< Return to Video

《白话佛法 第七册》41 智慧三昧

  • 0:07 - 0:08
    41 Samadhi Kebijaksanaan
  • 0:11 - 0:14
    Dharma yang Shifu sampaikan
    hari ini sangat mendalam,
  • 0:14 - 0:16
    kalian harus mendengarkan dengan baik.
  • 0:16 - 0:20
    Membangkitkan welas asih terhadap
    semua makhluk berperasaan,
  • 0:20 - 0:24
    artinya, terhadap semua makhluk
    berperasaan di dunia,
  • 0:24 - 0:27
    termasuk manusia, anjing,
    hewan dan sebagainya,
  • 0:27 - 0:30
    semua makhluk yang memiliki perasaan,
  • 0:30 - 0:34
    harus membangkitkan
    rasa welas asih terhadap mereka.
  • 0:34 - 0:36
    Mengapa sekarang
    tidak boleh membunuh hewan,
  • 0:36 - 0:39
    mengapa welas asih tidak tega,
  • 0:39 - 0:42
    kita tidak makan ikan,
    tidak makan yang hidup,
  • 0:42 - 0:47
    adalah demi hati yang welas asih,
    bahkan semut pun tidak boleh diinjak mati,
  • 0:47 - 0:54
    itu karena kalian memiliki welas asih,
    maka samadhi welas asih.
  • 0:54 - 0:58
    Samadhi, sebenarnya adalah
    suatu tingkatan,
  • 0:58 - 1:00
    kamu menggunakan welas asihmu,
  • 1:00 - 1:03
    kalian masuk ke dalam samadhimu,
  • 1:03 - 1:07
    yaitu kalian sudah menggunakan
    hati nurani bawaan kalian.
  • 1:07 - 1:09
    Kalian harus belajar dengan baik,
  • 1:09 - 1:14
    ini semua adalah hal-hal yang dipelajari
    orang di akademi Buddha.
  • 1:14 - 1:19
    Selanjutnya saya akan berbicara dengan
    kalian semua tentang samadhi tanpa rupa.
  • 1:19 - 1:23
    Yaitu kamu memandang semua hal
    di dunia tidak dapat ditembus,
  • 1:23 - 1:26
    tidak dapat dilihat,
    tidak peduli,
  • 1:26 - 1:31
    kamu merasa di dunia ini
    tidak ada hal-hal yang berupa,
  • 1:31 - 1:35
    karena kalian datang ke dunia manusia ini
    dengan tangan kosong,
  • 1:35 - 1:38
    ketika pergi juga dengan tangan kosong.
  • 1:38 - 1:45
    Ingatlah, dua kata "kosong kosong",
    menembus kehidupan dan kematian kamu,
  • 1:45 - 1:49
    maka, hal yang kosong
    bukankah hal yang tidak berupa?
  • 1:49 - 1:54
    Contoh sederhana,
    ketika kita baru saja dilahirkan,
  • 1:54 - 1:59
    nenek masih melihat kita,
    ketika kita berusia lima enam tahun,
  • 1:59 - 2:04
    masih melihat nenek,
    ketika kita mencapai tujuh delapan tahun,
  • 2:04 - 2:06
    nenek sudah meninggal,
  • 2:06 - 2:09
    puluhan tahun kemudian,
    dua puluhan tahun kemudian,
  • 2:09 - 2:15
    saat itu juga tidak ada foto,
    apakah kalian masih ingat wajah nenek?
  • 2:15 - 2:19
    Apakah kalian masih ingat
    bahwa ini pernah adalah nenek kalian?
  • 2:19 - 2:22
    Samadhi tanpa rupa,
    hilang,
  • 2:22 - 2:26
    dunia yang saya lihat adalah
    kosong belaka,
  • 2:26 - 2:31
    masa lalu sudah tidak ada,
    berakhir, palsu,
  • 2:31 - 2:32
    seperti ilusi,
  • 2:32 - 2:33
    oleh karena itu,
  • 2:33 - 2:37
    saya tidak melekat
    pada samadhi tanpa rupa.
  • 2:37 - 2:39
    Samadhi tanpa keinginan.
