< Return to Video

【第65集】白话佛法开示 | 忍辱境界是佛根基(卢军宏 卢台长 心灵法门)

  • 0:01 - 0:05
    BHFF adalah Dharma yang mendalam
    dan diuraikan oleh Master Lu
  • 0:05 - 0:09
    dengan menggunakan
    bahasa sehari-hari.
  • 0:09 - 0:13
    Menggunakan filosofi kehidupan dan
    menggunakan contoh sederhana
  • 0:13 - 0:17
    di kehidupan sehari-hari
    untuk menjelaskannya.
  • 0:17 - 0:19
    Di dalam Bai Hua Fo Fa,
  • 0:19 - 0:23
    kita bisa memahami teori Dharma
    yang mendalam dan
  • 0:23 - 0:30
    memunculkan kembali sifat Kebuddhaan
    kita semua untuk mengubah nasib kita.
  • 0:30 - 0:35
    Silakan mendengar
    Bai Hua Fo Fa Master Lu.
  • 0:35 - 0:37
    65. Keadaan sabar dan menerima
    adalah dasar Buddha
  • 0:42 - 0:44
    Kalian lihat
    betapa luar biasanya Xin Jing",
  • 0:44 - 0:47
    semakin Shifu menjelaskan
    kepada kalian semakin menarik.
  • 0:47 - 0:50
    Karena "tidak ada perasaan, persepsi,
    formasi mental, dan kesadaran",
  • 0:50 - 0:51
    karena "tidak ada bentuk"
  • 0:51 - 0:54
    "tidak ada penderitaan, penyebabnya,
    penghentiannya, dan jalan",
  • 0:54 - 0:57
    "tidak ada kebijaksanaan
    juga tidak ada pencapaian",
  • 0:57 - 0:59
    ketika semuanya tidak ada,
    kamu akan memiliki sifat dasarmu.
  • 0:59 - 1:05
    Jika ruangan ini adalah milikmu,
    kamu menyewakannya kepada orang lain,
  • 1:05 - 1:08
    ruangan ini awalnya kosong,
  • 1:08 - 1:12
    kamu menyewakannya kepada
    penjual permen,
  • 1:12 - 1:17
    dia mengisi seperempat bagian
    dengan permen;
  • 1:17 - 1:20
    kamu menyewakannya kepada
    penjual tepung, lalu diisi dengan tepung;
  • 1:20 - 1:23
    kamu juga menyewakannya kepada
    penjual mesin;
  • 1:23 - 1:26
    akhirnya seperempat terakhir juga
    digunakan untuk menjual sesuatu,
  • 1:26 - 1:27
    gudang seluruhnya telah disewakan.
  • 1:27 - 1:30
    Bukankah di dalamnya sekarang
    memiliki segalanya?
  • 1:30 - 1:32
    Apakah kamu masih
    memiliki sifat dasarmu?
  • 1:32 - 1:36
    Kamu tidak bisa lagi memiliki rumah ini,
    tidak bisa melakukan apa-apa lagi.
  • 1:36 - 1:43
    Setelah semua ini diambil,
    kamu memiliki kembali rumah aslimu bukan?
  • 1:43 - 1:48
    Maka kamu telah memiliki
    kembali sifat dasarmu bukan?
  • 1:48 - 1:50
    Itulah prinsipnya.
  • 1:50 - 1:54
    Keadaan mencapai pencerahan Buddha
    adalah keadaan pencerahan sempurna,
  • 1:54 - 1:56
    ketika melihat orang lain tidak bahagia,
  • 1:56 - 1:58
    kamu harus menyadari
    "di mana saya berbuat salah?"
  • 1:58 - 2:05
    Jangan marah kepada orang lain,
    pasti diri sendiri yang bermasalah.
  • 2:05 - 2:08
    Jika kamu memiliki perasaan
    tidak baik terhadap sesuatu,
  • 2:08 - 2:14
    itu menunjukkan kamu belum
    menyelesaikan hal ini dengan sempurna,
  • 2:14 - 2:17
    belum mencapai pencerahan sempurna.
  • 2:17 - 2:22
    Ada satu sutra Buddha bernama
    "Sutra Pencerahan Sempurna",
  • 2:22 - 2:30
    yang menjelaskan bagaimana
    mencapai pencerahan sempurna,
  • 2:30 - 2:33
    sebenarnya adalah
    "tanpa mengambil tanpa membuktikan".
