< Return to Video

【第67集】白话佛法开示 | 心无所动,心无所住(卢军宏 卢台长 心灵法门)

  • 0:01 - 0:08
    BHFF adalah Dharma yang mendalam dan diuraikan oleh Master Lu dengan menggunakan bahasa sehari-hari
  • 0:09 - 0:16
    Menggunakan filosofi kehidupan dan menggunakan contoh sederhana di kehidupan sehari-hari untuk menjelaskannya
  • 0:17 - 0:23
    Di dalam Bai Hua Fo Fa, kita bisa
    memahami teori Dharma yang mendalam
  • 0:23 - 0:29
    Dan memunculkan kembali sifat Kebuddhaan kita semua untuk mengubah nasib kita
  • 0:30 - 0:34
    Silakan menonton Bai Hua Fo Fa-nya Master Lu
  • 0:35 - 0:37
    Pencerahan Bai Hua Fo Fa Master Lu Junhong
    Episode 67
    Hati Yang Tidak Tergerak Dan Tidak Ditempati
    13 Mei 2020
  • 0:42 - 0:47
    Jika Anda memahami Dharma, maka Anda akan memahami sifat manusiawi
  • 0:47 - 0:51
    Anda perlahan-lahan akan tahu bagaimana bentuk dari sifat Kebuddhaan itu
  • 0:51 - 0:58
    "Menyembunyikan kesedihan terbesar ke dalam hati, tanpa meluapkan perasaan senang dalam bentuk kata-kata"
  • 0:58 - 1:03
    Banyak orang yang merasa senang hingga meneteskan air mata
  • 1:03 - 1:10
    Tujuan Shifu memberi tahu kalian adalah berharap kalian tahu apa yang dilakukan oleh Buddha
  • 1:10 - 1:13
    Apa yang dilakukan oleh Bodhisattva hingga datang ke Alam Manusia
  • 1:13 - 1:20
    Apa yang seharusnya kalian lakukan di Alam Manusia ini
  • 1:20 - 1:26
    Seorang praktisi Buddhis harus memiliki kemurnian hati
  • 1:26 - 1:29
    Dalam Tripitaka terdapat sebuah pepatah:
  • 1:29 - 1:34
    "Jangan ditempati oleh segala yang berwujud"
  • 1:34 - 1:38
    "Jangan ditempati oleh suara, bau, rasa, sentuhan, maupun objek-objek dari tipu daya"
  • 1:38 - 1:43
    "Dikarenakan terhindar dari kesesatan ini, maka terlahirlah pikiran"
  • 1:43 - 1:50
    Maksudnya adalah kita jangan sampai tersesatkan oleh segala yang berwujud
  • 1:50 - 1:59
    Di dunia ini, kita tidak boleh tersesatkan oleh popularitas dan kepentingan
  • 1:59 - 2:03
    Pikirankita tidak boleh didasarkan dengan materi
  • 2:03 - 2:08
    Bagaimana orang berpikir, kita juga ikut berubah
  • 2:08 - 2:12
    "Jangan ditempati oleh suara, bau, rasa, sentuhan, maupun objek-objek dari tipu daya"
  • 2:12 - 2:16
    Jangan karena Anda mencium bau, hati Anda tergoda
  • 2:16 - 2:22
    Jangan karena perkataan orang lain, hati Anda tergoda
  • 2:22 - 2:24
    "Dikarenakan terhindar dari kesesatan ini, maka terlahirlah pikiran"
  • 2:24 - 2:28
    Kalimat ini adalah pepatah yang berasal dari "Sutra Intan"
  • 2:28 - 2:33
    Tujuan Shifu mengambil kalimat ini adalah untuk menjelaskannya untuk kalian
  • 2:33 - 2:37
    "Dikarenakan terhindar dari kesesatan ini, maka terlahirlah pikiran"
  • 2:37 - 2:45
    Dikarenakan kalimat ini, Patriar keenam langsung mendapatkan kesadaran
  • 2:45 - 2:51
    Coba bayangkan betapa beratnya bobot kalimat ini
  • 2:51 - 2:52
    "Jangan ditempati oleh segala yang berwujud"
  • 2:52 - 2:56
    "Jangan ditempati oleh suara, bau, rasa, sentuhan, maupun objek-objek dari tipu daya"
  • 2:56 - 3:00
    "Dikarenakan terhindar dari kesesatan ini, maka terlahirlah hati"
  • 3:00 - 3:06
    Kalimat ini adalah langkah awal kesadaran Patriar keenam dari aliran Zen
  • 3:06 - 3:12
    Ketika dia mendengar "Dikarenakan terhindar dari kesesatan ini, maka terlahirlah pikiran", dia langsung tersadarkan
  • 3:12 - 3:16
    Shifu jelaskan kepada kalian
  • 3:16 - 3:22
    Ternyata pikiran kita tidak ditempati oleh apa pun
  • 3:22 - 3:25
    Coba kalian lihat pikiran kita sendiri, benar tidak?
