Return to Video

Eksplorasi seru performa gender

  • 0:02 - 0:05
    (Musik: "La Vie en Rose")
  • 0:16 - 0:20
    Cecily: Ah, aku merasa agak takut.
  • 0:20 - 0:22
    Aku takut dia terlihat sama saja
    seperti yang lain.
  • 0:22 - 0:24
    (Algernon mendengus)
  • 0:27 - 0:28
    C: Ternyata benar.
  • 0:28 - 0:31
    Algernon: Kau adalah sepupu kecilku
    Cecily, aku yakin.
  • 0:31 - 0:34
    C: Kau keliru besar.
  • 0:34 - 0:35
    Aku tidak kecil.
  • 0:35 - 0:39
    Bahkan, aku sebenarnya lebih tinggi
    dari orang-orang seusiaku.
  • 0:39 - 0:41
    Namun, aku adalah sepupumu Cecily,
  • 0:41 - 0:44
    dan kau, kulihat kau juga di sini
    membantu Jo Michael Rezes
  • 0:44 - 0:46
    dengan TEDx talk mereka.
  • 0:46 - 0:51
    Dan kau adalah sepupuku Ernest,
    sepupuku yang keji, Ernest.
  • 0:51 - 0:55
    A: Oh! Sebenarnya aku sama sekali
    tak keji, Sepupu Cecily.
  • 0:55 - 0:56
    Janganlah kau pikir aku keji.
  • 0:56 - 0:59
    C: Kuharap kau tak bermuka dua,
  • 0:59 - 1:02
    berpura-pura baik, tetapi sebenarnya keji.
  • 1:02 - 1:04
    Itu namanya munafik.
  • 1:04 - 1:07
    A: Tentu, aku memang agak sembrono.
  • 1:07 - 1:09
    C: Aku senang mendengarnya.
  • 1:10 - 1:13
    A: Namun, dunia ini cukup baik
    bagiku, Sepupu Cecily.
  • 1:13 - 1:16
    C: Namun, apakah kau cukup baik baginya?
  • 1:16 - 1:18
    A: Aku rasa tidak.
  • 1:18 - 1:20
    Maka itu, aku ingin kau memperbaruiku.
  • 1:20 - 1:22
    C: Sayang sekali, sore ini aku tak bisa.
  • 1:22 - 1:24
    Karena ada TED talk dan lainnya.
  • 1:24 - 1:25
    (Tawa)
  • 1:25 - 1:28
    A: Bolehkah aku memperbarui
    diriku sendiri sore ini?
  • 1:28 - 1:30
    C: Oh, kau cukup idealis,
  • 1:30 - 1:32
    tetapi coba saja.
  • 1:32 - 1:34
    A: Bagus. Aku sudah merasa lebih baik.
  • 1:34 - 1:36
    C: Kau terlihat agak lebih buruk.
  • 1:36 - 1:39
    A: Bolehkah mawar merah muda itu kuambil?
  • 1:39 - 1:41
    C: Mengapa?
  • 1:41 - 1:43
    A: Karena kau bagaikan mawar merah muda,
    Sepupu Cecily.
  • 1:43 - 1:46
    C: Kurasa kau tak pantas berbicara
    padaku seperti itu.
  • 1:46 - 1:49
    A: Kau adalah gadis tercantik
    yang pernah kulihat.
  • 1:49 - 1:53
    C: Namun... yah, aku...
  • 1:53 - 1:55
    A: Dan, ehem...
  • 1:55 - 1:58
    C: Wajah rupawan hanya jebakan dan...
  • 1:58 - 2:02
    A: Yah, itu jebakan idaman
    setiap pria bijaksana, dan...
  • 2:03 - 2:04
    Jo Michael Rezes: (mengesah)
  • 2:07 - 2:09
    Saya minta maaf, saya...
  • 2:11 - 2:13
    Saya belum selesai berlatih.
  • 2:14 - 2:17
    Bukan karena saya tak bisa
    berjalan dengan sepatu hak tinggi,
  • 2:17 - 2:19
    sebenarnya saya sangat mahir,
  • 2:19 - 2:21
    saya juga bisa buktikan itu,
    tetapi saya sungguh minta maaf.
  • 2:22 - 2:23
    Tunggu sebentar.
  • 2:25 - 2:26
    Uh, um.
  • 2:29 - 2:30
    Tidak masalah.