  • 2:39 - 2:41
    Saya mengatakan hari ini
    sedang menyebarkan Dharma,
  • 2:41 - 2:45
    saya memiliki kekuatan aspirasi,
    orang yang berlatih hati dengan baik,
  • 2:45 - 2:48
    bahkan kekuatan aspirasi pun
    merasa tidak ada lagi,
  • 2:48 - 2:54
    dan kekuatan aspirasi yang alami muncul,
    dan merupakan suatu alam yang alami.
  • 2:54 - 2:58
    Mengapa orang sekarang
    semua suka rasa asli?
  • 2:58 - 2:59
    Beberapa orang membuat sup,
  • 2:59 - 3:01
    tidak menaruh minyak,
    tidak menaruh vetsin,
  • 3:01 - 3:03
    tidak menaruh apa-apa,
  • 3:03 - 3:04
    hanya menggunakan api kecil
  • 3:04 - 3:08
    untuk perlahan-lahan mengeluarkan
    rasa asli dari tumbuhan itu sendiri.
  • 3:08 - 3:11
    Jadi, praktisi Buddhis
    harus mengerti,
  • 3:11 - 3:15
    saya hari ini bersumpah
    semuanya ada keinginan,
  • 3:15 - 3:18
    saya hari ini bersumpah semuanya
    adalah keserakahan,
  • 3:18 - 3:21
    saya ingin melafal Paritta
    sampai tanpa keinginan.
  • 3:21 - 3:25
    Sebenarnya, kalian tanpa keinginan
    justru memiliki keinginan.
  • 3:25 - 3:27
    Saya memiliki kekuatan aspirasi apa?
  • 3:27 - 3:31
    Saya pada dasarnya adalah manusia,
    saya datang ke dunia manusia,
  • 3:31 - 3:33
    saya seharusnya berbuat baik.
  • 3:33 - 3:35
    Jika beberapa orang bersumpah,
  • 3:35 - 3:38
    saya seumur hidup ini tidak akan lagi
    menerobos lampu merah,
  • 3:38 - 3:40
    sumpah apa ini?
  • 3:40 - 3:43
    Kamu sebagai manusia,
    kalian hidup di dunia manusia ini,
  • 3:43 - 3:46
    kamu harus mematuhi
    peraturan lalu lintas,
  • 3:46 - 3:50
    jika kamu berpikir di hati,
    "saya tidak boleh menerobos lampu merah",
  • 3:50 - 3:54
    tingkatan orang ini sudah sangat rendah.
  • 3:54 - 3:57
    Kamu seharusnya tanpa keinginan,
    melihat lampu merah,
  • 3:57 - 4:00
    secara alami saya harus mengerem,
  • 4:00 - 4:04
    melihat orang lain menderita
    saya harus membantu.
  • 4:04 - 4:06
    Seorang nenek terjatuh,
  • 4:06 - 4:09
    saya berjalan menghampiri dan
    menolongnya berdiri,
  • 4:09 - 4:10
    jika kamu masih harus berkata,
  • 4:10 - 4:12
    "Bodhisattva,
    saya memiliki kekuatan aspirasi,
  • 4:12 - 4:15
    saya ingin membantu
    semua orang yang menderita",
  • 4:15 - 4:18
    kemudian baru menolong nenek berdiri,
  • 4:18 - 4:22
    maka tingkatan kalian sendiri
    sudah bukan tanpa keinginan lagi,
  • 4:22 - 4:24
    mengerti?
  • 4:24 - 4:29
    Samadhi adalah kebijaksanaan,
    yaitu melakukan kebijaksanaan tanpa rupa,
  • 4:29 - 4:31
    melakukan kebijaksanaan tanpa keinginan,
  • 4:31 - 4:35
    samadhi adalah
    menunjuk pada kesadaran mendalam,
  • 4:35 - 4:41
    alam bawah sadar yang tersisa dan
    dimiliki dalam kesadaran kalian.
  • 4:41 - 4:43
    Sering mendengar kalian berkata:
  • 4:43 - 4:46
    "Shifu,
    saya menganggap orang ini sangat baik,
  • 4:46 - 4:48
    ternyata orang ini adalah orang jahat."
