< Return to Video

《白话佛法 第四册》27.心包太虚,把“诽谤”当作是善知识

  • 0:04 - 0:10
    27. Hati yang merangkul kekosongan,
    menjadikan "fitnah" sebagai guru kebajikan.
  • 0:10 - 0:14
    Apa yang kalian terima
    secara material di dunia ini
  • 0:14 - 0:17
    sebenarnya hanyalah bayangan.
  • 0:17 - 0:20
    Karena perbuatan yang kalian
    lakukan di kehidupan masa lalu
  • 0:20 - 0:23
    terpantul kembali seperti bayangan,
  • 0:23 - 0:26
    tidak akan lebih tinggi,
    juga tidak akan lebih rendah.
  • 0:26 - 0:28
    Bagaimana kalian
    melakukannya di masa lalu,
  • 0:28 - 0:31
    begitulah bayangan pada
    kehidupan ini.
  • 0:31 - 0:36
    Bayangan bisa mengecil atau membesar,
    tetapi itu hanyalah ilusi.
  • 0:36 - 0:41
    Terasa kecil, namun
    sebenarnya tetap sebesar itu.
  • 0:41 - 0:43
    Karakter "jin" (今/sekarang)
    yang dibahas hari ini
  • 0:43 - 0:46
    adalah tentang realitas
    ditambah dengan kondisi saat ini.
  • 0:46 - 0:49
    Artinya, hari ini kita menjadikan
    bayangan karma
  • 0:49 - 0:52
    sebagai hati yang sejati,
    hati yang sesungguhnya.
  • 0:52 - 0:55
    Karakter "nian" (pikiran) muncul,
  • 0:55 - 0:57
    yaitu menggunakan hati yang
    tulus untuk berpikir,
  • 0:57 - 1:01
    memikirkan ketulusan hatimu,
    memikirkan kebaikan hatimu.
  • 1:01 - 1:05
    "Nian" dalam pikiran yang kacau juga
    merupakan perpaduan antara karma,
  • 1:05 - 1:09
    bayangan masa lalumu, ditambah
    dengan penggunaan hatimu sendiri,
  • 1:09 - 1:11
    barulah pikiran itu muncul.
  • 1:11 - 1:16
    Niat sangat penting,
    ibarat mata-mata.
  • 1:16 - 1:17
    Begitu niat muncul,
  • 1:17 - 1:20
    jika niatmu untuk menjadi orang baik,
    kamu akan menjadi orang baik;
  • 1:20 - 1:23
    jika untuk menjadi orang jahat,
    kamu akan menjadi orang jahat.
  • 1:23 - 1:26
    Hanya dengan memahami yang sejati,
    barulah bisa memahami yang palsu.
  • 1:26 - 1:30
    Ketika kamu memahami apa yang sejati,
  • 1:30 - 1:35
    barulah kamu tahu, "oh, ternyata
    ini adalah sesuatu yang palsu."
  • 1:35 - 1:37
    Pikiran hati berarti menggunakan hati.
  • 1:37 - 1:43
    Niat yang timbul, ditambah dengan
    semua tindakan, semua perilaku,
  • 1:43 - 1:45
    sama dengan pikiran dalam hati.
  • 1:45 - 1:48
    "Jika bisa menghancurkan
    bayangan karma enam indria,
  • 1:48 - 1:50
    barulah melihat hati yang sejati."
  • 1:50 - 1:51
    Dalam belajar Buddha,
  • 1:51 - 1:57
    jika kita bisa menghancurkan hal-hal
    kotor dari enam indria pada diri kita,
  • 1:57 - 2:01
    bayangan karma ini,
    maka kamu akan melihat hati sejatimu.
  • 2:01 - 2:05
    Di masa lalu, para biksu suka mengatakan,
    "Pinseng (贫僧/Biksu yang miskin)..."
  • 2:05 - 2:08
    yaitu mengatakan
    saya sangat miskin.
  • 2:08 - 2:12
    Dia miskin dalam tubuh,
    miskin dalam fisik.
  • 2:12 - 2:16
    Ini adalah ungkapan yang
    melampaui kekhawatiran duniawi,
  • 2:16 - 2:17
    "Saya sangat miskin."
  • 2:17 - 2:21
    Namun, kebijaksanaannya,
    hati yang dia latih,
  • 2:21 - 2:24
    tak ada habisnya,
    tak ada batasnya.