  • 2:31 - 2:32
    Tidak masalah.
  • 2:33 - 2:34
    Baik.
  • 2:34 - 2:36
    Baik, perkenalan.
  • 2:36 - 2:38
    Ini TEDx talk. Baik.
  • 2:39 - 2:41
    Halo! (Tertawa gugup)
  • 2:42 - 2:44
    Nama saya Jo Michael Rezes.
  • 2:44 - 2:48
    Saya mahasiswa S3
    jurusan studi teater dan pertunjukan.
  • 2:48 - 2:51
    Dan spesialisasi saya
    adalah studi identitas queer
  • 2:51 - 2:54
    saat mereka bermanuver
    dan memengaruhi persepsi waktu
  • 2:54 - 2:56
    dalam pertunjukan camp.
  • 2:57 - 2:59
    Anda tahu camp?
  • 3:00 - 3:03
    Ketulusan berbalut ironi?
  • 3:03 - 3:06
    Membuat seni kitsch terasa lazim?
  • 3:06 - 3:06
    Tidak?
  • 3:06 - 3:08
    Tema Met Gala tahun 2019
  • 3:08 - 3:12
    yang gagal dipahami
    lebih dari 95% pesertanya?
  • 3:12 - 3:13
    (Tawa)
  • 3:13 - 3:14
    Tidak? OK, baiklah.
  • 3:14 - 3:17
    Saya juga seorang aktor, sutradara,
    dan pendidik teater
  • 3:17 - 3:18
    di daerah Boston.
  • 3:18 - 3:20
    Oh, di mana sopan santun saya?
  • 3:20 - 3:23
    Teman-teman saya hari ini
    adalah Algernon dan Cecily
  • 3:23 - 3:26
    dari drama terkenal karya Oscar Wilde,
  • 3:26 - 3:28
    "The Importance of Being Earnest."
  • 3:28 - 3:30
    Mereka akan kembali, jangan khawatir.
  • 3:30 - 3:31
    Saya hanya mengusir mereka sebentar.
  • 3:31 - 3:32
    Dan jujur saja,
  • 3:33 - 3:34
    bukan TEDx talk namanya
  • 3:34 - 3:37
    tanpa penutup yang bagus, bukan?
  • 3:37 - 3:38
    (Tawa)
  • 3:39 - 3:42
    Saya harap tadi itu tidak terlalu buruk.
  • 3:42 - 3:45
    Memang canggung rasanya
    melihat saya gagal.
  • 3:45 - 3:48
    Gagal dalam apa, lebih tepatnya?
  • 3:48 - 3:52
    Berperan sebagai pria dan wanita
    di saat yang sama?
  • 3:52 - 3:55
    Berperan sebagai pria dan wanita
    walau saya bukan keduanya?
  • 3:55 - 3:59
    Mengapa canggung rasanya
    melihat seseorang gagal dalam gender,
  • 3:59 - 4:01
    dan mengapa kita peduli?
  • 4:01 - 4:04
    Tentu saja, saya sengaja tampil buruk.
  • 4:04 - 4:06
    Tentu saja saya sudah menghafalnya
    di luar kepala
  • 4:06 - 4:08
    dan telah berlatih untuk hari ini, bukan?
  • 4:09 - 4:10
    Betul, bukan?
  • 4:10 - 4:11
    (Tawa)
  • 4:11 - 4:14
    Saya hadir hari ini untuk berbicara
    tentang performativitas gender
  • 4:14 - 4:17
    dan bagaimana saya memanfaatkan
    kelas akting saya
  • 4:17 - 4:21
    sebagai ruang untuk mengusik
    keniscayaan performa gender,
  • 4:21 - 4:25
    untuk menciptakan keleluasaan
    pemikiran tentang identitas gender
  • 4:25 - 4:27
    melalui kegagalan yang suportif,
  • 4:27 - 4:31
    banyak kesalahan dan komunikasi jujur.
  • 4:31 - 4:33
    Kita semua, aktor atau bukan,
  • 4:33 - 4:36
    dapat memainkan gender
    dalam keseharian kita.
  • 4:36 - 4:39
    Saya menyebutnya "latihan gender."
