< Return to Video

Di dalam pikiran seorang jagoan penunda

  • 0:01 - 0:02
    Saya kuliah
  • 0:03 - 0:05
    di jurusan pemerintahan,
  • 0:05 - 0:07
    yang artinya saya harus
    menulis banyak makalah.
  • 0:07 - 0:09
    Saat mahasiswa normal menulis makalah,
  • 0:09 - 0:12
    alur kerjanya kira-kira seperti ini.
  • 0:12 - 0:13
    Jadi, yah --
  • 0:14 - 0:15
    (Tertawa)
  • 0:15 - 0:16
    mungkin mulainya perlahan,
  • 0:16 - 0:19
    tapi cukup banyak yang dikerjakan
    dalam minggu pertama
  • 0:19 - 0:21
    yang disusul hari-hari berat belakangan,
  • 0:21 - 0:23
    semuanya bisa selesai tanpa masalah.
  • 0:23 - 0:24
    (Tertawa)
  • 0:24 - 0:26
    Dan saya mau bekerja seperti itu.
  • 0:26 - 0:27
    Itulah rencananya.
  • 0:27 - 0:30
    Saya akan bersiap-siap,
  • 0:30 - 0:32
    lalu kemudian, tugas makalah tiba,
  • 0:32 - 0:34
    dan kira-kira inilah yang saya lakukan.
  • 0:34 - 0:36
    (Tertawa)
  • 0:37 - 0:39
    Itu terjadi di setiap tugas makalah.
  • 0:40 - 0:44
    Lalu saya dihadapkan pada
    skripsi 90 halaman,
  • 0:44 - 0:46
    yang harusnya dikerjakan selama setahun.
  • 0:46 - 0:49
    Saya tahu untuk tugas seperti itu,
    alur kerja saya tidak akan berhasil.
  • 0:49 - 0:51
    Tugas ini terlalu besar.
  • 0:51 - 0:52
    Saya menyusun rencana
  • 0:52 - 0:55
    dan memutuskan bahwa saya harus
    melakukannya seperti ini.
  • 0:56 - 0:57
    Inilah rencana saya setahun.
  • 0:57 - 0:59
    Saya akan memulai dengan santai,
  • 0:59 - 1:02
    sedikit berat di bulan-bulan
    pertengahan,
  • 1:02 - 1:04
    dan di akhir, saya akan tancap gas
  • 1:04 - 1:06
    seperti tangga kecil.
  • 1:06 - 1:08
    Apa susahnya menaiki tangga?
  • 1:08 - 1:10
    Bukan masalah besar, kan?
  • 1:11 - 1:13
    Tapi, sesuatu yang lucu terjadi.
  • 1:13 - 1:14
    Bulan-bulan pertama itu?
  • 1:15 - 1:16
    Ia hanya datang dan pergi,
  • 1:16 - 1:18
    saya tidak melakukan apa-apa.
  • 1:18 - 1:20
    Jadi kami membuat
    rencana kedua yang keren.
  • 1:20 - 1:21
    (Tertawa)
  • 1:21 - 1:22
    Lalu --
  • 1:22 - 1:24
    (Tertawa)
  • 1:24 - 1:27
    Tapi bulan-bulan pertengahan itu
    juga pergi begitu saja,
  • 1:27 - 1:29
    dan tidak ada yang benar-benar saya tulis,
  • 1:29 - 1:31
    dan sampailah kita di
    bulan-bulan terakhir.
  • 1:32 - 1:34
    Lalu 2 bulan menjadi 1 bulan,
  • 1:34 - 1:36
    lalu jadi 2 minggu.
