-
BHFF adalah Dharma yang mendalam
dan diuraikan oleh Master Lu
-
dengan menggunakan bahasa sehari-hari.
-
Menggunakan filosofi kehidupan dan
menggunakan contoh sederhana
-
di kehidupan sehari-hari
untuk menjelaskannya.
-
Di dalam Bai Hua Fo Fa,
-
kita bisa memahami teori Dharma
yang mendalam dan
-
memunculkan kembali sifat Kebuddhaan
kita semua untuk mengubah nasib kita.
-
Silakan mendengar
Bai Hua Fo Fa Master Lu.
-
71. Satu pikiran bijak
adalah prajna
-
Seorang manusia yang baik
tidak akan serakah,
-
dari mana datangnya keresahan?
-
Ketika menginginkan ini dan itu,
hingga akhirnya tidak mendapatkannya,
-
bukankah akan muncul keresahan?
-
Maka jika ingin terhindar dari
keresahan dan penyimpangan,
-
kita harus secara efektif menghindari
risiko-risiko tersebut.
-
Beberapa orang sangat berpengalaman,
-
begitu ditanya apakah
ada risiko dalam suatu hal,
-
ketika mendengar ada risiko,
mereka akan berkata
-
"Saya tidak mau melakukannya,
lebih baik menghindari masalah",
-
sehingga mereka dapat menahan godaan.
-
Contoh sederhana
-
sekarang banyak orang mengambil
kredit (kredit rumah),
-
mereka sangat menderita, mengapa?
-
Karena mereka tidak tahan godaan,
-
"Bisa mengambil kredit,
bisa membeli rumah",
-
setelah mengambil kredit
tetapi tidak bisa membayar,
-
rumah tersebut akan disita,
bukan milik mereka lagi,
-
mereka pun dilanda penderitaan,
-
karena tidak bisa menahan
godaan seperti ini.
-
Maka "Jika hati bergerak, benda bergerak;
jika hati tenang, benda pun tenang".
-
Sebagai contoh sederhana,
pakaian cantik yang dipajang di etalase,
-
jika kamu ingin membelinya,
-
begitu hatimu bergerak,
pakaian itu pun bergerak—
-
karena kamu ingin membelinya,
ia pun bergerak;
-
jika hatimu tidak bergerak,
hanya melihat sebentar lalu berlalu,
-
pakaian itu tetap terpajang
di sana seperti semula.
-
Jika kamu ingin membelinya,
-
harganya menjadi
sumber ketertarikan hatimu.
-
Shifu beri tahu kalian, "Satu pikiran
bodoh maka prajna terputus":
-
satu pikiran yang sangat bodoh,
kebijaksanaanmu akan terputus darimu;
-
"Satu pikiran bijak maka prajna tumbuh":
-
jika hari ini kamu memiliki
satu pikiran bijak, prajnamu akan tumbuh.
-
Hari ini jika kamu sangat
memperhatikan suatu hal,
-
kamu menganggap itu dimiliki,
maka itu memang ada di hadapanmu;
-
jika kamu merasa hal itu
sama sekali tidak penting bagimu,
-
sama sekali
tidak menganggapnya demikian,
-
maka hal itu tidak akan ada di hadapanmu.
-
Contoh sederhana,
-
jika kamu merasa rumah ini sangat bagus,
kamu sangat menyukainya,
-
kalian tertarik,
mulai memikirkan kredit,
-
kamu banyak berpikir, benda ini ada;
-
sampai kamu berkata
"Sudahlah, harganya terlalu tinggi,
-
masih banyak rumah yang lebih bagus",
kamu tidak menganggapnya penting,
-
gedung ini pun tidak ada lagi,
-
di matamu sudah tidak ada lagi,
sudah berakhir, hilang.
-
Apa pun yang kita lakukan,
-
terkadang jika ada dalam hati, maka ada;
jika tidak ada dalam hati, maka tidak ada.
