-
45. Jangan biarkan debu luar
mengotori hati
-
Hari ini saya akan berbicara
pada kalian semua,
-
orang yang belajar Buddha
pertama-tama harus memahami penyesalan.
-
Jika seseorang yang belajar Buddha
-
tidak mengetahui bahwa dirinya
telah melakukan kesalahan,
-
dia tidak akan tahu cara menyesal,
-
karena orang yang tidak ingin
menyesal
-
adalah orang yang tidak menganggap
dirinya telah melakukan kesalahan.
-
Seseorang yang menggunakan hatinya
untuk memahami
-
bahwa dia telah melakukan kesalahan,
barulah orang tersebut akan menyesal.
-
Buddha dan Bodhisattva selalu
berbelas kasih kepada semua makhluk,
-
dan tidak akan pernah meninggalkan
penyelamatan terhadap semua makhluk.
-
Artinya, hari ini kamu melakukan
kesalahan, ketika kamu menyesal,
-
Bodhisattva tetap akan
menyelamatkanmu,
-
karena kamu adalah makhluk yang
memiliki hubungan karma,
-
kamu memiliki hubungan karma
dengan Buddha dan Bodhisattva,
-
maka Buddha dan Bodhisattva
akan menyelamatkanmu.
-
Ketika hubungan karmamu
dalam belajar Buddha sudah matang,
-
kamu pasti akan
mendapatkan penyelamatan,
-
dan akhirnya kamu sendiri akan
menyadari bahwa
-
ternyata kamu sendirilah yang
telah menyelamatkan dirimu sendiri.
-
Karena ketika seseorang
terus-menerus menyesal,
-
barulah dia dapat merasakan
bahwa dirinya memiliki keselamatan.
-
Mari kita semua pikirkan,
bukankah demikian?
-
Ketika pernikahan rusak,
terjadi masalah dalam hubungan,
-
keluarga mengalami masalah,
ketika masalah-masalah ini terjadi,
-
jika kamu menyesal dan berkata,
-
"Saya telah melakukan kesalahan,
-
masalah ini adalah kesalahanku,
saya yang tidak baik."
-
Sebenarnya, pada saat itu kamu
dapat menyelamatkan dirimu sendiri.
-
Ketika kamu mengetahui bahwa
kamu telah melakukan kesalahan,
-
kamu akan menjadikan
Buddha sebagai cermin,
-
karena ketika cermin ini
memantulkan dirimu sendiri,
-
kamu secara bertahap
akan memahami dirimu sendiri.
-
Seseorang hanya dengan
meletakkan Buddha di dalam hati,
-
sering melihat ke dalam hatinya sendiri,
-
yang Shifu maksud adalah
hati luar dan hati dalam,
-
barulah kamu akan memahami
dirimu sendiri, dan
-
praktisi Buddha akan dapat mencerahkan
batin dan melihat hakikat diri.
-
Ketika seseorang menyesal
-
dan berjanji tidak akan melakukan
hal-hal tersebut lagi,
-
barulah orang itu dianggap sebagai
orang yang memahami dirinya sendiri.
-
Banyak orang yang melakukan
kesalahan masih saja keras kepala,
-
menganggap bahwa yang
mereka lakukan adalah benar,
-
pada saat ini, kamu tidak akan
mengenali dirimu sendiri,
-
tidak dapat melihat
dirimu dengan jelas.
-
Seorang praktisi Buddhis mencerahkan
batin dan melihat hakikat diri,
-
yaitu untuk menyaksikan
sifat kebuddhaan diri sendiri.
-
Jika hatimu hari ini sudah memahami,
kamu telah melihat hakikat dirimu sendiri.
-
Jika hatimu hari ini sangat memahami
sifat kebuddhaan,
-
kamu telah memiliki Buddha
di dalam hatimu.
-
Jadi, praktik spiritual harus digabungkan
dengan kebijaksanaan dan welas asih.