  • 4:39 - 4:44
    Sebelum para ahli teori queer
    dan pemegang gelar studi perempuan
  • 4:44 - 4:46
    serta hadirin penggemar Judith Butler
  • 4:46 - 4:51
    mulai merobek-robek kostum
    paruh hiperbiner ini dari tubuh saya,
  • 4:51 - 4:54
    izinkan saya menjelaskan
    awal kekeliruan budaya populer
  • 4:54 - 4:56
    dalam memahami
    performativitas gender,
  • 4:56 - 5:00
    sebelum melanjutkan ke latihan
    yang sangat berarti bagi saya.
  • 5:01 - 5:02
    Sebagai seorang pendidik
  • 5:02 - 5:06
    dan sebagai pemuda trans
    berusia 20-an,
  • 5:06 - 5:07
    saya sering mendengar
  • 5:07 - 5:10
    dari para siswa, teman, dan kolega saya
    yang berusia 20-an
  • 5:10 - 5:12
    bahwa gender sudah "tamat."
  • 5:12 - 5:16
    Bahwa gender begitu fleksibel dan bebas
  • 5:16 - 5:20
    dan bahwa masyarakat, film, dan televisi
    sangat inklusif terhadap transgender,
  • 5:20 - 5:22
    hingga gender sudah tamat.
  • 5:22 - 5:26
    Sebagai orang nonbiner,
    saya tak menganggap diri saya biner.
  • 5:27 - 5:30
    Namun, gender jelas belum tamat.
  • 5:30 - 5:33
    Atau, setidaknya saya pikir begitu.
  • 5:33 - 5:38
    Dan mungkin, mungkin saja,
    gender selalu bermula.
  • 5:38 - 5:40
    Di semester akhir lalu,
  • 5:40 - 5:43
    sekitar jam 10:23 pagi,
  • 5:43 - 5:44
    dua siswa kelas akting saya,
  • 5:44 - 5:48
    saat memerankan parodi menarik
    anggota fraternitas --
  • 5:48 - 5:50
    maaf, saya tak ingat nama mereka --
  • 5:50 - 5:52
    mereka mengumpulkan para siswa,
  • 5:52 - 5:56
    lalu, dua wanita berpakaian longgar
    dan mengenakan topi ini
  • 5:56 - 6:01
    memamerkan rahang mereka yang kendur
    dan mentalitas lemah saudara fraternitas.
  • 6:02 - 6:04
    Walau mencengangkan untuk dilihat,
  • 6:05 - 6:11
    kedua wanita ini berganti-ganti
    antara ironi dan satire,
  • 6:11 - 6:16
    keanehan dan kekejaman, derita
    dan sukacita, sampai akhirnya
  • 6:16 - 6:19
    mereka gagal menjadi pria
    yang ingin mereka jiwai.
  • 6:20 - 6:21
    Mereka berhenti berbicara.
  • 6:22 - 6:23
    Hening.
  • 6:23 - 6:25
    Senyap memenuhi kelas,
  • 6:25 - 6:28
    dan waktu seolah tersedot habis
    dari ruangan itu.
  • 6:28 - 6:31
    Dan di momen keheningan itu,
  • 6:31 - 6:32
    salah satu dari mereka,
  • 6:33 - 6:37
    masih dalam suara saudara fraternitasnya
    walau di luar karakter,
  • 6:37 - 6:39
    berkata, hampir berbisik,
  • 6:40 - 6:44
    (Dalam suara saudara fraternitas)
    "Gender adalah konstruksi sosial."
  • 6:44 - 6:45
    (Tawa)
  • 6:45 - 6:49
    Saya akui: saya ikut tertawa
    bersama siswa-siswa saya pagi itu,
  • 6:49 - 6:53
    sebagian karena pemilihan waktu
    siswa saya yang lucu,
  • 6:53 - 6:58
    tetapi juga karena masyarakat telah
    memutarbalikkan performativitas gender
  • 6:58 - 7:00
    menjadi gender sebagai konstruksi sosial.
  • 7:01 - 7:02
    Sekarang, dengarkan ini:
  • 7:03 - 7:07
    saya merasa gagasan ini berasal dari
    cendekiawan studi queer ternama
  • 7:07 - 7:08
    Judith Butler,
  • 7:08 - 7:10
    yang karya berpengaruhnya
    dalam performa gender
  • 7:10 - 7:12
    telah menjadi bahan pokok
  • 7:12 - 7:15
    dalam kelas sarjana
    institusi seni liberal.
