< Return to Video

Devdutt Pattanaik: Timur vs Barat -- mitos yang memistifikasi

  • 0:02 - 0:05
    Untuk memahami bisnis mitologi
  • 0:05 - 0:09
    dan tugas dari seoang Kepala Bagian Kepercayaan (Chief Belief Officer),
  • 0:09 - 0:11
    anda perlu mendengar sebuah kisah
  • 0:11 - 0:13
    dari Ganesha,
  • 0:13 - 0:15
    dewa berkepala gajah
  • 0:15 - 0:18
    yang merupakan kesukaan dari para pendongeng,
  • 0:18 - 0:19
    dan saudaranya,
  • 0:19 - 0:21
    pemimpin perang yang atletis dari para dewa-dewa,
  • 0:21 - 0:23
    Kartikeya.
  • 0:23 - 0:26
    Kakak beradik itu suatu hari memutuskan untuk berlomba,
  • 0:26 - 0:29
    tiga kali mengelilingi dunia.
  • 0:29 - 0:32
    Kartikeya menunggangi buruk meraknya
  • 0:32 - 0:35
    dan terbang mengarungi benua-benua,
  • 0:35 - 0:40
    gunung-gunung dan samudra
  • 0:40 - 0:42
    Dia lakukan sekali,
  • 0:42 - 0:44
    dia lakukan dua kali,
  • 0:44 - 0:47
    dan dia lakukan tiga kali.
  • 0:47 - 0:50
    Tapi saudaranya, Ganesha,
  • 0:50 - 0:53
    hanya berjalan mengelilingi orang tuanya
  • 0:53 - 0:55
    sekali, dua kali, tiga kali,
  • 0:55 - 0:58
    dan berkata, "Saya menang."
  • 0:58 - 1:00
    "Bagaimana bisa?" tanya Kartikeya.
  • 1:00 - 1:01
    Dan Ganesha menjawab,
  • 1:01 - 1:04
    "Kau mengelilingi 'dunia.'
  • 1:04 - 1:07
    saya mengelilingi 'duniaku.'"
  • 1:07 - 1:10
    Mana yang lebih penting?
  • 1:10 - 1:13
    Jika anda memahami perbedaan antara 'dunia' dan 'duniaku'
  • 1:13 - 1:17
    anda memahami perbedaan antara logos dan mythos.
  • 1:17 - 1:19
    'Dunia' adalah objektif,
  • 1:19 - 1:22
    logis, universal, faktual,
  • 1:22 - 1:24
    ilmiah.
  • 1:24 - 1:27
    'Duniaku' adalah subjektif
  • 1:27 - 1:30
    Berdasarkan emosi. Berdasarkan pribadi.
  • 1:30 - 1:33
    Itu mengenai persepsi, pikiran, perasaan, impian.
  • 1:33 - 1:36
    Itu adalah sistem kepercayaan yang kita miliki.
  • 1:36 - 1:39
    Itu adalah mitos yang kita jalani.
  • 1:39 - 1:42
    'Dunia' memberitahu kita bagaimana dunia berjalan.
  • 1:42 - 1:45
    bagaimana matahari terbit,
  • 1:45 - 1:48
    bagaimana kita dilahirkan.
  • 1:48 - 1:51
    'Duniaku' menjelaskan kita kenapa matahari terbit,
  • 1:51 - 1:55
    kenapa kita dilahirkan.
  • 1:55 - 1:59
    Setiap kebudayaan berusaha memahaminya masing-masing,
  • 1:59 - 2:01
    "Kenapa kita hadir di dunia?"
  • 2:01 - 2:04
    dan setiap kebudayaan memiliki pemahaman sendiri mengenai hidup,
  • 2:04 - 2:09
    versi mitologinya masing-masing yang berbeda-beda.
  • 2:09 - 2:12
    Budaya adalah reaksi terhadap alam,
  • 2:12 - 2:14
    dan pemahaman nenek moyang kita ini,
  • 2:14 - 2:17
    diwariskan dari generasi ke generasi
  • 2:17 - 2:20
    dalam bentuk cerita, simbol, dan ritual,
  • 2:20 - 2:26
    yang selalu tidak peduli tentang rasionalitas.