  • 3:25 - 3:29
    Semua itu tidak ditempati
  • 3:29 - 3:32
    Tidak ditempati artinya kosong
  • 3:32 - 3:36
    Tidak ada tempat yang bisa dituju
  • 3:36 - 3:39
    Jadi, ia memberi tahu kita
  • 3:39 - 3:46
    Pikiran ini tidak ditempati alias kosong
  • 3:46 - 3:50
    Coba kalian beritahu saya, kemana perginya hati dan pikiran kalian sewaktu kecil?
  • 3:50 - 3:53
    Kebencian sewaktu kalian kecil pergi ke mana?
  • 3:53 - 3:55
    Keserakahan sewaktu kalian kecil pergi ke mana?
  • 3:55 - 4:03
    Hati yang telah disiksa oleh orang dan menyiksa orang sewaktu kalian kecil, sekarang mereka pergi ke mana?
  • 4:03 - 4:06
    Jadi, itulah mengapa disebut dengan pikiran yang tidak ditempati
  • 4:06 - 4:09
    Itu hanya tingkat pembinaan yang kosong saja
  • 4:10 - 4:17
    Ditempat artinya Anda menaruh segala hal yang baik dan buruk ke dalam hati Anda
  • 4:17 - 4:21
    Coba kalian bayangkan, bukankah akan ada tekanan di dalam hati kalian?
  • 4:21 - 4:26
    Bukankah keresahan itu mulai bertumbuh karena pikiran Anda yang mulai bergerak?
  • 4:26 - 4:28
    Jika bertemu dengan yang baik, maka senang. Jika bertemu dengan yang buruk, maka sedih
  • 4:28 - 4:32
    Bukankah itu dipengaruhi oleh pikiran Anda yang mulai bergerak?
  • 4:32 - 4:37
    Jika pikiran Anda tidak ditempati oleh apa pun, itu berarti Anda tinggal di dalam kekosongan
  • 4:39 - 4:43
    Bukankah dengan demikian, pikiran Anda sudah tidak ada rintangan lagi?
  • 4:43 - 4:45
    Banyak teman se-Dharma yang memberi tahu Shifu:
  • 4:45 - 4:49
    "Shifu, terkadang saya sangat suka mengobrol dengannya, karena saya tidak perlu berpikir"
  • 4:49 - 4:54
    "Ketika saya berbicara dengannya, sama seperti saya berbicara dengan anak kecil"
  • 4:54 - 4:59
    "Itu karena dia tidak mudah tersinggung, dan saya juga tidak tersinggung"
  • 4:59 - 5:02
    "Apa yang saya katakan, dia bisa menerimanya"
  • 5:02 - 5:05
    "Dia tidak berpikir sembarangan"
  • 5:05 - 5:07
    "Apa yang dikatakan olehnya, saya juga tidak berpikir sembarangan'
  • 5:07 - 5:10
    "Jadi, ketika saya mengobrol dengannya, saya merasa nyaman dan senang"
  • 5:10 - 5:13
    Itulah yang disebut pikiran yang tidak ditempati
  • 5:13 - 5:15
    Contoh jika memiliki pikiran,
  • 5:15 - 5:20
    Anda akan takut mengobrol dengannya, karena khawatir dia mencari kebiasaan burukmu untuk menjelekkanmu
  • 5:20 - 5:23
    Dan itu bisa membuat Anda sakit hati
  • 5:23 - 5:27
    Jika Anda memiliki pemikiran seperti ini, maka hati Anda telah ditempati oleh segala yang berwujud
  • 5:27 - 5:31
    Itu berarti Anda telah hidup dalam keresahan di Alam Manusia ini
  • 5:31 - 5:34
    Dari mana datangnya kebebasan Anda?
