Return to Video

Satoshi Kon - Editing Space & Time

  • 0:08 - 0:11
    Hai, namaku Tony dan
    ini Every Frame a Painting
  • 0:11 - 0:14
    Hari ini aku membicarakan salah satu
    orang hebat dua puluh tahun terakhir,
  • 0:14 - 0:16
    pembuat film Jepang, Satoshi Kon.
  • 0:16 - 0:19
    Kalaupun Anda tidak mengenal karyanya, Anda
    pasti pernah melihat beberapa gambarnya.
  • 0:19 - 0:23
    Dia diakui berpengaruh pada
    Darren Aronofsky dan Christopher Nolan
  • 0:23 - 0:27
    dan memiliki kumpulan penggemar yang
    meliputi semua yang menyukai animasi.
  • 0:27 - 0:30
    Dalam satu dekade, dia telah membuat
    empat film dan satu serial televisi
  • 0:30 - 0:32
    semuanya sangat konsisten,
    semuanya tentang
  • 0:32 - 0:35
    bagaimana masyarakat modern menjalani
    banyak kehidupan.
  • 0:35 - 0:40
    Pribadi, publik. Dalam layar,
    di balik layar. Sadar, mimpi.
  • 0:40 - 0:43
    Jika Anda pernah melihat karyanya, Anda akan
    mengenali pengaburan realitas dan fantasi
  • 0:49 - 0:52
    Hari ini, aku hanya berfokus pada satu hal
    pengeditannya yang hebat.
  • 0:52 - 0:55
    Sebagai editor, aku selalu mencari
    cara baru untuk memotong adegan,
  • 0:55 - 0:57
    terutama dari luar film live action.
  • 0:57 - 1:01
    Kon adalah salah satu yang paling memukau.
    Kebiasaannya yang paling terlihat
  • 1:01 - 1:04
    adalah transisi adegan yang menyambung.
  • 1:11 - 1:15
    Aku pernah bilang bahwa Edgar Wright
    melakukan hal ini untuk komedi visual.
  • 1:15 - 1:16
    --Scott!
    --Apa?
  • 1:16 - 1:19
    Ini bagian dari tradisi yang meliputi
    The Simpsons
  • 1:20 - 1:21
    dan Buster Keaton.
  • 1:22 - 1:24
    Kon berbeda. Inspirasinya adalah
    versi film dari
  • 1:24 - 1:27
    Slaughterhouse-Five
    yang disutradai George Roy Hill.
  • 1:27 - 1:30
    --Aku selalu bisa tahu,
    ketika kamu sedang berkelana waktu.
  • 1:30 - 1:34
    Ini lebih mirip tradisi sci-fi
    yang meliputi Philip K. Dick
  • 1:34 - 1:35
    dan Terry Gilliam,
  • 1:40 - 1:43
    tapi di antara sesamanya pun,
    Kon mendorong idenya lebih jauh.
  • 1:43 - 1:46
    Slaughterhouse-Five memiliki
    tiga jenis transisi adegan:
  • 1:46 - 1:48
    match-cut biasa,
  • 1:50 - 1:53
    match-cut ekstra grafik,
  • 1:56 - 2:00
    dan intercut dua waktu berbeda,
    yang saling mencerminkan.
  • 2:03 - 2:05
    Kon melakukan semua itu, tapi dia juga
  • 2:05 - 2:08
    memutar balik film,
    menukar dialog ke adegan lain
  • 2:08 - 2:13
    zoom menjauh dari televisi,
    memakai frame hitam untuk jump-cut,
  • 2:13 - 2:16
    memakai benda untuk wipe-frame, dan
    aku bahkan tidak tahu ini apa.
  • 2:20 - 2:24
    Untuk menunjukkan betapa padatnya ini,
    empat menit pertama film "Paprika"
  • 2:24 - 2:28
    memiliki lima adegan mimpi dan semua
    disambung dengan match-cut.
  • 2:32 - 2:34
    Nomor enam tidak disambung
    dengan match-cut,
  • 2:34 - 2:37
    tapi ada kesinambungan grafis
    dalam adegannya.
  • 2:37 - 2:41
    Sebagai pembanding, lima belas menit
    pertama film "Inception"
  • 2:41 - 2:45
    memiliki empat mimpi yang menyambung.
    Jumlah match-cut: satu.
  • 2:45 - 2:48
    --Apa parasit yang paling ulet?
  • 2:48 - 2:51
    Cut seperti ini tidak asing,
    tapi ini bukan sesuatu yang
  • 2:51 - 2:54
    dijadikan gaya bagi pembuat film.
  • 2:54 - 2:58
    Biasanya Anda melihatnya sebagai efek
    sekali saja. Dua contoh yang terkenal:
  • 3:01 - 3:03
    Oh, dan ini karena ini menakjubkan.
  • 3:04 - 3:07
    Karya Kon membahas interaksi
    antara mimpi, ingatan,
  • 3:07 - 3:09
    mimpi buruk, film, dan kehidupan.
  • 3:09 - 3:12
    Gambar yang menyambung menjadi cara dia
    menghubungkan dunia yang berbeda.
  • 3:12 - 3:15
    Terkadang dia menyusun transisi berderet,
  • 3:15 - 3:19
    jadi sebelum Anda terbiasa di satu adegan,
    Anda sudah dilempar ke adegan berikutnya.
  • 3:22 - 3:24
    Semua ini membuatnya
    mengejutkan untuk ditonton.
  • 3:24 - 3:27
    Anda bisa mengedip dan tiba-tiba
    ada di adegan yang lain.
  • 3:37 - 3:40