  • 2:26 - 2:28
    Sehingga, ketika anda mempelajarinya, anda sadar
  • 2:28 - 2:30
    bahwa orang-orang yang berbeda di dunia
  • 2:30 - 2:33
    memiliki pemahaman yang berlainan tentang dunia.
  • 2:33 - 2:35
    Orang yang berbeda melihat dunia dengan cara yang berbeda pula:
  • 2:35 - 2:37
    berbeda sudut pandang.
  • 2:37 - 2:39
    Itu adalah duniaku dan itu adalah duniamu,
  • 2:39 - 2:42
    dan duniaku selalu lebih baik dari duniamu,
  • 2:42 - 2:45
    karena dalam duniaku, kau lihat, sangat rasional
  • 2:45 - 2:47
    dan milikmu penuh takhayul,
  • 2:47 - 2:49
    milikmu adalah kepercayaan,
  • 2:49 - 2:52
    milikmu tidak logis.
  • 2:52 - 2:55
    Ini adalah akar dari benturan antar peradaban.
  • 2:55 - 2:59
    Berlangsung, suatu waktu, pada tahun 326 SM
  • 2:59 - 3:02
    pada tepi sungai yang bernama Indus,
  • 3:02 - 3:04
    sekarang di Pakistan.
  • 3:04 - 3:07
    Sungai tersebut merupakan asal nama India.
  • 3:07 - 3:09
    India. Indus.
  • 3:12 - 3:15
    Aleksander, anak muda dari Macedonia,
  • 3:15 - 3:19
    bertemu dangan seorang "gymnosophist,"
  • 3:19 - 3:22
    yang berarti "orang bijak yang telanjang."
  • 3:22 - 3:24
    Kami tidak tahu siapa dia.
  • 3:24 - 3:26
    Mungkin ia adalah seorang pertapa Jain.
  • 3:26 - 3:28
    seperti Bahubali, di sini,
  • 3:28 - 3:29
    sang Gomateshvara Bahubali
  • 3:29 - 3:31
    yang patungnya tidak jauh dari Mysore.
  • 3:31 - 3:33
    Atau mungkin ia seorang yogi,
  • 3:33 - 3:35
    yang sedang duduk di batu, menatap langit,
  • 3:35 - 3:37
    dan matahari, serta bulan.
  • 3:37 - 3:40
    Aleksander bertanya, "Apa yang sedang anda lakukan?"
  • 3:40 - 3:42
    dan sang gymnosophist menjawab,
  • 3:42 - 3:45
    "Saya sedang mengalami kehampaan."
  • 3:45 - 3:48
    dan gymnosophist bertanya,
  • 3:48 - 3:50
    "Apa yang sedang kau lakukan?"
  • 3:50 - 3:53
    dan Aleksander bekata. "Saya sedang menaklukkan dunia."
  • 3:53 - 3:56
    Dan mereka berdua tertawa.
  • 3:56 - 4:00
    Masing-masing berpikir yang lainnya bodoh.
  • 4:00 - 4:04
    Sang gymnosophist berkata, "Kenapa ia menaklukkan dunia?
  • 4:04 - 4:07
    itu tidak ada gunanya."
  • 4:07 - 4:09
    Dan Aleksander berpikir,
  • 4:09 - 4:11
    "Kenapa ia hanya duduk-duduk saja, tidak melakukan apapun?
  • 4:11 - 4:13
    betapa sia-sia hidupnya."
  • 4:13 - 4:17
    Untuk memahami perbedaan sudut pandang
  • 4:17 - 4:20
    kita harus memahami
  • 4:20 - 4:23
    kebenaran subjektif yang dianut Aleksander;
  • 4:23 - 4:28
    mitosnya dan mitologi yang mengkonstruksikannya.
  • 4:28 - 4:31
    Ibu Aleksander, orang tuanya, gurunya Aristoteles
  • 4:31 - 4:34
    menceritakan kepadanya cerita karangan Homer berjudul "Iliad."
  • 4:34 - 4:37
    Mereka menceritakannya tentang pahlawan bernama Achilles,
  • 4:37 - 4:40
    yang, bila ikut dalam pertempuran, pastilah menang,
  • 4:40 - 4:43
    dan bila ia menarik diri dari pertempuran,
  • 4:43 - 4:46
    kekalahan pastilah tak terelakkan.
