< Return to Video

Menyelamatkan pernikahan dengan memahami perceraian

  • 0:01 - 0:03
    "Sampai maut memisahkan kita."
  • 0:04 - 0:07
    Saat menikah, kita berjanji.
  • 0:08 - 0:10
    Untuk mencintai, menghargai,
  • 0:10 - 0:12
    untuk meninggalkan yang lainnya.
  • 0:13 - 0:15
    Atau seperti yang dikatakan teman saya,
  • 0:15 - 0:18
    "Jangan tinggalkan
    kaus kaki kotor sembarangan."
  • 0:18 - 0:19
    [Tawa]
  • 0:20 - 0:22
    Mungkin kita tak selalu bisa
    menepati semua janji itu
  • 0:22 - 0:24
    dalam banyak kesempatan,
  • 0:24 - 0:28
    namun satu yang selalu benar
    adalah janji yang pertama:
  • 0:28 - 0:30
    "Sampai maut memisahkan kita."
  • 0:31 - 0:34
    Karena tiap pasangan terikat oleh
    keputusan bersama,
  • 0:34 - 0:38
    baik dalam pernikahan maupun perceraian.
  • 0:41 - 0:44
    Mentor saya pernah berkata,
  • 0:44 - 0:48
    "Anda harus menikahi suami kedua
    terlebih dahulu."
  • 0:48 - 0:53
    [Tawa]
  • 0:54 - 0:55
    Apa maksudnya?
  • 0:55 - 1:01
    Bukan berarti jodoh Anda
    ada di kesempatan yang kedua.
  • 1:02 - 1:07
    Maksudnya adalah
    jika Anda ingin memahami
  • 1:07 - 1:10
    apa yang membuat pernikahan langgeng,
  • 1:10 - 1:14
    Anda harus memahami mengapa
    pernikahan bisa berakhir.
  • 1:15 - 1:19
    Perceraian membuat aturan-aturan
    tak tertulis dalam pernikahan
  • 1:20 - 1:24
    menjadi sangat gamblang.
  • 1:25 - 1:28
    Dan semua orang harus memahami
    aturan-aturan tersebut,
  • 1:28 - 1:34
    karena itu semua membantu kita membentuk
    pernikahan yang lebih baik sejak awal.
  • 1:35 - 1:38
    Iya, kedengarannya sangat tak romantis,
  • 1:40 - 1:42
    tapi hal-hal yang kita lakukan demi cinta
  • 1:42 - 1:47
    justru bisa menjadi hal-hal yang
    mempersulit cinta itu untuk bertahan.
  • 1:49 - 1:51
    Saya seorang guru besar di bidang
    hukum keluarga.
  • 1:51 - 1:54
    Saya pernah mengajar,
  • 1:54 - 1:55
    Saya pernah menjadi pengacara,
  • 1:55 - 1:57
    saya seorang mediator pernikahan,
  • 1:57 - 2:00
    dan saya juga pernah bercerai.
  • 2:00 - 2:04
    Dan sekarang saya sudah bahagia
    dengan suami yang kedua.
  • 2:04 - 2:06
    [Tawa]
  • 2:08 - 2:11
    Alasan saya merasa ini sangat penting
  • 2:11 - 2:17
    adalah karena saya pikir semua orang harus
    berbicara tentang hal-hal menyakitkan
  • 2:17 - 2:19
    seperti yang dialami pasangan bercerai.
  • 2:20 - 2:25
    Percakapan menyakitkan ini tentang
    apa saja yang telah kita berikan,
  • 2:25 - 2:28
    apa yang kita terima,
  • 2:28 - 2:32
    apa yang mau kita berikan
  • 2:32 - 2:34
    dan apa yang kita tinggalkan.
  • 2:36 - 2:38
    Dan juga, apa yang penting untuk kita.
  • 2:39 - 2:43
    Percakapan ini seharusnya dilakukan
    dalam pernikahan yang baik,
  • 2:43 - 2:45
    bukan setelah pernikahan tersebut retak.
  • 2:47 - 2:51
    Karena jika Anda menunggu
    sampai pernikahan itu retak,
  • 2:51 - 2:52
    maka sudah terlambat.
  • 2:53 - 2:55
    Namun jika Anda melakukannya dari awal,
  • 2:55 - 2:58
    percakapan ini dapat membangun
    pernikahan yang lebih baik.