  • 1:36 - 1:37
    Suatu hari saya terbangun
  • 1:38 - 1:40
    dengan hanya 3 hari sebelum batas waktu,
  • 1:42 - 1:43
    masih belum menulis apa-apa,
  • 1:43 - 1:46
    maka saya melakukan satu-satunya
    yang bisa saya lakukan:
  • 1:46 - 1:48
    menulis 90 halaman selama 72 jam,
  • 1:48 - 1:50
    tidak hanya begadang semalam,
    tapi dua malam --
  • 1:50 - 1:53
    manusia tidak seharusnya
    begadang dua malam --
  • 1:54 - 1:56
    berlari menuju kampus,
  • 1:56 - 1:58
    terjun dalam gerakan lambat,
  • 1:58 - 2:00
    dan tiba tepat di batas waktunya.
  • 2:00 - 2:02
    Saya mengira semuanya sudah berakhir.
  • 2:02 - 2:04
    Tapi seminggu kemudian saya
  • 2:04 - 2:05
    ditelepon dari kampus.
  • 2:06 - 2:07
    Katanya, "Ini Tim Urban?"
  • 2:07 - 2:09
    Jawab saya, "Ya."
  • 2:09 - 2:11
    Lalu jawabnya, "Kita perlu
    membicarakan skripsimu."
  • 2:11 - 2:13
    Jawab saya, "Oke."
  • 2:13 - 2:15
    Katanya,
  • 2:15 - 2:18
    "Ini (tulisan) terbaik
    yang pernah kami lihat."
  • 2:18 - 2:19
    (Tertawa)
  • 2:20 - 2:23
    (Tepuk tangan)
  • 2:25 - 2:26
    Itu tidak terjadi.
  • 2:26 - 2:28
    (Tertawa)
  • 2:28 - 2:31
    Skripsi saya sangat, sangat buruk.
  • 2:31 - 2:33
    (Tertawa)
  • 2:33 - 2:37
    Saya hanya ingin menikmati saat
    di mana kalian semua berpikir,
  • 2:38 - 2:39
    "Pria ini luar biasa!"
  • 2:39 - 2:41
    (Tertawa)
  • 2:41 - 2:43
    Tapi tidak, skripsi saya sangat buruk.
  • 2:43 - 2:47
    Sekarang saya seorang penulis blog.
  • 2:47 - 2:49
    Saya menulis blog Wait But Why.
  • 2:49 - 2:52
    Dan beberapa tahun lalu, saya memutuskan
    untuk menulis tentang penundaan.
  • 2:52 - 2:56
    Kelakuan saya selalu membingungkan
    orang-orang yang tidak suka menunda,
  • 2:56 - 2:59
    dan saya ingin menjelaskan pada
    orang-orang ini di seluruh dunia
  • 2:59 - 3:03
    apa yang terjadi di kepala para penunda,
    dan mengapa kami seperti ini.
  • 3:03 - 3:04
    Saya punya sebuah hipotesis
  • 3:04 - 3:07
    bahwa otak seorang penunda
    sesungguhnya berbeda
  • 3:07 - 3:09
    dengan otak orang lain.
  • 3:10 - 3:12
    Untuk mengujinya, saya menemukan lab MRI
  • 3:12 - 3:14
    yang mengizinkan saya memindai otak saya
  • 3:14 - 3:17
    dan otak orang yang sudah teruji
    tidak suka menunda,
  • 3:17 - 3:18
    jadi bisa saya bandingkan.
  • 3:19 - 3:21
    Saya membawa hasilnya supaya
    Anda bisa lihat.
  • 3:21 - 3:24
    Saya ingin Anda perhatikan baik-baik
    supaya Anda bisa menemukan bedanya.
  • 3:24 - 3:27
    Saya tahu Anda tidak terlatih
    sebagai ahli otak,
  • 3:27 - 3:30
    meski tidak begitu kentara,
    tapi coba lihat dulu, ya?
  • 3:30 - 3:32
    Ini otak seseorang
    yang tidak suka menunda.
  • 3:32 - 3:34
    (Tertawa)
  • 3:34 - 3:35
    Lalu ...
  • 3:36 - 3:38
    ini otak saya.
  • 3:38 - 3:41
    (Tertawa)
  • 3:44 - 3:45
    Ada perbedaannya.