  • 2:24 - 2:28
    Kebijaksanaannya bisa mencapai
    berbagai kebajikan dan kemampuan.
  • 2:28 - 2:32
    Dia menggunakan kebijaksanaan untuk
    menyelamatkan begitu banyak makhluk,
  • 2:32 - 2:34
    dia menggunakan kebijaksanaan
  • 2:34 - 2:36
    untuk membuat begitu
    banyak orang terselamatkan,
  • 2:36 - 2:38
    begitu banyak orang
    mencapai pencerahan.
  • 2:38 - 2:41
    Bukankah dia penuh kebajikan
    dan kemampuan?
  • 2:41 - 2:44
    Seseorang yang benar-benar miskin
    adalah miskin di dalam,
  • 2:44 - 2:46
    bukan miskin di luar.
  • 2:46 - 2:49
    Banyak orang meskipun sangat kaya,
  • 2:49 - 2:52
    tetapi yang keluar dari mulutnya
    adalah kata-kata kasar,
  • 2:52 - 2:55
    apakah orang seperti ini bisa
    mendapatkan rasa hormat dari orang lain?
  • 2:55 - 2:59
    Dia miskin di dalam, dia kotor.
  • 2:59 - 3:04
    "Biksu yang miskin" adalah
    tubuhnya miskin, tetapi jiwanya mulia.
  • 3:04 - 3:06
    Karena memiliki kebijaksanaan,
  • 3:06 - 3:09
    meskipun murid Buddha
    tampak miskin secara lahiriah,
  • 3:09 - 3:12
    tetapi dia bisa memberi manfaat
    kepada makhluk hidup,
  • 3:12 - 3:14
    dia bisa memiliki jalan yang tanpa batas.
  • 3:14 - 3:20
    Karena jalan Buddha
    tidak memiliki batas, tidak bertepi.
  • 3:20 - 3:22
    Bodhisattva membuat orang
    yang belajar Buddha
  • 3:22 - 3:24
    memiliki hati yang
    merangkul kekosongan,
  • 3:24 - 3:28
    artinya hati bisa merangkul
    seluruh alam semesta.
  • 3:28 - 3:34
    Dunia ini seluruhnya kosong,
    semuanya palsu,
  • 3:34 - 3:39
    dan hati orang yang belajar Buddha
    bisa merangkul semuanya,
  • 3:39 - 3:43
    betapa mulia, betapa agungnya!
  • 3:43 - 3:47
    Berapa banyak orang yang tidak belajar
    Buddha yang bisa merangkul seluruh dunia?
  • 3:47 - 3:50
    Kalian paling-paling hanya bisa
    merangkul keluarga kalian sendiri,
  • 3:50 - 3:54
    suami kalian sendiri, anak kalian sendiri.
  • 3:54 - 3:57
    Moralitas orang yang belajar Buddha
    adalah sejati,
  • 3:57 - 4:00
    sehingga dia telah memiliki
    kekayaan dan kemuliaan.
  • 4:00 - 4:03
    Kekayaannya berada di dalam hatinya,
  • 4:03 - 4:07
    kemuliaannya terletak pada
    makna batinnya.
  • 4:07 - 4:08
    Kekayaan dan kemuliaan
  • 4:08 - 4:13
    baru bisa mencerminkan pelatihan
    dan standar moral sejati seseorang,
  • 4:13 - 4:16
    bukan dilihat dari apakah
    dia mengenakan merek terkenal.
  • 4:16 - 4:20
    Beberapa orang sangat kaya,
    mengenakan merek asli,
  • 4:20 - 4:23
    tetapi orang-orang
    mengatakan dia palsu,
  • 4:23 - 4:26
    karena makna batin
    yang dimilikinya tidak tepat.
  • 4:26 - 4:30
    Uang bukanlah sesuatu yang
    bisa dimiliki oleh orang biasa,
  • 4:30 - 4:33
    tetapi juga bukan berarti
    orang yang memilikinya
  • 4:33 - 4:36
    bisa mendapatkan makna batinnya.
  • 4:36 - 4:38
    Dan moralitas yang kaya dan mulia,
  • 4:38 - 4:41
    apakah itu sesuatu yang
    bisa dilakukan oleh orang biasa?
  • 4:41 - 4:44
    Seseorang harus memiliki makna batin,
    harus memiliki aturan,
  • 4:44 - 4:46
    harus memiliki kekayaan dan kemuliaan.