  • 2:59 - 3:02
    Ada tiga pemikiran
    yang ingin saya sampaikan
  • 3:02 - 3:03
    untuk Anda pertimbangkan.
  • 3:03 - 3:09
    Pertama, pengorbanan harus diposisikan
    sebagai hubungan timbal balik yang setara.
  • 3:10 - 3:14
    Kedua, tidak ada yang namanya
    pengasuhan anak gratis.
  • 3:16 - 3:22
    Dan ketiga, yang semula milik Anda
    kemungkinan akan menjadi milik bersama.
  • 3:23 - 3:26
    Saya akan menjelaskan tiap pemikiran ini.
  • 3:26 - 3:28
    Yang pertama,
  • 3:28 - 3:31
    pengorbanan sebagai hubungan
    timbal balik yang setara.
  • 3:31 - 3:32
    Ambil contoh Lisa dan Andy.
  • 3:33 - 3:36
    Lisa memutuskan untuk sekolah kedokteran
    di awal pernikahan,
  • 3:36 - 3:38
    dan Andy bekerja
    untuk menghidupi mereka.
  • 3:38 - 3:42
    Agar berhasil, Andy harus
    bekerja di malam hari
  • 3:42 - 3:46
    dan melepas pekerjaan bagus
    di kota lain.
  • 3:46 - 3:48
    Andy melakukan ini karena cinta.
  • 3:48 - 3:50
    Tapi dia juga memahami
  • 3:50 - 3:54
    bahwa gelar yang didapat Lisa akan
    menguntungkan mereka berdua.
  • 3:54 - 4:01
    Namun beberapa tahun kemudian,
    Andy merasa marah dan terabaikan.
  • 4:01 - 4:03
    Ia mulai minum berlebihan.
  • 4:04 - 4:07
    Lisa merenungi hidupnya
    dan Andy, dan ia berpikir,
  • 4:07 - 4:09
    "Bukan ini yang saya inginkan."
  • 4:09 - 4:11
    Dua tahun berlalu,
  • 4:11 - 4:13
    Lisa menyelesaikan sekolahnya,
  • 4:13 - 4:16
    dan mengajukan cerai.
  • 4:17 - 4:19
    Dalam kehidupan sempurna
    yang saya bayangkan,
  • 4:19 - 4:22
    seorang mediator pernikahan bisa saja
    berdiskusi dengan mereka
  • 4:22 - 4:24
    sebelum Lisa memutuskan untuk kuliah.
  • 4:25 - 4:29
    Pada saat itu, mediator
    mungkin akan bertanya,
  • 4:30 - 4:36
    "Bagaimanakah cara kerja dari
    timbal balik yang setara?
  • 4:36 - 4:39
    Seperti apa bentuknya di pernikahan Anda?
  • 4:40 - 4:45
    Apa yang Anda rela berikan,
    dan bagaimana Anda mau dibantu?"
  • 4:46 - 4:47
    Jadi dalam perceraian,
  • 4:47 - 4:53
    Lisa berutang atas dukungan keuangan yang
    diterima dari Andy selama bertahun-tahun.
  • 4:54 - 4:56
    Dan Andy ...
  • 4:56 - 5:01
    dukungan finansial sebesar apa pun
    tidak akan dapat menggantikan
  • 5:01 - 5:02
    hal-hal yang telah ia korbankan
  • 5:02 - 5:05
    serta kemandekan karirnya.
  • 5:06 - 5:09
    Jika keduanya sejak awal
    memikirkan kemungkinan perceraian,
  • 5:09 - 5:11
    apa yang mungkin berbeda?
  • 5:11 - 5:15
    Mungkin saja Lisa memutuskan
  • 5:15 - 5:18
    untuk mengambil pinjaman
    atau bekerja paruh waktu
  • 5:18 - 5:21
    untuk membiayai biaya sekolahnya
  • 5:21 - 5:24
    sehingga Andy tak perlu
    menanggung semua beban sendirian.
  • 5:26 - 5:30
    Dan Andy bisa mengambil pekerjaan
    bagus di luar kota
  • 5:30 - 5:34
    dan mungkin keduanya harus
    pulang-pergi kerja selama beberapa tahun
  • 5:34 - 5:36
    sementara Lisa menyelesaikan studinya.
  • 5:37 - 5:41
    Mari kita lihat pasangan yang lain,
    Emily dan Deb.
