-
Biara Taman Rusa,
Menyembuhkan Anak Kecil Dalam Dirimu
-
Pengantar oleh Sister Dang Nghiem
-
Bernapas masuk
-
aku bersahabat dengan napas masukku.
-
Bernapas keluar
-
aku bersahabat dengan napas keluarku.
-
Halo napas masuk.
-
Halo napas keluar.
-
Bernapas masuk
-
aku bersahabat dengan tubuhku.
-
Bernapas keluar
-
aku tersenyum pada tubuhku.
-
Halo tubuhku terkasih,
-
aku tahu engkau di sini
-
dan aku sangat bahagia dan bersyukur.
-
Halo mata, halo gigi,
-
halo tangan,
-
halo perut,
-
halo lutut, halo kaki,
-
setiap bagian dari tubuhku
-
utuh.
-
Aku memiliki semua yang kuperlukan.
-
Bernapas masuk,
-
menyapa anak kecil dalam diriku,
-
Halo sayang.
-
Bernapas keluar
-
aku tersenyum pada anak kecil dalam diriku.
-
Kau hidup dalam diriku,
-
kau bagaikan bunga yang indah ini,
-
hidup dan bersemangat,
-
dan segar,
-
penuh dengan warna.
-
Terberkatilah engkau
-
anak kecil dalam diriku yang terkasih.
-
Semoga aku bisa melihatmu setiap hari.
-
Aku mendengarkanmu.
-
Semoga aku bisa menjagamu
-
agar
-
engkau bisa tumbuh sehat,
-
penuh percaya diri
-
dan engkau berkesempatan
-
mewujudkan seluruh potensimu.
-
Engkau indah sebagaimana adanya.
-
Engkau tidak perlu menjadi sekuntum mawar,
-
engkau tidak perlu menjadi bunga iris,
-
engkau hanya
-
perlu menjadi diri sendiri,
-
bunga apapun itu
-
bahwa engkau itu indah
-
dan itulah latihanku
-
bersama anak kecil dalam diriku.
-
Saat aku melihat diariku
-
pada saat kuliah,
-
ada sebuah catatan
-
yang kutulis bahwa
-
dalam diriku ada anak kecil yang terluka.
-
Aku sungguh kaget ketika aku membaca
-
kalimat itu
-
bertahun-tahun kemudian saat menjadi biksuni.
-
Aku belajar dari guruku tentang
-
anak kecil dalam diriku, anak kecil yang terluka
-
dan aku belajar mengenalinya,
-
mendengarkannya, menyembuhkannya.
-
Tapi mengetahui bahwa aku sudah sadar
-
akan anak kecil dalam diri yang terluka
-
dahulunya saat aku belum mengenal latihan
-
-
-
-
-
mengungkapkan padaku bahwa dalam diriku
-
dan dalam diri kita masing-masing
-
terdapat kebijaksanaan mendalam.
-
terkadang kita tidak tahu bagaimana cara menyadari
-
kebijaksanaan kita dalam kehidupan sehari-hari.
-
Kebijaksanaan itu hadir dan
latihan dapat membantu kita
-
-
-
untuk menyadari
-
wawasan kita.
-
Dalam diri kita, ada anak kecil
-
tak peduli berapa usia kita
-
masih ada anak kecil berusia 5 tahun atau 10 tahun,
-
ada remaja
-
yang sangat sehat, bahagia, hidup
-
dan juga mungkin sedang terluka,
-
bingung,
-
mengapa
-
menarik diri,
-
kecewa.
-
Jadi kita mengenali
-
anak kecil dalam diri kita
-
melalui pikiran kita, pandangan kita tentang dunia,
-
pandangan kita tentang diri sendiri.
-
Kita mengenali anak kecil dalam diri melalui
-
ucapan kita,
-
melalui perilaku kita tepat di momen kekinian.
-
-
-
Tubuh ini mungkin telah tumbuh
-
lebih besar, lebih tua,
-
mungkin lapisan baju bertambah, jaket bertambah,
-
cangkang menjadi lebih besar tetapi pada dasarnya
-
intinya mungkin masih sama,
-
anak kecil.
-
-
-
Namun,
-
sepanjang hidup, kita telah melewati
-
berbagai pengalaman hidup.
-
-
-
-
-
Maka dengan mengenali pengalaman
-
yang telah kita lewati dan bagaimana
-
pengalaman ini mempengaruhi kita
-
pada tahap yang berbeda dalam hidup kita,
-
kita bisa menyembuhkannya.
-
Anak kecil dalam diri kita memerlukan
-
banyak perhatian.
-
Perjalanan penyembuhanku
-
sangat berkaitan dengan merawat
-
anak kecil dalam diriku.
-
Latihan konkret yang kulakukan,
-
salah satunya adalah meditasi duduk.
-
Saya mengikuti napasku,
-
saya bersahabat dengan napasku
-
lalu bersahabat dengan tubuhku, aku memindai tubuhku
-
-
-
setiap bagian dari bagian atas kepala
-
ke mata, ke hidung, turun
-
hanya menyapa setiap bagian dan tersenyum
-
dan merilekskan tubuh
-
dan kapanpun muncul rasa sakit,
-
bernapaslah lebih lama
-
pada bagian itu dan saya berlatih ucapan penuh kasih
-
dan mendengarkan tubuhku secara mendalam.
-
Halo sakit di perutku,
-
-
-
terima kasih sudah menahan sakit ini,
-
aku ada di sini bagimu.
-
Saya melakukannya dengan setiap bagian tubuh
-
terutama bagian yang sakit.
-
Jika bukan sakit, saya juga berterima kasih
-
pada tubuh.
-
Terkadang, ada rasa sakit di lutut
-
-
-
dan
-
saya kesulitan berjalan menanjak,
-
sekarang saya bisa berjalan dengan mudah,
-
jadi terima kasih.