  • 2:33 - 2:35
    Setiap orang berkata
    "saya ingin ini, saya ingin itu",
  • 2:35 - 2:38
    pada akhirnya tidak ada satu pun
    yang bisa dibawa dari dunia ini;
  • 2:38 - 2:42
    hanya dengan mencapai pencerahan Buddha,
  • 2:42 - 2:46
    baru bisa mencapai keadaan
    pencerahan sempurna yang sejati.
  • 2:46 - 2:47
    Keadaan sempurna adalah
  • 2:47 - 2:52
    ketika telah membuktikan Dharma
    Buddha yang sempurna,
  • 2:52 - 2:57
    memahami sepenuhnya Dharma Buddha,
    baru akan memiliki keadaan Buddha.
  • 2:57 - 3:01
    Ketika kamu memahami sepenuhnya
    seseorang yang kamu sukai,
  • 3:01 - 3:04
    baru kamu bisa memilikinya.
  • 3:04 - 3:07
    Setelah memahami sepenuhnya
    Dharma Buddha,
  • 3:07 - 3:11
    baru akan mengikuti Buddha
    maju ke depan;
  • 3:11 - 3:15
    setelah memahami sepenuhnya welas
    asih agung Bodhisattva Guan Yin
  • 3:15 - 3:19
    yang membawa ketenangan dan
    kebahagiaan tanpa batas bagi kita,
  • 3:19 - 3:24
    baru bisa memiliki Dharma Buddha
    Bodhisattva Guan Yin.
  • 3:24 - 3:29
    Di masyarakat ada beberapa orang
    yang setelah membaca sedikit teks sutra,
  • 3:29 - 3:33
    merasa sudah sangat memahaminya,
    lalu mulai menjelaskan—
  • 3:33 - 3:36
    melanggar sila berbohong,
    menjelaskan tanpa pemahaman.
  • 3:36 - 3:39
    "Tidak boleh berbicara sembarangan
    tanpa pencerahan",
  • 3:39 - 3:41
    artinya tanpa mencapai pencerahan
    sifat Buddha,
  • 3:41 - 3:43
    kamu tidak boleh berbicara sembarangan.
  • 3:43 - 3:47
    Seperti seseorang yang tidak
    punya hak bicara tanpa investigasi.
  • 3:47 - 3:48
    Apakah kamu memahami hal ini?
  • 3:48 - 3:52
    Bicaralah setelah kamu memahami.
    Mengapa bicara jika tidak memahami?
  • 3:52 - 3:57
    Jika kamu berbicara tanpa pemahaman,
    akan ditertawakan orang,
  • 3:57 - 4:00
    itu sama saja memberitahu semua orang
  • 4:00 - 4:05
    "saya ini orang yang tidak punya otak,
    saya ini orang yang bicara sembarangan".
  • 4:05 - 4:09
    Maka kadang-kadang banyak orang
    yang menciptakan karma ucapan,
  • 4:09 - 4:18
    beberapa orang bahkan menciptakan
    karma yang membawa ke neraka.
  • 4:18 - 4:20
    Maka dalam realitas sejati
  • 4:20 - 4:24
    "sebenarnya tidak ada Bodhisattva
    dan makhluk hidup",
  • 4:24 - 4:27
    Dari mana datangnya Bodhisattva
    dan makhluk hidup?
  • 4:27 - 4:30
    Bodhisattva adalah makhluk hidup,
  • 4:30 - 4:33
    makhluk hidup yang tercerahkan
    adalah Bodhisattva,
  • 4:33 - 4:36
    Bodhisattva yang belum tercerahkan
    adalah makhluk hidup.
  • 4:36 - 4:38
    Maka ini memberitahu kita,
  • 4:38 - 4:43
    kehidupan Tathagata yang sejati tidak
    ada Bodhisattva dan makhluk hidup.
  • 4:43 - 4:47
    Orang yang bijaksana memperlakukan
    setiap orang sebagai Bodhisattva,
  • 4:47 - 4:49
    Buddha masa depan.
  • 4:49 - 4:51
    Jika seseorang memperlakukan
    orang lain sebagai Bodhisattva,
  • 4:51 - 4:54
    menurutmu apakah orang-orang
    akan menyukainya?
