-
BHFF adalah Dharma yang mendalam
dan diuraikan oleh Master Lu
-
dengan menggunakan bahasa sehari-hari.
-
Menggunakan filosofi kehidupan
dan menggunakan contoh sederhana
-
di kehidupan sehari-hari
untuk menjelaskannya.
-
Di dalam Bai Hua Fo Fa,
-
kita bisa memahami teori Dharma
yang mendalam dan
-
memunculkan kembali sifat Kebuddhaan
kita semua untuk mengubah nasib kita.
-
Silakan mendengar
Bai Hua Fo Fa Master Lu.
-
67. Hati tanpa keinginan,
hati tanpa arah
-
Jika kalian memahami ajaran Buddha,
kalian akan memahami sifat manusia,
-
dan secara perlahan akan memahami
seperti apa sifat Buddha itu.
-
Kesedihan besar tanpa air mata,
tawa besar tanpa suara,
-
karena itulah banyak orang
menangis dalam kebahagiaan.
-
Shifu memberi tahu kalian
dengan harapan
-
kalian dapat memahami
bagaimana tingkatan Buddha itu,
-
apa yang dilakukan Bodhisattva
ketika turun ke dunia manusia,
-
dan apa yang seharusnya
kalian lakukan di dunia saat ini.
-
Seseorang yang mempelajari ajaran
Buddha harus memiliki hati yang bersih.
-
Dalam kitab sutra ada sebuah
kata-kata bijak,
-
"Jangan biarkan hati terpengaruh
oleh bentuk,
-
jangan biarkan hati terpengaruh oleh
suara, aroma, rasa, sentuhan, dan hukum.
-
Hati harus bebas dari keterikatan."
-
Artinya memberitahu kita bahwa
-
kita tidak boleh membiarkan
hati kita terpengaruh oleh bentuk.
-
Di dunia ini, kita tidak boleh tergoda
oleh ketenaran dan keuntungan duniawi.
-
Hati kita tidak boleh berubah begitu saja
mengikuti materi atau pikiran orang lain.
-
"Jangan biarkan hati terpengaruh oleh
suara, aroma, rasa, sentuhan, dan hukum"
-
berarti kita tidak boleh tergoda
hanya karena mencium aroma wangi,
-
tidak seharusnya terpengaruh oleh
suara atau perkataan orang lain.
-
"Hati harus bebas dari keterikatan"
-
adalah kalimat terkenal dari Sutra Intan
-
yang hari ini Shifu
secara khusus sampaikan
-
untuk dijelaskan kepada kalian semua.
-
Patriark keenam aliran Zen mencapai
pencerahan awal justru dari kalimat ini.
-
Pikirkan betapa beratnya makna
dari satu kalimat ini,
-
karena dia mencapai pencerahan
hanya dengan mendengar
-
"hati harus bebas dari keterikatan".
-
Shifu akan menjelaskan
kepada kalian semua,
-
sebenarnya hati kita pada dasarnya
tidak memiliki tempat tinggal,
-
seluruh hati kita tidak memiliki
tempat tinggal.
-
"Tanpa tempat tinggal" berarti kosong,
tidak ada tempat untuk pergi,
-
ini memberitahu kita bahwa
"hati ini tanpa tempat tinggal,
-
tanpa tempat tinggal berarti
kekosongan mutlak".
-
Di manakah hati kalian
sewaktu kecil sekarang?
-
Di manakah kebencian masa kecil
kalian sekarang?
-
Di manakah keserakahan
masa kecil kalian sekarang?
-
Sewaktu kecil kalian pernah disakiti orang
lain, atau kalian menyakiti orang lain,
-
di manakah hati yang
tidak baik itu sekarang?
-
Karena itu ia adalah
hati tanpa tempat tinggal,
-
hanya sebuah keadaan kosong saja.
-
"Memiliki tempat tinggal" berarti
-
kamu menyimpan semua hal
baik dan buruk di dalam hati,
-
coba pikirkan bukankah hati
akan terasa tertekan?
-
Bukankah kegelisahan dimulai dari hati?
-
Hal baik membuat senang,
hal buruk membuat susah,
-
bukankah semua dimulai dari hatimu?
-
Jika kamu tidak tinggal di dalam hati,
maka tinggallah dalam kekosongan,
-
hati ini hari ini tanpa hambatan.
-
Seperti banyak umat Buddha
yang berkata kepada Shifu,
-
"Shifu, saya berbicara dengan
beberapa orang tanpa perlu berpikir,
-
saya merasa sangat senang.
