< Return to Video

Tiada Kelahiran Tiada Kematian

  • 0:00 - 0:05
    Anda tidak dapat menjadikan sesuatu
    menjadi tidak ada sama sekali.
  • 0:05 - 0:08
    Sehelai kertas seperti
  • 0:08 - 0:10
    awan, tidak pernah bisa mati.
  • 0:10 - 0:15
    Ia hanya dapat berubah
  • 0:15 - 0:17
    menjadi bentuk lain
  • 0:17 - 0:20
    dan itu sebabnya
  • 0:20 - 0:22
    hakikat sejati dari nyala api
  • 0:22 - 0:24
    hakikat sejati dari sehelai kertas
  • 0:24 - 0:26
    hakikat sejati dari awan
  • 0:26 - 0:30
    adalah tiada datang tiada pergi,
  • 0:31 - 0:33
    tidak lahir tidak mati.
  • 0:39 - 0:41
    Lihat potongan kecil
  • 0:41 - 0:44
    kertas ini.
  • 0:47 - 0:50
    Lihat dengan konsentrasi Anda.
  • 0:52 - 0:54
    Ketika saya melihat
  • 0:54 - 0:56
    kertas ini dengan mendalam,
  • 0:56 - 0:59
    saya bisa melihat
  • 0:59 - 1:02
    awan mengambang di sana.
  • 1:08 - 1:10
    Kita tidak perlu menjadi seorang penyair
  • 1:10 - 1:11
    agar dapat melihat awan
  • 1:11 - 1:13
    dalam sehelai kertas.
  • 1:14 - 1:16
    Kita tahu betul bahwa
  • 1:16 - 1:21
    jika tidak ada awan
  • 1:21 - 1:23
    maka tidak akan ada hujan
  • 1:23 - 1:27
    dan pohon tidak bisa tumbuh
  • 1:27 - 1:33
    dan tanpa pohon kita tidak dapat membuat adonan
  • 1:34 - 1:37
    untuk kertas.
  • 1:37 - 1:39
    Jadi jelas bahwa
  • 1:39 - 1:42
    awan ada di sini
  • 1:42 - 1:45
    Ia ada di dalam kertas.
  • 1:46 - 1:50
    Kertas terbuat dari elemen bukan-kertas,
  • 1:50 - 1:55
    dan air, awan adalah salah satu dari
  • 1:55 - 1:58
    elemen bukan-kertas.
  • 1:58 - 2:00
    Anda dapat melihat hujan,
  • 2:00 - 2:03
    Anda dapat melihat hutan dan pepohonan.
  • 2:03 - 2:07
    Dengan mata seorang praktisi meditasi,
    Anda dapat meilhat
  • 2:07 - 2:11
    sesuatu yang orang lain tidak bisa lihat.
  • 2:11 - 2:14
    Ketika saya menyentuh
  • 2:14 - 2:16
    kertas ini, saya menyentuh hutan,
  • 2:16 - 2:19
    saya menyentuh pepohonan.
  • 2:19 - 2:21
    Jika Anda menghapus hutan,
  • 2:21 - 2:24
    jika Anda menghapus pohon
    dari sehelai kertas,
  • 2:24 - 2:27
    kertas itu tidak akan ada untukmu
  • 2:29 - 2:32
    Jadi saya menyentuh awan
  • 2:32 - 2:36
    saya menyentuh pepohonan
  • 2:36 - 2:39
    dan Anda tahu bahwa
  • 2:39 - 2:41
    pohon membawa bumi di dalamnya.
  • 2:41 - 2:45
    Tanpa bumi dan mineral di bawahnya
  • 2:45 - 2:49
    pohon tidak dapat tumbuh.
  • 2:49 - 2:52
    Oleh karena itu, ketika saya menyentuh kertas, pohon,
  • 2:52 - 2:53
    saya menyentuh bumi,
  • 2:53 - 2:55
    saya menyentuh mineral.
  • 2:55 - 2:58
    Mereka semua ada di sini.
  • 3:00 - 3:03
    Ketika saya menyentuh sehelai kertas ini,
    saya menyentuh
  • 3:03 - 3:06
    sinar matahari.
  • 3:07 - 3:11
    Tanpa matahari tidak ada pohon yang dapat tumbuh.
  • 3:11 - 3:15
    Saya dapat menyentuh matahari
    tanpa membakar jari saya.
  • 3:17 - 3:19
    Itu sebabnya
  • 3:19 - 3:22
    kita melihat bahwa
  • 3:23 - 3:26
    semua hal dapat ditemukan,
  • 3:26 - 3:29
    dapat disentuh dalam sehelai kertas.
  • 3:31 - 3:35
    Sekarang ketika kita bertanya tentang
  • 3:35 - 3:38
    dari mana datangnya sehelai kertas ini
  • 3:40 - 3:43
    kita juga menemukan hal yang sama.
  • 3:43 - 3:46
    Kertas ini tidak datang dari mana pun.