  • 3:46 - 3:48
    Keduanya punya Pembuat Keputusan Logis,
  • 3:48 - 3:50
    tapi di otak penunda
  • 3:50 - 3:53
    ada Monyet Kepuasan Instan.
  • 3:53 - 3:55
    Nah, apa artinya ini bagi penunda?
  • 3:55 - 3:58
    Artinya, segalanya baik-baik saja
    sampai ini terjadi.
  • 3:58 - 4:00
    [Ini waktunya menyelesaikan
    beberapa tugas.] [Tidak!]
  • 4:00 - 4:03
    Pembuat Keputusan Logis akan
    membuat keputusan logis
  • 4:03 - 4:05
    untuk melakukan sesuatu yang produktif,
  • 4:05 - 4:07
    tapi si Monyet tidak suka rencana itu,
  • 4:07 - 4:09
    maka ia mengambil alih kendali,
  • 4:09 - 4:12
    dan berkata,
    "Ayo, baca seluruh halaman Wikipedia
  • 4:12 - 4:14
    tentang skandal
    Nancy Kerrigan/Tonya Harding,
  • 4:14 - 4:16
    karena aku tiba-tiba ingat itu.
  • 4:16 - 4:17
    (Tertawa)
  • 4:17 - 4:18
    Lalu --
  • 4:18 - 4:20
    (Tertawa)
  • 4:20 - 4:21
    Lalu kita akan mengecek kulkas,
  • 4:21 - 4:24
    siapa tahu ada yang baru
    sejak 10 menit lalu.
  • 4:25 - 4:27
    Lalu kita akan menjelajahi YouTube
  • 4:27 - 4:30
    mulai dari video Richard Feynman
    tentang magnet
  • 4:30 - 4:34
    dan lalu nanti belakangan,
    kita akan nonton
  • 4:34 - 4:36
    video wawancara
    dengan ibu Justin Bieber.
  • 4:36 - 4:37
    (Tertawa)
  • 4:37 - 4:39
    "Ini akan makan waktu cukup lama,
  • 4:39 - 4:42
    jadi kita benar-benar tidak punya
    waktu untuk bekerja hari ini.
  • 4:42 - 4:43
    Maaf!"
  • 4:44 - 4:45
    (Mendesah)
  • 4:46 - 4:50
    Apa yang terjadi di sini?
  • 4:51 - 4:54
    Monyet Kepuasan Instan bukan
    oknum yang Anda inginkan
  • 4:54 - 4:55
    memegang kendali.
  • 4:55 - 4:57
    Ia hidup sepenuhnya di masa kini.
  • 4:57 - 5:00
    Tidak punya memori masa lalu,
    tidak tahu masa depan,
  • 5:00 - 5:02
    dan hanya peduli akan 2 hal:
  • 5:02 - 5:04
    gampang dan menyenangkan.
  • 5:04 - 5:07
    Di dunia hewan, itu tidak apa-apa.
  • 5:07 - 5:09
    Jika Anda seekor anjing
  • 5:09 - 5:12
    yang hidupnya hanya melakukan
    hal-hal gampang dan menyenangkan,
  • 5:12 - 5:13
    Anda sukses besar!
  • 5:13 - 5:15
    (Tertawa)
  • 5:15 - 5:17
    Dan bagi si Monyet,
  • 5:18 - 5:20
    manusia hanyalah
    sesama hewan dari spesies lain.
  • 5:20 - 5:25
    Kita perlu cukup tidur, cukup makan, dan
    berkembang biak melahirkan generasi baru,
  • 5:25 - 5:27
    yang di zaman purba mungkin
    bisa diterima.
  • 5:27 - 5:30
    Tapi mungkin Anda sadar kalau
    ini bukan lagi zaman purba.
  • 5:30 - 5:34
    Kita hidup dalam peradaban maju,
    dan si Monyet tidak tahu itu.
  • 5:34 - 5:36
    Karena itu kita punya
    oknum lain di otak kita,
  • 5:36 - 5:38
    si Pembuat Keputusan Logis,
  • 5:38 - 5:40
    yang memberi kita kemampuan melakukan
  • 5:40 - 5:42
    hal-hal yang tak bisa
    dilakukan hewan lain.