  • 4:46 - 4:51
    Shifu melatih kalian supaya
    ketika keluar tampak seperti seharusnya,
  • 4:51 - 4:53
    orang melihat kalian
    akan langsung merasakan
  • 4:53 - 4:56
    kalian memiliki pembawaan yang baik,
  • 4:56 - 4:59
    ini berarti makna batin sudah muncul.
  • 4:59 - 5:05
    "Ketika seseorang melakukan sesuatu,
  • 5:05 - 5:10
    ketika berlatih,
    banyak fitnah akan muncul."
  • 5:10 - 5:12
    "Ketika kebajikanmu tinggi,
    kerusakan akan datang."
  • 5:12 - 5:15
    artinya ketika kebajikanmu
    tinggi dan dihormati,
  • 5:15 - 5:18
    hal-hal yang merusakmu akan datang.
  • 5:18 - 5:20
    "Aku tetap seperti diriku sebelumnya,"
  • 5:20 - 5:26
    artinya aku masih aku yang dulu,
    seolah-olah tidak ada yang terjadi.
  • 5:26 - 5:30
    Karena kebajikanmu tinggi,
    orang datang untuk merusakmu;
  • 5:30 - 5:34
    karena kamu melakukan hal-hal
    dengan baik, fitnah juga datang.
  • 5:34 - 5:37
    Kamu masih tetap kamu yang dulu.
  • 5:37 - 5:43
    Fitnah apa yang bisa merugikanku,
    fitnah bisa apa terhadapku?
  • 5:43 - 5:48
    Tentu saja, aku harus memperlakukannya
    sebagai guru kebajikan.
  • 5:48 - 5:49
    Bisakah kalian melakukannya?
  • 5:49 - 5:52
    Ketika mendengar kata-kata
    jahat berupa fitnah,
  • 5:52 - 5:54
    kamu seharusnya tahu,
  • 5:54 - 5:57
    ini sebenarnya adalah
    peningkatan kebajikanmu.
  • 5:57 - 6:03
    Hari ini dia memarahimu,
    sebenarnya itu meningkatkan kebajikanmu.
  • 6:03 - 6:05
    Ketika orang lain
    menunjukkan kekuranganmu,
  • 6:05 - 6:08
    kamu seharusnya menganggapnya
    sebagai guru kebajikan,
  • 6:08 - 6:10
    jangan membencinya.
  • 6:10 - 6:14
    Yang benar-benar lolos ujian
    adalah kalian para murid ini.
  • 6:14 - 6:15
    Mengapa?
  • 6:15 - 6:18
    Dimarahi masih mau datang,
    diomeli masih mau datang,
  • 6:18 - 6:20
    melakukan kesalahan masih mau datang,
  • 6:20 - 6:22
    itu baru benar-benar bernilai.
  • 6:22 - 6:26
    Di mana kamu jatuh,
    dari situ kamu bangkit, benar kan?
  • 6:26 - 6:27
    Benar.
  • 6:27 - 6:31
    Tidak pernah menyerah,
    barulah bisa menempa menjadi baja.
  • 6:31 - 6:35
    Misalnya, hari ini kamu
    memfitnahku, menjebakku,
  • 6:35 - 6:36
    aku tetap melakukan hal yang sama.
  • 6:36 - 6:41
    Harus memiliki ketekunan, yakin bahwa
    berlatih batin pasti bisa berhasil,
  • 6:41 - 6:43
    inilah yang disebut keyakinan.
  • 6:43 - 6:47
    Fitnah adalah guru kebajikan
    yang menyempurnakan kita.
  • 6:47 - 6:49
    Orang yang difitnah,
  • 6:49 - 6:52
    karena kesabaranmu,
    karena kamu tidak menanggapinya,
  • 6:52 - 6:55
    tetapi dalam hati
    berterima kasih kepadanya,
  • 6:55 - 6:59
    sebenarnya kamu telah menyempurnakan
    guru kebajikan orang itu,
  • 6:59 - 7:01
    menyempurnakan perilaku orang itu.
  • 7:01 - 7:05
    Dia akan berpikir, "Apakah yang
    aku lakukan ini benar?
  • 7:05 - 7:07
    Aku bisa memberikan
    saran kepadanya,
  • 7:07 - 7:10
    tetapi aku seharusnya
    menggunakan cara lain."