  • 5:34 - 5:36
    Dari mana datangnya hati kebebasan Anda?
  • 5:36 - 5:46
    Hati kemurnian yang sejati adalah tidak hanya kosong, tapi harus ada tingkat kesadaran spiritual
  • 5:46 - 5:53
    Sebagai manusia, kita harus mengerti untuk menempatkan segala yang berwujud
  • 5:53 - 5:57
    "Jangan ditempati oleh suara, bau, rasa, sentuhan, maupun objek-objek dari tipu daya"
  • 5:57 - 6:03
    Pembinaan diri yang sejati adalah memiliki pikiran yang tidak tergerak
  • 6:03 - 6:07
    Itu memang tidak ada pikiran, mengapa saya harus menempatinya?
  • 6:07 - 6:18
    Mengapa saya harus memasukkan popularitas, kepentingan, dan materi duniawi ke dalam pikiran saya?
  • 6:18 - 6:21
    "Dikarenakan terhindar dari kesesatan ini, maka terlahirlah pikiran"
  • 6:21 - 6:24
    Apakah kalian memiliki pikiran? Ada
  • 6:24 - 6:27
    Di mana? Tidak tinggal di mana-mana
  • 6:27 - 6:31
    Contoh sederhana, Anda adalah manusia yang hidup, 'kan? Benar
  • 6:31 - 6:33
    Di mana Anda tinggal?
  • 6:33 - 6:35
    Tidak tinggal di mana-mana
  • 6:35 - 6:37
    Di mana saya ingin tinggal, maka saya tinggal di sana
  • 6:37 - 6:43
    Bukankah orang yang memegang prinsip "Saya bisa tinggal dimanapun" akan mendapatkan kebebasan?
  • 6:43 - 6:48
    Jika Anda terperangkap oleh suatu wilayah, maka Anda akan tinggal di sana saja
  • 6:48 - 6:52
    Bukankah Anda sudah tinggal di dalam sesuatu yang berwujud?
  • 6:52 - 7:00
    Contoh sederhana, dikarenakan keserakahan dan kebencian Anda di Alam Manusia ini, akhirnya membuat kesalahan
  • 7:00 - 7:03
    Dengan demikian, Anda harus tinggal di dalam penjara
  • 7:03 - 7:07
    Bukankah jika Anda tinggal di dalam penjara, maka Anda akan terperangkap?
  • 7:07 - 7:11
    Bukankah pikiran Anda telah ditempati oleh sesuatu yang berwujud?
  • 7:11 - 7:18
    Jadi, pikiran kita tidak boleh ditempati dan harus bebas
  • 7:18 - 7:20
    "Saya tidak memiliki maksud tertentu kepada siapa pun"
  • 7:20 - 7:23
    "Saya tidak memiliki maksud tertentu untuk melukai orang"
  • 7:23 - 7:26
    "Saya tidak memiliki maksud tertentu untuk menerima kesakitan yang disebabkan oleh orang lain"
  • 7:26 - 7:29
    Bukankah Anda telah mendapatkan kebebasan yang besar?
  • 7:29 - 7:32
    Bagaikan tidak ada eksistensi pikiran, namun ada pikirandan terdapat eksistensi pikiran, namun tidak ada pikiran
  • 7:32 - 7:34
    Di mana pikiran itu berada?
  • 7:34 - 7:40
    Itu karena pikiran tidak datang dan pergi, itulah yang disebut dengan pikiran yang tidak ditempati
  • 7:40 - 7:42
    Kalimat ini sering kita katakan:
  • 7:42 - 7:45
    "Jangan memperhatikannya"
  • 7:47 - 7:52
    Sekali Anda memperhatikannya, maka Anda akan ada keresahan
  • 7:53 - 7:55
    Bodhisattva mengajarkan kita:
  • 7:55 - 7:59
    "Pkiran ini tidak berwujud, dan itu bagaikan cermin"
  • 7:59 - 8:03
    Intinya adalah memberi tahu kita bahwa pikiran kita tidak berwujud
  • 8:03 - 8:05
    Menurut kalian, apa bentuk dari pikiran?
