak bisa memiliki"
  • 12:29 - 12:35
    Itu karena seberapa banyak popularitas yang Anda bangun, akhirnya itu berakhir kosong dan Anda tidak bisa memilikinya
  • 12:35 - 12:41
    Seberapa banyak keuntungan yang Anda miliki, pada akhirnya Anda pun tidak bisa memilikinya
  • 12:41 - 12:46
    Itu bukan milik Anda, itu hanya saja Anda membantu orang lain untuk menjaganya
  • 12:46 - 12:52
    Itu karena ketika Anda meninggalkan dunia ini, maka semua itu akan menjadi kosong atau menjadi milik orang lain
  • 12:52 - 12:58
    Shifu sering memberikan contoh ini, jika rumah ini milik Anda
  • 12:58 - 13:03
    Dan suatu hari Anda meninggal, maka nama pemilik rumah ini akan diganti
  • 13:03 - 13:05
    Semua bersifat tidak kekal
  • 13:05 - 13:10
    Jadi, Anda harus melihat dengan jelas popularitas dan kepentingan, Anda baru bisa memiliki kebijaksanaan
  • 13:10 - 13:15
    Dengan demikian, Anda baru bisa terhindar dari rintangan permasalahan
  • 13:15 - 13:22
    Tujuan dari terbebasnya kelahiran dan kematian adalah untuk mendapatkan kebebasan yang besar
  • 13:22 - 13:26
    Orang yang tersadarkan memiliki kebebasan yang besar
  • 13:26 - 13:31
    Orang yang tersadarkan mengerti bahwa "Segalanya adalah tidak ditimbulkan dan tidak dipadamkan"
  • 13:31 - 13:33
    Apa pun yang timbul akan padam
  • 13:33 - 13:35
    Apa pun yang padam akan timbul lagi
  • 13:35 - 13:44
    Dharma mengartikan kebijaksanaan sebagai segalanya yang tidak ditimbulkan dan tidak dipadamkan
  • 13:44 - 13:48
    Kalian tahu bahwa dalam Xin Jing terdapat "Tidak dicemarkan, dan juga tidak disucikan"
  • 13:48 - 13:51
    Begitu juga dengan tidak ada kelahiran dan tidak ada kematian
  • 13:51 - 13:57
    Jadi, kita tidak boleh melakukan perbuatan jahat di Alam Manusia ini
  • 13:57 - 14:04
    Ingat! Jika orang tersebut tidak berbuat jahat, maka sifat Kebuddhaan atau sifat aslinya akan muncul
  • 14:04 - 14:07
    Jika orang tersebut sering marah, sering memperlakukan orang dengan buruk,
  • 14:07 - 14:11
    dan sering membahayakan atau mencelakai orang di belakang
  • 14:11 - 14:14
    Maka, hati Anda akan sangat kotor
  • 14:14 - 14:19
    Jika begitu, dari mana asalnya hati yang bersih dan murni?
  • 14:19 - 14:27
    Jadi, Shifu meminta kalian untuk memunculkan sifat asli dan hati nurani kalian dan melihat jelas kebenaran dunia ini
  • 14:27 - 14:30
    Dengan demikian, Anda baru akan memahami sifat Kebuddhaan yang sejati
  • 14:30 - 14:36
    Orang yang berhati mulia selalu hidup di dalam dunia yang penuh kebebasan
  • 14:36 - 14:41
    Orang yang berhati busuk selalu hidup di dalam ketakutan
  • 14:41 - 14:48
    Praktisi Buddhis bisa menikmati kebebasan dan kebijaksanaan yang besar di Alam Manusia
  • 14:48 - 14:58
    Sedangkan, orang yang tidak bisa berpikir dengan jernih akan menjauh dari kebijaksanaan dan Prajna-nya sendiri
  • 15:03 - 15:10
    Kita harus mengetahui bahwa segala kondisi itu terbentuk karena pemikiran kita
  • 15:10 - 15:15
    Ada yang bertanya pada Shifu, dalam dunia Dharma sering mengatakan:
  • 15:15 - 15:19
    "Menyembunyikan kesedihan terbesar ke dalam hati, tanpa menjelaskan apa itu kesadaran,
  • 15:19 - 15:22
    tanpa meluapkan perasaan senang dalam bentuk kata-kata"
  • 15:22 - 15:23
    Apa artinya?
  • 15:24 - 15:26
    Shifu beritahu kalian
  • 15:26 - 15:28
    "Menyembunyikan kesedihan terbesar ke dalam hati"
  • 15:28 - 15:35
    Coba kalian bayangkan, welas asih itu bersifat tak terhingga
  • 15:35 - 15:38
    Itu adalah gabungan dari welas asih dan simpati
  • 15:38 - 15:44
