-
27. Hati yang merangkul kekosongan,
menjadikan "fitnah" sebagai guru kebajikan.
-
Apa yang kalian terima
secara material di dunia ini
-
sebenarnya hanyalah bayangan.
-
Karena perbuatan yang kalian
lakukan di kehidupan masa lalu
-
terpantul kembali seperti bayangan,
-
tidak akan lebih tinggi,
juga tidak akan lebih rendah.
-
Bagaimana kalian
melakukannya di masa lalu,
-
begitulah bayangan pada
kehidupan ini.
-
Bayangan bisa mengecil atau membesar,
tetapi itu hanyalah ilusi.
-
Terasa kecil, namun
sebenarnya tetap sebesar itu.
-
Karakter "jin" (今/sekarang)
yang dibahas hari ini
-
adalah tentang realitas
ditambah dengan kondisi saat ini.
-
Artinya, hari ini kita menjadikan
bayangan karma
-
sebagai hati yang sejati,
hati yang sesungguhnya.
-
Karakter "nian" (pikiran) muncul,
-
yaitu menggunakan hati yang
tulus untuk berpikir,
-
memikirkan ketulusan hatimu,
memikirkan kebaikan hatimu.
-
"Nian" dalam pikiran yang kacau juga
merupakan perpaduan antara karma,
-
bayangan masa lalumu, ditambah
dengan penggunaan hatimu sendiri,
-
barulah pikiran itu muncul.
-
Niat sangat penting,
ibarat mata-mata.
-
Begitu niat muncul,
-
jika niatmu untuk menjadi orang baik,
kamu akan menjadi orang baik;
-
jika untuk menjadi orang jahat,
kamu akan menjadi orang jahat.
-
Hanya dengan memahami yang sejati,
barulah bisa memahami yang palsu.
-
Ketika kamu memahami apa yang sejati,
-
barulah kamu tahu, "oh, ternyata
ini adalah sesuatu yang palsu."
-
Pikiran hati berarti menggunakan hati.
-
Niat yang timbul, ditambah dengan
semua tindakan, semua perilaku,
-
sama dengan pikiran dalam hati.
-
"Jika bisa menghancurkan
bayangan karma enam indria,
-
barulah melihat hati yang sejati."
-
Dalam belajar Buddha,
-
jika kita bisa menghancurkan hal-hal
kotor dari enam indria pada diri kita,
-
bayangan karma ini,
maka kamu akan melihat hati sejatimu.
-
Di masa lalu, para biksu suka mengatakan,
"Pinseng (贫僧/Biksu yang miskin)..."
-
yaitu mengatakan
saya sangat miskin.
-
Dia miskin dalam tubuh,
miskin dalam fisik.
-
Ini adalah ungkapan yang
melampaui kekhawatiran duniawi,
-
"Saya sangat miskin."
-
Namun, kebijaksanaannya,
hati yang dia latih,
-
tak ada habisnya,
tak ada batasnya.
-
Kebijaksanaannya bisa mencapai
berbagai kebajikan dan kemampuan.
-
Dia menggunakan kebijaksanaan untuk
menyelamatkan begitu banyak makhluk,
-
dia menggunakan kebijaksanaan
-
untuk membuat begitu
banyak orang terselamatkan,
-
begitu banyak orang
mencapai pencerahan.
-
Bukankah dia penuh kebajikan
dan kemampuan?
-
Seseorang yang benar-benar miskin
adalah miskin di dalam,
-
bukan miskin di luar.
-
Banyak orang meskipun sangat kaya,
-
tetapi yang keluar dari mulutnya
adalah kata-kata kasar,
-
apakah orang seperti ini bisa
mendapatkan rasa hormat dari orang lain?
-
Dia miskin di dalam, dia kotor.
-
"Biksu yang miskin" adalah
tubuhnya miskin, tetapi jiwanya mulia.
-
Karena memiliki kebijaksanaan,
-
meskipun murid Buddha
tampak miskin secara lahiriah,
-
tetapi dia bisa memberi manfaat
kepada makhluk hidup,
-
dia bisa memiliki jalan yang tanpa batas.
-
Karena jalan Buddha
tidak memiliki batas, tidak bertepi.
-
Bodhisattva membuat orang
yang belajar Buddha
-
memiliki hati yang
merangkul kekosongan,
-
artinya hati bisa merangkul
seluruh alam semesta.