  • 4:46 - 4:49
    "Achilles adalah orang yang bisa merubah sejarah,
  • 4:49 - 4:52
    manusia dengan takdir,
  • 4:52 - 4:55
    dan kamu harus menjadi seperti ini, Aleksander."
  • 4:55 - 4:57
    Itulah yang ia dengar.
  • 4:57 - 5:00
    "Kamu jangan menjadi seperti apa?
  • 5:00 - 5:03
    Janganlah menjadi seperti Sisyphus,
  • 5:03 - 5:05
    yang mengelindingkan batu ke atas gunung sepanjang hari
  • 5:05 - 5:10
    untuk menemukan batu tersebut jatuh ke bawah tiap malam.
  • 5:10 - 5:13
    Jangan menjalani hidup yang monoton,
  • 5:13 - 5:15
    biasa-biasa saja, tak bermakna.
  • 5:15 - 5:18
    Jadilah spektakuler! --
  • 5:18 - 5:20
    seperti para pahlawan bangsa Yunani,
  • 5:20 - 5:22
    seperti Jason, yang menyeberangi lautan
  • 5:22 - 5:26
    dengan Argonaut dan merebut bulu emas.
  • 5:26 - 5:29
    Jadilah orang hebat seperti Theseus,
  • 5:29 - 5:35
    yang memasuki labirin dan membunuh Minotaurus berkepala banteng.
  • 5:35 - 5:39
    Kalau engkau ikut lomba, menanglah! --
  • 5:39 - 5:42
    karena ketika engkau menang, perasaan kejayaan
  • 5:42 - 5:47
    adalah hal terdekat yang kau alami dengan ambrosia (makanan) dewa-dewa.
  • 5:47 - 5:50
    Karena, anda lihat, orang Yunani percaya
  • 5:50 - 5:52
    anda hanya hidup sekali
  • 5:52 - 5:56
    dan ketika anda mati, kau harus menyeberangi Sungai Styx,
  • 5:56 - 5:59
    dan jika anda menjalani hidup yang luar biasa,
  • 5:59 - 6:02
    anda akan disambut di Elysium (surga),
  • 6:02 - 6:06
    atau apa yang orang Perancis sebut sebagai "Champs-Élysées" --
  • 6:06 - 6:07
    (Tawa) --
  • 6:07 - 6:10
    surganya para pahlawan.
  • 6:13 - 6:17
    Tapi ini bukanlah cerita-cerita yang didengar sang gymnosophist.
  • 6:17 - 6:20
    Ia mendengar cerita yang sangat berbeda.
  • 6:20 - 6:23
    Ia mendengar cerita seorang pria bernama Bharat,
  • 6:23 - 6:26
    yang membuat India sering disebut Bhārata.
  • 6:26 - 6:29
    Bharat juga menaklukan dunia.
  • 6:29 - 6:32
    Lalu ia pergi ke puncak tertinggi
  • 6:32 - 6:35
    dari gunung terbesar di tengah dunia
  • 6:35 - 6:36
    bernama Meru.
  • 6:36 - 6:39
    Dan ia ingin menancapkan panjinya untuk berkata,
  • 6:39 - 6:42
    "Saya berada disini pertama kali."
  • 6:42 - 6:44
    Ketika ia mencapai puncak gunung itu,
  • 6:44 - 6:49
    ia menemukan puncak tersebut tertutupi oleh banyak sekali panji-panji
  • 6:49 - 6:52
    para penakluk dunia sebelumnya,
  • 6:52 - 6:56
    masing-masing mengaku "'Sayalah yang pertama kali kemari'....
  • 6:56 - 7:00
    itu yang saya pikirkan sebelum saya sampai ke sini."
  • 7:00 - 7:03
    Dan tiba-tiba, dalam aura keabadian,
  • 7:03 - 7:07
    Bharat merasa kecil dan tak penting.
  • 7:07 - 7:11
    Ini adalah mitologi yang dianut sang gymnosophist.