  • 5:41 - 5:42
    Mereka tinggal di kota besar,
  • 5:42 - 5:45
    memiliki dua orang anak,
    dan keduanya bekerja.
  • 5:45 - 5:48
    Emily mendapat pekerjaan
    di sebuah kota kecil,
  • 5:48 - 5:50
    dan mereka memutuskan untuk pindah.
  • 5:50 - 5:55
    Deb berhenti dari pekerjaannya
    khusus untuk mengurus anak-anak.
  • 5:56 - 5:59
    Deb meninggalkan keluarga besarnya,
  • 5:59 - 6:00
    teman-temannya
  • 6:00 - 6:02
    serta pekerjaan yang sangat ia sukai.
  • 6:03 - 6:08
    Di kota kecil itu,
    Deb merasa terisolasi dan kesepian.
  • 6:08 - 6:11
    Dan 10 tahun kemudian, Deb berselingkuh,
  • 6:11 - 6:13
    dan semuanya menjadi berantakan.
  • 6:14 - 6:17
    Mediator pernikahan yang bisa menengahi
  • 6:17 - 6:21
    sebelum mereka pindah
    dan Deb berhenti dari pekerjaannya
  • 6:21 - 6:23
    mungkin akan bertanya,
  • 6:24 - 6:27
    "Bagaimana pilihan pengasuhan anak
  • 6:27 - 6:30
    mempengaruhi kewajiban Anda
    terhadap satu sama lain?
  • 6:30 - 6:33
    Bagaimana itu
    mempengaruhi hubungan Anda?
  • 6:33 - 6:34
    Karena Anda harus ingat,
  • 6:34 - 6:38
    tidak ada pengasuhan anak yang gratis."
  • 6:39 - 6:43
    Jika mereka sebelumnya memikirkan
    kemungkinan perceraian,
  • 6:43 - 6:45
    apa yang berbeda?
  • 6:45 - 6:50
    Mungkin Deb bisa menyadari
  • 6:50 - 6:55
    seberapa penting dukungan keluarga
    dan teman-teman baginya
  • 6:55 - 6:57
    terutama atas keputusannya
  • 6:57 - 6:59
    menjadi orang tua penuh waktu.
  • 7:00 - 7:02
    Mungkin Emily,
  • 7:02 - 7:06
    sewaktu mempertimbangkan
    tawaran pekerjaan baru
  • 7:06 - 7:10
    juga memikirkan apa
    yang akan dikorbankan Deb
  • 7:10 - 7:12
    dan menjadi utang Emily pada Deb
  • 7:12 - 7:16
    saat Deb menjadi orang tua penuh waktu.
  • 7:17 - 7:20
    Kembali ke Lisa dan Andy.
  • 7:20 - 7:22
    Lisa mendapat warisan dari neneknya
  • 7:22 - 7:24
    sebelum menikah.
  • 7:24 - 7:26
    Dan ketika menikah, mereka membeli rumah
  • 7:26 - 7:30
    dan Lisa menggunakan
    warisan tadi sebagai uang muka.
  • 7:30 - 7:33
    Kemudian Andy bekerja
    untuk melunasi cicilan.
  • 7:34 - 7:38
    Sehingga harta sebelum
    dan setelah mereka menikah
  • 7:38 - 7:40
    menjadi bercampur.
  • 7:41 - 7:44
    Warisan itu sekarang
    menjadi harta pernikahan.
  • 7:45 - 7:50
    Sehingga dalam perceraian,
    apa yang akan terjadi?
  • 7:50 - 7:53
    Mereka harus menjual rumah
    dan membagi hasil penjualannya,
  • 7:53 - 7:56
    atau salah satu dari mereka
    dapat membeli rumah tersebut.
  • 7:56 - 7:58
    Jadi si mediator pernikahan,
  • 7:58 - 8:01
    jika Lisa dan Andy berbicara
    padanya sebelum ini terjadi,
  • 8:01 - 8:04
    ia akan bertanya,
  • 8:04 - 8:09
    "Apa saja yang Anda inginkan untuk menjadi
    milik sendiri dan milik bersama?"
  • 8:09 - 8:10
    Dan bagaimana pilihan tersebut
  • 8:10 - 8:14
    dapat mendukung keamanan pernikahan?
  • 8:14 - 8:17
    Karena Anda harus ingat
  • 8:17 - 8:21
    apa yang sebelumnya milik Anda,
    kemungkinan menjadi milik bersama,
  • 8:21 - 8:27
    kecuali Anda sadar dan
    mengambil langkah yang berbeda."