-
Berbicara dengannya seperti
berbicara dengan anak kecil,
-
karena dia tidak akan marah kepada saya,
saya juga tidak akan marah kepadanya.
-
Apapun yang saya katakan
dia bisa menerima,
-
tidak akan berpikir macam-macam;
-
saya juga tidak akan berpikir
macam-macam apapun yang dia katakan.
-
Jadi saya merasa sangat nyaman
dan senang berbicara dengannya."
-
Itulah hati tanpa tempat tinggal.
-
Jika kamu memiliki banyak pikiran,
-
khawatir dia akan datang mencarimu
untuk berbicara, mencari masalahmu,
-
mencari kesalahanmu,
datang untuk mengejekmu, menyakitimu,
-
setelah kamu memiliki semua pikiran ini,
-
itu berarti "hati yang
terpengaruh bentuk",
-
kamu telah tinggal
dalam kegelisahan dunia ini,
-
bagaimana bisa memiliki hati yang bebas?
-
Hati yang benar-benar bersih
tidak hanya kosong,
-
yang terpenting masih memiliki tingkatan.
-
Sebagai manusia kita harus memahami
-
"tidak tinggal dalam bentuk,
-
tidak tinggal dalam suara, aroma,
rasa, sentuhan, dan hukum".
-
Praktik spiritual yang sesungguhnya
seharusnya hati tanpa gerakan -
-
pada dasarnya tidak ada hati,
untuk apa saya ingin tinggal di dalamnya?
-
Untuk apa saya menggunakan hati untuk
menampung nama dan materi kotor
-
dari debu merah duniawi?
-
Maka seharusnya
"hati bebas dari keterikatan".
-
Apakah hati itu ada?
Ada.
-
Di mana?
Tanpa tempat tinggal.
-
Contoh sederhana,
kamu hidup, benar? Benar.
-
Di mana kamu tinggal?
Tidak tinggal di mana-mana,
-
ingin tinggal di mana saja bisa.
-
Orang yang mengatakan bisa
tinggal di mana saja dia inginkan,
-
bukankah dia telah
mencapai kebebasan?
-
Jika hari ini kamu dikuasai oleh
suatu tempat,
-
kamu hanya bisa tinggal di sini,
-
bukankah itu sudah
"tinggal dalam bentuk"?
-
Contoh sederhana,
-
di dunia karena keserakahanmu,
karena kebencianmu,
-
akhirnya berbuat salah,
maka kamu harus tinggal di penjara,
-
jika hati harus tinggal di penjara,
bukankah kamu telah dikuasai?
-
Bukankah hatimu telah tinggal
dalam bentuk?
-
Maka harus tanpa tempat tinggal,
tetap tenang.
-
"Saya tidak memiliki hati
terhadap siapapun,
-
saya tidak memiliki hati untuk
menyakiti orang lain,
-
saya tidak memiliki hati untuk
menerima sakit hati dari orang lain",
-
bukankah kamu telah mencapai
kebebasan besar?
-
Maka tanpa hati berarti ada hati,
ada hati berarti tanpa hati,
-
di mana hati itu?
-
Karena hati tidak datang juga tidak pergi,
hati tanpa tempat tinggal.
-
Inilah yang sering kita sebut
jangan "menyimpan di hati",
-
begitu kamu menyimpan di hati
pasti akan ada kegelisahan.
-
Bodhisattva mengajarkan kita,
hati ini tanpa bentuk, seperti cermin.
-
Ini memberitahu kita semua bahwa
hati kita tidak memiliki bentuk.
-
Seperti apa bentuk hati?
-
Seperti apa bentuk hati
ketika kamu membenci orang?
-
Lihat, banyak orang yang memaksa
membuat sebuah bentuk,
-
mencintai seseorang harus
dibuat bentuk hati
-
seperti kue persik panjang umur,
-
tapi ini tidak berarti kamu benar-benar
memiliki hati yang penuh kasih ini.
-
Sebenarnya hati hanya tanpa bentuk,
jantung memiliki bentuk,
-
tapi semua konsep, pemahaman, cinta,
benci yang dipikirkan hati...
-
semuanya tanpa bentuk.
-
Hal-hal tanpa bentuk ini seperti
sebuah cermin,
-
memantulkan benda-benda berbentuk,
dalam hatimu ada benda-benda berbentuk.
-
Hari ini kamu memantulkan cinta,
dalam hatimu ada cinta;
-
hari ini kamu memantulkan kebencian,
dalam hatimu memiliki kebencian.
