-
Master Menceritakan Kisah-kisah Buddhis
-
Melakukan apa pun
demi melihat Buddha Maitreya
-
Suatu hari, ada seorang samanera
di sebuah kuil
-
yang sangat mengkhawatirkan gurunya.
-
Dia berkata, "Guru, Anda setiap hari
hanya minum air dan tidak makan apa-apa,
-
apakah tubuh Anda bisa bertahan?"
-
"Tidak apa-apa, selama tiga tahun ini
saya hidup seperti ini,
-
hanya berharap bisa menyentuh
hati Bodhisattva
-
agar saya bisa mengetahui waktu kelahiran
Maitreya Buddha yang akan datang."
-
Dia tidak benar-benar
hanya minum air selama 3 tahun
-
karena ada aturan
dalam Sangha yang mengatakan,
-
Meminum jus yang diperas itu,
-
itu sama seperti air
dan ada nutrisi di dalamnya
-
Di India Selatan, ada sebuah
negara bernama "Dharanikota"
-
Di sekitar ibu kota negara ini, ada
pegunungan besar di sisi timur dan barat,
-
dengan banyak kuil Buddha di dalamnya.
-
Di salah satu kuil besar tersebut
tinggal seorang guru
-
yang menjalani asketisme keras
untuk bertemu Buddha Maitreya.
-
Selama tiga tahun,
dia berpuasa di kuil,
-
Itu sama dengan tidak makan apa-apa
-
Tapi mungkin dia minum jus, sup,
dan sejenisnya
-
selain minum air putih setiap hari
-
Peraturan Sangha ini
masih berlaku hingga saat ini
-
hanya minum sedikit air setiap hari
untuk mempertahankan hidup.
-
Dia adalah Biksu Pavivega,
-
yang pada masa Dinasti Tang juga disebut
"Biksu Mingbian" atau "Biksu Qingbian".
-
Asketisme Biksu Qingbian,
-
akhirnya menggerakkan hati
Guan Shi Yin Pu Sa karena ketulusannya.
-
Suatu hari, Guan Shi Yin Pu Sa
muncul di hadapannya dan berkata,
-
"Sebaiknya kamu pergi ke tebing batu
di sisi selatan ibu kota Dharanikota
-
dan dengan tulus membaca
Sutra Vajra Dharani setiap hari."
-
Tiga tahun kemudian, seseorang
akan datang untuk membimbingmu."
-
"Amithaba! Terima kasih, Bodhisattva!"
-
Biksu Qingbian dengan gembira pergi ke
tebing yang disebutkan oleh Bodhisattva
-
dan dengan giat
membaca Sutra Vajra Dharani.
-
Demikianlah, tiga tahun berlalu.
-
Biksu Qingbian dengan gembira pergi ke
tebing yang disebutkan oleh Bodhisattva
-
dan dengan giat
membaca Sutra Vajra Dharani.
-
Demikianlah, tiga tahun berlalu.
-
Pada suatu hari, tiba-tiba seorang dewa
muncul di depan tebing batu tersebut,
-
"Apa keinginanmu?
Mengapa kamu begitu rajin berusaha?"
-
Biksu Qianbian berkata kepada dewa,
-
"Aku ingin bertemu Buddha Maitreya.
-
Guan Shi Yin Pu Sa telah mengarahkan aku
-
untuk dengan tekun
membaca Sutra Vajra Dharani.
-
dan mengatakan bahwa tiga tahun kemudian,
seseorang akan datang untuk membantuku.
-
Apakah itu Anda?"
-
"Benar sekali," jawab dewa itu,
-
"Ketulusanmu telah menggerakkan
banyak dewa.
-
Terdapat Istana Asura
di dalam tebing batu ini,
-
Jika kamu terus melafalkan paritta
dengan tekun,
-
tiga tahun dari sekarang,
tebing batu ini akan terbuka,
-
dan saat itu, kamu akan dapat masuk
dan bertemu Buddha Maitreya."
-
Dengan harapan yang besar,
-
Biksu melanjutkan
dengan tekun melafalkan paritta.