  • 4:54 - 4:56
    Dia pasti sangat
    menghormati setiap orang,
  • 4:56 - 5:01
    dia tidak akan memiliki kesombongan.
  • 5:01 - 5:09
    Manusia harus hidup dalam dunia realitas,
    yaitu dunia Tathagata yang sejati.
  • 5:09 - 5:13
    Pertama-tama tidak boleh berbohong,
    harus mengakui fakta.
  • 5:13 - 5:16
    Dan beberapa orang yang berlatih batin,
  • 5:16 - 5:19
    jelas-jelas diberitahu bahwa hal ini
    adalah benar, dia juga tidak percaya;
  • 5:19 - 5:22
    jelas-jelas dikatakan bahwa ini
    adalah hal Tathagata yang sejati,
  • 5:22 - 5:26
    dia juga berkata "mungkin bukan",
  • 5:26 - 5:32
    maka dia tidak akan pernah
    melihat keadaan Buddha yang sejati,
  • 5:32 - 5:35
    "jika percaya maka ada,
    jika tidak percaya maka tidak ada".
  • 5:35 - 5:40
    Realitas adalah kebenaran yang nyata
    dan pemahaman tentang keadaan Buddha.
  • 5:40 - 5:57
    Harus mengamati penderitaan,
    kekosongan, dan ketidakkekalan dunia.
  • 5:57 - 6:02
    Segala sesuatu di dunia ini adalah
    penderitaan, kosong dan tidak kekal,
  • 6:02 - 6:06
    apa yang begitu istimewa,
    yang berlalu biarlah berlalu,
  • 6:06 - 6:09
    satu kata, satu hal,
  • 6:09 - 6:12
    jika tanpa ego maka akan terbebas,
  • 6:12 - 6:16
    orang yang terbebas akan
    memiliki kebijaksanaan.
  • 6:16 - 6:19
    Membaca sutra adalah
    awal dari melihat sifat sejati hati,
  • 6:19 - 6:22
    jika sendiri tidak bisa
    memahami dengan jelas,
  • 6:22 - 6:25
    membaca lebih banyak sutra
    akan membantu melihat sifat sejati hati.
  • 6:25 - 6:28
    Pertentangan manusia,
  • 6:28 - 6:34
    dari masyarakat primitif hingga
    hari ini tidak pernah berhenti,
  • 6:34 - 6:36
    ini adalah kekuatan karma.
  • 6:36 - 6:39
    Karena manusia belum
    mencapai keadaan Buddha,
  • 6:39 - 6:41
    belum mencapai keadaan Bodhisattva,
  • 6:41 - 6:45
    tidak bisa lepas
    dari siklus buruk tersebut.
  • 6:45 - 6:48
    Maka ketika manusia melihat manusia,
  • 6:48 - 6:50
    pertama-tama adalah
    mencari kesalahan orang lain,
  • 6:50 - 6:56
    merendahkan orang lain,
    memuji diri sendiri,
  • 6:56 - 6:58
    iri pada orang lain,
  • 6:58 - 7:04
    membuat diri sendiri memiliki
    lebih banyak keinginan pribadi.
  • 7:04 - 7:08
    Karena sifat buruk manusia,
  • 7:08 - 7:11
    baru muncul berbagai
    pertentangan di dunia ini,
  • 7:11 - 7:17
    yaitu keinginan yang muncul
    untuk bertahan hidup,
  • 7:17 - 7:23
    keinginan-keinginan ini membuat kamu
    tidak bisa terbebas dari enam alam,
  • 7:23 - 7:26
    selamanya bereinkarnasi dalam enam alam.
  • 7:26 - 7:31
    Bodhisattva Guan Yin
    turun ke dunia manusia,
  • 7:31 - 7:34
    dengan sabar menasihati kita,
  • 7:34 - 7:40
    untuk mengendalikan dan membangkitkan
    perubahan sikap mental kita,
  • 7:40 - 7:42
    membuat kita memahami bahwa
  • 7:42 - 7:47
    segala sesuatu di dunia ini adalah
    penderitaan, kosong dan tidak kekal.