-
Mengenali kondisi positif
-
sangatlah penting
-
dan menggunakan energi syukur,
-
energi kedamaian, sukacita
-
untuk merangkul bagian yang sakit
-
dari tubuhku
-
dari batinku
-
lalu
-
saya menyapa anak kecil dalam diriku:
-
halo anak kecil dalam diriku,
-
saya tahu engkau di sana,
-
bicaralah kepadaku,
-
saya mendengarkanmu,
-
bantulah aku untuk menjagamu dengan lebih baik,
-
lalu saya hanya bernapas,
-
mengheningkan batin
-
dan hanya mendengar.
-
Anak kecil dalam diri kita mungkin berbicara kepada kita
-
dengan suara dalam batin kita
-
atau dengan sensasi dalam tubuh
-
atau dengan gambar.
-
Seperti tadi,
-
sebelum kita mulai sesi ini,
-
saya mengikuti napas,
-
merilekskan tubuh,
-
dan melihat anak kecil dalam diriku.
-
Saya melihatnya
-
sebagai anak kecil berusia 9 tahun,
-
cukup kurus,
-
menyusuri jalan,
-
dan dia sedang menyanyikan lagu,
-
lagu yang cukup sedih tetapi
-
dia sedang menenangkan dirinya sendiri.
-
Jadi saya bernapas seiring dengan gambar itu,
-
saya bernapas dengan anak kecil itu,
-
dan tersenyum
-
untuk mengirimnya
-
cinta yang lembut
-
dan saya juga melihat
-
gadis kecil itu berdiri di atas jembatan,
-
menatap air yang mengalir melewati
-
dan memikirkan pikiran gelap.
-
Jadi saya bernapas dengannya,
-
tersenyum dan berkata, tidak apa-apa
-
saya ada di sini untukmu.
-
-
-
Saat kita duduk hening, kita memberi diri sendiri
-
waktu dan ruang
-
untuk melihat anak kecil dalam diri kita
-
dengan berbagai cara.
-
Kita bernapas,
-
kita mendengar,
-
dan kita berbicara penuh kasih
-
kepada anak kecil itu,
-
kita memberi penghiburan
-
bahwa sekarang kita ada di sini untuk gereja?,
-
kita tidak memblokir suaranya,
-
kita tidak menolak anak kecil itu,
-
kita tidak melarikan diri
-
darinya, dari mereka.
-
Kita ada di sini
-
sedikit-sedikit, hari demi hari,
-
anak kecil itu merasa sembuh.
-
Terkadang saya berbaring di ranjang
-
dengan tangan di atas perut atau hati
-
atau saya menyilangkan tangan seperti ini
-
dan saya hanya bernapas
-
dan berkata pada diri sendiri:
-
Aku mencintaimu.
-
Aku mencintaimu.
-
Aku di sini untukmu.
-
Tidak apa-apa.
-
Tidak apa-apa.
-
Saya melakukan ini pada tengah malam
-
saat saya mimpi buruk atau bangun tiba-tiba
-
dan muncul perasaan cemas,
-
-
-
atau bingung,
-
saya melakukan hal serupa.
-
Saat kita masih anak-anak
-
dan orangtua kita tidak bisa hadir
-
bagi kita
-
dan situasi sulit lainnya terjadi
-
-
-
merasa terbuang,
-
sendirian,
-
kita mungkin kehilangan kepercayaan pada orang dewasa
-
karena mereka tidak bisa hadir bagi kita,
-
kita tidak bisa mengandalkan mereka.
-
Tetapi saya juga menyadari
-
yang lebih merusak adalah
-
kita kehilangan kepercayaan pada diri sendiri,
-
pada kapasitas kita untuk hadir
-
bagi diri sendiri, untuk melindungi diri sendiri,
-
untuk mendengar dan memahami diri sendiri.
-
Kita kehilangan kepercayaan atau
-
kita tidak pernah meyakini
-
dan memercayai diri sendiri sejak awal
-
-
-
tetapi kita bisa membangunnya kembali sekarang.
-
Saya memiliki keponakan perempuan berusia 9 tahun,
-
dan saya sering memujinya karena saya
-
tidak pernah dipuji saat masih anak-anak.
-
Saya akan memberitahunya, engkau sangat cantik sayang.
-
Engkau sangat cantik luar dalam
-
dan dia berkata terima kasih.
-
Saya akan memberitahunya saya bangga padamu
-
karena engkau bisa berterimakasih
-
pada orang yang memujimu,
-
berkata terima kasih.
-
Belajarlah berterima kasih pada diri sendiri,
-
belajar untuk mengakui kualitas baik
-
dalam diri sendiri, dalam tubuh, batin kita,
-
kebajikan kita
-
dalam hal yang kita lakukan, kita ucapan terima kasih
-
karena telah berupaya,
-
terima kasih telah berusaha keras
-
terima kasih
-
dan saat kita membuat kesalahan, daripada
-
berkata pada diri sendiri bahwa kau bodoh,
-
kau sangat ceroboh, kau tidak berguna.
-
Sebagian dari kita mungkin belajar hal itu
-
dari orangtua kita,
-
dari pengasuh kita,
-
dari anak-anak lain
-
tetapi kita bisa belajar untuk membuang hal itu
-
dengan berkata: maaf, aku tidak bermaksud berucap
-
seperti itu kepada diri sendiri.
-
Maaf
-
terima kasih
-
karena masih ada di sini.
-
Aku mencintaimu.
-
Dengan pikiran positif,
-
ucapan positif,
-
dan rangkulan kasih dan baik
-
dalam perilaku kita,
-
kita bisa menyembuhkan
-
anak kecil dalam diri kita.