  • 3:46 - 3:49
    Ia hanya bermanifestasi dalam bentuk
  • 3:49 - 3:53
    sehelai kertas.
  • 3:53 - 3:57
    Sebelum mengambil bentuk sehelai kertas
  • 3:57 - 4:00
    ia berupa sesuatu yang lain,
  • 4:00 - 4:03
    seperti pepohonan,
  • 4:03 - 4:06
    awan, sinar matahari.
  • 4:06 - 4:09
    Jadi ini hanyalah kelanjutan,
  • 4:09 - 4:12
    ini bukan hasil ciptaan.
  • 4:12 - 4:16
    Menciptakan berarti dari tidak ada
    Anda menjadi sesuatu,
  • 4:16 - 4:18
    dari bukan siapa-siapa
    Anda tiba-tiba menjadi seseorang.
  • 4:18 - 4:21
    Tapi ini bukan seperti itu.
  • 4:21 - 4:25
    Kertas ini bukan berasal
    dari bukan sesuatu.
  • 4:25 - 4:26
    Ia berasal dari pepohonan,
  • 4:26 - 4:29
    dari sinar matahari,
  • 4:29 - 4:32
    dari awan, dari bumi,
  • 4:32 - 4:35
    dari para pekerja di pabrik.
  • 4:35 - 4:38
    Jadi hakikat dari sehelai kertas ini
  • 4:38 - 4:42
    adalah hakikat dari tiada kelahiran.
  • 4:43 - 4:46
    Dilahirkan...
  • 4:46 - 4:49
    kita pikir dilahirkan berarti
    dari bukan sesuatu
  • 4:49 - 4:51
    tiba-tiba Anda menjadi sesuatu,
  • 4:51 - 4:56
    dari tak berwujud menjadi berwujud,
  • 4:56 - 4:59
    dari bukan siapa-siapa
    Anda menjadi seseorang.
  • 4:59 - 5:02
    Itu yang artinya dilahirkan,
  • 5:02 - 5:05
    itu artinya lahir.
  • 5:05 - 5:07
    Tetapi jika melihat secara mendalam, kita melihat
  • 5:07 - 5:11
    bahwa sebelum berbentuk sehelai kertas,
  • 5:11 - 5:19
    kertas ini pernah berupa sesuatu yang lain
  • 5:19 - 5:23
    Ketika Anda menunjuk pepohonan,
    dan pohon bisa dilihat di sini.
  • 5:23 - 5:25
    Thay terkasih, Sangha terkasih,
  • 5:25 - 5:28
    di kehidupan sebelum ini
    aku pernah menjadi pohon,
  • 5:28 - 5:30
    aku pernah menjadi awan.
  • 5:30 - 5:35
    dan kemudian kita dapat
    menganggapnya sehelai kertas.
  • 5:35 - 5:39
    Ia mengungkapkan kebenaran pada kita
  • 5:39 - 5:42
    dan hakikat sejati dari sehelai kertas ini adalah
  • 5:43 - 5:47
    hakikat tiada datang, tiada kelahiran.
  • 5:50 - 5:53
    Begitu juga dengan hakikat nyala api.
  • 5:56 - 6:00
    Dan sehelai kertas ini tidak pernah lahir
  • 6:00 - 6:05
    karena momen yang kita percayai
    sebagai momen kelahiran
  • 6:05 - 6:09
    sebenarnya hanyalah momen berkelanjutan.
  • 6:09 - 6:12
    Seperti awan
  • 6:12 - 6:15
    ketika ia
  • 6:15 - 6:19
    menjadi hujan
  • 6:22 - 6:26
    itu bukanlah momen kematian,
  • 6:26 - 6:30
    itu hanyalah momen berkelanjutan.
  • 6:31 - 6:35
    Karena mati,
  • 6:35 - 6:41
    dalam pikiran kita mati berarti
    dari sesuatu menjadi tiada.
  • 6:41 - 6:43
    Anda menjadi tiada.
  • 6:43 - 6:48
    Dari seseorang, Anda tiba-tiba
    menjadi bukan siapa-siapa.
  • 6:48 - 6:53
    Mustahil bagi awan untuk mati.
  • 6:53 - 6:58
    Anda tidak dapat mengubah
    awan menjadi bukan sesuatu.
  • 6:58 - 7:00
    Awan dapat menjadi hujan,
  • 7:00 - 7:09
    salju, butiran es, mata,
  • 7:09 - 7:13
    tapi tidak mungkin bagi awan untuk mati,
  • 7:13 - 7:17
    menjadi tiada.
  • 7:17 - 7:21
    Jadi hakikat sejati awan adalah
  • 7:22 - 7:24
    tiada kematian,
  • 7:24 - 7:26
    tiada datang, tiada pergi,
  • 7:26 - 7:29
    tiada lahir, tiada mati.
  • 7:29 - 7:31
    Kertas ini seperti itu juga,
