< Return to Video

Andai pohon bisa berbicara

  • 0:01 - 0:03
    Manusia tidak melihat pohon.
  • 0:03 - 0:05
    Mereka melewati kami setiap hari.
  • 0:06 - 0:10
    Mereka duduk, tidur, merokok dan piknik
  • 0:10 - 0:12
    dan berciuman di bawah
    bayangan kami diam-diam.
  • 0:12 - 0:15
    Mereka memetik daun kami dan
    mengambil buah kami.
  • 0:15 - 0:17
    Mereka mematahkan cabang kami
  • 0:17 - 0:20
    atau mengukir nama kekasih mereka
    pada batang kami dengan belati
  • 0:21 - 0:23
    dan menyatakan cinta sejati.
  • 0:24 - 0:27
    Mereka mengalungkan jarum pada kami
  • 0:27 - 0:29
    dan melukis bunga kami menjadi seni.
  • 0:29 - 0:33
    Mereka memotong kami menjadi batang
    kayu untuk menghangatkan rumah mereka,
  • 0:33 - 0:35
    dan terkadang mereka menebang kami
  • 0:35 - 0:38
    hanya karena mereka pikir kami
    mengganggu pandangan mereka.
  • 0:38 - 0:43
    Mereka membuat ayunan, tutup botol
    anggur, permen karet, furnitur rustik
  • 0:43 - 0:47
    dan menghasilkan musik yang indah
    dari kami.
  • 0:47 - 0:49
    Dan mereka menjadikan kami buku
  • 0:49 - 0:53
    yang menemani mereka saat
    dinginnya malam pada musim salju.
  • 0:53 - 0:59
    Mereka menggunakan kayu kami untuk membuat
    peti mati tempat mereka mengakhiri hidup.
  • 0:59 - 1:03
    Dan mereka bahkan menciptakan
    puisi paling romantis untuk kami,
  • 1:03 - 1:07
    menyatakan bahwa kami adalah jembatan
    antara Bumi dan langit.
  • 1:07 - 1:10
    Namun tetap saja, mereka tidak
    melihat kami.
  • 1:13 - 1:17
    Jadi salah satu keindahan seni mendongeng
  • 1:17 - 1:21
    adalah membayangkan dirimu dalam suara
    orang lain.
  • 1:21 - 1:25
    Tetapi sebagai penulis, kami
    memiliki kisah cinta dan kata-kata,
  • 1:25 - 1:30
    Saya yakin kita menyukai kesunyian:
  • 1:30 - 1:34
    hal-hal yang sulit kita perbincangkan
    pada masyarakat,
  • 1:34 - 1:37
    yang terisolasi, yang tidak berdaya.
  • 1:37 - 1:41
    Maka, kami berharap literatur dapat
  • 1:41 - 1:44
    membawa kesenangan,
  • 1:44 - 1:47
    membuat yang tidak jelas menjadi jelas,
  • 1:47 - 1:49
    membuat yang tidak terdengar
    menjadi terdengar,
  • 1:49 - 1:55
    dan empati dan pemahaman berbicara lebih
    kuat daripada hasutan dan apatis.
  • 1:56 - 1:59
    Cerita menyatukan kita semua.
  • 1:59 - 2:04
    Cerita yang tidak diceritakan dan
    kesunyian memisahkan kita.
  • 2:04 - 2:09
    Namun bagaimana cara menceritakan kisah
    manusia dan alam
  • 2:09 - 2:12
    ketika planet kita terbakar
  • 2:12 - 2:13
    dan tidak ada panduan
  • 2:13 - 2:17
    saat kita mengalami hal itu bersamaan
  • 2:17 - 2:21
    baik hal politik, sosial atau ekologis?
  • 2:22 - 2:23
    Tetapi kita harus berbicara
  • 2:23 - 2:24
    karena hanya ada satu hal
  • 2:25 - 2:28
    yang menghancurkan dunia kita
    daripada yang lainnya,
  • 2:28 - 2:29
    yaitu mati rasa.
  • 2:29 - 2:35
    Ketika orang terpisah, tidak peka,
    dan acuh tak acuh,
  • 2:35 - 2:39
    ketika mereka berhenti mendengarkan,
    ketika mereka berhenti belajar
  • 2:39 - 2:40
    dan ketika mereka berhenti peduli
  • 2:40 - 2:45
    tentang apa yang sedang terjadi,
    di sini dan di mana pun.
  • 2:48 - 2:52
    Kami mengukur waktu dengan berbeda,
    pohon dan manusia.
  • 2:52 - 2:54
    Waktu manusia adalah linear--
  • 2:54 - 2:55
    sebuah rangkaian kesatuan
  • 2:55 - 3:00
    yang berawal dari masa lalu
    yang dianggap telah usai
  • 3:00 - 3:05
    hingga masa depan yang murni,
    tidak tersentuh.
  • 3:05 - 3:07
    Waktu pohon adalah sirkular.
  • 3:07 - 3:12
    Baik masa lalu maupun masa depan
    bernafas di antara masa kini.
  • 3:12 - 3:16
    Dan masa kini tidak berpindah satu arah.
  • 3:16 - 3:19
    Namun, ia menggambarkan lingkaran
    dan lingkaran,
  • 3:19 - 3:23
    seperti cincin yang Anda temukan
    ketika Anda menebang kami,
  • 3:24 - 3:29
    Lain kali saat Anda melewati pohon,
    coba jalan perlahan dan dengarkan
  • 3:29 - 3:32
    karena setiap dari kami berbisik
    melalui angin.
  • 3:32 - 3:33
    Lihatlah kami.
  • 3:33 - 3:35
    Kami lebih tua dari Anda dan umat Anda.
  • 3:35 - 3:38
    Dengarkan apa yang perlu kami sampaikan,
  • 3:38 - 3:44
    karena pada cerita kami tersembunyi masa
    lalu dan masa depan dari umat manusia.
Title:
Andai pohon bisa berbicara
Speaker:
Elif Shafak
Description:

Bagaimana kita menceritakan kisah kemanusiaan dan alam saat planet kita terbakar? Novelis Elif Shafak mengajak kita untuk mendengarkan pepohonan dari segi waktu, keheningan dan ketidakkekalannya yang sama sekali berbeda dari kita. "Di dalam cerita mereka terdapat masa lalu dan masa depan umat manusia," katanya.

more » « less
Video Language:
English
Team:
closed TED
Project:
TEDTalks
Duration:
03:45
Ade Indarta approved Indonesian subtitles for If trees could speak
Maria Nainggolan accepted Indonesian subtitles for If trees could speak
Maria Nainggolan edited Indonesian subtitles for If trees could speak
Lutfia Ramadhanti edited Indonesian subtitles for If trees could speak
Lutfia Ramadhanti edited Indonesian subtitles for If trees could speak
Lutfia Ramadhanti edited Indonesian subtitles for If trees could speak
Lutfia Ramadhanti edited Indonesian subtitles for If trees could speak
Lutfia Ramadhanti edited Indonesian subtitles for If trees could speak

Indonesian subtitles

Revisions