-
Berita bahwa Buddha Maitreya
akan turun tiga tahun kemudian,
-
telah menyebar luas ke seluruh penjuru,
-
dan pada hari itu, ribuan orang
berkerumun di luar tebing,
-
semua ingin menyaksikan
kelahiran Buddha Maitreya.
-
Semua orang menunggu di pintu,
melihat dinding batu belum terbuka.
-
Banyak orang mulai berbicara di sana,
-
"Tebing batu ini katanya akan terbuka,
tapi mengapa belum terbuka juga?"
-
"Jangan-jangan ini hanya tipuan?"
-
Tebing batu tetap tidak bergerak,
dan orang-orang mulai berbisik-bisik.
-
Biksu Qingbian juga merasa bingung,
-
"Apakah mungkin karena pembacaan
paritta aku tidak cukup tulus?"
-
Dengan perasaan ragu,
-
Biksu Qingbian memungut sebuah
biji kecil yang tertiup angin ke tanah
-
dan melemparkannya
dengan lembut ke arah tebing batu.
-
Tanpa diduga, "BRUK",
-
Tebing batu itu tiba-tiba terbuka
oleh pukulan ringan dari biji kecil itu.
-
Tiba-tiba ada lubang terbuka
dan pintu terbuka
-
Saat itu, banyak orang
berkumpul di luar tebing batu.
-
Melihat tebing terbuka,
-
mereka sangat terkejut
dan ingin melihat lebih dekat.
-
Bukannya bubar, orang-orang
malah semakin banyak berkumpul.
-
"Astaga, minggir, minggir,
biarkan aku melihatnya"
-
Sebelum melangkah masuk ke dalam gua,
-
Biksu Qingbian berkata kepada mereka,
-
Aku telah menghabiskan bertahun-tahun
untuk berusaha keras
-
agar bisa melihat Buddha Maitreya.
-
Berkat perlindungan dari langit,
kini keinginanku akan terwujud!
-
Setelah masuk ke gua ini,
aku akan dapat melihat-Nya.
-
Siapa yang ingin masuk bersama aku untuk
menyaksikan kelahiran Buddha Maitreya?"
-
"Jangan bercanda! Siapa yang berani
masuk ke tempat seperti itu?"
-
"Kurasa biksu ini agak aneh."
-
"Aduh! Di dalam gelap,
mungkin ada ular berbisa!
-
Masuk ke sana mungkin
tidak akan bisa keluar lagi!"
-
Mendengar biksu itu mengajak mereka
masuk ke dalam gua, semua orang ketakutan.
-
Biksu itu terus membujuk,
-
"Ini adalah kesempatan yang sangat langka,
-
jika kalian melewatkannya, kalian
tidak akan pernah mendapatkannya lagi!"
-
tetapi setelah waktu yang lama,
-
hanya ada lima atau enam orang
yang bersedia ikut.
-
Biksu berkata, "Baiklah! Aku tidak bisa
memaksamu semua. Terserah kalian saja!"
-
Melihat hal itu, biksu itu
merasa tidak bisa memaksakan,
-
lalu mengucapkan selamat tinggal
kepada semua orang
-
dan bersama dengan lima
atau enam orang itu,
-
perlahan-lahan
berjalan masuk ke dalam gua.
-
Begitu mereka memasuki mulut gua,
-
gua itu memancarkan
cahaya berwarna-warni,
-
dan sebelum mereka sempat bereaksi,
tebing batu itu menutup kembali.
-
Orang-orang yang berada di luar
sangat menyesal
-
karena telah melewatkan kesempatan
langka untuk melihat Buddha Maitreya,
-
dan semuanya merasa sangat menyesal.
-
Cerita ini mengajarkan kepada kita bahwa
-
percaya atau tidak, semuanya
tergantung pada keyakinan kita.
-
Belajar Dharma juga seperti itu,
-
jika kita sungguh-sungguh
percaya pada Guan Shi Yin Pu Sa,
-
kita akan dapat melihat-Nya.
-
Jika kita percaya pada ajaran Buddha,
maka ajaran tersebut akan membawa kita
-
pada masa depan yang tak terbatas
dan penuh kebahagiaan!
-
Semoga kalian mendapatkan
hikmah dari kisah ini.