Subtitle Jane Eyre 1983 Episode 09 - Wanita Gelandangan Menjadi Guru

"Sanggahan Hak Cipta di bawah Pasal 107 UU Hak Cipta 1976, izin diberikan untuk "penggunaan wajar" untuk tujuan seperti kritik, komentar, laporan berita, pengajaran, beasiswa, dan riset. Penggunaan wajar adalah penggunaan yang diizinkan oleh undang-undang hak cipta yang mana selain itu merupakan pelanggaran hak cipta. Penggunaan nirlaba, edukasi atau pribadi memberi pengaruh yang menguntungkan bagi penggunaan wajar"

Selamat siang.

- Apakah ini rumah pendeta?
- Ya.

- Apakah Pak Pendeta ada?
- Tidak.

- Apakah dia akan segera pulang?
- Tidak. Ayahnya meninggal.

Mungkin dia pergi
selama dua minggu atau lebih.

Apakah nyonya rumahnya ada?

Tidak. Aku penjaga rumah.
Tak ada uang untuk menyumbang.

Terima kasih.

Maaf aku mengganggu.

Tapi apakah kalian butuh pelayan di sini?

Kumohon, beri aku makanan itu.

Bu, ada pengemis

yang ingin aku memberinya buburku!

Nak, berikan padanya
kalau babi kita tak mau.

Apa maumu?

Kumohon, boleh aku bicara dengan nyonyamu?

Beri tahu aku saja
kau mau bilang apa.

Aku butuh tempat menginap.

Di kakus. Di mana saja.

Dan kulit roti?

Aku akan memberimu roti,

tapi kami tak bisa
menampung gelandangan.

Tapi ke mana aku harus pergi
kalau kalian menolakku?

Ini uang satu sen. Sekarang, pergilah!

Kumohon, aku tak bisa berjalan lagi.

Jangan tutup pintunya! Kumohon, jangan!

Berhentilah mendorong!
Air hujan akan masuk!

Ini bukan tempat untukmu!

Pergilah ke tempat yang cocok untukmu!

Ada apa, Hannah? Siapa dia?

Gelandangan wanita.

Aku pasti mati. Ini kehendak Tuhan.

Hannah! Cepat buka pintunya!

Tn. St. John, adikmu mencemaskanmu.

Gelandangan wanita itu mencoba
memaksa masuk!

Enyahlah! Memalukan!

Hannah, aku ingin bicara
dengan wanita itu.

Kau sudah melakukan tugasmu
mencegahnya masuk. Sekarang, giliranku.

Ini kasus yang aneh,
dan harus aku selidiki.

Duduklah.

Hannah, minta air.

Tidak, susu dan roti. Ambilkan.

Dia sangat kelelahan.

Jangan terlalu banyak dulu.
Tubuhnya terlalu tak sehat.

Siapa namamu?

Namaku?

Namaku Jane.

Jane Elliot.

Di mana kau tinggal?

Di mana teman-temanmu?

Apakah kami bisa menjemput
orang yang kau kenal?

Tidak.

Apa yang bisa kau jelaskan
tentang dirimu?

Tuan, aku tak bisa
menjelaskan apa pun malam ini.

Lalu apa yang kau mau aku lakukan untukmu?

Tak usah melakukan apa-apa.

Maksudmu, kau tak ingin apa-apa lagi
dari kami

dan kami boleh melepasmu
ke lapangan dan malam yang hujan ini?

Aku yakin kalian...

Kalian tak akan melakukan itu
pada orang yang tersesat malam ini.

Lakukan apa saja padaku,

tapi jangan ajak aku bicara.

Napasku pendek.

Uratku kejang saat aku bicara.

Ini, cobalah makan.

Ya, cobalah.

Mary, Diana,
mari kita pergi ke ruang tamu.

Hannah, urusi dia.

Ayo.

Ayo ikut.

Aku harus pergi?

Ya. Naik ke atas,

buka pakaian basah itu

dan naik ke tempat tidur yang hangat.