  • 4:48 - 4:52
    Ketika saya menikah dengannya,
    dia adalah orang yang sangat baik
  • 4:52 - 4:54
    ini adalah alam bawah sadar,
  • 4:54 - 4:58
    setelah kamu menikah dengannya,
    kamu menderita karena dia,
  • 4:58 - 5:02
    maka kamu masuk ke dalam
    kesadaran mendalammu,
  • 5:02 - 5:05
    maka kamu tidak akan pernah melupakan,
  • 5:05 - 5:08
    setidaknya kamu tidak akan lagi
    mencari pacar seperti ini,
  • 5:08 - 5:10
    mengerti?.
  • 5:10 - 5:14
    Tetapi justru alam bawah sadar kalian
    yang merugikan kalian.
  • 5:14 - 5:17
    Harus mengerti, belajar samadhi adalah
  • 5:17 - 5:22
    harus melihat keadaan dan
    ciri kesadaran ini.
  • 5:22 - 5:27
    Meskipun kesadaran tidak dapat dilihat,
    kebijaksanaan juga tidak dapat dilihat,
  • 5:27 - 5:32
    tetapi digunakan dalam kehidupan,
    dapat terwujud.
  • 5:32 - 5:36
    Mengapa orang lain menghadapi masalah
    dapat berpikir jernih,
  • 5:36 - 5:39
    sedangkan kamu menghadapi masalah
    tidak dapat berpikir jernih?
  • 5:39 - 5:41
    Apa itu keadaan?
  • 5:41 - 5:44
    Hari ini kamu ingin melakukan suatu hal,
  • 5:44 - 5:47
    kamu mengatakan kamu memiliki samadhi,
  • 5:47 - 5:49
    kamu memiliki kebijaksanaan yang muncul,
  • 5:49 - 5:53
    apakah kebijaksanaan ini
    memiliki keadaan dan bentuk?
  • 5:53 - 5:57
    Tidak benar,
    bahkan gambaran pun memiliki pemikiran.
  • 5:57 - 6:00
    Musik juga memiliki gambaran,
  • 6:00 - 6:04
    misalnya, orang jahat keluar
    ada musik orang jahat,
  • 6:04 - 6:08
    kamu lihat, dalam film
    ketika musik orang jahat muncul,
  • 6:08 - 6:11
    orang jahat segera keluar,
  • 6:11 - 6:16
    mendengar musik seperti itu,
    meskipun kamu tidak melihat orangnya,
  • 6:16 - 6:20
    tetapi kamu segera merasakan
    orang jahat akan keluar,
  • 6:20 - 6:23
    ini disebut gambaran musik.
  • 6:23 - 6:25
    Mengapa kamu menyukai lagu ini?
  • 6:25 - 6:31
    Karena lagu ini pas dengan
    hal yang kamu pikirkan di hati,
  • 6:31 - 6:38
    sebenarnya itu sendiri adalah
    suatu pelepasan jiwa, memiliki bentuk.
  • 6:38 - 6:41
    Apakah kalian tahu
    bentuk kebaikan itu apa?
  • 6:41 - 6:46
    Shifu memberitahu kalian,
    bentuk kebaikan adalah tanpa bentuk,
  • 6:46 - 6:50
    yang berbentuk itu sudah tidak baik.
  • 6:50 - 6:52
    Saya sampaikan secara spesifik
    untuk kalian dengar,
  • 6:52 - 6:56
    orang mengatakan
    orang ini berpenampilan jahat,
  • 6:56 - 6:57
    betul kan?
  • 6:57 - 7:01
    Hal yang memiliki bentuk yang keluar
    sudah tidak normal,
  • 7:01 - 7:03
    yang alami itu indah.
  • 7:03 - 7:09
    Udara alami betapa baiknya,
    angin sepoi-sepoi bertiup, sangat alami,
  • 7:09 - 7:13
    jika kamu menyalakan AC,
    akan merusak tubuh,
  • 7:13 - 7:19
    orang mengatakan ini adalah
    bentuk jahat, dingin, terlalu dingin,
  • 7:19 - 7:22
    bukan rentang yang dapat
    diadaptasi tubuh kalian,
  • 7:22 - 7:24
    mengerti?
  • 7:24 - 7:25
    Harus mengerti,
  • 7:25 - 7:28
    ciri dan keadaan kebijaksanaan adalah
  • 7:28 - 7:31
    dalam perubahan tanpa bentuk
    untuk mencari,
  • 7:31 - 7:36
    untuk menyelesaikan,
    maka kalian akan menghasilkan ciri lain.