-
Setelah berlatih lama,
-
jika kamu masih menjadi orang yang
tidak memiliki welas asih;
-
setelah berlatih lama, ketika menghadapi
masalah kamu masih marah,
-
masih menjadi orang yang
tidak memiliki kebijaksanaan,
-
lalu bagaimana kamu bisa
menyelamatkan makhluk di dunia manusia?
-
Jika tidak dapat menyelamatkan makhluk,
kamu akan meninggalkan makhluk,
-
karena kamu tidak memiliki kebijaksanaan
untuk mendekati makhluk,
-
untuk menyelamatkan orang lain,
-
sehingga kamu secara perlahan
akan meninggalkan makhluk.
-
Seperti seorang ibu, jika kamu
tidak dapat mendekati anakmu,
-
kamu secara perlahan
akan kehilangan anakmu;
-
jika kamu tidak dapat sering
berkomunikasi dengan anakmu,
-
seiring berjalannya waktu, anakmu
tidak akan mendengarkan kata-katamu.
-
Pasangan suami istri juga begitu,
-
jika kamu tidak dapat berkomunikasi
dengan suamimu, dengan istrimu,
-
seiring berjalannya waktu, kamu
pasti akan kehilangan pasanganmu,
-
karena kamu tidak dapat
berbicara dengannya,
-
berkomunikasi dengannya.
-
Banyak pemimpin yang tidak
memahami situasi bawahannya,
-
orang-orang yang setiap hari
berhubungan dengan pemimpin,
-
dia dapat terus bekerja
di perusahaan ini.
-
Beberapa orang yang jarang
berhubungan dengan pemimpin,
-
dia berpikir bahwa dirinya akan
bagaimana pun,
-
seiring berjalannya waktu,
dia akan memiliki jarak dengan pemimpin,
-
pemimpin tidak memahaminya,
-
dan akhirnya melakukan hal-hal
yang tidak sesuai dengan logika.
-
Sebenarnya, pada akhirnya yang
dirugikan adalah dirinya sendiri.
-
Jadi, dari segi belajar Buddha, kita
harus banyak menjalin hubungan baik;
-
dari segi perilaku manusia,
-
kita harus banyak menjalin
hubungan dengan orang lain.
-
Manusia memiliki kebiasaan buruk,
-
setiap orang sejak lahir
memiliki kebiasaan buruk.
-
Kalian yang duduk di sini, apakah
setiap orang memiliki banyak keburukan?
-
Mementingkan diri sendiri adalah
penyakit nomor satu.
-
Kalian katakan pada Shifu,
-
bisakah kalian masing-masing
tidak egois sedikit?
-
Selalu memikirkan diri sendiri,
selalu memikirkan keluarga sendiri,
-
semuanya adalah orang yang
mementingkan diri sendiri,
-
segala hal harus diperhitungkan,
waktu harus dihitung untuk diri sendiri,
-
bersaing untuk nama dan
keuntungan untuk diri sendiri,
-
dalam hal keuangan
selalu memikirkan diri sendiri.
-
Jadi, kebiasaan buruk manusia
harus dihentikan,
-
dan setelah dihentikan
tidak boleh muncul kembali.
-
Artinya, kebiasaan buruk
harus dihilangkan,
-
dan setelah kebiasaan buruk ini
dihilangkan, tidak boleh muncul lagi.
-
Jika masih ada
kebiasaan buruk seperti ini,
-
berarti kamu belum menghilangkannya.
-
Apa yang disebut penyesalan?
-
Menghilangkan kebiasaan buruk
adalah penyesalan.
-
Jika tidak dapat menghilangkannya
dan mengulangi kesalahan yang sama,
-
itu berarti tidak ada penyesalan,
membaca sutra pun tidak ada gunanya.
-
Kita harus mengatasi pikiran sesat,
pikiran sombong, pikiran tidak baik,
-
pikiran iri hati, dan pikiran jahat.
-
Apa itu pikiran sesat?
-
Yaitu tidak melakukan yang benar,
tetapi melakukan yang salah.