  • 5:42 - 5:44
    Kita bisa membayangkan masa depan.
  • 5:44 - 5:45
    Melihat gambar besarnya.
  • 5:45 - 5:47
    Berencana jangka panjang.
  • 5:47 - 5:50
    Dan semua itu dipertimbangkan oleh
    Pembuat Keputusan Logis,
  • 5:50 - 5:52
    agar kita mengerjakan hanya hal-hal
  • 5:52 - 5:55
    yang masuk akal untuk dikerjakan saat ini.
  • 5:55 - 5:56
    Terkadang masuk akal
  • 5:56 - 5:58
    melakukan hal yang gampang
    dan menyenangkan,
  • 5:58 - 6:00
    seperti saat makan malam, tidur, atau
  • 6:00 - 6:02
    menikmati waktu senggang.
  • 6:02 - 6:04
    Di sanalah ada kesamaan.
  • 6:04 - 6:06
    Kadang mereka saling setuju.
  • 6:06 - 6:08
    Tapi di lain waktu, lebih masuk akal
  • 6:08 - 6:12
    melakukan sesuatu yang lebih sulit
    dan kurang menyenangkan,
  • 6:12 - 6:14
    untuk tujuan jangka panjang.
  • 6:14 - 6:15
    Di situlah terjadi konflik.
  • 6:16 - 6:17
    Bagi para penunda,
  • 6:17 - 6:20
    konflik itu biasanya berakhir
    dengan cara tertentu,
  • 6:20 - 6:24
    sehingga ia menghabiskan banyak
    waktu di zona jingga ini,
  • 6:24 - 6:28
    tempat gampang dan menyenangkan yang
    sepenuhnya di luar lingkaran Masuk Akal.
  • 6:28 - 6:30
    Saya menyebutnya Taman Bermain Gelap.
  • 6:30 - 6:32
    (Tertawa)
  • 6:32 - 6:35
    Taman Bermain Gelap ini adalah tempat
  • 6:35 - 6:38
    yang Anda, para penunda, tahu betul.
  • 6:39 - 6:41
    Di sini aktivitas bersantai terjadi
  • 6:41 - 6:44
    ketika Anda harusnya
    tidak sedang bersantai.
  • 6:44 - 6:46
    Kesenangan yang Anda dapatkan di sini
  • 6:46 - 6:49
    sebenarnya tidak menyenangkan,
    karena bukan hak Anda,
  • 6:49 - 6:53
    udaranya penuh dengan rasa bersalah,
    rasa takut, cemas,benci pada diri sendiri,
  • 6:53 - 6:54
    semua yang dirasakan oleh
    para penunda.
  • 6:55 - 6:58
    Pertanyaannya, dalam situasi ini,
    ketika si Monyet memegang kendali,
  • 6:58 - 7:01
    bagaimana penunda bisa
    pindah ke zona biru,
  • 7:01 - 7:05
    tempat yang tidak begitu nyaman, tapi
    tempat dimana hal-hal penting terjadi?
  • 7:07 - 7:10
    Ternyata para penunda punya
    malaikat pelindung,
  • 7:10 - 7:13
    yang selalu melihat dan menjaganya
  • 7:13 - 7:15
    di saat-saat tergelapnya --
  • 7:15 - 7:17
    yang disebut Monster Panik.
  • 7:17 - 7:19
    (Tertawa)
  • 7:22 - 7:27
    Monster Panik ini seringnya tidur,
  • 7:27 - 7:31
    tapi tiba-tiba terbangun ketika
    batas waktu sudah mendekat
  • 7:31 - 7:33
    atau ada ancaman
    dipermalukan di depan umum,
  • 7:33 - 7:36
    bencana karir, atau
    konsekuensi mengerikan lainnya.
  • 7:36 - 7:40
    Dan yang penting, dia adalah
    satu-satunya yang ditakuti si Monyet.