  • 8:28 - 8:32
    Jika mereka memikirkan
    kemungkinan perceraian,
  • 8:32 - 8:35
    mungkin mereka akan membuat
    keputusan yang berbeda.
  • 8:35 - 8:36
    mungkin Lisa berpikir,
  • 8:36 - 8:38
    "Lebih baik warisan tetap terpisah,"
  • 8:38 - 8:43
    dan menyimpannya hingga saat
    mereka benar-benar membutuhkannya.
  • 8:44 - 8:47
    Dan mungkin pinjaman yang
    mereka ambil tak akan terlalu berat,
  • 8:47 - 8:51
    dan mungkin Andy tak perlu bekerja
    terlalu keras untuk melunasi cicilan.
  • 8:51 - 8:54
    Mungkin dia tak akan
    memendam amarah.
  • 8:54 - 8:56
    Mereka bisa tinggal
    di rumah yang lebih kecil
  • 8:56 - 8:58
    dan merasa puas.
  • 8:59 - 9:00
    Intinya adalah,
  • 9:00 - 9:03
    jika mereka berdiskusi dengan menyadari
    kemungkinan perceraian
  • 9:03 - 9:06
    tentang apa yang harus tetap terpisah,
  • 9:06 - 9:10
    pernikahan mereka mungkin
    lebih kompak dan menyatu.
  • 9:12 - 9:15
    Dalam pernikahan kita
    terlalu sering berkorban,
  • 9:15 - 9:19
    dan kita menuntut hal itu,
  • 9:19 - 9:21
    tanpa mempertimbangkan
    harga yang harus dibayar.
  • 9:21 - 9:24
    Ada hikmah dari melihat harga
  • 9:24 - 9:27
    dari setiap keputusan dalam pernikahan
  • 9:27 - 9:31
    seperti yang diajarkan
    oleh hukum perceraian.
  • 9:32 - 9:34
    Yang saya inginkan adalah
  • 9:34 - 9:39
    agar setiap orang memikirkan
    tawar-menawar dalam pernikahan
  • 9:39 - 9:41
    dari kacamata perceraian.
  • 9:41 - 9:42
    Dan bertanya,
  • 9:44 - 9:49
    "Bagaimana jika pernikahan
    bukan sekedar pengorbanan,
  • 9:49 - 9:51
    tetapi timbal balik atas pengorbanan?
  • 9:51 - 9:53
    Bagaimana kita
    melihat timbal balik tersebut?"
  • 9:54 - 9:55
    Kedua:
  • 9:56 - 9:59
    "Bagaimana kita memandang
    pengasuhan anak
  • 9:59 - 10:00
    dan menerima fakta
  • 10:00 - 10:02
    bahwa tidak ada
    pengasuhan anak yang gratis?"
  • 10:02 - 10:04
    "Bagaimana kita menerima fakta
  • 10:04 - 10:07
    bahwa tak semua hal
    harus menjadi milik bersama,
  • 10:07 - 10:09
    jika kita tak memikirkannya,
  • 10:09 - 10:14
    maka semua akan menjadi milik bersama."
  • 10:14 - 10:17
    Pada dasarnya,
  • 10:17 - 10:23
    saya ingin menyampaikan bahwa
    dalam pernikahan atau perceraian,
  • 10:23 - 10:27
    kita harus ingat bahwa
  • 10:27 - 10:30
    janji "sampai maut memisahkan"
  • 10:30 - 10:32
    berlaku selamanya.
  • 10:33 - 10:34
    Terima kasih.
  • 10:34 - 10:37
    [Tepuk tangan]
Title:
Menyelamatkan pernikahan dengan memahami perceraian
Speaker:
Jeannie Suk Gersen
Description:

Untuk memahami apa yang membuat suatu pernikahan langgeng, kita harus memahami apa yang dapat mengakhirinya, ungkap guru besar hukum keluarga Jeannie Suk Gersen. Ikuti terus saat ia menjabarkan tiga cara membuat keputusan pernikahan melalui kacamata perceraian, yang dapat membantu kehidupan pernikahan Anda sedari awal.

more » « less
Video Language:
English
Team:
closed TED
Project:
TEDTalks
Duration:
10:50

Indonesian subtitles

Revisions