-
Misalnya, banyak anak muda
ketika mengikuti ujian,
-
mereka tidak dapat mengingat,
-
lalu menulis jawaban di tangan,
atau membuat tanda,
-
mereka merasa ini sangat
menyenangkan, ini disebut sesat,
-
kemudian menyesatkan hatimu.
-
Secara lahiriah tampak berbuat baik
untuk orang lain,
-
sebenarnya tidak berbuat baik
untuk orang lain,
-
ini juga disebut pikiran sesat.
-
Banyak orang yang mempromosikan
produk di luar,
-
menggambarkan produk
dengan sangat berlebihan,
-
seolah-olah sangat bagus,
-
bukankah sebenarnya hanya untuk
mendapatkan sedikit uang dari orang lain?
-
Ini juga disebut sesat.
-
Jika kamu memiliki kemampuan,
dengan tulus memberikan semuanya,
-
aku tidak mengambil uangmu,
aku tidak memiliki permintaan apa pun,
-
aku benar-benar untuk kebaikanmu,
membantu tubuhmu menjadi baik,
-
hidupmu menjadi baik,
itu baru disebut pikiran yang benar.
-
Apa itu pikiran sombong?
-
Hal yang jelas-jelas
tidak dapat dilakukan,
-
tetapi menganggap
diri sendiri dapat melakukannya.
-
Apakah kalian yang
belajar Buddha memilikinya?
-
Terlalu banyak, sombong,
-
merasa diri sendiri hebat,
merasa bisa melakukan apa saja.
-
Baiklah, bisakah
melakukannya dengan benar?
-
Melakukan kesalahan, tidak mau
mengakui kesalahan sendiri,
-
selalu merasa diri sendiri selalu benar,
inilah yang disebut pikiran sombong.
-
Pikiran tidak baik adalah
hati yang tidak baik,
-
mendengar hal buruk tentang orang lain,
hati segera merasa senang,
-
berpikir pantas saja, ini adalah
tidak memiliki hati yang baik.
-
Tentang pikiran iri hati,
Shifu tidak perlu menjelaskan lagi,
-
semua orang memiliki pikiran iri hati,
-
bahkan seorang anak kecil pun
memiliki pikiran iri hati.
-
Pikiran jahat adalah
hati yang sangat jahat,
-
aku mencari cara untuk menyakitimu,
-
dan membuat kamu
tidak bisa mengungkapkannya,
-
membuatmu tidak tahu harus
tertawa atau menangis.
-
Pikiran-pikiran buruk ini
harus dihilangkan.
-
Orang yang memiliki pikiran-pikiran ini,
dia adalah orang biasa.
-
Orang yang memiliki pikiran-pikiran
ini disebut makhluk hidup,
-
orang yang tidak berlatih
disebut makhluk hidup.
-
Jika makhluk hidup memiliki
pikiran-pikiran ini,
-
maka kamu adalah orang biasa.
-
Jika kamu menghilangkan pikiran-pikiran
ini, maka kamu adalah seorang suci.
-
Praktisi Buddha harus mencapai
hakikat diri dan penyelamatan diri.
-
Hakikat diri berarti menguasai
sifat dasar diri sendiri dengan baik.
-
Penyelamatan diri berarti memahami
apa yang telah kita lakukan,
-
yaitu menilai diri sendiri,
-
memahami bagaimana kita
menyelamatkan diri sendiri,
-
yaitu memperbaiki keburukan.
-
Jika kamu tidak dapat memperbaiki
begitu banyak keburukan,
-
kamu tidak dapat mencapai
penyelamatan diri.
-
Orang yang tidak dapat
mencapai penyelamatan diri,
-
seiring berjalannya waktu, bagaimana
kamu akan menyelamatkan orang lain?
-
Penyelamatan diri baru
dapat menyelamatkan orang lain.
-
Orang yang tidak dapat
mencapai pencerahan sendiri,
-
tidak dapat menyelamatkan
dirinya sendiri.
-
Jadi, untuk menyelamatkan orang lain,
harus menyelamatkan diri sendiri.
-
Lepaskan semua pikiran diri sendiri,
-
pikiran-pikiran yang baru saja
Shifu sebutkan tidak boleh dimiliki.