  • 7:11 - 7:16
    Anda lihat, ia memiliki pahlawan, seperti Rama -- Raghupati Rama
  • 7:16 - 7:18
    dan Krishna, Govinda Hari.
  • 7:18 - 7:22
    Tapi mereka bukan dua karakter dalam dua petualangan yang berbeda.
  • 7:22 - 7:26
    Mereka dua riwayat hidup dari pahlawan yang sama.
  • 7:26 - 7:30
    Ketika Ramayana berakhir maka Mahabharata dimulai.
  • 7:30 - 7:32
    Ketika Rama meninggal, Krishna dilahirkan.
  • 7:32 - 7:35
    Ketika Krishna meninggal, lalu ia kembali sebagai Rama.
  • 7:35 - 7:38
    Anda tahu, orang India juga memiliki sungai
  • 7:38 - 7:41
    yang memisahkan dunia kehidupan dengan dunia kematian.
  • 7:41 - 7:43
    Tapi anda tidak menyeberanginya sekali.
  • 7:43 - 7:46
    Anda berjalan bolak-balik terus menerus.
  • 7:46 - 7:49
    Ini disebut Vaitarni.
  • 7:49 - 7:52
    Anda melakukannya lagi, dan lagi, dan lagi.
  • 7:52 - 7:53
    Karena, anda lihat,
  • 7:53 - 7:56
    tidak ada yang abadi di India, tidak juga kematian.
  • 7:56 - 7:59
    Sehingga, anda dapatkan ritual-ritual besar ini
  • 7:59 - 8:02
    ketika gambar dewa-dewi agung dibangun
  • 8:02 - 8:04
    dan dipuja selama 10 hari ...
  • 8:04 - 8:06
    dan apa yang anda lakukan pada penghujung hari kesepuluh?
  • 8:06 - 8:09
    Ditenggelamkan ke sungai.
  • 8:09 - 8:11
    Karena ini semua harus berakhir.
  • 8:11 - 8:14
    Dan tahun depan, dia akan kembali.
  • 8:14 - 8:16
    Apa yang datang akan terus datang kembali,
  • 8:16 - 8:19
    dan aturan ini berlaku tidak hanya pada manusia,
  • 8:19 - 8:21
    tetapi juga pada dewa-dewi.
  • 8:21 - 8:24
    Anda lihat, para dewa
  • 8:24 - 8:26
    harus kembali lagi, lagi, dan lagi
  • 8:26 - 8:28
    sebagai Rama, sebagai Krishna.
  • 8:28 - 8:31
    Tidak hanya mereka memiliki kehidupan abadi,
  • 8:31 - 8:34
    tapi kehidupan yang sama dialami secara tak terhingga.
  • 8:34 - 8:39
    hingga anda memahami semuanya.
  • 8:39 - 8:41
    Hari Groundhog.
  • 8:41 - 8:44
    (Tertawa)
  • 8:46 - 8:49
    Dua mitologi yang berbeda.
  • 8:49 - 8:51
    Mana yang benar?
  • 8:51 - 8:54
    Dua mitologi yang berbeda, dua cara pandang dunia yang berbeda.
  • 8:54 - 8:56
    Satu linear, satu melingkar.
  • 8:56 - 8:58
    Satu percara bila hanya ada satu kehidupan.
  • 8:58 - 9:03
    Yang lain percaya ini hanya satu dari banyak kehidupan.
  • 9:03 - 9:07
    karenanya, pembagi kehidupan Aleksander hanya satu.
  • 9:07 - 9:10
    Sehingga, nilai kehidupannya adalah keseluruhan
  • 9:10 - 9:12
    dari pencapaiannya.
  • 9:12 - 9:16
    Dan pembagi dari kehidupan gymnosophist adalah keabadian.
  • 9:16 - 9:19
    Jadi, apapun yang ia lakukan,
  • 9:19 - 9:21
    hasilnya selalu kosong.
  • 9:21 - 9:24
    Dan saya percaya paradigma mitologi inilah
  • 9:24 - 9:27
    yang menginspirasi ahli matematika India dahulu
  • 9:27 - 9:29
    hingga menemukan angka nol.
  • 9:29 - 9:31
    Siapa yang tahu?