  • 7:47 - 7:49
    Hanya dengan memahami
    Dharma Buddha dengan baik,
  • 7:49 - 7:56
    hanya dengan menyempurnakan
    hati Buddha asli kita dengan baik,
  • 7:56 - 7:59
    membangkitkan sifat Buddha
    dalam batin kita,
  • 7:59 - 8:02
    mengubah sikap kita,
  • 8:02 - 8:06
    kehidupan baru akan menemukan
    Buddha yang sejati.
  • 8:06 - 8:15
    Buddha jauh di langit, dekat di mata,
    adalah Buddha sejati dalam batinmu,
  • 8:15 - 8:23
    adalah Buddha sejati kesadaran Amala
    dalam sembilan kesadaran batinmu,
  • 8:23 - 8:25
    adalah hati nurani dan sifat dasarmu,
  • 8:25 - 8:29
    sifat Buddha dirimu yang sejati,
    hati aslimu.
  • 8:29 - 8:32
    Maka harus memahami bahwa
    belajar Buddha adalah suatu pemahaman,
  • 8:32 - 8:35
    belajar Buddha adalah
    memberi bantuan kepada orang lain,
  • 8:35 - 8:38
    belajar Buddha adalah kunci untuk
    membebaskan diri
  • 8:38 - 8:44
    dari berbagai masalah
    dan kesedihan saat ini.
  • 8:44 - 8:46
    Jika hari ini kamu
    tidak bisa melakukan ini,
  • 8:46 - 8:52
    itu menunjukkan kamu belum terbebas,
    masih bereinkarnasi dalam penderitaan;
  • 8:52 - 8:56
    hanya dengan melepaskan sepenuhnya,
    baru bisa terbebas sepenuhnya.
  • 8:56 - 9:00
    Seberapa banyak kamu melepaskan,
    sebanyak itu kamu terbebas;
  • 9:00 - 9:13
    melepaskan sepenuhnya, maka mendapatkan
    pembebasan sempurna yang menyeluruh.
  • 9:13 - 9:17
    Baik, terakhir Shifu akan menceritakan
    sebuah kisah Dharma kepada kalian.
  • 9:17 - 9:25
    Setiap hari Sang Buddha dan murid-muridnya menerapkan sistem Pindapata
  • 9:25 - 9:29
    Apakah itu hanya memenuhi sandang pangannya saja?
  • 9:29 - 9:31
    Bukan
  • 9:32 - 9:38
    Para Biksu bisa saja bertani
  • 9:38 - 9:42
    Apa tujuannya mereka menerapkan sistem Pindapata?
  • 9:42 - 9:49
    Para Biksu memberikan kesempatan untuk menambah akar kebajikan mereka
  • 9:49 - 9:52
    Akan tetapi, banyak yang tidak mengerti dan berkata:
  • 9:52 - 9:58
    "Kenapa kalian tidak masak, sehingga kalian harus menerima persembahan dari orang lain?"
  • 9:58 - 10:04
    Maksud Sang Buddha adalah membiarkan para penyumbang untuk mendapatkan balasan berkah yang besar
  • 10:04 - 10:11
    Jika tidak ada orang yang mengemis, bagaimana Anda berdana?
  • 10:11 - 10:20
    Harus ada yang menerima semua Dhamma Dana, Amisa Dana, Abhaya Dana yang Anda berikan, kan?