  • 7:40 - 7:45
    Belakangan, dia menjadi sangat
    relevan dalam hidup saya,
  • 7:45 - 7:48
    karena orang-orang TED
    menghubungi saya sekitar 6 bulan lalu
  • 7:48 - 7:50
    dan mengundang saya berbicara di TED.
  • 7:50 - 7:52
    (Tertawa)
  • 7:55 - 7:57
    Tentu saya mengiyakan.
  • 7:57 - 8:01
    Saya selalu bermimpi untuk
    sudah pernah berbicara di panggung TED.
  • 8:01 - 8:03
    (Tertawa)
  • 8:05 - 8:07
    (Tepuk tangan)
  • 8:12 - 8:14
    Tapi di tengah-tengah kegembiraan saya,
  • 8:14 - 8:17
    Pembuat Keputusan Logis
    memikirkan hal lain.
  • 8:17 - 8:20
    Katanya, "Apa kita tahu
    apa yang baru saja kita setujui?
  • 8:20 - 8:23
    Apa kita paham betul, apa yang akan
    terjadi pada suatu hari di masa depan?
  • 8:23 - 8:26
    Kita harus mulai menyiapkannya sekarang."
  • 8:26 - 8:29
    Dan si Monyet berkata, "Sangat setuju,
    tapi coba buka dulu Google Earth,
  • 8:29 - 8:32
    perbesar India selatan, sekitar 60 meter
    di atas permukaan tanah,
  • 8:32 - 8:36
    terus telusuri hingga bagian paling utara
    selama dua setengah jam
  • 8:36 - 8:38
    agar kita bisa lebih memahami India."
  • 8:38 - 8:40
    (Tertawa)
  • 8:43 - 8:45
    Itu yang kami lakukan hari itu.
  • 8:45 - 8:47
    (Tertawa)
  • 8:49 - 8:52
    6 bulan menjadi 4 bulan, lalu 2 bulan,
    dan akhirnya 1 bulan,
  • 8:53 - 8:56
    lalu TED mengumumkan daftar pembicara.
  • 8:56 - 8:58
    Saya membuka situsnya dan
    di sanalah wajah saya,
  • 8:58 - 9:00
    balik menatap saya.
  • 9:00 - 9:01
    Tebak siapa yang terbangun?
  • 9:01 - 9:04
    (Tertawa)
  • 9:05 - 9:08
    Si Monster Panik mulai menggila,
  • 9:08 - 9:11
    dan beberapa detik kemudian,
    seluruh sistem kacau.
  • 9:11 - 9:13
    (Tertawa)
  • 9:16 - 9:19
    Si Monyet -- ingat, dia takut
    pada Monster Panik --
  • 9:19 - 9:20
    kabur ke atas pohon!
  • 9:20 - 9:21
    Dan akhirnya,
  • 9:21 - 9:24
    akhirnya, Pembuat Keputusan Logis
    memegang kendali
  • 9:24 - 9:25
    dan saya bisa mulai menyusun materi.
  • 9:25 - 9:28
    Nah, Monster Panik menjelaskan
  • 9:28 - 9:31
    semua jenis kegilaan para penunda,
  • 9:31 - 9:34
    seperti bagaimana saya,
    yang dalam 2 minggu
  • 9:34 - 9:37
    tidak bisa menulis kalimat
    pembukaan makalah,
  • 9:37 - 9:40
    secara ajaib memperoleh
    etos kerja luar biasa
  • 9:40 - 9:43
    untuk begadang semalaman
    dan menulis 8 halaman.
  • 9:44 - 9:47
    Dalam situasi ini,
    dengan tiga pemerannya --
  • 9:47 - 9:49
    inilah sistem para penunda.
  • 9:50 - 9:54
    Tidak cantik, tapi pada akhirnya berhasil.
  • 9:54 - 9:58
    Inilah yang saya tulis di blog
    beberapa tahun lalu.
  • 9:58 - 10:01
    Setelah posting blog itu,
    saya takjub melihat responnya.