  • 9:31 - 9:34
    Dan ini membawa kita pada mitologi dunia bisnis.
  • 9:34 - 9:37
    Jika kepercayaan Aleksander mempengaruhi perilakunya,
  • 9:37 - 9:41
    dan kepercayaan gymnosophist mempengaruhi perilakunya,
  • 9:41 - 9:46
    sehingga itu akan mempengaruhi bisnis yang mereka jalani.
  • 9:46 - 9:48
    Anda lihat, apa itu bisnis
  • 9:48 - 9:50
    namun hasil dari bagaimana pasar bekerja
  • 9:50 - 9:53
    dan bagaimana perilaku organisasi?
  • 9:53 - 9:56
    Dan jika anda lihat bagaimana kebudayaan di seluruh dunia,
  • 9:56 - 9:58
    apa yang anda perlu pahami adalah mitologi
  • 9:58 - 10:01
    dan anda akan melihat bagaimana mereka berperilaku, dan bagaimana menjalankan bisnis
  • 10:01 - 10:05
    Lihatlah.
  • 10:05 - 10:08
    Jika anda hidup hanya sekali, dalam kebudayaan satu kehidupan di seluruh dunia,
  • 10:08 - 10:10
    anda akan melihat obsesi pada logika biner,
  • 10:10 - 10:13
    kebenaran absolut, standarisasi,
  • 10:13 - 10:16
    keabsolutan, pola linear dalam desain.
  • 10:16 - 10:19
    Namun jika anda lihat pada kebudayaan yang memiliki cara pandang melingkar
  • 10:19 - 10:24
    dan berdasarkan kehidupan abadi, anda akan lihat logika yang kabur,
  • 10:24 - 10:26
    dengan opini,
  • 10:26 - 10:28
    dengan pemikiran kontekstual,
  • 10:28 - 10:31
    ketika semuanya relatif, kira-kira --
  • 10:31 - 10:32
    (Tertawa)
  • 10:32 - 10:34
    kebanyakan.
  • 10:34 - 10:35
    (Tertawa)
  • 10:35 - 10:38
    Anda lihat pada kesenian. Lihatlah penari balet.
  • 10:38 - 10:40
    Betapa linear pertunjukkannya.
  • 10:40 - 10:42
    Lalu lihatlah penari klasik India,
  • 10:42 - 10:44
    para penari Kuchipudi, para penari Bharatanatyam,
  • 10:44 - 10:46
    berkelok-kelok.
  • 10:46 - 10:49
    (Tertawa)
  • 10:49 - 10:51
    Dan lihatlah dunia bisnis.
  • 10:51 - 10:53
    Model standar bisnis:
  • 10:53 - 10:57
    visi, misi, nilai-nilai, proses-proses.
  • 10:57 - 10:59
    Terdengar seperti perjalan melewati
  • 10:59 - 11:01
    alam liar menuju tanah yang dijanjikan,
  • 11:01 - 11:03
    dengan kepemimpinan dipegang oleh para pemimpin.
  • 11:03 - 11:08
    Jika anda mematuhinya, anda akan masuk surga.
  • 11:08 - 11:10
    Namun di India tidak ada "sebuah" tanah yang dijanjikan.
  • 11:10 - 11:13
    Ada banyak tanah yang dijanjikan,
  • 11:13 - 11:16
    tergantung posisi anda di masyarakat,
  • 11:16 - 11:18
    tergantung tingkat kehidupan anda.
  • 11:18 - 11:22
    Anda lihat, bisnis tidak dijalankan sebagai institusi,
  • 11:22 - 11:25
    oleh kondisi khusus para individu.
  • 11:25 - 11:28
    Itu selalu mengenai selera.
  • 11:28 - 11:32
    Itu selalu mengenai selera saya.
  • 11:32 - 11:34
    Anda lihat, musk India, contohnya
  • 11:34 - 11:36
    tidak memiliki konsep harmoni.
  • 11:36 - 11:40
    Tidak ada konduktor orkestra.
  • 11:40 - 11:43
    Ada satu penari yang berdiri di sana, lalu diikuti oleh yang lainnya.
  • 11:43 - 11:47
    Dan anda tidak akan bisa meniru pertunjukkan itu dua kali.