-
Banyak benda duniawi
hanyalah kekosongan,
-
bahkan manusia pun kosong,
-
kita datang ke dunia ini,
semuanya adalah kekosongan.
-
Dalam sutra Buddha telah dijelaskan,
-
"Lahir tidak membawa apa-apa,
mati pun tidak membawa apa-apa".
-
Benda yang tidak bisa
dibawa pergi bukanlah milikmu.
-
Menurutmu bisakah dibawa pergi?
-
Tidak bisa dibawa,
maka itu bukan milikmu,
-
bahkan jika kamu memilikinya
pun akan hilang.
-
"Pikiran sesat tidak muncul, senantiasa
berada dalam kebahagiaan kedamaian".
-
"Pikiran sesat tidak muncul" artinya
-
hari ini kamu tidak memunculkan
pikiran serakah dan khayalan
-
untuk mendapatkan
apa pun di dunia ini;
-
"Senantiasa berada dalam
kebahagiaan kedamaian",
-
artinya kamu selalu berada
dalam kebahagiaan kedamaian
-
(yaitu suatu ketenangan, keheningan).
-
Jika pikiranmu mulai sesat,
kamu akan tertusuk duri,
-
maka sutra mengatakan
-
"Ada pikiran semua menderita,
tanpa pikiran adalah bahagia",
-
orang yang belajar Buddha harus
mengendalikan pikiran ini dengan baik.
-
Maka orang yang benar-benar
belajar Buddha,
-
berlatih praktik dan pikiran,
berlatih pikiran dan praktik,
-
tidak bisa lepas dari pikiran ini,
-
maka kendalikan pikiran ini
dengan baik,
-
biarkan pikiran ini tanpa halangan,
barulah bisa mencapai keadaan tanpa aku.
-
Berikut Shifu akan menceritakan sebuah
kisah pada zaman Buddha masih ada.
-
Suatu ketika Buddha berada
di Kota Sravasti,
-
di Taman Rusa ada seorang raja
terkenal bernama Raja Brahma.
-
Selama masa pemerintahannya
negara aman dan rakyat sejahtera,
-
cuaca baik, hewan ternak sehat,
-
seluruh negeri penuh
vitalitas dan makmur,
-
rakyat hidup dengan damai.
-
Tidak lama kemudian,
permaisuri hamil,
-
setelah sepuluh bulan melahirkan
-
seorang anak perempuan yang
cantik dan anggun,
-
istana mengadakan upacara kelahiran
yang meriah untuknya.
-
Ketika hendak memberi nama,
-
karena kasta kerajaan disebut Kashi,
dan dia terlahir cantik, luar biasa indah,
-
maka diberi nama
"Gadis Cantik Kashi".
-
Raja khusus meminta delapan bibi
untuk merawatnya,
-
delapan bibi bertanggung jawab atas
makan, minum, tidur, bermain, hiburannya...
-
merawat dan membesarkannya
dengan penuh perhatian.
-
Putri ini tumbuh cepat seperti
bunga teratai di laut.
-
Sejak kecil dia telah mempelajari
berbagai ilmu sastra dan seni bela diri,
-
sejarah dan puisi,
-
memunculkan keyakinan yang tak
terbandingkan kepada Buddha Sakyamuni
-
(dulu dikatakan memunculkan keyakinan
-
yaitu setelah membaca kitab sutra
merasa sangat baik,
-
sangat menghormati Buddha),
-
dan sering memohon bantuan orang tua
untuk memberi persembahan
-
kepada Triratna Buddha Dharma Sangha.
-
Saat itu, Gadis Cantik Kashi berada di
masa muda yang indah, anggun dan cantik,
-
kecantikannya bisa disebut
nomor satu di dunia, tak tertandingi,
-
sampai raja-raja dari
enam negara mengetahuinya,
-
semua berharap bisa menikahinya
dan membawanya ke istana.
-
Enam negara masing-masing mengirim utusan
ke Raja Brahma di India untuk melamar.