    Dia bersifat tak terhingga dan bukan suatu perasaan manusia
  • 15:44 - 15:52
    Air mata manusia adalah luapan dari perasaan, sedangkan welas asih itu terdapat dalam hati
  • 15:52 - 15:57
    Orang yang sungguh berwelas asih itu bukan meneteskan air mata
  • 15:57 - 16:04
    Akan tetapi, dalam hatinya merasakan penderitaan dan kesakitan orang lain
  • 16:04 - 16:07
    Itulah mengapa disebut dengan "Menyembunyikan kesedihan terbesar ke dalam hati"
  • 16:07 - 16:13
    Lalu, ada yang bertanya pada kalimat kedua yaitu "Tanpa menjelaskan apa itu kesadaran"
  • 16:13 - 16:13
    Kesadaran besar
  • 16:13 - 16:17
    Kenapa orang yang setelah tersadarkan malah tidak berbicara apapun?
  • 16:17 - 16:19
    Coba kalian lihat para Biksu
  • 16:19 - 16:23
    Tidak peduli apa pun yang kalian tanyakan pada mereka, mereka hanya akan menjawab "Amituofo"
  • 16:23 - 16:26
    Itu karena di dunia ini tidak ada yang namanya kebenaran dan kesalahan
  • 16:26 - 16:30
    Dia sudah tidak terjerumus dalam kebenaran dan kesalahan lagi
  • 16:30 - 16:34
    Dia telah menghindari kebenaran dan kesalahan di Alam Manusia ini
  • 16:34 - 16:38
    Jadi, kesadaran besar itu artinya telah munculnya kebijaksanaan besar
  • 16:38 - 16:43
    Kebijaksanaan ini tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata
  • 16:43 - 16:49
    Orang yang benar-benar tersadarkan bukan menggunakan kata-kata untuk menjelaskannya
  • 16:49 - 16:52
    Jadi, dia tidak perlu bicara lagi
  • 16:52 - 16:58
    Inilah yang disebut dengan "Tanpa menjelaskan apa itu kesadaran"
  • 16:58 - 17:03
    Kalimat terakhir adalah "Tanpa meluapkan perasaan senang dalam bentuk kata-kata"
  • 17:03 - 17:06
    Apa itu "Tanpa meluapkan perasaan senang dalam bentuk kata-kata"?
  • 17:06 - 17:12
    Perasaan senang berlebihan adalah 7 emosi dan 6 kesenangan indrawi manusia saja
  • 17:12 - 17:14
    "Saya bahagia! Hahaha"
  • 17:14 - 17:17
    Senang, bukan?
  • 17:17 - 17:21
    Itu adalah perasaan senang di Alam Manusia
  • 17:21 - 17:27
    Bagaimana dengan perasaan senang dan sukacita Bodhisattva?
  • 17:27 - 17:33
    Bodhisattva melihat ada orang yang terselamatkan, melihat ada orang yang mengikis karma,
  • 17:33 - 17:38
    dan membantu kalian bebas dari penderitaan dan mendapatkan kebahagiaan sejati
  • 17:38 - 17:47
    Bagaimana Dia bisa menggunakan suara tawa untuk mengungkapkan perasaan senang di hati-Nya?
  • 17:47 - 17:52
    Itulah yang dinamakan sebagai "Tanpa meluapkan perasaan senang dalam bentuk kata-kata"
  • 17:52 - 17:54
    Coba kalian bayangkan, benarkah demikian?
  • 17:54 - 17:58
    Seorang Ibu berjuang agar anaknya bisa mendapatkan nilai yang bagus pada saat ujian
  • 17:58 - 18:08
    Pagi-pagi buta dia memasak untuk anaknya dan dia juga memberikan lingkungan yang tenang untuk belajar
  • 18:08 - 18:14
    Dia terus menunggu sampai hari ujian itu datang
  • 18:14 - 18:19
    Ketika anaknya kembali dan berkata: "Ibu, saya lulus!"
  • 18:19 - 18:25
    Ketika dia tertawa dan senang, ibunya tidak ikut tertawa dan senang, melainkan meneteskan air mata
  • 18:25 - 18:33
    Perasaan welas asih itu terdapat pada dalam hati seseorang
  • 18:33 - 18:37
    Terima kasih telah menyaksikan pencerahan Bai Hua Fo Fa Master Lu Junhong
    Bergembira dalam dharma bersama dan menyelamatkan makhluk yang berjodoh
    Silakan menyaksikan episode selanjutnya
Title:
【第66集】白话佛法开示 | 佛性平等无二(卢军宏 卢台长 心灵法门)
Description:

more » « less
Video Language:
Chinese, Simplified
Duration:
18:37

Indonesian subtitles

Revisions Compare revisions