-
Dunia ini seluruhnya kosong,
semuanya palsu,
-
dan hati orang yang belajar Buddha
bisa merangkul semuanya,
-
betapa mulia, betapa agungnya!
-
Berapa banyak orang yang tidak belajar
Buddha yang bisa merangkul seluruh dunia?
-
Kalian paling-paling hanya bisa
merangkul keluarga kalian sendiri,
-
suami kalian sendiri, anak kalian sendiri.
-
Moralitas orang yang belajar Buddha
adalah sejati,
-
sehingga dia telah memiliki
kekayaan dan kemuliaan.
-
Kekayaannya berada di dalam hatinya,
-
kemuliaannya terletak pada
makna batinnya.
-
Kekayaan dan kemuliaan
-
baru bisa mencerminkan pelatihan
dan standar moral sejati seseorang,
-
bukan dilihat dari apakah
dia mengenakan merek terkenal.
-
Beberapa orang sangat kaya,
mengenakan merek asli,
-
tetapi orang-orang
mengatakan dia palsu,
-
karena makna batin
yang dimilikinya tidak tepat.
-
Uang bukanlah sesuatu yang
bisa dimiliki oleh orang biasa,
-
tetapi juga bukan berarti
orang yang memilikinya
-
bisa mendapatkan makna batinnya.
-
Dan moralitas yang kaya dan mulia,
-
apakah itu sesuatu yang
bisa dilakukan oleh orang biasa?
-
Seseorang harus memiliki makna batin,
harus memiliki aturan,
-
harus memiliki kekayaan dan kemuliaan.
-
Shifu melatih kalian supaya
ketika keluar tampak seperti seharusnya,
-
orang melihat kalian
akan langsung merasakan
-
kalian memiliki pembawaan yang baik,
-
ini berarti makna batin sudah muncul.
-
"Ketika seseorang melakukan sesuatu,
-
ketika berlatih,
banyak fitnah akan muncul."
-
"Ketika kebajikanmu tinggi,
kerusakan akan datang."
-
artinya ketika kebajikanmu
tinggi dan dihormati,
-
hal-hal yang merusakmu akan datang.
-
"Aku tetap seperti diriku sebelumnya,"
-
artinya aku masih aku yang dulu,
seolah-olah tidak ada yang terjadi.
-
Karena kebajikanmu tinggi,
orang datang untuk merusakmu;
-
karena kamu melakukan hal-hal
dengan baik, fitnah juga datang.
-
Kamu masih tetap kamu yang dulu.
-
Fitnah apa yang bisa merugikanku,
fitnah bisa apa terhadapku?
-
Tentu saja, aku harus memperlakukannya
sebagai guru kebajikan.
-
Bisakah kalian melakukannya?
-
Ketika mendengar kata-kata
jahat berupa fitnah,
-
kamu seharusnya tahu,
-
ini sebenarnya adalah
peningkatan kebajikanmu.
-
Hari ini dia memarahimu,
sebenarnya itu meningkatkan kebajikanmu.
-
Ketika orang lain
menunjukkan kekuranganmu,
-
kamu seharusnya menganggapnya
sebagai guru kebajikan,
-
jangan membencinya.
-
Yang benar-benar lolos ujian
adalah kalian para murid ini.
-
Mengapa?
-
Dimarahi masih mau datang,
diomeli masih mau datang,
-
melakukan kesalahan masih mau datang,
-
itu baru benar-benar bernilai.
-
Di mana kamu jatuh,
dari situ kamu bangkit, benar kan?
-
Benar.
-
Tidak pernah menyerah,
barulah bisa menempa menjadi baja.
-
Misalnya, hari ini kamu
memfitnahku, menjebakku,
-
aku tetap melakukan hal yang sama.
-
Harus memiliki ketekunan, yakin bahwa
berlatih batin pasti bisa berhasil,
-
inilah yang disebut keyakinan.
-
Fitnah adalah guru kebajikan
yang menyempurnakan kita.
-
Orang yang difitnah,
-
karena kesabaranmu,
karena kamu tidak menanggapinya,
-
tetapi dalam hati
berterima kasih kepadanya,
-
sebenarnya kamu telah menyempurnakan
guru kebajikan orang itu,
-
menyempurnakan perilaku orang itu.
-
Dia akan berpikir, "Apakah yang
aku lakukan ini benar?
-
Aku bisa memberikan
saran kepadanya,
-
tetapi aku seharusnya
menggunakan cara lain."