-
Setelah mendengar ini, Raja Brahma
tiba-tiba merasa tidak tenang, berpikir,
-
Aku hanya punya satu putri,
-
jika aku menyetujui salah satu raja,
lima raja lainnya pasti akan menantangku,
-
akan membahayakan seluruh rakyat negara.
-
Dia agak khawatir, karena itu
tidak menyetujui raja mana pun.
-
Keenam raja sangat tidak senang,
-
masing-masing memimpin empat
pasukan besar menuju Taman Rusa,
-
bersiap untuk merebut orang.
-
Suatu pagi, Raja Brahma tiba-tiba
mendengar di luar kota bendera berkibar,
-
kendaraan dan kuda berlalu lalang.
-
Ketika dia naik ke tembok kota
untuk melihat,
-
ternyata di hadapannya adalah
pasukan dari enam negara.
-
Tiba-tiba, dia merasa semuanya
telah berakhir, hatinya sangat gelisah,
-
menyeret langkah berat,
tanpa semangat kembali ke atap,
-
duduk di sana bertopang dagu merenung,
-
berpikir "Bagaimana ini?"
sangat cemas.
-
Saat itu Gadis Cantik Kashi
datang ke sisi Raja Brahma,
-
melihat ayahanda raja penuh kekhawatiran,
segera bertanya,
-
"Ayahanda,
mengapa Anda begitu gelisah?"
-
"Ah, karena kamu."
-
"Karena saya?
Apakah karena saya kurang cantik?"
-
Dia masih bercanda,
mengatakan dia kurang cantik.
-
Raja Brahma tersenyum getir
dan berkata,
-
"Nak, bukan karena tidak cantik,
tapi karena kamu terlalu cantik,
-
enam negara berlomba ingin menikahimu,
aku menolak semuanya,
-
sehingga hari ini enam negara
mengepung kota, bagaimana ini?"
-
Gadis Cantik Kashi berpikir sejenak,
lalu bertanya,
-
"Ayahanda, apakah wanita memiliki
hak untuk memilih pernikahannya sendiri?"
-
Raja menjawab dengan tegas,
-
"Tentu saja punya hak untuk
memilih sendiri."
-
Setelah mendapat izin
(yaitu setelah raja setuju),
-
Gadis Cantik Kashi menghibur ayahanda,
-
"Ayahanda, mohon jangan khawatir,
-
pergilah beri tahu keenam raja, saya
akan memilih sendiri di antara mereka."
-
Setelah mendengar kata-kata ini,
raja merasa lebih lega,
-
lalu mengirim enam utusan untuk
memberitahu keenam raja tentang hal ini,
-
meminta mereka menarik pasukan,
-
menunggu beberapa hari,
bersiap untuk seleksi.
-
Keenam raja saat itu dengan sombong
merasa Gadis Cantik Kashi
-
pasti akan memilih diri mereka,
-
karena itu mereka semua setuju
untuk menarik pasukan.
-
Utusan, "Lapor! Yang Mulia,
keenam negara telah menarik pasukan."
-
Raja berpikir dalam hati:
-
Kali ini putri pasti akan
menikah menjadi permaisuri,
-
tapi bagaimana pun, asalkan
negara aman dan rakyat sejahtera,
-
hatiku sudah puas.
-
Kemudian hatinya perlahan menjadi tenang.
-
Keenam raja kandidat
masing-masing membangun istana,
-
mencari berbagai perhiasan berharga,
-
membawa gajah
-
(pada waktu itu gajah melambangkan
wibawa suatu negara), harta dan pengikut,
-
hampir mengerahkan segala yang dimiliki,
-
tepat waktu tiba
di Taman Rusa pada hari itu.
-
Setelah tiba, mereka masing-masing
menempati satu posisi,
-
membentuk barisan sendiri,
-
lalu duduk di singgasana singa,
menunggu kedatangan Gadis Cantik Kashi.
-
Semua saling memandang,
setiap orang merasa dirinya yang terbaik.