  • 11:47 - 11:49
    Ini bukan mengenai dokumentasi dan kontrak.
  • 11:49 - 11:53
    Ini mengenai percakapan dan kepercayaan.
  • 11:53 - 11:57
    Ini bukan mengenai kepatuhan. Ini mengenai kondisi,
  • 11:57 - 12:01
    menyelesaikan pekerjaan, dengan membengkokkan atau melanggar aturan --
  • 12:01 - 12:03
    coba lihat orang India disekitar sini,
  • 12:03 - 12:05
    anda lihat mereka tersenyum, mereka paham ini.
  • 12:05 - 12:06
    (Tertawa)
  • 12:06 - 12:08
    Dan anda lihat orang yang telah mencoba berbisnis di India.
  • 12:08 - 12:10
    anda akan lihat kekesalan di wajah mereka.
  • 12:10 - 12:11
    (Tertawa)
  • 12:11 - 12:15
    (Tepuk tangan)
  • 12:15 - 12:17
    Anda lihat, inilah India hari ini. Kenyataan lapangan
  • 12:17 - 12:19
    didasarkan pada cara pandang dunia yang melingkar.
  • 12:19 - 12:22
    Jadi, cepat berubah, sangat berbeda-beda,
  • 12:22 - 12:25
    penuh kekacauan, ambigu, sulit diprediksi.
  • 12:25 - 12:28
    Dan orang-orang nyaman-nyaman saja
  • 12:28 - 12:30
    Lalu globalisasi datang.
  • 12:30 - 12:34
    Dan tuntutan pemikiran institusional modern pun tiba.
  • 12:34 - 12:38
    Yang berakar dari budaya satu-kehidupan.
  • 12:38 - 12:40
    Dan benturan akan berlangsung,
  • 12:40 - 12:43
    seperti di tepian sungai Indus.
  • 12:43 - 12:46
    Ini ditakdirkan untuk terjadi.
  • 12:46 - 12:49
    Saya punya pengalaman pribadi. Saya dilatih sebagai dokter medis.
  • 12:49 - 12:52
    Saya tidak mau mempelajari ilmu bedah. Jangan tanya saya kenapa.
  • 12:52 - 12:54
    Saya mencintai mitologi terlalu banyak.
  • 12:54 - 12:56
    Saya ingin mempelajari mitologi. Namun tidak ada tempat untuk mempelajarinya.
  • 12:56 - 12:58
    Jadi, saya harus mempelajarinya sendiri.
  • 12:58 - 13:01
    Dan mitologi tidak menghasilkan banyak uang, setidaknya, hingga kini.
  • 13:01 - 13:05
    (Tertawa)
  • 13:05 - 13:08
    Jadi, saya harus bekerja. Dan saya bekerja di industri farmasi.
  • 13:08 - 13:10
    Dan saya bekerja di industri kesehatan.
  • 13:10 - 13:12
    Dan saya bekerja sebagai tenaga pemasaran dan penjualan.
  • 13:12 - 13:15
    sebagai konsultan, sebagai ahli muatan, dan mengisi pelatihan.
  • 13:15 - 13:18
    Saya juga pernah sebagai konsultan bisnis, mengurusi strategi dan taktik.
  • 13:18 - 13:20
    Dan saya melihat kejengkelan
  • 13:20 - 13:23
    dari rekan-rekan Amerika dan Eropa saya,
  • 13:23 - 13:25
    ketika mereka berhadapan dengan India.
  • 13:25 - 13:28
    Contoh: Tolong jelaskan kami proses
  • 13:28 - 13:31
    untuk menagih rumah sakit.
  • 13:31 - 13:35
    Langkah A. Langkah B. Langkah C. Umumnya.
  • 13:35 - 13:37
    (Tertawa)
  • 13:37 - 13:39
    Bagaimana anda mengukur "umumnya'?
  • 13:39 - 13:43
    Bagaimana memasukkannya ke software? Tidak bisa.
  • 13:43 - 13:45
    Saya bisa memberikan cara pandang saya ke orang-orang.
  • 13:45 - 13:47
    Namun tidak ada yang tertarik untuk mendengarnya,
  • 13:47 - 13:51
    anda tahu, sampai saya bertemu dengan Kishore Biyani dari Future group.