  • 8:05 - 8:09
    Apa bentuk dari kebencian Anda ke orang lain?
  • 8:09 - 8:13
    Banyak orang yang berusaha keras untuk membuat sebuah bentuk
  • 8:13 - 8:19
    Ketika menyukai seseorang, dia ingin membuat sebuah bentuk persik
  • 8:19 - 8:22
    Sebenarnya itu adalah pikiran
  • 8:22 - 8:25
    Bentuknya sedikit bengkok
  • 8:25 - 8:29
    Namun, itu tidak berarti Anda memiliki kasih sayang ini
  • 8:29 - 8:32
    Sebenarnya, pikiran itu tidak berwujud
  • 8:32 - 8:39
    Memang organ jantung itu berbentuk, tapi apa yang Anda pikirkan...
  • 8:39 - 8:45
    Contohnya konsep, pemahaman, cinta dan benci itu tidak berwujud
  • 8:45 - 8:50
    Segala hal yang tidak berwujud itu bagaikan cermin
  • 8:50 - 8:55
    Jika hasil cerminannya adalah sesuatu yang berwujud, maka pikiran Anda akan ada materi yang berwujud
  • 8:55 - 8:59
    Jika hasil cerminan Anda adalah sebuah cinta kasih, maka pikiran Anda akan ada cinta kasih
  • 8:59 - 9:03
    Jika hasil cerminan Anda adalah sebuah kebencian, maka pikiran Anda akan ada kebencian
  • 9:03 - 9:05
    Pikiran itu bagaikan meja rias
  • 9:05 - 9:09
    Jika seseorang yang memiliki tingkat pembinaan, maka dia boleh datang untuk bercermin
  • 9:09 - 9:17
    Anda memiliki sebuah cermin di pikiran Anda, dan hasil cerminan antara baik dan jahat itu ada di pikiran Anda
  • 9:17 - 9:20
    Itu seperti Anda telah bercermin, dan sudah tiada bentuknya
  • 9:20 - 9:22
    Coba kalian mengaca
  • 9:22 - 9:25
    Tadi kalian baru saja bercermin, apakah dalam cermin tersebut terdapat diri Anda?
  • 9:25 - 9:29
    Apakah diri Anda yang terdapat di cermin tersebut adalah sebuah wujud palsu?
  • 9:29 - 9:31
    Apakah cermin itu tidak ditempati oleh apa pun?
  • 9:31 - 9:35
    Itu karena setelah Anda meninggalkan kaca, apa hasil cerminan kaca tersebut?
  • 9:35 - 9:38
    Hasil cerminannya adalah kekosongan
  • 9:38 - 9:41
    Anda sudah tidak ada karena Anda telah bercermin
  • 9:41 - 9:45
    Sekali Anda meninggalkan kaca, maka Anda sudah tidak ada lagi dalam kaca
  • 9:45 - 9:49
    Bodhisattva memberikan kita perumpamaan bagaikan meja rias
  • 9:49 - 9:51
    Pikiran bagaikan meja rias
  • 9:51 - 9:56
    Jika hasil cerminannya kebajikan, maka itulah kebajikan. Jika hasil cerminannya kejahatan, maka itulah kejahatan
  • 9:56 - 10:02
    Jika pikiran Anda memiliki Buddha, maka hasil cerminan hati Anda akan terdapat Buddha
  • 10:02 - 10:06
    Dia memberi tahu kita bahwa pikiran kita tidak boleh ada Mara (Setan)
  • 10:06 - 10:13
    Jika pikiran Anda memiliki Mara (Setan) dan kebencian, maka hati Anda akan terisi sifat setan
  • 10:13 - 10:19
    Mengapa ketika banyak orang menasehatinya, dia masih belum memiliki sifat Kebuddhaan?