-
Gadis Cantik Kashi
benar-benar datang,
-
dia mengenakan pakaian indah
dan perhiasan, menunggang gajah,
-
perlahan keluar dari gerbang kota,
berjalan melewati setiap raja,
-
akhirnya dengan tulus
memberitahu mereka,
-
"Para raja, saya tidak ingin menjalani
kehidupan duniawi
-
yang penuh kepalsuan
dengan siapa pun,
-
saya ingin menyembah
Buddha Sakyamuni!"
-
Setelah berkata demikian dia berbalik,
menunggang gajah pergi.
-
Keenam raja dan pengikut melihat
sosoknya yang perlahan menjauh,
-
merasa sangat kecewa
-
(karena dulu mereka sangat
menghormati agama, Buddha,
-
mereka sangat menghormati Buddha),
-
tetapi juga samar-samar merasa,
-
bagaimana gadis cantik ini
tidak tergoda kehidupan duniawi,
-
juga tidak ingin menikmati
kemewahan hidup,
-
malah rela mengikuti Buddha.
-
Raja Brahma dan para pengikut juga melihat
tindakan Putri Gadis Cantik Kashi ini,
-
mereka setengah percaya setengah
ragu mengikuti Gadis Cantik Kashi,
-
mengamati kebenarannya.
-
Dalam perjalanan Gadis Cantik Kashi
menunggang gajah bila bisa,
-
bila tidak bisa berjalan kaki,
sepanjang jalan berdebu,
-
akhirnya tiba di kediaman suci Buddha.
-
Setelah bertemu Buddha,
-
dia menangkupkan tangan di kaki Buddha,
-
dengan hormat memberi penghormatan,
memohon:
-
"Yang Mulia, saya ingin menjadi
bhikkhuni di bawah ajaran Anda,
-
memegang teguh sila murni,
mohon izinkan!"
-
Buddha dengan senang hati mengizinkan,
-
memanggil Ibu Pemimpin Makhluk,
secara pribadi menyerahkan
-
(Ibu Pemimpin Makhluk adalah pemimpin
khusus yang bertanggung jawab
-
atas para bhikkhuni,
mengatur semua bhikkhuni).
-
Ibu Pemimpin Makhluk lalu mencukur
rambut putri ini menjadi bhikkhuni,
-
memberikan sila lengkap,
mengajarkan Dharma.
-
Putri ini mengumpulkan kebajikan,
berlatih dengan tekun,
-
memutuskan akar samsara tiga alam,
mencapai tingkat Arhat.
-
Dalam keadaannya,
-
emas dan kotoran sama saja,
tidak ada lebih baik atau lebih buruk;
-
telapak tangan dan ruang angkasa
tidak berbeda,
-
bentuk dan kekosongan tidak dua.
-
(Shifu pernah bercerita kepada kalian,
-
ada seorang yang sangat agung ketika
meninggal berkata kepada ajudannya,
-
ketika dia pergi, harus meletakkan
kedua tangannya di luar peti mati,
-
agar semua orang bisa melihat,
bahwa orang yang begitu agung pun,
-
ketika pergi kedua tangan kosong.
-
Ini memberitahu semua orang:
kedua tangan kosong,
-
seolah menggenggam sesuatu,
akhirnya semua harus dilepaskan.)
-
Para dewa memuji
(yaitu di surga sangat memuji).
-
Orang-orang yang mengikuti melihat
Gadis Cantik Kashi
-
benar-benar menjadi bhikkhuni
-
(dulu begitu kamu menjadi bhikkhuni,
-
tidak ada lagi pernikahan,
semua orang menghormati),
-
dan mencapai tingkat buah,
-
semua merasa sungguh luar biasa.
-
Gadis Cantik Kashi kembali ke
hadapan Buddha
-
memberi hormat dan berterima kasih,
-
Yang Mulia mengajarkan Dharma
kepada orang-orang yang mengikuti.