  • 7:15 - 7:18
    Versi SparkNotes dari karya Butler ini
  • 7:18 - 7:24
    terdapat dalam gagasan bahwa gender
    ada dalam pengulangan kata dan tindakan.
  • 7:24 - 7:27
    Dan performativitas ini
    menciptakan dan diciptakan
  • 7:27 - 7:29
    oleh tubuh manusia nyata.
  • 7:29 - 7:31
    Sekarang, dengarkan ini:
  • 7:31 - 7:33
    "Bahkan, dalam esai tahun 1988,
  • 7:33 - 7:40
    Butler menegaskan bahwa gender adalah
    sebuah lakon yang telah dilatih.
  • 7:40 - 7:41
    Dengan begini,
  • 7:41 - 7:46
    gender lewat pengulangan
    menjadi sebuah naskah yang bisa dikenali,
  • 7:46 - 7:49
    yang perlu direproduksi
    oleh seorang aktor."
  • 7:49 - 7:50
    Huh.
  • 7:50 - 7:55
    Mirip seperti upaya saya dalam
    "The Importance of Being Earnest."
  • 7:55 - 7:57
    Maksudku -- lihat saja kostumku.
  • 7:57 - 8:01
    (Suara berat) Mengapa separuh diriku
    merasa jantan, maskulin, ramah tamah,
  • 8:01 - 8:05
    (Suara tinggi) dan separuhku lagi merasa
    kewanitaan, hebat, dan feminin?
  • 8:05 - 8:08
    Sebagian dari kita bahkan lupa
    bahwa gender itu ada
  • 8:08 - 8:11
    karena tubuh kita sudah terlatih
    dengan baik.
  • 8:12 - 8:16
    Namun, akan selalu ada gender ideal
    yang tak akan pernah kita capai.
  • 8:17 - 8:19
    Namun, terserah kita untuk memainkannya.
  • 8:19 - 8:23
    Saya telah bermain dengan gender
    sepanjang karir saya sebagai aktor,
  • 8:23 - 8:25
    dan pada suatu semester sebagai
    mahasiswa S1,
  • 8:25 - 8:28
    saya mendapat dua peran sekaligus:
  • 8:28 - 8:30
    Brad Majors dari "The Rocky Horror Show,"
  • 8:30 - 8:34
    dan Charlotte Inanovna dari
    "The Cherry Orchard."
  • 8:34 - 8:37
    Satu pria, satu wanita, dan satu saya.
  • 8:39 - 8:41
    Saya datang ke satu latihan,
  • 8:41 - 8:44
    memerankan Brad yang jantan dan agresif,
  • 8:44 - 8:47
    dan tak lama dipasangkan rambut palsu,
  • 8:47 - 8:52
    dan celak yang dibaurkan dengan seksama
    sebagai Charlotte, si pengasuh Jerman.
  • 8:52 - 8:55
    Dorongan dan tarikan konstan
    dari kedua identitas ini
  • 8:55 - 8:58
    tak hanya tidak ternilai
    bagi profesi saya sebagai seorang aktor
  • 8:58 - 9:02
    yang mencoba menjangkau
    spektrum gender dalam profesi saya,
  • 9:02 - 9:04
    tetapi juga memberi pencerahan
  • 9:04 - 9:06
    bahwa identitas queer saya sendiri
  • 9:06 - 9:11
    sangat terpengaruh dari
    memerankan keekstreman gender.
  • 9:11 - 9:15
    Karakter-karakter ini memiliki
    aspek penting dalam identitas saya,
  • 9:15 - 9:16
    dari tubuh saya,
  • 9:16 - 9:18
    derita keseharian saya,
  • 9:18 - 9:21
    interaksi sosial, ingatan saya,
  • 9:21 - 9:26
    dan melatih karakter-karakter ini membuat
    saya bisa mengeksplorasi identitas ini,
  • 9:26 - 9:29
    yang telah membuka peluang saya
    sebagai seorang guru akting
  • 9:29 - 9:33
    untuk menunjukkan pentingnya
    memainkan gender dalam latihan.
  • 9:34 - 9:36
    Jadi, saat saya menunjukkan pada Anda,
  • 9:36 - 9:37
    (Suara tinggi) Cecily
  • 9:37 - 9:39
    dan (Suara rendah) Algernon,
  • 9:39 - 9:43
    ada bagian dari dua karakter ini
    yang saya hargai,
  • 9:43 - 9:45
    saya pahami secara implisit,
  • 9:45 - 9:47
    penindasan yang saya kenali,
    rasa takut yang bisa saya jiwai,
  • 9:47 - 9:50
    kecenderungan agresif
    yang saya coba lupakan.