  • 10:01 - 10:03
    Saya menerima ribuan email
  • 10:03 - 10:05
    dari beragam orang dari
    seluruh penjuru dunia,
  • 10:05 - 10:07
    dengan beragam profesi.
  • 10:07 - 10:10
    Perawat, bankir, pelukis, teknisi,
  • 10:10 - 10:13
    dan sangat banyak mahasiswa S3.
  • 10:13 - 10:15
    (Tertawa)
  • 10:15 - 10:17
    Semua isi surat mereka sama,
  • 10:17 - 10:19
    "Saya juga punya masalah ini."
  • 10:19 - 10:23
    Tapi yang mencengangkan adalah
    perbedaan besar antara tulisan ringan saya
  • 10:23 - 10:25
    dan masalah berat yang
    digambarkan email mereka.
  • 10:25 - 10:28
    Mereka menulis dengan
    rasa frustrasi yang sangat dalam
  • 10:28 - 10:31
    tentang akibat penundaan
    pada hidup mereka,
  • 10:31 - 10:33
    tentang apa yang dilakukan
    si Monyet pada mereka.
  • 10:35 - 10:38
    Saya memikirkannya, dan berkata,
  • 10:38 - 10:41
    jika sistem penundaan ini berhasil,
    lalu apa yang salah?
  • 10:41 - 10:44
    Mengapa orang-orang ini begitu terpuruk?
  • 10:44 - 10:47
    Ternyata, ada 2 jenis penundaan.
  • 10:48 - 10:51
    Semua yang saya bicarakan tadi,
    contoh yang saya berikan,
  • 10:51 - 10:52
    ada batas waktunya.
  • 10:52 - 10:53
    Saat ada batas waktu,
  • 10:53 - 10:56
    dampak penundaan dibatasi
    dalam jangka pendek
  • 10:56 - 10:58
    karena Monster Panik ikut terlibat.
  • 10:58 - 11:00
    Tapi ada jenis penundaan kedua
  • 11:00 - 11:03
    yang terjadi pada situasi di mana
    tidak ada batas waktu.
  • 11:03 - 11:06
    Jadi kalau Anda ingin karir
    yang perlu Anda mulai sendiri,
  • 11:06 - 11:08
    di bidang seni, bidang wirausaha,
  • 11:08 - 11:11
    awalnya tidak ada batas waktu,
    karena tidak ada yang terjadi,
  • 11:12 - 11:14
    tidak sampai Anda keluar
    dan bekerja keras,
  • 11:14 - 11:15
    mendorongnya dan bergerak maju.
  • 11:15 - 11:18
    Ada hal-hal penting juga
    di luar karir Anda
  • 11:18 - 11:20
    yang tidak punya batas waktu,
  • 11:20 - 11:23
    seperti bertemu keluarga atau
    berolahraga dan menjaga kesehatan,
  • 11:23 - 11:25
    membangun hubungan Anda,
  • 11:25 - 11:28
    atau memutuskan hubungan buruk.
  • 11:28 - 11:33
    Jika satu-satunya cara penunda
    melakukan pekerjaan berat
  • 11:33 - 11:35
    adalah Monster Panik, itu masalah,
  • 11:35 - 11:37
    karena dalam semua situasi
    tanpa batas waktu ini,
  • 11:37 - 11:39
    Monster Panik tidak muncul.
  • 11:39 - 11:41
    Ia tidak ada alasan untuk bangun
  • 11:41 - 11:43
    sehingga dampak penundaan tidak terbatas;
  • 11:43 - 11:45
    dan bisa terus diperpanjang selamanya.
  • 11:46 - 11:49
    Dan penundaan jangka panjang ini
  • 11:49 - 11:52
    lebih tidak terlihat dan
    lebih jarang dibicarakan
  • 11:52 - 11:55
    daripada penundaan jangka pendek
    yang lebih jenaka.
  • 11:55 - 11:58
    Penundaan ini biasanya dialami
    secara pribadi dan diam-diam.