-
Maka "hati seperti cermin yang terang",
ada tingkatannya, ia bisa memantulkan.
-
Sebuah cermin di dalam hati,
-
baik dan buruk
semua terpantul dalam hatimu,
-
setelah terpantul lalu hilang.
-
Coba kalian lihat sebuah cermin,
setelah baru saja bercermin,
-
apakah bayangan kalian
masih ada di cermin?
-
Apakah bayangan kalian ini
adalah bayangan palsu?
-
Apakah cermin ini
tanpa tempat tinggal?
-
Setelah kamu meninggalkan cermin,
apa yang dipantulkan cermin ini?
-
Yang dipantulkan adalah
sifat kekosongan, hilang,
-
karena kamu sudah terpantul,
-
begitu meninggalkan cermin,
cermin tidak lagi memiliki bayanganmu,
-
maka Bodhisattva menggunakan
cermin yang terang
-
untuk memberitahu kita
hati seperti cermin yang terang -
-
memantulkan kebaikan maka baik,
memantulkan kejahatan maka jahat,
-
dalam hati harus menyimpan Buddha,
memantulkan maka Buddha.
-
Ini memberitahu kita bahwa dalam
hati tidak boleh ada setan,
-
karena jika kamu memiliki setan,
memiliki kebencian,
-
dalam hatimu tersimpan sifat setan.
-
Mengapa ketika banyak orang menasehatinya, dia masih belum memiliki sifat Kebuddhaan?
-
Itu karena sifat setannya telah menempati sifat Kebuddhaan-nya
-
Sama halnya dengan seorang anak kecil
-
Bagaimana pun Anda menasehatinya, dia tidak akan berubah
-
Itu karena hatinya telah memiliki banyak kejahatan, jadi dia sulit untuk berubah menjadi bajik lagi
-
Shifu beritahu kalian, apa bentuk dari Buddha?
-
Anda harus membiarkan sifat Kebuddhaan menyinari hati Anda
-
Jika cermin Anda selalu mencerminkan Buddha dan Anda harus menempatkan Buddha di dalam kaca tersebut
-
Itu karena Buddha adalah sebuah lampu yang terang
-
Jadi kalian lihat ada beberapa kaca yang di dalamnya memiliki lampu
-
Sekali Anda membuka lampu tersebut, bukankah kaca ini akan semakin terang?
-
Jika hati Anda tulus, maka lampu ini akan terang
-
Jika hati Anda tidak tulus, maka lampu ini tidak akan terang
-
Jadi, jika hati Anda bisa membedakan mana yang baik dan buruk, maka hati Anda tidak ditempati lagi
-
Dia adalah sebuah cahaya
-
Di mana cahaya itu?
-
Cahaya tidak terhenti di suatu tempat
-
Coba kalian lihat cahaya matahari, dia akan berpindah berdasarkan waktu
-
Ketika kalian tidur pasti akan mematikan lampu, 'kan?
-
Dia tidak menempati
-
Jika hati Anda tidak menempati apa pun itu, maka kalian telah mencapai tingkat kesadaran spiritual wujud asli
-
Coba kalian bayangkan
-
Ketika ada dua orang yang sedang berselisih dan Anda mendengarnya dari samping
-
Perasaan orang ini telah stabil dan perasaan orang itu tidak stabil
-
Perasaan orang itu telah stabil dan perasaan orang ini tidak stabil
-
Jika Anda tidak menolong pihak keduanya, maka Anda telah mencapai tingkat kesadaran akan wujud asli
-
Jika Anda memiliki hubungan yang baik dan Anda menolongnya
-
Dengan demikian, Anda akan memasuki dunia wujud palsu atau ilusi
-
Itu karena pikiran Anda memiliki perasaan
-
Itu karena pikiran Anda telah melihat kebenaran dan kesalahan suatu hal
-
Mengapa disebut dengan tingkat kesadaran dengan wujud yang asli?
-
Itu karena nyata
-
Kita sebagai manusia harus jujur, jangan membela sebelah pihak
-
Jangan mengampuni kesalahan dan kekurangan kita sendiri
-
Jangan mengampuni kebiasaan buruk sendiri
-
Anda harus berselisih dengan kebiasaan buruk Anda dengan kejam
-
Anda harus mengalahkannya dan menyingkirkannya
-
Dengan demikian, Anda baru bisa mencapai wujud asli Buddha
-
Ketika telah mencapai wujud asli Buddha dan berkata jujur, maka Anda harus mengerti akan wujud asli dan tak berwujud
-
Ketika Anda telah mencapai penerangan dan Anda berkata:
-
"Saya sudah tidak berada dalam dunia kebenaran dan kesalahan"
-
"Saya memiliki wujud asli"
-
Apakah eksistensi wujud asli ini masih ada?