  • 10:19 - 10:25
    Itu karena sifat setannya telah menempati sifat Kebuddhaan-nya
  • 10:25 - 10:27
    Sama halnya dengan seorang anak kecil
  • 10:27 - 10:30
    Bagaimana pun Anda menasehatinya, dia tidak akan berubah
  • 10:30 - 10:38
    Itu karena hatinya telah memiliki banyak kejahatan, jadi dia sulit untuk berubah menjadi bajik lagi
  • 10:38 - 10:42
    Shifu beritahu kalian, apa bentuk dari Buddha?
  • 10:42 - 10:46
    Anda harus membiarkan sifat Kebuddhaan menyinari hati Anda
  • 10:46 - 10:54
    Jika cermin Anda selalu mencerminkan Buddha dan Anda harus menempatkan Buddha di dalam kaca tersebut
  • 10:54 - 10:56
    Itu karena Buddha adalah sebuah lampu yang terang
  • 10:56 - 11:00
    Jadi kalian lihat ada beberapa kaca yang di dalamnya memiliki lampu
  • 11:00 - 11:04
    Sekali Anda membuka lampu tersebut, bukankah kaca ini akan semakin terang?
  • 11:04 - 11:08
    Jika hati Anda tulus, maka lampu ini akan terang
  • 11:08 - 11:14
    Jika hati Anda tidak tulus, maka lampu ini tidak akan terang
  • 11:14 - 11:19
    Jadi, jika hati Anda bisa membedakan mana yang baik dan buruk, maka hati Anda tidak ditempati lagi
  • 11:19 - 11:21
    Dia adalah sebuah cahaya
  • 11:21 - 11:23
    Di mana cahaya itu?
  • 11:23 - 11:26
    Cahaya tidak terhenti di suatu tempat
  • 11:26 - 11:31
    Coba kalian lihat cahaya matahari, dia akan berpindah berdasarkan waktu
  • 11:31 - 11:37
    Ketika kalian tidur pasti akan mematikan lampu, 'kan?
  • 11:37 - 11:40
    Dia tidak menempati
  • 11:40 - 11:50
    Jika hati Anda tidak menempati apa pun itu, maka kalian telah mencapai tingkat kesadaran spiritual wujud asli
  • 11:50 - 11:52
    Coba kalian bayangkan
  • 11:53 - 11:58
    Ketika ada dua orang yang sedang berselisih dan Anda mendengarnya dari samping
  • 11:58 - 12:01
    Perasaan orang ini telah stabil dan perasaan orang itu tidak stabil
  • 12:01 - 12:04
    Perasaan orang itu telah stabil dan perasaan orang ini tidak stabil
  • 12:04 - 12:13
    Jika Anda tidak menolong pihak keduanya, maka Anda telah mencapai tingkat kesadaran akan wujud asli
  • 12:14 - 12:17
    Jika Anda memiliki hubungan yang baik dan Anda menolongnya
  • 12:17 - 12:22
    Dengan demikian, Anda akan memasuki dunia wujud palsu atau ilusi
  • 12:22 - 12:24
    Itu karena pikiran Anda memiliki perasaan
  • 12:24 - 12:31
    Itu karena pikiran Anda telah melihat kebenaran dan kesalahan suatu hal
  • 12:31 - 12:35
    Mengapa disebut dengan tingkat kesadaran dengan wujud yang asli?
  • 12:35 - 12:37
    Itu karena nyata
  • 12:37 - 12:41
    Kita sebagai manusia harus jujur, jangan membela sebelah pihak
  • 12:41 - 12:44
    Jangan mengampuni kesalahan dan kekurangan kita sendiri
  • 12:44 - 12:48
    Jangan mengampuni kebiasaan buruk sendiri
  • 12:48 - 12:54
    Anda harus berselisih dengan kebiasaan buruk Anda dengan kejam
  • 12:54 - 13:00
    Anda harus mengalahkannya dan menyingkirkannya
  • 13:00 - 13:04
    Dengan demikian, Anda baru bisa mencapai wujud asli Buddha
  • 13:04 - 13:15
    Ketika telah mencapai wujud asli Buddha dan berkata jujur, maka Anda harus mengerti akan wujud asli dan tak berwujud
  • 13:15 - 13:19
    Ketika Anda telah mencapai penerangan dan Anda berkata:
  • 13:19 - 13:22
    "Saya sudah tidak berada dalam dunia kebenaran dan kesalahan"
  • 13:22 - 13:24
    "Saya memiliki wujud asli"
  • 13:24 - 13:25
    Apakah eksistensi wujud asli ini masih ada?