-
Sebenarnya kamu menganggap
orang yang memfitnah
-
sebagai orang yang baik,
orang yang berbudaya,
-
dia bisa mengajarimu banyak hal,
-
kamu mendengarkan dia bicara tidak
masalah, dia menfitnahmu apa?
-
Kita harus memiliki hati yang
setara terhadap kawan dan musuh.
-
Artinya, kamu berbicara baik tentangku,
kamu berbicara buruk tentangku,
-
aku tetap seperti ini.
-
Kemudian bisa tidak melahirkan
penolakan terhadap dharma,
-
yaitu tidak melahirkan
dharma penolakan.
-
Sebenarnya ini adalah kekuatan
welas asih dan kesabaran.
-
Dia berbicara tentangku,
aku tidak menanggapinya,
-
begitu aku bersabar,
kekuatanku menjadi besar.
-
Sebagai contoh, orang
menggunjingmu di belakang,
-
kamu tetap tertawa
dan berbicara dengan santai,
-
lawan tidak bisa berbuat apa-apa.
-
Karena dia masih marah,
-
yang terluka adalah dirinya sendiri,
bukan kamu.
-
Begitu kamu bersabar,
sebaliknya tingkat spiritualmu meningkat.
-
Jika kamu bertengkar dengannya,
kalian berdua sama saja.
-
Ketika mendengar fitnah,
-
kita seharusnya memiliki hati
yang mengasihani, disebut belas kasihan,
-
dan menghormatinya seperti
guru kebajikan yang besar.
-
Karena kamu hari ini
memberikan pendapat kepadaku,
-
kamu adalah guru kebajikanku;
-
karena kamu hari ini bisa
menunjukkan kesalahanku,
-
kamu adalah temanku yang tulus.
-
Tidak ada yang berani
mengatakan kesalahanku,
-
hanya kamu yang mengatakannya,
kamu adalah orang baik.
-
Ketika orang lain
mengatakanmu tidak baik,
-
kamu menganggapnya sebagai
orang baik yang membantumu.
-
Apakah kamu senang?
Menjadi senang.
-
Bahkan jika dia salah bicara,
-
kamu juga berpikir,
dia bermaksud baik untukku.
-
Kamu bahkan memiliki tuntutan
seperti ini kepada anakmu,
-
"Ibu hari ini memberitahumu,
kamu harus mendengarkan,
-
Ibu melakukan ini demi kebaikanmu."
-
Apakah kamu berharap anakmu
berkata kepadamu,
-
"Ibu, aku tahu Ibu
melakukan ini demi kebaikanku."
-
Karena hati seorang ibu selalu
tidak mementingkan diri sendiri.
-
Siapa pun yang mengatakan
kamu tidak baik, kamu menghormatinya.
-
"Suara fitnah,
seperti angin yang bertiup,"
-
ketika orang memfitnahmu,
-
sebenarnya seperti angin
yang lewat di telingamu.
-
Orang memarahimu, "wuus"
lewat seperti angin.
-
Apakah kamu masih menangkap
angin itu kembali?
-
"Baiklah, kamu memarahiku."
-
Angin yang tertangkap di tangan,
tidak ada apa-apa.
-
Orang memarahimu, "wuus,"
kamu mendengar dan sudah berlalu,
-
itulah yang disebut memiliki
pelatihan dan kebijaksanaan.
-
Ketika angin jahat bertiup,
-
hanya orang bodoh yang akan
menangkap angin jahat itu,
-
masih berdebat, "Apa
yang kamu katakan tentangku?
-
Apakah aku seperti itu?"
-
Masih memegang erat angin jahat itu
dan tidak mau melepaskannya.
-
Shifu mengajarkan kalian sebuah trik:
-
suara fitnah itu kosong,
setelah suara berlalu, tidak ada lagi.
-
Kamu dengan keras mempertahankan
suara yang tidak baik,
-
"Jangan pergi, aku
akan berdebat denganmu,"
-
bodoh atau tidak?
-
Banyak orang yang telinganya tidak jelas
atau tidak bisa mendengar
-
juga sangat baik.
-
Karena jika tidak mendengar
maka berlalu,
-
jika mendengar akan marah.
-
Banyak orang saat bertengkar berkata,
"Apa yang kamu katakan,
-
aku tidak mendengar dengan jelas,
katakan sekali lagi."