  • 9:51 - 9:53
    Namun, ada pula banyak karakteristik
  • 9:53 - 9:56
    yang belum pernah saya alami
    secara pribadi,
  • 9:56 - 9:58
    tak ada inspirasi.
  • 9:58 - 10:02
    Dan terkadang,
    di tengah kekacauan latihan,
  • 10:02 - 10:03
    dari membaca naskah,
  • 10:03 - 10:05
    dari menciptakan karakter,
  • 10:05 - 10:08
    kita membuat kesalahan.
  • 10:08 - 10:11
    Rayuan agresif Algernon kepada Cecily
  • 10:11 - 10:13
    tidak begitu cocok dengan saya,
  • 10:13 - 10:16
    atau sikap tenang Cecily
    seperti yang ditulis oleh Oscar Wilde,
  • 10:16 - 10:18
    rasanya tidak pas,
  • 10:18 - 10:20
    dan saya benar-benar tersandung.
  • 10:21 - 10:23
    TEDx talk ini adalah sebuah pertunjukan
  • 10:23 - 10:27
    di depan begitu banyak orang.
  • 10:27 - 10:30
    Dan sangat berbeda dengan kelas saya.
  • 10:30 - 10:34
    Namun, ada tekanan yang familiar
    dalam kehidupan kita sehari-hari
  • 10:34 - 10:36
    untuk menampilkan gender kita,
  • 10:36 - 10:37
    diri kita,
  • 10:38 - 10:40
    di panggung seperti ini.
  • 10:41 - 10:42
    Sejujurnya,
  • 10:42 - 10:46
    gagal untuk menjadi seorang
    pria atau wanita secara baik
  • 10:46 - 10:49
    masih berbahaya
    bagi kaum transgender dan nonbiner.
  • 10:49 - 10:51
    Dan dengarkan ini:
  • 10:51 - 10:54
    menurut Survei Transgender Amerika
    tahun 2015,
  • 10:54 - 10:56
    hampir separuh dari responden mengatakan
  • 10:56 - 10:59
    mereka mendapat pelecehan verbal
    dalam setahun terakhir
  • 10:59 - 11:01
    karena identitas atau ekspresi gendernya.
  • 11:01 - 11:05
    Angka itu menunjukkan peningkatan
    di komunitas kulit berwarna.
  • 11:06 - 11:11
    Banyak orang mengklaim memandang
    gender dalam spektrum -- dan itu bagus --
  • 11:11 - 11:14
    termasuk 60 persen individu Generasi Z
  • 11:14 - 11:17
    yang mengatakan kepada
    Pusat Penelitian Pew di tahun 2019
  • 11:17 - 11:20
    bahwa formulir dengan pilihan
    "pria" atau "wanita"
  • 11:20 - 11:22
    harus menyertakan lebih banyak
    pilihan gender.
  • 11:23 - 11:24
    Namun, walau demikian,
  • 11:24 - 11:29
    masih ada ketakutan terpendam
    pada kesalahan menyebut gender
  • 11:29 - 11:31
    di kantor, ruang kelas,
  • 11:31 - 11:33
    di depan pemerintah,
  • 11:33 - 11:34
    dalam situasi romantis,
  • 11:34 - 11:36
    dan bagi sebagian dari kita,
  • 11:36 - 11:39
    bahkan ketika bercermin
    saat kita bangun di pagi hari.
  • 11:40 - 11:44
    Namun, kesalahan gender kita
    memiliki potensi yang baik.
  • 11:45 - 11:46
    Bahkan dalam biner,
  • 11:46 - 11:48
    membawakan peran pria atau wanita
    di atas panggung,
  • 11:48 - 11:51
    kita dapat saling mendukung
    dalam percobaan,
  • 11:51 - 11:53
    halangan dan rintangan,
  • 11:53 - 11:55
    meditasi selama dua jam
  • 11:55 - 11:57
    atau berganti kostum gender
    selama lima detik.
  • 11:57 - 11:59
    Kegagalan adalah kata kunci
  • 11:59 - 12:02
    dari teori Judith Butler
    tentang performativitas.