  • 7:36 - 7:40
    Misalnya, orang ini berkata:
    "Bagaimana caranya?"
  • 7:40 - 7:42
    Maka saya memberitahumu bagaimana caranya,
  • 7:42 - 7:48
    kata-kata, metode yang
    diucapkan orang ini adalah suatu ciri.
  • 7:48 - 7:51
    Saya menabrak orang ini sampai terluka,
    bagaimana caranya?
  • 7:51 - 7:53
    Ciri keluar kan?
  • 7:53 - 7:54
    Bagaimana caranya?
  • 7:54 - 7:58
    Apakah pergi, atau berhenti,
    atau bagaimana?
  • 7:58 - 8:01
    Ini adalah ciri psikologi kalian.
  • 8:01 - 8:03
    Kalian harus belajar,
  • 8:03 - 8:09
    Shifu harus menggali dalam cacat kalian,
    untuk memperbaiki kekurangan kalian.
  • 8:09 - 8:12
    Harus menghentikan kebencian
    di dalam hati,
  • 8:12 - 8:17
    harus menghentikan semua kebencian
    yang terkandung di hati kalian,
  • 8:17 - 8:22
    artinya, di hatimu tidak boleh
    memiliki sifat membenci orang lain,
  • 8:22 - 8:24
    harus berhenti,
    harus meredakan amarah,
  • 8:24 - 8:26
    tidak boleh membenci orang lain.
  • 8:26 - 8:30
    Kalian yang duduk di bawah,
    apakah ada yang membenci orang lain?
  • 8:30 - 8:35
    Ada, kadang-kadang
    bahkan orang terdekat sendiri dibenci,
  • 8:35 - 8:38
    suami ini menjengkelkan sekali,
  • 8:38 - 8:44
    istri ini menjengkelkan sekali,
    anak menjengkelkan sekali.
  • 8:44 - 8:48
    Kebencian ini seperti api,
    hati yang benci adalah api,
  • 8:48 - 8:52
    akan membakar hati,
    organ dalam kalian,
  • 8:52 - 8:55
    jadi, harus dihentikan,
  • 8:55 - 8:58
    sama dengan kamu
    menggunakan kebijaksanaan
  • 8:58 - 9:00
    untuk memusnahkan semua musuh.
  • 9:00 - 9:04
    Ketika kamu
    berhenti membenci orang lain,
  • 9:04 - 9:09
    sebenarnya sama dengan kamu
    memusnahkan semua musuhmu,
  • 9:09 - 9:14
    dan pemusnahan seperti ini
    tidak perlu mengeluarkan tenaga.
  • 9:14 - 9:20
    Tadinya saya sangat membenci seseorang,
    tiba-tiba saya tidak membencinya lagi,
  • 9:20 - 9:26
    saya berhenti membencinya,
    apakah saya tidak memusnahkan musuh ini?
  • 9:26 - 9:30
    Karena saya tidak membencinya lagi,
    dia bukan musuh saya lagi.
  • 9:30 - 9:34
    Jika kalian membencinya,
    apakah dia musuh kalian?
  • 9:34 - 9:37
    Saya tidak membencinya,
    dari mana saya mendapat musuh,
  • 9:37 - 9:39
    betul kan?
  • 9:39 - 9:40
    Jika tidak demikian,
  • 9:40 - 9:43
    di hati kalian akan selalu ada kebencian,
  • 9:43 - 9:47
    api akan membakar hati dan
    paru-paru kalian,
  • 9:47 - 9:52
    jadi, kita tidak perlu menundukkan
    musuh kita di dunia luar,
  • 9:52 - 9:55
    benci ini,
    benci itu:
  • 9:55 - 9:58
    saya ingin menghadapinya,
    saya ingin bagaimana...
  • 9:58 - 10:02
    tetapi di dalam hati harus
    menerima pengertian terhadap orang lain,
  • 10:02 - 10:05
    karena hati nurani manusia semuanya baik,
  • 10:05 - 10:10
    orang yang sering memaafkan orang lain,
    adalah seorang praktisi Buddhis.
  • 10:10 - 10:13
    Harus menerima
    ketidaksempurnaan orang lain.