-
Pikirkan hari ini, apakah kalian
memiliki pikiran sesat?
-
Apakah kalian memiliki
pikiran sombong?
-
Apakah kalian memiliki
pikiran tidak baik?
-
Apakah kalian memiliki
pikiran iri hati?
-
Apakah kalian memiliki
pikiran jahat?
-
Apakah kalian memiliki
pikiran-pikiran ini?
-
Lepaskan semua pikiran,
-
orang ini sedang berlatih
dengan sungguh-sungguh,
-
disebut latihan sejati.
-
Latihan sejati baru dapat
memperoleh hasil sejati.
-
Orang yang belajar Buddha dengan tulus,
-
dia pasti dapat memperoleh Dharma
Buddha dengan sungguh-sungguh;
-
orang yang belajar Buddha
dengan kepalsuan,
-
dia tidak akan memperoleh
Buddha yang sejati;
-
orang yang setiap hari
datang untuk pamer,
-
dia tidak akan memperoleh berkah
dari Buddha dan Bodhisattva.
-
Jadi, dalam belajar Buddha dan
menjadi manusia,
-
pertama-tama kita harus tulus,
barulah kita dapat memperoleh hasil.
-
Seorang praktisi Buddhis seharusnya
"mengasihani kemalangan orang",
-
yaitu,
-
ketika orang lain menghadapi bencana,
hal-hal yang tidak baik,
-
kita harus mengasihani mereka.
-
Harus "berbahagia atas
kebaikan orang lain",
-
yaitu, ketika orang lain melakukan
perbuatan baik,
-
kamu harus dengan
senang hati menerimanya.
-
Hari ini orang lain membantumu,
-
kamu harus berterima kasih
pada mereka,
-
harus benar-benar berterima kasih
pada mereka,
-
harus dengan senang hati menerima hal-hal
baik yang diberikan orang lain kepadamu.
-
Orang lain membawakan makanan
untuk kelompok pemuda kalian,
-
apakah kalian memiliki
rasa terima kasih?
-
Ketika waktunya tiba, kalian hanya
mengambil mangkuk nasi,
-
kalian harus berpikir siapa
yang memasaknya untuk kalian?
-
Kalian sendiri di rumah malas
memasak untuk satu orang,
-
orang lain memasak
untuk begitu banyak orang,
-
harus membeli sayuran, mencuci sayuran,
memotong sayuran, memasak sayuran,
-
setelah selesai, masih harus
membungkusnya dan membawanya kemari,
-
apakah itu mudah?
-
Kalian harus memikirkannya,
harus berterima kasih pada orang lain,
-
harus senang atas kebaikan orang lain,
-
harus dengan senang hati
menerima kebaikan orang lain,
-
harus berterima kasih pada mereka,
ini juga memiliki kebajikan,
-
ini adalah dasar menjadi manusia.
-
Harus "membantu orang lain
dalam kesulitan",
-
yaitu, ketika orang lain mengalami
kesulitan, memiliki masalah,
-
kamu harus membantu mereka,
meringankan kesulitan orang lain.
-
Ketika orang lain sangat kesulitan,
aku harus segera membantu mereka.
-
Banyak orang yang melihat
seseorang mengalami masalah,
-
segera menjauh,
takut terlibat masalah,
-
dapatkah orang seperti ini
membantu orang lain?
-
Harus "menyelamatkan orang
dalam bahaya",
-
yaitu, ketika orang lain sangat berbahaya,
sangat sulit, sangat menyedihkan,
-
kamu harus menyelamatkan orang
dari bahaya.
-
Harus memahami untuk
melihat kebajikan orang lain,
-
harus dapat melihat moralitas
orang lain, etika orang lain.
-
Menjadi manusia, kamu harus selalu
dapat melihat moralitas orang lain.
-
Melihat moralitas orang lain, dirimu
sendiri baru akan memiliki moralitas.
-
Kamu melihat kebaikan orang lain,
dirimu sendiri baru akan benar-benar baik.