  • 11:59 - 12:00
    Ini bisa jadi penyebab
  • 12:00 - 12:04
    ketidakbahagiaan dan penyesalan besar.
  • 12:05 - 12:07
    Saya pikir itulah kenapa
    mereka mengirim email,
  • 12:07 - 12:10
    karena mereka berada
    di situasi yang buruk.
  • 12:10 - 12:13
    Bukan karena mereka terdesak
    untuk menyelesaikan suatu hal.
  • 12:13 - 12:16
    Tapi karena penundaan jangka panjang
    membuat mereka terkadang merasa
  • 12:16 - 12:18
    seperti penonton dalam
    hidup mereka sendiri.
  • 12:19 - 12:22
    Mereka frustrasi bukan karena
    tidak bisa meraih mimpi mereka,
  • 12:22 - 12:25
    tapi karena mereka bahkan
    tidak bisa mulai mengejarnya.
  • 12:25 - 12:29
    Ketika saya membaca email itu,
    saya mendapat sedikit ilham,
  • 12:30 - 12:34
    bahwa menurut saya, tidak ada
    orang yang tidak menunda.
  • 12:34 - 12:37
    Benar, menurut saya Anda semua
    adalah penunda.
  • 12:38 - 12:41
    Mungkin Anda tidak sekacau seperti
    beberapa orang di antara kita,
  • 12:41 - 12:43
    (Tertawa)
  • 12:43 - 12:46
    dan beberapa dari Anda mungkin
    tahu cara mengatur batas waktu,
  • 12:46 - 12:49
    tapi ingat: trik terlicik si Monyet
  • 12:49 - 12:50
    adalah ketika tidak ada batas waktu.
  • 12:51 - 12:53
    Saya ingin menunjukkan satu hal terakhir.
  • 12:53 - 12:56
    Saya menyebutnya Kalender Kehidupan.
  • 12:56 - 13:01
    Satu kotak untuk setiap minggu
    selama 90 tahun kehidupan.
  • 13:01 - 13:03
    Kotaknya tidak begitu banyak,
  • 13:03 - 13:06
    terutama karena kita telah memakai
    sebagian besar kotak itu.
  • 13:07 - 13:12
    Menurut saya, kita perlu mengamati
    dan memahami kalender itu.
  • 13:13 - 13:16
    Kita perlu memikirkan tentang
    apa yang sesungguhnya kita tunda,
  • 13:16 - 13:19
    karena setiap orang menunda
    sesuatu dalam hidupnya.
  • 13:21 - 13:24
    Kita perlu mewaspadai
    Monyet Kepuasan Instan.
  • 13:25 - 13:28
    Itu tugas kita semua.
  • 13:29 - 13:31
    Dan karena tidak banyak lagi
    kotak yang tersisa,
  • 13:31 - 13:33
    itu tugas yang harus kita mulai hari ini.
  • 13:33 - 13:36
    Yah, mungkin bukan hari ini, tapi ...
  • 13:36 - 13:38
    (Tertawa)
  • 13:38 - 13:39
    Anda tahu.
  • 13:40 - 13:41
    Dalam waktu dekat.
  • 13:41 - 13:43
    Terima kasih.
  • 13:43 - 13:48
    (Tepuk tangan)
Title:
Di dalam pikiran seorang jagoan penunda
Speaker:
Tim Urban
Description:

Tim Urban tahu penundaan itu tidak masuk akal, tapi ia tidak pernah bisa menghentikan kebiasaan menunggu hingga menit terakhir untuk menyelesaikan segala sesuatu. Dalam paparan yang lucu dan penuh wawasan ini, Urban membawa kita dalam perjalanan melewati video YouTube, lubang kelinci Wikipedia, dan menatap ke luar jendela -- dan mendorong kita untuk lebih keras memikirkan apa yang sesungguhnya kita tunda, sebelum kita kehabisan waktu.

more » « less
Video Language:
English
Team:
closed TED
Project:
TEDTalks
Duration:
14:03

Indonesian subtitles

Revisions