  • 10:13 - 10:16
    Shifu sampaikan untuk kalian dengar,
    orang lain berbuat tidak baik,
  • 10:16 - 10:18
    orang lain berbuat tidak sempurna,
  • 10:18 - 10:21
    sebenarnya, kamu harus menerima,
  • 10:21 - 10:24
    kamu setelah menerima
    ketidaksempurnaannya,
  • 10:24 - 10:26
    kamu dapat bersabar.
  • 10:26 - 10:31
    Misalnya, suami paling suka berbuat buruk,
  • 10:31 - 10:35
    setiap kali melihatnya berbuat buruk,
    benar-benar benci sekali,
  • 10:35 - 10:39
    setiap kali melihatnya malas,
    juga benci sekali.
  • 10:39 - 10:44
    Jika kalian menerimanya,
    orang ini memang seperti ini,
  • 10:44 - 10:47
    tidak ada cara,
    anggap saja saya berhutang padanya,
  • 10:47 - 10:50
    saya berbuat sedikit lebih banyak,
    saya juga tidak akan mati kelelahan,
  • 10:50 - 10:53
    lagipula dia dalam aspek tertentu juga
  • 10:53 - 10:56
    memberikan kontribusi besar
    untuk keluarga.
  • 10:56 - 11:01
    Kamu setelah berpikir seperti ini,
    kalian menerima ketidaksempurnaannya,
  • 11:01 - 11:05
    maka kamu dapat bersabar,
    kamu tidak akan membencinya lagi,
  • 11:05 - 11:08
    jika tidak demikian
    kamu segera akan memarahinya.
  • 11:08 - 11:12
    Ketika memaki orang,
    adalah api membakar diri sendiri,
  • 11:12 - 11:14
    kamu baru akan memaki orang.
  • 11:14 - 11:16
    Contoh sederhana,
  • 11:16 - 11:21
    teko untuk merebus air,
    kapan akan bersuara?
  • 11:21 - 11:28
    Karena ketika api di bawah menyala kuat,
    teko akan bersuara uap air keluar,
  • 11:28 - 11:32
    ketika seseorang hatinya penuh amarah,
    ingin memaki orang,
  • 11:32 - 11:35
    api di hatinya semakin berkobar,
  • 11:35 - 11:40
    seperti mulut teko yang bersuara,
    tidak dapat ditahan lagi,
  • 11:40 - 11:42
    mulai memaki orang,
  • 11:42 - 11:46
    maka ketika memaki orang
    bukankah sedang membakar diri sendiri?
  • 11:46 - 11:48
    Sedih tidak sedih?
  • 11:48 - 11:54
    Dulu ada sejenis teko,
    di mulut teko ada sesuatu seperti peluit,
  • 11:54 - 11:58
    ketika uap keluar,
    berbunyi sangat keras,
  • 11:58 - 12:03
    sebenarnya, mulut manusia
    sama seperti mulut teko itu,
  • 12:03 - 12:06
    dulu orang Shanghai
    menyebutnya "tong diao",
  • 12:06 - 12:07
    apa artinya?
  • 12:07 - 12:12
    Ketika seseorang penuh amarah,
    mulutnya akan memaki orang,
  • 12:12 - 12:17
    orang yang tidak marah,
    mulutnya tidak akan memaki orang.
  • 12:17 - 12:20
    Mengapa akan marah?
  • 12:20 - 12:25
    Karena terus-menerus membakarnya,
    hati terus membakar,
  • 12:25 - 12:29
    kalian lihat seteko air itu,
    ketika belum mendidih,
  • 12:29 - 12:34
    ketika uap keluar di mulut teko,
    di dalam teko sangat panas.
  • 12:34 - 12:37
    Ketika seseorang sedang marah,
  • 12:37 - 12:41
    apakah lima organ enam paru-paru
    kamu tahan dibakar seperti itu?
  • 12:41 - 12:43
    Shifu berbicara dengan kalian
    benar-benar adalah
  • 12:43 - 12:45
    Dharma bahasa sehari-hari,
  • 12:45 - 12:48
    harap kalian belajar dengan baik.
Title:
《白话佛法 第七册》41 智慧三昧
Description:

more » « less
Video Language:
Chinese, Simplified
Duration:
14:38

Indonesian subtitles

Incomplete

Revisions Compare revisions