  • 7:10 - 7:14
    Sebenarnya kamu menganggap
    orang yang memfitnah
  • 7:14 - 7:18
    sebagai orang yang baik,
    orang yang berbudaya,
  • 7:18 - 7:20
    dia bisa mengajarimu banyak hal,
  • 7:20 - 7:25
    kamu mendengarkan dia bicara tidak
    masalah, dia menfitnahmu apa?
  • 7:25 - 7:29
    Kita harus memiliki hati yang
    setara terhadap kawan dan musuh.
  • 7:29 - 7:33
    Artinya, kamu berbicara baik tentangku,
    kamu berbicara buruk tentangku,
  • 7:33 - 7:35
    aku tetap seperti ini.
  • 7:35 - 7:37
    Kemudian bisa tidak melahirkan
    penolakan terhadap dharma,
  • 7:37 - 7:39
    yaitu tidak melahirkan
    dharma penolakan.
  • 7:39 - 7:43
    Sebenarnya ini adalah kekuatan
    welas asih dan kesabaran.
  • 7:43 - 7:45
    Dia berbicara tentangku,
    aku tidak menanggapinya,
  • 7:45 - 7:49
    begitu aku bersabar,
    kekuatanku menjadi besar.
  • 7:49 - 7:52
    Sebagai contoh, orang
    menggunjingmu di belakang,
  • 7:52 - 7:54
    kamu tetap tertawa
    dan berbicara dengan santai,
  • 7:54 - 7:56
    lawan tidak bisa berbuat apa-apa.
  • 7:56 - 7:58
    Karena dia masih marah,
  • 7:58 - 8:02
    yang terluka adalah dirinya sendiri,
    bukan kamu.
  • 8:02 - 8:06
    Begitu kamu bersabar,
    sebaliknya tingkat spiritualmu meningkat.
  • 8:06 - 8:10
    Jika kamu bertengkar dengannya,
    kalian berdua sama saja.
  • 8:10 - 8:12
    Ketika mendengar fitnah,
  • 8:12 - 8:16
    kita seharusnya memiliki hati
    yang mengasihani, disebut belas kasihan,
  • 8:16 - 8:20
    dan menghormatinya seperti
    guru kebajikan yang besar.
  • 8:20 - 8:22
    Karena kamu hari ini
    memberikan pendapat kepadaku,
  • 8:22 - 8:24
    kamu adalah guru kebajikanku;
  • 8:24 - 8:27
    karena kamu hari ini bisa
    menunjukkan kesalahanku,
  • 8:27 - 8:30
    kamu adalah temanku yang tulus.
  • 8:30 - 8:32
    Tidak ada yang berani
    mengatakan kesalahanku,
  • 8:32 - 8:35
    hanya kamu yang mengatakannya,
    kamu adalah orang baik.
  • 8:35 - 8:37
    Ketika orang lain
    mengatakanmu tidak baik,
  • 8:37 - 8:40
    kamu menganggapnya sebagai
    orang baik yang membantumu.
  • 8:40 - 8:43
    Apakah kamu senang?
    Menjadi senang.
  • 8:43 - 8:45
    Bahkan jika dia salah bicara,
  • 8:45 - 8:48
    kamu juga berpikir,
    dia bermaksud baik untukku.
  • 8:48 - 8:51
    Kamu bahkan memiliki tuntutan
    seperti ini kepada anakmu,
  • 8:51 - 8:54
    "Ibu hari ini memberitahumu,
    kamu harus mendengarkan,
  • 8:54 - 8:56
    Ibu melakukan ini demi kebaikanmu."
  • 8:56 - 8:59
    Apakah kamu berharap anakmu
    berkata kepadamu,
  • 8:59 - 9:02
    "Ibu, aku tahu Ibu
    melakukan ini demi kebaikanku."
  • 9:02 - 9:05
    Karena hati seorang ibu selalu
    tidak mementingkan diri sendiri.
  • 9:05 - 9:09
    Siapa pun yang mengatakan
    kamu tidak baik, kamu menghormatinya.
  • 9:09 - 9:12
    "Suara fitnah,
    seperti angin yang bertiup,"
  • 9:12 - 9:15
    ketika orang memfitnahmu,
  • 9:15 - 9:18
    sebenarnya seperti angin
    yang lewat di telingamu.
  • 9:18 - 9:23
    Orang memarahimu, "wuus"
    lewat seperti angin.
  • 9:23 - 9:25
    Apakah kamu masih menangkap
    angin itu kembali?