  • 13:51 - 13:56
    Anda tahu, ia membangun jaringan retail terbesar, bernama Big Bazaar.
  • 13:56 - 13:58
    Dan ada lebih dari 200 format,
  • 13:58 - 14:00
    tersebar di 50 kota di India.
  • 14:00 - 14:04
    Ia berhadapan dengan pasar yang luas dan dinamis.
  • 14:04 - 14:06
    Dan secara intuitif ia tahu,
  • 14:06 - 14:08
    praktek terbaik,
  • 14:08 - 14:11
    yang berkembang di Jepang dan Cina dan Eropa dan Amerika
  • 14:11 - 14:14
    tidak akan bekerja di India
  • 14:14 - 14:18
    Ia tahu pemikiran institusional tidak bekerja di India. Pemikiran individu yang bisa.
  • 14:18 - 14:22
    Ia memiliki pemahaman intuitif mengenai struktur mitos di India.
  • 14:22 - 14:24
    Jadi, ia meminta saya menjadi Kepala Bagian Kepercayaan, dan berkata,
  • 14:24 - 14:27
    "Yang saya ingin kamu lakukan adalah menyelaraskan kepercayaan."
  • 14:27 - 14:29
    Terdengar sederhana.
  • 14:29 - 14:31
    Tapi kepercayaan tidak bisa diukur.
  • 14:31 - 14:33
    Anda tidak bisa mengukurnya. Tidak bisa mengaturnya.
  • 14:33 - 14:35
    Lalu, bagaimana membangun kepercayaan?
  • 14:35 - 14:39
    Bagaimana membangun sensitifitas orang pada ke-India-an.
  • 14:39 - 14:43
    Bahkan jika anda India, ini tidak terlalu eksplisit, tidak terlalu jelas.
  • 14:43 - 14:47
    Lalu, saya mengerjakan model standar budaya,
  • 14:47 - 14:49
    yaitu, mengembangkan cerita, simbol dan ritual.
  • 14:49 - 14:52
    Dan saya akan ceritakan satu ritual pada anda.
  • 14:52 - 14:55
    Anda lihat ini berdasarkan ritual Hindu Darshan.
  • 14:55 - 14:57
    Hindu tidak mempercayai konsep perintah.
  • 14:57 - 14:59
    Jadi, tidak ada yang salah atau benar dalam kehidupan.
  • 14:59 - 15:02
    Jadi, anda tidak terlalu yakin bagaimana bila berdiri di depan Tuhan.
  • 15:02 - 15:05
    Lalu, ketika anda ke kuil, yang anda cari adalah pertemuan dengan Tuhan.
  • 15:05 - 15:07
    Anda ingin melihat Tuhan.
  • 15:07 - 15:11
    Dan anda ingin Tuhan melihat anda, jadi Tuhan selalu memiliki mata besar.
  • 15:11 - 15:13
    mata-mata besar yang tidak berkedip,
  • 15:13 - 15:16
    terkadang terbuat dari perak,
  • 15:16 - 15:18
    jadi mereka melihat anda.
  • 15:18 - 15:20
    Karena anda tidak tahu apakah anda benar atau salah, lalu yang anda cari
  • 15:20 - 15:24
    adalah empati keilahian.
  • 15:24 - 15:27
    "Hanya tahu darimana saya berasal, kenapa saya lakukan Jugaad."
  • 15:27 - 15:28
    (Tertawa)
  • 15:28 - 15:30
    "Kenapa saya lakukan itu,
  • 15:30 - 15:35
    kenapa saya menghiraukan proses, pahami saya, tolong."
  • 15:35 - 15:38
    Dan berdasarkan ini kami menciptakan ritual bagi pemimpin.
  • 15:38 - 15:42
    Setelah pemimpin menyelesaikan pelatihannya dan hendak menangani toko,
  • 15:42 - 15:46
    kami menutup matanya, mengelilinginya dengan pemangku kepentingan,
  • 15:46 - 15:50
    pelanggan, keluarganya, timnya, bosnya.