  • 10:20 - 10:25
    Jika Biksu menerima pemberian Anda, maka Anda akan mendapatkan balasan berkah yang besar
  • 10:25 - 10:28
    Cerita yang akan saya ceritakan adalah
  • 10:28 - 10:38
    Seorang Brahmana yang akhirnya memahami keresahan dalam hatinya dan mendapatkan penerangan sempurna
  • 10:38 - 10:42
    Di kota Shravasti terdapat seorang Brahmana
  • 10:42 - 10:50
    Seperti yang kalian tahu Brahmana adalah bangsawan yang memiliki kedudukan di India
  • 10:50 - 10:56
    Dia terlahir sebagai seorang yang cerdas dan bijaksana
  • 10:56 - 10:58
    Dia juga memiliki harta kekayaan yang tak terbatas
  • 10:58 - 11:02
    Dia sangat kaya, hartanya bisa menandingi aset negara
  • 11:02 - 11:05
    Itu artinya dia sangat kaya
  • 11:05 - 11:10
    Seumur hidupnya, dia mendapatkan apa yang dia inginkan
  • 11:10 - 11:16
    Semua rakyat yang ada di kota itu sangat mengaguminya
  • 11:16 - 11:20
    Dia sangat tidak menyukai Dharma
  • 11:20 - 11:22
    Dia sering mengatakan:
  • 11:22 - 11:25
    "Berdana adalah sebuah keborosan"
  • 11:25 - 11:29
    "Berbuat baik adalah tindakan yang tidak bermoral"
  • 11:29 - 11:33
    Lihat, dia sama sekali tidak memiliki akar Kebuddhaan
  • 11:33 - 11:40
    Suatu siang hari, Ariya Sariputra mengeluarkan kemampuan Iddhi-vidha(Kekuatan yang bisa pergi ke mana saja)
  • 11:40 - 11:48
    Dari tempat yang jauh, dia bisa muncul di hadapan Brahmana ini
  • 11:48 - 11:53
    Sariputra diam berdiri dan sambil memegang mangkok dana
  • 11:53 - 11:55
    Dia tiba-tiba diam berdiri di hadapannya
  • 11:55 - 12:06
    Brahmana yang baru saja ingin makan ini, tiba-tiba dia melihat Arya Sariputra
  • 12:06 - 12:10
    Dia sangat ingin memarahinya
  • 12:10 - 12:17
    Dia biasanya memandang rendah para penganut tradisi Pindapata
  • 12:17 - 12:25
    Pada saat dia bersiap memarahinya, akan tetapi ketika dia baru saja ingin berbicara, dia terpikirkan sebuah rencana
  • 12:25 - 12:30
    Dia ingin Biksu ini mendapatkan penghinaan
  • 12:30 - 12:33
    Lalu Brahmana berbalik dan duduk kembali
  • 12:33 - 12:38
    Dia seperti tidak melihat Arya Sariputra
  • 12:38 - 12:40
    Dia bahkan tidak menatapnya
  • 12:40 - 12:44
    Dia tidak mengusirnya dan juga tidak menyambutnya
  • 12:44 - 12:48
    Dia tidak mempedulikannya dan dia lanjut makan
  • 12:48 - 12:53
    Setelah beberapa saat, Brahmana ini sudah selesai makan
  • 12:53 - 12:59
    Awalnya dia ingin menggunakan air ini untuk mencuci tangan dan berkumur
  • 12:59 - 13:07
    Setelah dia melihatnya, dia langsung menuangkan air ini ke dalam mangkok dananya Arya Sariputra
  • 13:07 - 13:09
    Awalnya ingin digunakan untuk mencuci tangan, akan tetapi dia menuangnya ke dalam mangkok dana
  • 13:09 - 13:19
    Dan dia berkata: "Inilah yang ingin saya sumbangkan pada hari ini, Anda sudah boleh pergi"
  • 13:19 - 13:21
    Dia mempermalukannya
  • 13:21 - 13:29
    Tidak kepikiran, Arya Sariputra sama sekali tidak marah, dia malah mendoakannya dengan welas asih dan berkata:
  • 13:29 - 13:38
    "Semoga persembahan Anda yang tulus ini bisa membuahkan balasan berkah yang tak terhingga"
  • 13:38 - 13:44
    Setelah mengatakannya, Sariputra meninggalkannya
  • 13:44 - 13:52
    Jika menurut pemikiran orang zaman sekarang, ini adalah perkataan yang digunakan untuk menyinggungnya