  • 9:25 - 9:27
    "Baiklah, kamu memarahiku."
  • 9:27 - 9:31
    Angin yang tertangkap di tangan,
    tidak ada apa-apa.
  • 9:31 - 9:35
    Orang memarahimu, "wuus,"
    kamu mendengar dan sudah berlalu,
  • 9:35 - 9:39
    itulah yang disebut memiliki
    pelatihan dan kebijaksanaan.
  • 9:39 - 9:41
    Ketika angin jahat bertiup,
  • 9:41 - 9:44
    hanya orang bodoh yang akan
    menangkap angin jahat itu,
  • 9:44 - 9:47
    masih berdebat, "Apa
    yang kamu katakan tentangku?
  • 9:47 - 9:48
    Apakah aku seperti itu?"
  • 9:48 - 9:52
    Masih memegang erat angin jahat itu
    dan tidak mau melepaskannya.
  • 9:52 - 9:55
    Shifu mengajarkan kalian sebuah trik:
  • 9:55 - 10:00
    suara fitnah itu kosong,
    setelah suara berlalu, tidak ada lagi.
  • 10:00 - 10:03
    Kamu dengan keras mempertahankan
    suara yang tidak baik,
  • 10:03 - 10:06
    "Jangan pergi, aku
    akan berdebat denganmu,"
  • 10:06 - 10:07
    bodoh atau tidak?
  • 10:07 - 10:11
    Banyak orang yang telinganya tidak jelas
    atau tidak bisa mendengar
  • 10:11 - 10:12
    juga sangat baik.
  • 10:12 - 10:15
    Karena jika tidak mendengar
    maka berlalu,
  • 10:15 - 10:17
    jika mendengar akan marah.
  • 10:17 - 10:20
    Banyak orang saat bertengkar berkata,
    "Apa yang kamu katakan,
  • 10:20 - 10:23
    aku tidak mendengar dengan jelas,
    katakan sekali lagi."
  • 10:23 - 10:26
    Dia tidak berkata lagi,
    "Aku tidak mengatakan apa-apa,"
  • 10:26 - 10:28
    dan tidak bertengkar lagi,
  • 10:28 - 10:30
    pertengkaran terjadi
    hanya jika dia mendengarnya.
  • 10:30 - 10:34
    Bukankah yang Shifu katakan
    adalah filosofi kehidupan?
  • 10:34 - 10:38
    Hidup di dunia harus memiliki
    kebijaksanaan, harus memiliki kualitas.
  • 10:38 - 10:40
    Siapa yang tidak pernah
    dibicarakan orang?
  • 10:40 - 10:44
    Dibicarakan ya sudah,
    setelah dibicarakan ya sudah.
  • 10:44 - 10:46
    Suara itu kosong.
  • 10:46 - 10:47
    Sifat dasar tidak memiliki dharma.
  • 10:47 - 10:54
    Hati manusia pada dasarnya tidak ada,
    jadi suaramu yang datang juga tidak ada.
  • 10:54 - 10:58
    Kamu memarahiku, kamu memukulku,
    kamu memfitnahku,
  • 10:58 - 11:00
    semuanya tidak masalah.
  • 11:00 - 11:01
    Saya tetap saya.
  • 11:01 - 11:04
    Jika ada kesalahan, perbaiki;
    jika tidak ada, teruskan usahamu.
  • 11:04 - 11:09
    Ada istilah "menghindari angin,"
    kamu menghindari angin ini.
  • 11:09 - 11:13
    Orang memarahimu,
    ketika angin jahat ini datang,
  • 11:13 - 11:15
    kamu cepat-cepat menghindar.
  • 11:15 - 11:18
    Pada zaman Buddha Sakyamuni,
  • 11:18 - 11:21
    Buddha Sakyamuni pernah
    disebut "Pertapa yang Sabar."
  • 11:21 - 11:23
    Sebelum menjadi Buddha,
  • 11:23 - 11:27
    dia turun dari surga
    menjadi pertapa yang sabar.
  • 11:27 - 11:29
    Dia membiarkan orang
    memotongnya sesuka hati,
  • 11:29 - 11:30
    dia tidak mengeluh sama sekali.
  • 11:30 - 11:32
    Seseorang harus bersabar,
  • 11:32 - 11:36
    Shifu selalu mengatakan kalian harus
    bersabar setiap kali mengajar kalian.