  • 13:25 - 13:28
    Sebenarnya itu tak berwujud
  • 13:28 - 13:31
    Anda mengatakan bahwa segala yang ada di dunia adalah kekosongan
  • 13:31 - 13:34
    Jika itu kekosongan, apakah masih ada wujud asli?
  • 13:34 - 13:37
    Pastinya tidak ada yang bisa kita miliki lagi
  • 13:37 - 13:43
    Jika hidup seseorang hanya menilai suatu permasalahan itu benar dan salah
  • 13:43 - 13:51
    Mungkin saja saat Anda berumur 20 dengan lingkungan, pemahaman, filosofi saat itu, Anda bisa saja benar
  • 13:51 - 13:56
    Akan tetapi 20 tahun setelah itu, mungkin saja Anda salah
  • 13:56 - 14:01
    Jadi, semua itu tidak ada yang bisa dimiliki
  • 14:01 - 14:10
    Jadi, mengapa kita harus tertegun di satu titik atau masalah dan tidak melepaskannya?
  • 14:10 - 14:17
    Dan mengapa kita harus terus melekat padanya, menguatkan pemikiran sendiri,
  • 14:17 - 14:22
    dan tidak memberikan kelegaan pada pikiran kita?
  • 14:22 - 14:27
    Tidak mendapatkan pembebasan dan berusaha keras meraihnya
  • 14:27 - 14:33
    Itu semua akan menyebabkan kelekatan akan diri sendiri, keresahan dan ketidaktahuan
  • 14:33 - 14:40
    Dan Anda akan perlahan-lahan memasuki dunia ilusi ini
  • 14:41 - 14:44
    Shifu jelaskan pada kalian, apa itu wujud asli dan tak berwujud
  • 14:44 - 14:49
    Ketika Anda menganggap hal ini berwujud asli, sebenarnya dia tak berwujud
  • 14:49 - 14:55
    Segalanya yang ada di dunia ini termasuk kelahiran dan kematian tidak bisa ditempati
  • 14:55 - 15:00
    Coba kalian lihat, siapa yang bisa tidak bisa mati?
  • 15:00 - 15:04
    Orang yang kita cintai juga akan meninggalkan kita
  • 15:04 - 15:07
    Orang yang kita benci juga akan meninggalkan kita
  • 15:07 - 15:10
    Itu semua tidak bisa ditempati
  • 15:10 - 15:15
    Konsep dan kelekatan Anda tidak akan bisa menempati di pikiran Anda
  • 15:15 - 15:18
    Kita harus seperti cahaya di cermin
  • 15:18 - 15:21
    Kita harus bisa melihat segala sesuatu dengan jelas di dunia fana ini
  • 15:21 - 15:26
    Kita harus bisa menerangkan cahaya Sang Buddha di hati kita
  • 15:26 - 15:32
    agar Prajna dan wujud asli kita senantiasa menyinari masa depan kita
  • 15:32 - 15:36
    Dengan demikian, Anda baru terhindar dari penderitaan dan mendapatkan kebahagiaan sejati
  • 15:36 - 15:44
    Dengan demikian, Anda baru bisa menggunakan cahaya terang ini untuk menyinari masa depan Anda
  • 15:46 - 15:52
    Jika kelekatan seseorang tidak ditempati juga tidak boleh
  • 15:52 - 15:54
    "Saya tidak menempatinya"
  • 15:54 - 15:56
    "Saya tidak menempatkannya ke hati saya"
  • 15:56 - 15:59
    "Saya melekat, saya tidak peduli pada Anda"
  • 15:59 - 16:00
    "Saya tidak peduli apa-apa"
  • 16:00 - 16:05
    Anda memasuki dunia dari setengah kelekatan dan kekosongan
  • 16:05 - 16:07
    Belajar Dharma sangatlah sulit
  • 16:07 - 16:10
    Anda terus memaksakan diri untuk berkata: "Saya ingin menjadi orang baik"
  • 16:10 - 16:12
    Mungkin saja, Anda adalah orang munafik
  • 16:12 - 16:14
    Itu karena Anda memaksa diri Anda sendiri
  • 16:14 - 16:18
    Itu bukan kesadaran diri Anda yang melakukannya
  • 16:18 - 16:20
    Benar tidak?