  • 13:52 - 13:54
    Akan tetapi, Sariputra itu bermaksud tulus
  • 13:54 - 13:59
    Dia merasa bahwa: "Anda telah menyumbangkan semangkok air, saya sangat bersyukur"
  • 13:59 - 14:04
    Brahmana yang melihat bayangan Sariputra yang pelan-pelan menjauh
  • 14:04 - 14:11
    Tiba-tiba hatinya muncul pemikiran yang menakutkan
  • 14:11 - 14:15
    Dia sambil berjalan sambil berpikir:
  • 14:15 - 14:22
    "Jika Sramana ini membicarakan tindakan saya ini kemana-mana,
  • 14:22 - 14:29
    maka orang-orang akan menganggap saya adalah orang pelit yang tidak sopan"
  • 14:29 - 14:31
    Semakin Brahmana ini berpikir semakin dia tidak tenang
  • 14:31 - 14:37
    Lalu dia menyuruh pembantunya untuk membawa Sariputra kembali lagi
  • 14:37 - 14:44
    Setelah Arya Sariputra pergi dari sana, dia langsung kembali ke Jetavana
  • 14:44 - 14:46
    Dia berpikir:
  • 14:46 - 14:56
    "Hari ini saya mendapatkan sumbangan semangkok air, saya ingin membuat penyumbang ini mendapatkan keuntungan terbesar"
  • 14:56 - 14:58
    Itu artinya dia ingin menjadikan sumbangan air sebagai pahala
  • 14:58 - 15:02
    Beberapa saat kemudian, dia terpikirkan sebuah cara
  • 15:02 - 15:12
    Dia menuang air yang terdapat di mangkok dana tersebut ke dalam lumpur, karena lumpur pada saat itu sangat keras
  • 15:12 - 15:16
    Dia menuang air tersebut ke dalam lumpur dan mencampurinya
  • 15:16 - 15:22
    Tunggu pada saat campuran lumpur dan air itu lembut, dia baru mengambilnya
  • 15:22 - 15:29
    Dia menaburkannya ke tempat yang biasa Sang Buddha lalui
  • 15:29 - 15:31
    Seperti yang kalian tahu
  • 15:31 - 15:35
    Pada saat itu, Sang Buddha tidak memakai alas kaki
  • 15:35 - 15:42
    Ketika mencampurkan lumpur dan air, lumpur akan menjadi lembut
  • 15:42 - 15:45
    Kemudian, dia berkata kepada Sang Buddha:
  • 15:45 - 15:49
    "Sang Buddha, penyumbang ini terlahir pelit"
  • 15:49 - 15:53
    "Dia hanya rela menyumbangkan air ini"
  • 15:53 - 15:59
    "Kemudian agar dia terhindar dari 3 alam bawah,
  • 15:59 - 16:06
    jadi saya mencampuri air dan lumpur ini untuk menjadi jalan yang Engkau lalui ini"
  • 16:06 - 16:12
    "Mohon welas asih Sang Buddha untuk berjalan di atas tanah ini
  • 16:12 - 16:18
    agar Brahmana ini mendapatkan balasan berkah terbesar untuk selamanya"
  • 16:18 - 16:25
    Arya Sariputra sangat tulus
  • 16:25 - 16:31
    Dia berharap Sang Buddha melewati lumpur lembut yang sudah dia tabur itu
  • 16:31 - 16:35
    Dengan demikian, Brahmana ini akan mendapatkan balasan berkah terbesar
  • 16:35 - 16:43
    Setelah Sang Buddha mendengar penjelasan Arya Sariputta, dia sangat berwelas asih dan menerima permintaannya
  • 16:43 - 16:46
    Kemudian Ia memasuki konsentrasi benar
  • 16:46 - 16:52
    Ia pun berjalan melewati lumpur yang banyak ini
  • 16:52 - 16:58
    Pada saat itu, pembantu yang diperintahkan oleh Brahmana melihat kejadian ini
  • 16:58 - 17:00
    Dia sangat tersentuh
  • 17:00 - 17:05
    Dia segera kembali ke rumah Brahmana dan menjelaskan kejadian itu
  • 17:05 - 17:09
    Itu artinya dia segera memberi tahu kejadian ini ke Brahmana
  • 17:09 - 17:23
    "Oh Brahmana, sang Buddha yang mahatinggi meninggalkan kedudukan rajaNya yang diimpikan orang-orang."