  • 12:02 - 12:04
    Namun, saya percaya sebagian besar orang
  • 12:04 - 12:05
    seperti Anda di luar sana,
  • 12:05 - 12:09
    Anda mungkin mendengar "performativitas"
    dan mendengar "performa."
  • 12:10 - 12:12
    Itu artinya, siap tampil
  • 12:12 - 12:14
    atau jika tidak siap tampil,
  • 12:14 - 12:18
    mungkin tampil secara umum
    membuat Anda cemas.
  • 12:18 - 12:22
    Atau ketakutan panggung
    yang masih saya rasakan sampai hari ini.
  • 12:23 - 12:26
    Kita perlu memahami
    bahwa kegagalan gender
  • 12:26 - 12:30
    bisa dan harus menjadi proses
    yang generatif dan positif.
  • 12:31 - 12:34
    Kesalahan gender hanya akan
    membantu kita tumbuh
  • 12:34 - 12:38
    dan semakin memahami
    keberagaman gender di sekitar kita.
  • 12:38 - 12:40
    Namun, kita harus memberi ruang
    bagi kesalahan.
  • 12:41 - 12:43
    Kita harus memberi ruang untuk kegagalan.
  • 12:44 - 12:47
    Di situlah peran latihan.
  • 12:48 - 12:51
    Salah satu poin utama yang sering
    saya katakan pada siswa kelas akting saya
  • 12:51 - 12:55
    saat mereka panik sebelum membawakan
    monolog atau suatu adegan,
  • 12:55 - 12:59
    yaitu tak ada seorang pun
    yang sebenarnya siap.
  • 12:59 - 13:02
    Maksud saya, kita tak pernah
    sungguh-sungguh selesai berlatih,
  • 13:02 - 13:05
    kita hanya ditempatkan di depan penonton.
  • 13:06 - 13:08
    Saat mengajar lokakarya keluwesan gender
  • 13:08 - 13:11
    pada musim panas lalu
    di Somerville Arts for Youth,
  • 13:11 - 13:14
    saya menegaskan pada
    sekelompok siswa usia sekolah menengah
  • 13:14 - 13:18
    bahwa mereka tak bisa sekaligus
    menjadi perundung dan aktor yang baik.
  • 13:18 - 13:19
    Itu mustahil.
  • 13:20 - 13:22
    Ada sesuatu mengenai tindak perwujudan
  • 13:22 - 13:25
    yang membutuhkan empati
    untuk bertahan.
  • 13:26 - 13:30
    Perundungan menghalangi proses kreatif.
  • 13:30 - 13:33
    Saat para siswa sekolah menengah ini
    mengitari ruangan,
  • 13:33 - 13:37
    menjajal presentasi gender biner
    yang ekstrem,
  • 13:38 - 13:41
    situasinya berubah riuh,
  • 13:42 - 13:43
    penuh tawa,
  • 13:43 - 13:48
    parodi stereotip
    yang mereka lihat di film dan televisi,
  • 13:48 - 13:51
    kegembiraan dalam
    kegagalan memahami gender.
  • 13:53 - 13:56
    Bahkan para siswa saya dalam
    kelas "Pengenalan Akting,"
  • 13:56 - 13:59
    mencoba kesempatan
    untuk memainkan gender
  • 13:59 - 14:01
    saat saya membatasi
    waktu berpikir mereka.
  • 14:01 - 14:02
    Di Halloween tahun lalu,
  • 14:02 - 14:05
    saya meminta siswa saya
    datang dengan kostum
  • 14:05 - 14:09
    dan melemparkan topi mereka
    ke tengah sebuah lingkaran,
  • 14:09 - 14:11
    secara metaforis dan sesungguhnya,
  • 14:11 - 14:13
    dan satu-satunya aturan permainan
  • 14:13 - 14:16
    adalah mereka harus masuk
    ke tengah lingkaran,
  • 14:16 - 14:18
    mengambil topi, memilih karakter,
  • 14:18 - 14:19
    kemudian berganti.
  • 14:19 - 14:21
    Tak ada waktu berpikir.
  • 14:22 - 14:24
    Dan baru saat dua siswa pria di kelas
  • 14:24 - 14:27
    menyadari tak ada yang masuk ke lingkaran,
  • 14:27 - 14:28
    mereka pun melompat ke tengah,
  • 14:28 - 14:30
    dan salah satunya menjadi
  • 14:30 - 14:32
    (Suara berat) seorang sovinis Inggris,
  • 14:32 - 14:36
    dan satunya, (Suara tinggi) seorang
    wanita Inggris pemalu bersuara tinggi.