  • 16:20 - 16:25
    Jika Anda melakukannya dengan kesadaran dan keinginan sendiri, maka Anda akan bisa berserah kepada jodoh
  • 16:25 - 16:27
    Maka Anda adalah orang baik
  • 16:27 - 16:33
    Orang yang memasuki dunia setengah kelekatan itu adalah orang yang tidak mengerti Dharma
  • 16:33 - 16:37
    Dharma meminta kita untuk tidak melekat pada tidak menempati
  • 16:37 - 16:40
    "Coba kalian lihat setiap perbuatan yang saya lakukan"
  • 16:40 - 16:44
    "Saya tidak memiliki maksud untuk memuji diri sendiri"
  • 16:44 - 16:45
    "Pikiran saya tidak ditempati oleh apa pun"
  • 16:45 - 16:48
    "Saya hanya melayani semua orang saja"
  • 16:48 - 16:50
    "Saya sangat rajin"
  • 16:50 - 16:53
    Bukankah Anda termasuk melekat? Masih termasuk!
  • 16:53 - 16:56
    Jika pikiran Anda tidak ditempati oleh apa pun, maka tidak akan ada pikiran semacam ini
  • 16:56 - 17:01
    Mengapa ketika membantu orang lain kita harus berpikir bahwa "Saya sedang melakukan kebajikan"?
  • 17:01 - 17:03
    Itu adalah tingkat kesadaran yang tinggi
  • 17:03 - 17:07
    Jadi, tidak jatuh ke dalam dunia setengah kekosongan
  • 17:07 - 17:08
    Tripitaka mengatakan:
  • 17:08 - 17:12
    Mengapa ketika menyadari bahwa itu kekosongan, namun sebenarnya bukan kekosongan?
  • 17:12 - 17:15
    Apa yang dimaksud dengan "Kekosongan, namun sebenarnya bukan kekosongan"?
  • 17:15 - 17:17
    Kita sering mengartikan bahwa
  • 17:17 - 17:21
    orang yang sebenarnya memasuki kekosongan, itu sebenarnya juga bukan kekosongan
  • 17:21 - 17:30
    Jika Anda bisa berpikir jernih di Alam Manusia ini, maka Anda telah hidup di dalam dunia kekosongan
  • 17:30 - 17:35
    Tapi, di saat Anda hidup di dalam dunia kekosongan, Anda juga hidup di dunia wujud asli
  • 17:35 - 17:36
    Apa maksud perkataan ini?
  • 17:36 - 17:45
    Meskipun seorang biksu senior telah melihat dunia ini dengan jelas, dia benar-benar sudah dalam kekosongan
  • 17:45 - 17:52
    Akan tetapi, dia masih ada raga, dia masih mau menjalani kehidupannya dan masih harus menyelamatkan orang
  • 17:52 - 17:54
    Apa dia benar-benar dalam kekosongan?
  • 17:54 - 17:58
    Dia bisa melihat kekosongan dengan jelas, tapi dia belum berada dalam kekosongan
  • 17:58 - 18:00
    Ini yang disebut dengan "Kekosongan, namun sebenarnya bukan kekosongan"
  • 18:00 - 18:05
    Itu karena dia tidak memasuki dunia kekosongan lagi
  • 18:05 - 18:10
    Ini adalah Dharma yang paling sulit dimengerti
  • 18:10 - 18:14
    Itu karena di dalam kekosongan, jiwa Anda mengetahuinya
  • 18:14 - 18:24
    Itu karena ketika Anda tidak memikirkannya, bukan berarti Pu Sa di Langit dan pemikiran Anda tidak memiliki pemikiran ini
  • 18:24 - 18:27
    Penjelasan ini mulai mendalam
  • 18:27 - 18:30
    Shifu beritahu kalian, contohnya
  • 18:30 - 18:32
    Ketika Anda ingin membantu seseorang,
  • 18:32 - 18:37
    dan saat sedang membantunya, Anda tidak memiliki pemikiran bahwa "Saya sedang membantunya"
  • 18:37 - 18:45
    Akan tetapi, sebelum Anda membantunya, bukankah jiwa Anda ingin membantunya?