-
Sebenarnya itu tak berwujud
-
Anda mengatakan bahwa segala yang ada di dunia adalah kekosongan
-
Jika itu kekosongan, apakah masih ada wujud asli?
-
Pastinya tidak ada yang bisa kita miliki lagi
-
Jika hidup seseorang hanya menilai suatu permasalahan itu benar dan salah
-
Mungkin saja saat Anda berumur 20 dengan lingkungan, pemahaman, filosofi saat itu, Anda bisa saja benar
-
Akan tetapi 20 tahun setelah itu, mungkin saja Anda salah
-
Jadi, semua itu tidak ada yang bisa dimiliki
-
Jadi, mengapa kita harus tertegun di satu titik atau masalah dan tidak melepaskannya?
-
Dan mengapa kita harus terus melekat padanya, menguatkan pemikiran sendiri,
-
dan tidak memberikan kelegaan pada pikiran kita?
-
Tidak mendapatkan pembebasan dan berusaha keras meraihnya
-
Itu semua akan menyebabkan kelekatan akan diri sendiri, keresahan dan ketidaktahuan
-
Dan Anda akan perlahan-lahan memasuki dunia ilusi ini
-
Shifu jelaskan pada kalian, apa itu wujud asli dan tak berwujud
-
Ketika Anda menganggap hal ini berwujud asli, sebenarnya dia tak berwujud
-
Segalanya yang ada di dunia ini termasuk kelahiran dan kematian tidak bisa ditempati
-
Coba kalian lihat, siapa yang bisa tidak bisa mati?
-
Orang yang kita cintai juga akan meninggalkan kita
-
Orang yang kita benci juga akan meninggalkan kita
-
Itu semua tidak bisa ditempati
-
Konsep dan kelekatan Anda tidak akan bisa menempati di pikiran Anda
-
Kita harus seperti cahaya di cermin
-
Kita harus bisa melihat segala sesuatu dengan jelas di dunia fana ini
-
Kita harus bisa menerangkan cahaya Sang Buddha di hati kita
-
agar Prajna dan wujud asli kita senantiasa menyinari masa depan kita
-
Dengan demikian, Anda baru terhindar dari penderitaan dan mendapatkan kebahagiaan sejati
-
Dengan demikian, Anda baru bisa menggunakan cahaya terang ini untuk menyinari masa depan Anda
-
Jika kelekatan seseorang tidak ditempati juga tidak boleh
-
"Saya tidak menempatinya"
-
"Saya tidak menempatkannya ke hati saya"
-
"Saya melekat, saya tidak peduli pada Anda"
-
"Saya tidak peduli apa-apa"
-
Anda memasuki dunia dari setengah kelekatan dan kekosongan
-
Belajar Dharma sangatlah sulit
-
Anda terus memaksakan diri untuk berkata: "Saya ingin menjadi orang baik"
-
Mungkin saja, Anda adalah orang munafik
-
Itu karena Anda memaksa diri Anda sendiri
-
Itu bukan kesadaran diri Anda yang melakukannya
-
Benar tidak?
-
Jika Anda melakukannya dengan kesadaran dan keinginan sendiri, maka Anda akan bisa berserah kepada jodoh
-
Maka Anda adalah orang baik
-
Orang yang memasuki dunia setengah kelekatan itu adalah orang yang tidak mengerti Dharma
-
Dharma meminta kita untuk tidak melekat pada tidak menempati
-
"Coba kalian lihat setiap perbuatan yang saya lakukan"
-
"Saya tidak memiliki maksud untuk memuji diri sendiri"
-
"Pikiran saya tidak ditempati oleh apa pun"
-
"Saya hanya melayani semua orang saja"
-
"Saya sangat rajin"
-
Bukankah Anda termasuk melekat? Masih termasuk!
-
Jika pikiran Anda tidak ditempati oleh apa pun, maka tidak akan ada pikiran semacam ini
-
Mengapa ketika membantu orang lain kita harus berpikir bahwa "Saya sedang melakukan kebajikan"?