    Bahkan saat tidak berurusan dengan mimpi,
    Kon adalah editor yang unik.
  • 3:40 - 3:44
    Dia menyukai elipsis dan sering
    melompati satu bagian adegan.
  • 3:46 - 3:48
    Anda akan melihat seseorang melihat kunci.
  • 3:48 - 3:51
    Anda kira dia akan mengambilnya,
    tapi itu tidak terjadi.
  • 3:51 - 3:54
    Adengannya berlanjut saja.
    Baru nanti, pada adegan yang lain,
  • 3:58 - 4:00
    Atau Anda melihat seseorang lompat
    dari jendela dan memudar.
  • 4:00 - 4:04
    Kemudian kita pergi ke adegan yang aneh
    ternyata ini mimpi,
  • 4:04 - 4:07
    kembali keluar, lalu menunjukkan
    kesimpulan adegan sebelumnya.
  • 4:09 - 4:13
    Bahkan adegan membunuh, dia akan
    memulainya lalu langsung dipotong.
  • 4:13 - 4:16
    Tapi dia akan menunjukkan hasil akhirnya.
  • 4:18 - 4:21
    Aku menyukai cara dia menampilkan
    kematian tokoh.
  • 4:21 - 4:25
    Di sini, seorang kakek meninggal dan
    kincir anginnya berhenti.
  • 4:25 - 4:27
    Kemudian ternyata dia masih hidup,
    jadi kincirnya berputar lagi.
  • 4:27 - 4:30
    Saat kita menutup adegan,
    kincir anginnya tidak begitu jelas,
  • 4:30 - 4:33
    tapi mereka terlihat tidak bergerak,
    mengisyaratkan bahwa kakek itu meninggal.
  • 4:33 - 4:37
    Kon juga punya kebiasaan memulai adegan
    close-up dan Anda harus mencari tahu
  • 4:37 - 4:39
    di mana lokasinya selagi adegan berlanjut.
  • 4:39 - 4:41
    Terkadang, dia memakai establish-shot
  • 4:41 - 4:45
    dan menunjukkan bahwa itu sebenarnya
    sudut pandang tokoh. Tanpa sadar,
  • 4:45 - 4:48
    dia membawa Anda ke dunia tokoh.
  • 4:48 - 4:51
    Dia selalu menampilkan satu gambar dan
    menunjukkan bahwa sebenarnya itu berbeda
  • 4:51 - 4:52
    dengan perkiraan Anda.
  • 4:52 - 4:56
    Pengalaman akan ruang dan waktu
    menjadi subjektif.
  • 4:57 - 5:01
    Dia juga suka mengedit dengan cara yang
    tidak bisa dilakukan film live-action.
  • 5:01 - 5:04
    Dalam satu wawancara, Kon berkata bahwa
    dia tidak ingin membuat film live-action
  • 5:04 - 5:06
    karena gaya edit Kon terlalu cepat.
  • 5:06 - 5:07
    Contohnya:
  • 5:10 - 5:14
    Shot tas ini hanya 6 frame.
    Dibandingkan dengan film live-action,
  • 5:16 - 5:19
    itu 10 frame.
    Atau shot kertas yang dimasukkan ini?
  • 5:19 - 5:22
    10 frame, tapi dalam live-action,
  • 5:24 - 5:29
    49 frame. Sebagai animator, Kon merasa dia
    bisa memasukkan lebih sedikit informasi
  • 5:29 - 5:32
    ke dalam adegan, agar mata Anda lebih
    cepat menangkapnya.
  • 5:32 - 5:35
    Anda dapat melihat seseorang seperti Wes
    Anderson melakukan ini dalam live-action
  • 5:35 - 5:39
    mengurangi informasi visual agar
    mereka terbaca lebih cepat.
  • 5:41 - 5:45
    Perlu diingat: Anda bisa memotong lebih
    cepat, tapi gambarnya
  • 5:45 - 5:49
    menjadi subliminal.
    Beberapa shot hanya 1 frame.
  • 5:49 - 5:52
    Ini bukan untuk efek murahan.
    Kon merasa kita mengalami
  • 5:52 - 5:56
    ruang, waktu, realitas, dan fantasi
    pada waktu yang sama sebagai individu
  • 5:56 - 6:00
    dan secara kolektif sebagai masyarakat.
    Gayanya berusaha menunjukkan hal ini
  • 6:00 - 6:04
    dengan gambar dan suara. Dalam sepuluh
    tahun, dia mendorong animasi dengan cara
  • 6:04 - 6:06
    yang mustahil dilakukan dalam live-action.
  • 6:06 - 6:09
    Tidak hanya gambar yang elastis, tapi juga
    pengeditan yang elastis -- cara unik untuk
  • 6:09 - 6:13
    bergerak antara gambar, antara adegan. Dan
    dia dibantu dalam hal ini oleh
  • 6:13 - 6:16
    Studio Madhouse, yang menciptakan karya
    terbaik mereka dalam filmnya.
  • 6:16 - 6:19
    Jika Anda ingin melihat ringkasan karyanya
    aku sarankan film terakhirnya:
  • 6:19 - 6:23
    cerita singkat satu menit tentang
    perasaan kita saat baru bangun pagi.
  • 6:23 - 6:25
    Ini adalah "Ohayou".
  • 7:20 - 7:21
    --Ohayou
  • 7:22 - 7:25
    Selamat tinggal, Satoshi Kon.
Title:
Satoshi Kon - Editing Space & Time
Description:

more » « less
Video Language:
English
Duration:
07:37

Indonesian subtitles

Revisions