-
Dia tidak berkata lagi,
"Aku tidak mengatakan apa-apa,"
-
dan tidak bertengkar lagi,
-
pertengkaran terjadi
hanya jika dia mendengarnya.
-
Bukankah yang Shifu katakan
adalah filosofi kehidupan?
-
Hidup di dunia harus memiliki
kebijaksanaan, harus memiliki kualitas.
-
Siapa yang tidak pernah
dibicarakan orang?
-
Dibicarakan ya sudah,
setelah dibicarakan ya sudah.
-
Suara itu kosong.
-
Sifat dasar tidak memiliki dharma.
-
Hati manusia pada dasarnya tidak ada,
jadi suaramu yang datang juga tidak ada.
-
Kamu memarahiku, kamu memukulku,
kamu memfitnahku,
-
semuanya tidak masalah.
-
Saya tetap saya.
-
Jika ada kesalahan, perbaiki;
jika tidak ada, teruskan usahamu.
-
Ada istilah "menghindari angin,"
kamu menghindari angin ini.
-
Orang memarahimu,
ketika angin jahat ini datang,
-
kamu cepat-cepat menghindar.
-
Pada zaman Buddha Sakyamuni,
-
Buddha Sakyamuni pernah
disebut "Pertapa yang Sabar."
-
Sebelum menjadi Buddha,
-
dia turun dari surga
menjadi pertapa yang sabar.
-
Dia membiarkan orang
memotongnya sesuka hati,
-
dia tidak mengeluh sama sekali.
-
Seseorang harus bersabar,
-
Shifu selalu mengatakan kalian harus
bersabar setiap kali mengajar kalian.
-
Mengapa sekarang kalian para murid
-
sudah mulai bertingkah
seperti murid yang sebenarnya?
-
Minggu lalu ada beberapa orang yang
meminta untuk menjadi murid Shifu,
-
bertanya kepada Master
apa persyaratannya.
-
Shifu mengatakan syarat pertama:
dunia ini kosong,
-
jika kamu ingin menjadi murid,
-
syarat pertama adalah kamu tidak
pernah benar, kamu selalu salah.
-
Karena dunia ini adalah sesuatu
yang kosong, terbentuk secara palsu,
-
apa yang ada untuk diperdebatkan?
-
Semua hal di dunia ini palsu, untuk
apa kamu memperdebatkan sesuatu?
-
Ingatlah, "Menggunakan perdebatan untuk
menghentikan perdebatan,
-
tidak akan berhenti;
-
hanya dengan kesabaran,
perdebatan bisa dihentikan;
-
hukum ini sungguh berharga."
-
Artinya,
ketika berdebat dengan orang,
-
mencoba menggunakan cara perdebatan
untuk menghentikannya tidak akan bisa;
-
ketika dua orang bertengkar,
-
jika satu orang bersabar,
tidak akan ada lagi pertengkaran.
-
Metode ini sangat berharga.
-
Jangan berdebat dalam hidup,
-
bahkan dunia kosong ini palsu,
-
bagaimana mungkin yang
diperdebatkan bisa menjadi nyata?
-
Bagaimana mendapatkan ketenangan?
-
Bukankah sekarang
banyak orang mengatakan
-
mereka tidak bisa
mendapatkan ketenangan?
-
Harus berpikiran luas, sederhana,
ceria,
-
menganggap ringan
nama dan keuntungan,
-
harus mengikuti alam, mengikuti karma,
-
kamu akan mendapatkan ketenangan.
-
Kehidupan manusia
selalu tidak pasti setiap hari.
-
Ketidakpastian adalah perubahan,
hari ini baik, besok tidak baik.
-
Menghadapi keadaan hidup yang tidak pasti,
-
kita harus menurunkan penderitaan
dan kesedihan ke tingkat terendah.
-
Ketika menghadapi hal yang tidak baik,
-
kamu harus menurunkan penderitaan
dan kesedihan ke tingkat terendah.
-
Setiap menit, setiap detik,
-
usahakan untuk mendapatkan
kegembiraan, kepuasan, dan ketenangan
-
untuk mengisi kekosongan,
-
kemudian dalam pikiranmu selalu ada
"Aku tidak memiliki ketidakpuasan,
-
aku tidak memiliki keraguan,
aku tidak memiliki keluhan,
-
aku menyimpan rasa terima kasih
dalam hatiku,"
-
inilah yang akan mendapatkan
ketenangan sejati.