  • 17:23 - 17:30
    "Dia memimpin murid-muridNya untuk membina diri dan mempraktik tradisi Pindapata"
  • 17:30 - 17:33
    "Apakah dia tidak memiliki makanan? Dia ada makanan"
  • 17:33 - 17:41
    "Dia hanya ingin semua makhluk memupuk berkah dan memberikan kesempatan menumbuhkan akar kebajikan"
  • 17:41 - 17:43
    "Dia sangat berwelas asih"
  • 17:43 - 17:50
    "Dia tidak mementingkan kepentingan diri sendiri untuk melakukan kegiatan meminta sumbangan ini"
  • 17:50 - 17:57
    Setelah Brahmana itu mendengarnya, dia merasa malu akan perbuatan dan pemikiran jahatnya
  • 17:57 - 18:06
    Lalu dia membawa anggotanya datang ke Jetavana untuk meminta pertobatan pada Sang Buddha
  • 18:06 - 18:10
    Dia berharap Sang Buddha bisa mengampuni kebodohannya
  • 18:10 - 18:17
    Sang Buddha membabarkan Tisarana (Tiga Mestika) dan memberikan pencerahan kepadanya
  • 18:17 - 18:26
    Pada saat itu, Brahmana menyingkirkan segala keresahan di dalam hatinya dan langsung mencapai penerangan
  • 18:26 - 18:37
    Cerita ini memberi tahu kita untuk memberi pengertian dan memahami orang lain
  • 18:37 - 18:43
    Tujuan seseorang hidup adalah untuk memberi pengertian dan memahami orang lain
  • 18:43 - 18:48
    Jika Anda mengerti untuk memberi pengertian dan memahami orang lain, maka Anda akan menoleransi orang lain
  • 18:48 - 18:51
    Dengan begitu, hidup Anda akan dipenuhi kehangatan
  • 18:51 - 18:54
    Hidup Anda akan tenang
  • 18:54 - 19:02
    Kebanyakan penyebab munculnya keresahan adalah kita tidak mampu memberi pengertian kepada orang lain
  • 19:02 - 19:05
    Kita tidak bisa memprediksi datangnya marabahaya
  • 19:05 - 19:09
    Suasana hati setiap orang akan mengalami perubahan
  • 19:09 - 19:14
    Kita jangan terlalu menaruh perhatian kepada pendapat dan kelekatan kita sendiri
  • 19:14 - 19:17
    Kita harus lebih bisa memahami orang lain
  • 19:17 - 19:22
    Jika sesama manusia tidak bisa saling memahami, maka mereka tidak akan bisa saling mengalah
  • 19:22 - 19:25
    Dengan demikian, mereka akan menyakiti pihak lawan
  • 19:25 - 19:31
    Kita harus mengenali bahwa dunia ini akan ada kemajuan dan kemunduran
  • 19:31 - 19:39
    Jika Anda mengerti untuk mengalah, maka Anda akan menyadari bahwa pentingnya ketenangan
  • 19:39 - 19:41
    Apa yang perlu disombongkan?
  • 19:41 - 19:42
    Ketenangan
  • 19:42 - 19:46
    Hidup ini penuh dengan kesedihan
  • 19:46 - 19:53
    Kita harus melepaskan kelekatan kita
  • 19:53 - 19:57
    Kita harus melepaskan kelekatan kita pada orang lain
  • 19:57 - 20:08
    Sesuatu yang harus manusia dapatkan dalam hidup adalah hati yang memahami orang lain, hati yang polos dan murni,
  • 20:08 - 20:17
    satu keyakinan, satu badan yang sehat, dan satu mentalitas yang seimbang
  • 20:17 - 20:23
    Ktia juga harus memiliki kualitas tidur yang stabil dan sebuah hati yang penuh pengharapan akan masa depan
  • 20:23 - 20:28
    dan hati yang bersyukur akan kehidupan ini
  • 20:28 - 20:36
    Orang yang benar-benar memahami Dharma adalah orang yang bisa melihat masa depan dan terang
  • 20:36 - 20:40
    Jadi kita harus belajar Dharma dan membina diri
  • 20:40 - 20:42
    agar kita bisa menyingkirkan keserakahan, kebencian, kebodohan, kesombongan dan keraguan
  • 20:42 - 20:53
    Menggunakan hati Kebuddhaan dalam kegigihan dan kesabaran untuk menuju ke Bodhi dan pencerahan
  • 20:58 - 21:02
    "Bai Hua Fo Fa" hari ini kita cukupkan sampai pada hari ini
  • 21:02 - 21:05
    Kita bertemu di acara berikutnya. Sampai jumpa!
  • 21:05 - 21:06
    Terima kasih!
  • 21:11 - 21:14
    Terima kasih telah menyaksikan pencerahan Bai Hua Fo Fa Master Lu Junhong
    Bergembira dalam dharma bersama dan menyelamatkan makhluk yang berjodoh
    Silakan menyaksikan episode selanjutnya
Title:
【第65集】白话佛法开示 | 忍辱境界是佛根基(卢军宏 卢台长 心灵法门)
Description:

more » « less
Video Language:
Chinese, Simplified
Duration:
21:25

Indonesian subtitles

Revisions Compare revisions