-
Itu adalah tingkat kesadaran yang tinggi
-
Jadi, tidak jatuh ke dalam dunia setengah kekosongan
-
Tripitaka mengatakan:
-
Mengapa ketika menyadari bahwa itu kekosongan, namun sebenarnya bukan kekosongan?
-
Apa yang dimaksud dengan "Kekosongan, namun sebenarnya bukan kekosongan"?
-
Kita sering mengartikan bahwa
-
orang yang sebenarnya memasuki kekosongan, itu sebenarnya juga bukan kekosongan
-
Jika Anda bisa berpikir jernih di Alam Manusia ini, maka Anda telah hidup di dalam dunia kekosongan
-
Tapi, di saat Anda hidup di dalam dunia kekosongan, Anda juga hidup di dunia wujud asli
-
Apa maksud perkataan ini?
-
Meskipun seorang biksu senior telah melihat dunia ini dengan jelas, dia benar-benar sudah dalam kekosongan
-
Akan tetapi, dia masih ada raga, dia masih mau menjalani kehidupannya dan masih harus menyelamatkan orang
-
Apa dia benar-benar dalam kekosongan?
-
Dia bisa melihat kekosongan dengan jelas, tapi dia belum berada dalam kekosongan
-
Ini yang disebut dengan "Kekosongan, namun sebenarnya bukan kekosongan"
-
Itu karena dia tidak memasuki dunia kekosongan lagi
-
Ini adalah Dharma yang paling sulit dimengerti
-
Itu karena di dalam kekosongan, jiwa Anda mengetahuinya
-
Itu karena ketika Anda tidak memikirkannya, bukan berarti Pu Sa di Langit dan pemikiran Anda tidak memiliki pemikiran ini
-
Penjelasan ini mulai mendalam
-
Shifu beritahu kalian, contohnya
-
Ketika Anda ingin membantu seseorang,
-
dan saat sedang membantunya, Anda tidak memiliki pemikiran bahwa "Saya sedang membantunya"
-
Akan tetapi, sebelum Anda membantunya, bukankah jiwa Anda ingin membantunya?
-
Ada tidak? Ada
-
Di dalam kekosongan terdapat jiwa kita yang mengetahuinya
-
Itu artinya sifat Kebuddhaan Anda mengetahuinya
-
Anda harus menyelamatkan dan membantu semua makhluk
-
Ketika benar-benar membantu semua makhluk, Anda tidak merasa bahwa Anda sedang membantu semua makhluk
-
Saya tidak apakah kalian mengerti maksud Shifu atau tidak
-
Ini adalah bagian terdalam dalam Dharma
-
Saya suka menggunakan perumpamaan seorang Ibu yang menjaga anaknya
-
Ketika seorang Ibu menaruh seluruh perhatiannya kepada anaknya
-
Dia tidak merasa saya sedang melakukan sesuatu untuk anaknya
-
"Saya sedang membesarkan mereka"
-
Apakah Ibu ini memiliki tujuan atas segala hal yang dilakukannya?
-
Itu di dalam kekosongan sejati. Benar tidak?
-
Tapi dia tidak berada dalam kekosongan. Mengapa?
-
Ibu mengajari seorang anak adalah hal yang wajar
-
Ini adalah sebuah filosofi
-
Oleh sebab itu, dia tidak berada dalam kekosongan
-
Penyebabnya adalah karena dia memiliki filosofi di dalamnya
-
Meskipun dia tidak memikirkan "Kekosongan", tapi dia memiliki pemikiran untuk membimbing
-
Di jiwa terdalamnya, dia masih belum mengalami kekosongan yang sebenarnya
-
Dalam "Xin Jing" dan "Sutra Intan" dikatakan:
-
Filosofi terdalamnya adalah ketika Anda memahami dan sadar, Anda sebenarnya sudah terbebaskan
-
Sebenarnya Anda sedang dalam pertengahan keaslian dan kepalsuan
-
Anda sedang dalam proses memahami suatu hal
-
Itulah mengapa dalam Tripitaka dikatakan bahwa "Tidak ditempati"
-
Mengapa terdapat pikiran yang ditempati dan pikiran yang tidak ditempati?
-
Sebenarnya pikiran yang ditempati dan pikiran yang tidak ditempati adalah hanya sebatas pikiran Anda saja
-
Terima kasih telah menyaksikan pencerahan Bai Hua Fo Fa Master Lu Junhong
Bergembira dalam dharma bersama dan menyelamatkan makhluk yang berjodoh
Silakan menyaksikan episode selanjutnya