-
Saat itu, para bhikkhu bertanya,
-
"Yang Mulia, karena sebab dan kondisi apa,
Gadis Cantik Kashi lahir di keluarga raja?
-
Juga karena sebab dan kondisi apa,
-
dia memiliki penampilan yang
begitu indah dan agung?
-
Karena sebab dan kondisi apa,
-
dia memiliki keyakinan besar
terhadap ajaran Tathagata?
-
Karena sebab dan kondisi apa,
dia bisa cepat mencapai buah suci?"
-
Buddha lalu memberitahu mereka,
-
"Ini adalah kekuatan tekad masa lalunya.
-
Pernah pada Kalpa Baik ketika
umur manusia dua puluh ribu tahun,
-
Pemimpin dewa dan manusia,
-
Tathagata, Yang Tercerahkan Sempurna
Buddha Kasyapa muncul di dunia,
-
di Taman Rusa ada seorang dermawan,
-
kekayaannya seperti putra dewa
Banyak Pengetahuan.
-
Menantu perempuan dermawan itu
melahirkan seorang anak perempuan cantik.
-
Setelah dewasa,
-
dia memunculkan keyakinan yang sangat
besar terhadap Buddha Kasyapa.
-
Dengan bantuan orang tuanya,
-
dia membangun sebuah aula sutra
untuk Buddha dan para bhikkhu.
-
Dengan izin orang tuanya,
dia diperbolehkan menjadi bhikkhuni,
-
seumur hidup dia menjaga
sila murni dengan ketat,
-
tekun mendengar,
merenungkan dan berlatih Dharma.
-
Sebelum meninggal dia bertekad,
-
'Semoga kebajikan dari berdana,
memberi persembahan, menjaga sila,
-
mendengar dan merenungkan
dalam kehidupan ini,
-
bisa membuat saya lahir di keluarga
kaya dan terhormat
-
dalam kehidupan-kehidupan selanjutnya,
-
memiliki penampilan yang indah dan agung,
-
dan menjadi bhikkhuni serta mencapai
buah Arhat dalam ajaran Buddha Sakyamuni'.
-
Bhikkhuni yang bertekad ini
adalah Gadis Cantik Kashi,
-
karena kematangan tekad masa lalunya,
-
dalam kehidupan ini dia lahir
di keluarga kaya dan terhormat,
-
memiliki penampilan indah dan agung,
-
memunculkan keyakinan kepadaku,
-
bisa menjadi bhikkhuni,
dan mencapai buah suci."
-
Buddha menceritakan sebab dan
kondisi ini kepada mereka,
-
yaitu memberitahu mereka,
-
manusia harus memunculkan
keyakinan murni yang besar.
-
Lihat kita sekarang, setiap orang
tidak memiliki kekuatan tekad,
-
banyak orang tekadnya hanya
"Saya ingin terkenal, saya ingin kaya".
-
Lihat orang-orang yang datang
ke vihara berdoa,
-
semua meminta kekayaan,
meminta kebaikan untuk diri sendiri,
-
semua untuk kepentingan diri sendiri.
-
Kita semua harus memahami:
keresahan datang dari keinginan,
-
nafsu keinginan akan
menciptakan keresahanmu,
-
akan melukai pikiran murnimu,
-
akan membuatmu kehilangan lebih
banyak kebijaksanaan dan kebajikan.
-
Maka menjauhlah dari nafsu keinginan,
-
biarkan kita bisa menyambut
kebijaksanaan Buddha,
-
menggunakan pikiran murni
Bodhisattva Guan Yin,
-
menggunakan Dharma Buddha
yang diberikan kepada kita
-
untuk menunjukkan arah kemajuan kita,
-
dengan demikian kita baru bisa
menjauhi khayalan terbalik,
-
mencapai pencerahan dalam satu kehidupan
untuk membalas budi Buddha!
-
Baik, hari ini kita sampai di sini dulu,
-
kita bertemu lagi di acara berikutnya.
-
Terima kasih semuanya.
-
Terima kasih telah menyaksikannya.