-
Berlatih meditasi jalan
-
artinya kita berlatih meditasi sembari berjalan
-
Dan Anda bisa menjadi damai dan bahagia ketika berlatih.
-
Dan Anda berjalan seakan-akan Anda adalah manusia paling bahagia di dunia.
-
Bila Anda bisa melakukan hal itu,
-
maka Anda telah berhasil dalam meditasi berjalan.
-
Karena kita tidak menetapkan sebuah gol untuk destinasi tertentu,
-
Jadi kita tidak perlu terburu-buru
-
Karena tidak ada hal yang ingin kita capai.
-
Maka berjalan bukanlah sebuah cara, melainkan sebuah tujuan akhir.
-
Jadi setiap langkah yang Anda ambil
-
harus membuat Anda merasa damai dan bahagia dan tentram
-
Dan setiap langkah membawa Anda kembali ke momen kekinian
-
yaitu momen satu-satunya untuk benar-benar hidup.
-
Jalanlah seakan-akan Anda mencetak jejak kaki Anda di tanah.
-
Dan Anda tidak mencetak kecemasan dan kesedihan Anda
-
Sebaliknya, Anda mencetak kedamaian, ketentraman, dan kebahagiaan di tanah.
-
Dan hal ini bisa Anda lakukan bila Anda benar-benar ingin melakukannya.
-
Bila kita tidak melangkah dengan penuh kebahagiaan dan kedamaian,
-
Dengan mata Bodhisattva,
-
Kita dapat melihat langkah seseorang,
-
dan melihat kesedihan dan kecemasan dan ketakutan
-
yang ditinggalkan oleh jejak langkah orang tersebut.
-
Jadi Anda harus bisa melangkah
-
tanpa adanya jejak kesedihan dan kecemasan
-
Hanya ada kedamaian dan kebahagiaan.
-
Misalnya saya memiliki kekuatan ajaib,
-
Saya ingin membawa Anda ke Tanah Suci Buddha Amitabha
-
Bila Anda Kristen, ke Kerajaan Allah.
-
Tapi setelah kita tiba di sana,
-
bagaimana seharusnya kita berjalan?
-
Apakah kita akan mencetak kesedihan dan kecemasan di Tanah Suci Buddha Amitabha?
-
Kita akan mengotori Tanah Suci
-
Dan Tanah Suci tidak lagi menjadi suci.
-
Maka, sangatlah penting bagi kita untuk mampu berjalan dengan langkah yang bahagia dan damai
-
di sini, di Bumi.
-
Bila Anda bisa berjalan dengan langkah yang damai dan bahagia di Bumi,
-
Bumi menjadi Tanah Suci
-
Dan ini adalah sesuatu yang tidak saya ciptakan.
-
Ini dikatakan oleh Buddha sendiri.
-
Tanah Suci ada di pikiran kita.
-
Dunia samsara juga ada di pikiran kita.
-
Semuanya tergantung pada langkah kita,
-
yang menentukan apakah ini adalah Tanah Suci atau Dunia Samsara.
-
Beberapa tahun yang lalu, saya mengunjungi
-
tempat Buddha tinggal.
-
Saya menaiki gunung yang dia tinggali,
-
Dan saya duduk di batu yang dia duduki beberapa kali.
-
Dan saya melihat matahari terbenam, yang dia lihat ratusan atau ribuan kali.
-
Dan saya merasa,
-
Bila kita tidak bisa berjalan seperti Buddha,
-
duduk seperti Buddha,
-
melihat secara mendalam seperti Buddha,
-
maka kita tidak bisa meneruskan ajaran Buddha
-
untuk menciptakan dunia penuh kesadaran
-
pengertian dan cinta kasih
-
secara bahagia dan tentram.