  • 18:45 - 18:47
    Ada tidak? Ada
  • 18:47 - 18:53
    Di dalam kekosongan terdapat jiwa kita yang mengetahuinya
  • 18:53 - 18:55
    Itu artinya sifat Kebuddhaan Anda mengetahuinya
  • 18:55 - 19:00
    Anda harus menyelamatkan dan membantu semua makhluk
  • 19:00 - 19:07
    Ketika benar-benar membantu semua makhluk, Anda tidak merasa bahwa Anda sedang membantu semua makhluk
  • 19:07 - 19:11
    Saya tidak apakah kalian mengerti maksud Shifu atau tidak
  • 19:11 - 19:15
    Ini adalah bagian terdalam dalam Dharma
  • 19:15 - 19:21
    Saya suka menggunakan perumpamaan seorang Ibu yang menjaga anaknya
  • 19:21 - 19:28
    Ketika seorang Ibu menaruh seluruh perhatiannya kepada anaknya
  • 19:28 - 19:31
    Dia tidak merasa saya sedang melakukan sesuatu untuk anaknya
  • 19:31 - 19:35
    "Saya sedang membesarkan mereka"
  • 19:35 - 19:43
    Apakah Ibu ini memiliki tujuan atas segala hal yang dilakukannya?
  • 19:43 - 19:47
    Itu di dalam kekosongan sejati. Benar tidak?
  • 19:47 - 19:49
    Tapi dia tidak berada dalam kekosongan. Mengapa?
  • 19:49 - 19:52
    Ibu mengajari seorang anak adalah hal yang wajar
  • 19:52 - 19:53
    Ini adalah sebuah filosofi
  • 19:53 - 19:55
    Oleh sebab itu, dia tidak berada dalam kekosongan
  • 19:55 - 19:57
    Penyebabnya adalah karena dia memiliki filosofi di dalamnya
  • 19:57 - 20:04
    Meskipun dia tidak memikirkan "Kekosongan", tapi dia memiliki pemikiran untuk membimbing
  • 20:04 - 20:10
    Di jiwa terdalamnya, dia masih belum mengalami kekosongan yang sebenarnya
  • 20:10 - 20:15
    Dalam "Xin Jing" dan "Sutra Intan" dikatakan:
  • 20:15 - 20:23
    Filosofi terdalamnya adalah ketika Anda memahami dan sadar, Anda sebenarnya sudah terbebaskan
  • 20:23 - 20:29
    Sebenarnya Anda sedang dalam pertengahan keaslian dan kepalsuan
  • 20:29 - 20:34
    Anda sedang dalam proses memahami suatu hal
  • 20:34 - 20:38
    Itulah mengapa dalam Tripitaka dikatakan bahwa "Tidak ditempati"
  • 20:38 - 20:42
    Mengapa terdapat pikiran yang ditempati dan pikiran yang tidak ditempati?
  • 20:42 - 20:49
    Sebenarnya pikiran yang ditempati dan pikiran yang tidak ditempati adalah hanya sebatas pikiran Anda saja
  • 20:49 - 20:55
    Terima kasih telah menyaksikan pencerahan Bai Hua Fo Fa Master Lu Junhong
    Bergembira dalam dharma bersama dan menyelamatkan makhluk yang berjodoh
    Silakan menyaksikan episode selanjutnya
Title:
【第67集】白话佛法开示 | 心无所动,心无所住(卢军宏 卢台长 心灵法门)
Description:

more » « less
Video Language:
Indonesian
Duration:
20:55

Indonesian subtitles

Revisions Compare revisions