  • 7:31 - 7:34
    bahkan jika saya membakar kertas ini
  • 7:34 - 7:39
    saya tidak dapat menghilangkannya.
  • 7:41 - 7:48
    Jika Anda mengamati kertas yang terbakar ini,
  • 7:48 - 7:51
    saya dapat meminta api melakukannya, tapi kita
  • 7:51 - 7:54
    memiliki cukup kekuatan untuk melihatnya
  • 7:54 - 7:58
    walau tanpa
  • 7:58 - 8:00
    wujud (api).
  • 8:01 - 8:05
    Dalam proses pembakaran
  • 8:07 - 8:12
    kita dapat melihat manifestasi dari panas api
  • 8:12 - 8:17
    tapi hati-hati Anda dapat membakar jari Anda
  • 8:17 - 8:20
    Lalu panasnya menyebar ke dalam diri Thay
  • 8:20 - 8:22
    juga ke dalam diri Anda semua
  • 8:22 - 8:23
    ke alam semesta
  • 8:23 - 8:28
    itulah kelanjutan dari kertas ini.
  • 8:30 - 8:36
    Berhentinya manifestasi dari suatu bentuk,
    pada saat yang sama
  • 8:36 - 8:41
    adalah awal dari manifestasi bentuk yang baru.
  • 8:41 - 8:47
    Dan karena Anda mengamatinya
    dengan seluruh konsentrasi Anda,
  • 8:47 - 8:50
    Anda melihat asap yang muncul,
  • 8:51 - 8:55
    Asap yang muncul juga adalah
    bentuk kelanjutan yang baru
  • 8:55 - 8:58
    dari kertas itu.
  • 8:58 - 9:06
    Lalu kita dapat melihat ke atas dan berkata,
    "Selamat tinggal, kertas, sampai bertemu lagi".
  • 9:06 - 9:12
    Karena helaian kertas sekarang
    dalam wujudnya yang baru,
  • 9:12 - 9:13
    asap.
  • 9:13 - 9:16
    Ia akan bergabung dengan awan,
  • 9:16 - 9:20
    dan besok kita mungkin bertemu lagi dalam wujud berupa
  • 9:22 - 9:27
    tetes air hujan, di sini, di dahi kita.
  • 9:30 - 9:37
    Kita harus mengenali kertas itu
    dalam wujud barunya,
  • 9:37 - 9:41
    panas yang ada dalam diri kita sekarang,
  • 9:41 - 9:44
    yang juga ada dalam semesta sekarang,
  • 9:44 - 9:48
    asap yang sekarang ada di langit,
  • 9:48 - 9:52
    dan mungkin besok di dalam cangkir teh.
  • 9:52 - 9:59
    Inilah yang dapat dilihat oleh praktisi meditasi.
  • 10:03 - 10:05
    Lalu
  • 10:05 - 10:09
    ada sejumlah abu yang tertinggal,
  • 10:09 - 10:16
    dan seorang biksu muda
    dapat menaburnya kembali ke tanah
  • 10:16 - 10:20
    dan mungkin dalam beberapa tahun kemudian
  • 10:20 - 10:23
    ketika ada retret di Stonehill
  • 10:23 - 10:26
    kita akan melihat
  • 10:26 - 10:28
    ada rumput yang tumbuh
  • 10:28 - 10:31
    yang merupakan kelanjutan dari abu tadi.
  • 10:31 - 10:34
    Jadi Anda tidak dapat menjadikan sesuatu
  • 10:34 - 10:36
    menjadi tidak ada sama sekali.
  • 10:36 - 10:39
    Sehelai kertas sama seperti awan,
  • 10:39 - 10:41
    tidak pernah bisa mati.
  • 10:41 - 10:46
    Ia hanya dapat bertransformasi
  • 10:46 - 10:48
    dalam bentuk lain.
  • 10:48 - 10:52
    Itu sebabnya hakikat sejati dari nyala api,
  • 10:52 - 10:54
    hakikat sejati dari kertas,
  • 10:54 - 10:58
    hakikat sejati dari awan adalah
  • 10:58 - 11:01
    hakikat tiada datang, tiada pergi
  • 11:01 - 11:04
    tiada lahir, tiada mati.
  • 11:05 - 11:08
    Tiada lahir, tiada mati.
  • 11:08 - 11:25
    "Jika Anda menghapus hutan,
    jika Anda menghapus pohon dari sehelai kertas,
    kertas itu tidak akan ada untukmu."
    ~Thich Nhat Hanh
Title:
Tiada Kelahiran Tiada Kematian
Description:

more » « less
Video Language:
English
Duration:
11:27

Indonesian subtitles

Revisions