  • 14:38 - 14:41
    Waktu terhenti.
  • 14:41 - 14:43
    Tawa,
  • 14:43 - 14:44
    peniruan,
  • 14:44 - 14:46
    lagi-lagi kegembiraan,
  • 14:46 - 14:49
    dalam kegagalan pemahaman gender.
  • 14:50 - 14:53
    Itulah potensi latihan gender.
  • 14:55 - 14:56
    Saya menantang Anda semua
  • 14:57 - 15:00
    untuk menjadikan hari-hari Anda
    sebagai latihan kecil.
  • 15:00 - 15:05
    Sediakanlah ruang dalam hidup Anda
    untuk mengeksplorasi gender.
  • 15:06 - 15:09
    Dan biarkan orang lain
    mengeksplorasi gender mereka.
  • 15:09 - 15:11
    Gagal dalam gender.
  • 15:12 - 15:15
    Saya harap bisa memberikan Anda cara
    yang lebih nyata untuk melakukannya.
  • 15:16 - 15:19
    Namun, itulah letak kelucuan gender.
  • 15:21 - 15:25
    Gender adalah sebuah lakon
    yang telah dilatih.
  • 15:26 - 15:30
    Beberapa lakon lebih terlatih
    daripada lainnya. (Tertawa)
  • 15:32 - 15:34
    Namun, gender jauh dari kata sempurna.
  • 15:35 - 15:36
    Dan terkadang,
  • 15:37 - 15:39
    seperti dalam latihan,
  • 15:40 - 15:44
    saat kita saling mendukung
    dalam pertunjukan,
  • 15:44 - 15:46
    saat senang dan saat susah,
  • 15:48 - 15:53
    kita lebih sukses daripada tak mencoba
    atau gagal sama sekali.
  • 15:54 - 15:58
    A: Aku rasa, ini sukses besar.
  • 15:58 - 16:01
    Aku jatuh cinta dengan Cecily,
    dan itulah segalanya.
  • 16:01 - 16:04
    Namun, aku harus bertemu dengannya
    sebelum aku pergi.
  • 16:05 - 16:08
    Oh, itu dia.
  • 16:08 - 16:11
    C: Oh, aku hanya kembali
    untuk menyirami mawar.
  • 16:11 - 16:14
    Aku kira kita sedang ada
    di TEDx talk dengan Jo.
  • 16:14 - 16:15
    A: Oh.
  • 16:15 - 16:18
    Mereka tengah memanggil
    kereta kuda untukku.
  • 16:19 - 16:20
    C: Oh.
  • 16:20 - 16:22
    Apakah mereka akan
    membawamu jalan-jalan?
  • 16:22 - 16:24
    A: Mereka akan mengirimku pergi.
  • 16:24 - 16:26
    C: Oh.
  • 16:26 - 16:27
    Jadi, kita harus berpisah.
  • 16:28 - 16:29
    A: Aku rasa begitu.
  • 16:29 - 16:31
    Ini perpisahan yang menyakitkan.
  • 16:32 - 16:37
    C: Kita bisa bertahan dengan kesabaran
    jika terpisah dengan teman lama.
  • 16:38 - 16:41
    Namun, walau hanya berpisah sekejap
  • 16:41 - 16:44
    dari siapa pun yang baru ditemui
  • 16:46 - 16:48
    rasanya hampir tak tertahankan.
  • 16:52 - 16:53
    JMR: Terima kasih.
  • 16:55 - 16:59
    (Tepuk tangan)
Title:
Eksplorasi seru performa gender
Speaker:
Jo Michael Rezes
Description:

Dari panggung hingga hidupnya sehari-hari, pendidik teater Jo Michael Rezes mempelajari identitas queer dan spektrum performa gender — dalam keberhasilan dan kegagalannya. Diiringi perkenalan camp yang memesona, Rezes menelusuri potensi membebaskan dari permainan gender untuk bisa lebih memahami diri kita sendiri, satu sama lain serta ruang yang kita tempati.

more » « less
Video Language:
English
Team:
closed TED
Project:
TEDTalks
Duration:
17:12

Indonesian subtitles

Revisions