  • 11:36 - 11:38
    Mengapa sekarang kalian para murid
  • 11:38 - 11:41
    sudah mulai bertingkah
    seperti murid yang sebenarnya?
  • 11:41 - 11:45
    Minggu lalu ada beberapa orang yang
    meminta untuk menjadi murid Shifu,
  • 11:45 - 11:47
    bertanya kepada Master
    apa persyaratannya.
  • 11:47 - 11:52
    Shifu mengatakan syarat pertama:
    dunia ini kosong,
  • 11:52 - 11:54
    jika kamu ingin menjadi murid,
  • 11:54 - 11:59
    syarat pertama adalah kamu tidak
    pernah benar, kamu selalu salah.
  • 11:59 - 12:04
    Karena dunia ini adalah sesuatu
    yang kosong, terbentuk secara palsu,
  • 12:04 - 12:06
    apa yang ada untuk diperdebatkan?
  • 12:06 - 12:12
    Semua hal di dunia ini palsu, untuk
    apa kamu memperdebatkan sesuatu?
  • 12:12 - 12:15
    Ingatlah, "Menggunakan perdebatan untuk
    menghentikan perdebatan,
  • 12:15 - 12:16
    tidak akan berhenti;
  • 12:16 - 12:19
    hanya dengan kesabaran,
    perdebatan bisa dihentikan;
  • 12:19 - 12:21
    hukum ini sungguh berharga."
  • 12:21 - 12:24
    Artinya,
    ketika berdebat dengan orang,
  • 12:24 - 12:29
    mencoba menggunakan cara perdebatan
    untuk menghentikannya tidak akan bisa;
  • 12:29 - 12:32
    ketika dua orang bertengkar,
  • 12:32 - 12:35
    jika satu orang bersabar,
    tidak akan ada lagi pertengkaran.
  • 12:35 - 12:38
    Metode ini sangat berharga.
  • 12:38 - 12:40
    Jangan berdebat dalam hidup,
  • 12:40 - 12:43
    bahkan dunia kosong ini palsu,
  • 12:43 - 12:46
    bagaimana mungkin yang
    diperdebatkan bisa menjadi nyata?
  • 12:46 - 12:48
    Bagaimana mendapatkan ketenangan?
  • 12:48 - 12:51
    Bukankah sekarang
    banyak orang mengatakan
  • 12:51 - 12:53
    mereka tidak bisa
    mendapatkan ketenangan?
  • 12:53 - 12:56
    Harus berpikiran luas, sederhana,
    ceria,
  • 12:56 - 12:59
    menganggap ringan
    nama dan keuntungan,
  • 12:59 - 13:01
    harus mengikuti alam, mengikuti karma,
  • 13:01 - 13:03
    kamu akan mendapatkan ketenangan.
  • 13:03 - 13:06
    Kehidupan manusia
    selalu tidak pasti setiap hari.
  • 13:06 - 13:11
    Ketidakpastian adalah perubahan,
    hari ini baik, besok tidak baik.
  • 13:11 - 13:15
    Menghadapi keadaan hidup yang tidak pasti,
  • 13:15 - 13:19
    kita harus menurunkan penderitaan
    dan kesedihan ke tingkat terendah.
  • 13:19 - 13:21
    Ketika menghadapi hal yang tidak baik,
  • 13:21 - 13:25
    kamu harus menurunkan penderitaan
    dan kesedihan ke tingkat terendah.
  • 13:25 - 13:28
    Setiap menit, setiap detik,
  • 13:28 - 13:31
    usahakan untuk mendapatkan
    kegembiraan, kepuasan, dan ketenangan
  • 13:31 - 13:34
    untuk mengisi kekosongan,
  • 13:34 - 13:39
    kemudian dalam pikiranmu selalu ada
    "Aku tidak memiliki ketidakpuasan,
  • 13:39 - 13:42
    aku tidak memiliki keraguan,
    aku tidak memiliki keluhan,
  • 13:42 - 13:45
    aku menyimpan rasa terima kasih
    dalam hatiku,"
  • 13:45 - 13:49
    inilah yang akan mendapatkan
    ketenangan sejati.
Title:
《白话佛法 第四册》27.心包太虚,把“诽谤”当作是善知识
Description:

more » « less
Video Language:
Chinese, Simplified
Duration:
15:36

Indonesian subtitles

Incomplete

Revisions Compare revisions