  • 15:50 - 15:53
    Anda bacakan KRAnya, KPInya, anda berikan kuncinya,
  • 15:53 - 15:55
    dan ketika anda lepas tutup matanya.
  • 15:55 - 15:58
    Seringkali, anda temukan air mata,
  • 15:58 - 16:00
    karena telah tersadarkan.
  • 16:00 - 16:04
    Ia sadar, untuk menjadi sukses,
  • 16:04 - 16:07
    ia tidak perlu menjadi profesional,
  • 16:07 - 16:10
    ia tidak perlu menghilangkan emosinya,
  • 16:10 - 16:13
    ia harus melibatkan semua orang ini
  • 16:13 - 16:17
    dalam dunianya untuk sukses, untuk membuat mereka bahagia,
  • 16:17 - 16:19
    untuk membuat bosnya bahagia, untuk membuat semua orang bahagia.
  • 16:19 - 16:22
    Pelanggan bahagia, karena pelanggan adalah Tuhan.
  • 16:22 - 16:25
    Sensitifitas itu yang kita perlukan. Ketika kepercayaan itu masuk,
  • 16:25 - 16:28
    perilaku akan terjadi, bisnis pun berjalan.
  • 16:28 - 16:31
    Dan itu terjadi.
  • 16:31 - 16:34
    Jadi, ketika kita kembali ke Aleksander.
  • 16:34 - 16:36
    dan ke gymnosophist.
  • 16:36 - 16:40
    Dan semua orang bertanya, "Mana yang lebih baik, cara ini atau cara itu?"
  • 16:40 - 16:42
    Itu adalah pertanyaan yang berbahaya.
  • 16:42 - 16:46
    Karena itu akan mengantar anda ke jalur fundamentalisme dan kekerasan.
  • 16:46 - 16:48
    Jadi, saya tidak akan menjawab pertanyaan.
  • 16:48 - 16:50
    Yang akan saya berikan adalah jawaban India,
  • 16:50 - 16:52
    goyang kepala India.
  • 16:52 - 16:54
    (Tertawa)
  • 16:54 - 16:58
    (Tepuk tangan)
  • 16:58 - 17:00
    Tergantung pada konteksnya,
  • 17:00 - 17:02
    tergantung pada hasilnya,
  • 17:02 - 17:05
    pilih paradigma anda.
  • 17:05 - 17:08
    Anda lihat, karena paradigma adalah konstruksi manusia.
  • 17:08 - 17:11
    Mereka adalah ciptaan budaya,
  • 17:11 - 17:14
    bukan fenomena alam.
  • 17:14 - 17:17
    Dan lain kali jika anda bertemu seseorang, yang asing,
  • 17:17 - 17:19
    satu permohonan:
  • 17:19 - 17:22
    Pahami bila anda hidup dalam kebenaran subjektif,
  • 17:22 - 17:24
    dan demikian pula dia.
  • 17:24 - 17:26
    Pahamilah ini.
  • 17:26 - 17:31
    Ketika anda memahami ini, anda akan menemukan sesuatu yang luar biasa.
  • 17:31 - 17:33
    Anda akan menemukan bahwa dari tak terhingga banyaknya mitos-mitos,
  • 17:33 - 17:35
    terhampar kebenaran abadi.
  • 17:35 - 17:37
    Siapa bisa melihatnya?
  • 17:37 - 17:39
    Varuna memiliki seribu mata.
  • 17:39 - 17:42
    Indira, seratus.
  • 17:42 - 17:44
    Anda dan saya, hanya dua.
  • 17:44 - 17:47
    Terima kasih.
  • 17:47 - 18:05
    (Tepuk tangan)
Title:
Devdutt Pattanaik: Timur vs Barat -- mitos yang memistifikasi
Speaker:
Devdutt Pattanaik
Description:

Devdutt Pattanaik membuka mata kita atas mitos India dan dunia Barat -- serta menunjukkan bagaimana dua cara pandang yang sangat berbeda ini dalam melihat Tuhan, kematian dan surga, membuat kita seringkali saling salah memahami.

more » « less
Video Language:
English
Team:
closed TED
Project:
TEDTalks
Duration:
18:08
Aditya Muharam added a translation

Indonesian subtitles

Revisions