Diana ada di atas,
sedang menyalakan perapian.

Mari aku bantu.

Hannah,

bawa beberapa botol air hangat.

Tak perlu memanggil dokter.

Itu hanya karena pengaruh kelelahan
yang berlebih dan berkepanjangan.

Tapi aku yakin tak ada penyakit.

Syukurlah.

Begitu dia bisa menerima
gizi yang cukup,

kekuatannya akan pulih.

Wajahnya agak aneh,

tapi aku tak melihat tanda-tanda kekasaran
atau degradasi moral.

Justru sebaliknya.

Jujur saja, St. John,

aku bersimpati pada wanita malang itu.

Andai kita bisa menolongnya selamanya.

Itu tak mungkin.

Mungkin dia wanita muda

yang salah paham
dengan teman-temannya

dan meninggalkan mereka
dengan ceroboh.

Mungkin sebaiknya
kita pulangkan dia pada mereka

kalau dia tak bersikeras.

Dia tampak berakal sehat.

Ini aneh.

Keanggunan dan keharmonisan kecantikan

agak kurang darinya.

Dia sama sekali tak cantik.

Kondisi tubuhnya sedang tak baik,
St. John.

Biarkan dia tidur.

Ayo.

"Willst du die andern verstehen,

blick in dein eigenes herz."

Artinya, "Kalau ingin memahami orang lain,

lihatlah hatimu sendiri."

Benar sekali.

Minumlah susumu, Nona.

Masih belajar Bahasa Jerman?
Apa gunanya untukmu?

Aku dan Mary berniat mengajar itu.

Dengan begitu, kami bisa
mendapat uang lebih banyak.

Bagus sekali. Tapi berhentilah,
kalian sudah cukup belajar.

Ya. Dan kurasa Jane bisa tidur sekarang.

Selamat malam, Sayang.

Selamat malam.

Setidaknya kau makan dan minum
dengan lebih baik.

Kau bisa duduk?

Hanya sedikit.

Sudah berapa lama aku ada di sini?

Sudah tiga hari
kau tak turun dari ranjang ini.

Malam ini berarti empat malam.

Aku mau bangun kalau aku kuat.

Aku juga tak punya pakaian.
Pakaianku hancur.

Satu per satu dulu.

Berbaringlah sekarang dan tidur,
seperti Nn. Diana bilang.

Selamat malam.

Andai aku bisa tidur kapan pun aku mau.

Selamat pagi, Hannah.

Kau sudah bangun.

Harus kuakui, kau tampak agak lebih baik.

Duduklah di kursiku.

Kau pernah mengemis
sebelum datang ke sini?

Aku bukan pengemis,

sama seperti kau
atau majikan-majikan wanitamu.

Aku tak mengerti.

Kurasa kau tak punya rumah
atau pun uang.

Itu tak menjadikanku pengemis.

Kau pernah belajar dari buku?

Ya. Aku pernah sekolah
di sekolah asrama selama delapan tahun.

Apa yang membuatmu berhenti?

Aku pernah melakukannya

dan semoga aku bisa melakukannya lagi.

Akan kau apakan apel-apel itu?

Aku akan membuat pai.

Berikan padaku.
Aku akan mengupasnya untukmu.

Baiklah.

Ini, letakkan ini pangkuanmu
atau gaunmu akan kotor.

Terima kasih.

Kau tak terbiasa
melakukan pekerjaan pelayan,

kulihat dari tanganmu.

Tak usah membicarakan
yang pernah aku lakukan.

Apa nama rumah ini?

Orang menyebutnya Rumah Moor.

Tn. St. John tinggal di sini?

Tidak, dia tak tinggal di sini.

Dan anmanya Tn. St. John Rivers.

Dia pendeta di Morton,
beberapa mil dari sini.

Dia punya rumah sendiri.

Berarti ini rumah ayahnya?

Ya.

Tn. Rivers meninggal
tiga minggu sejak kena stroke.

Itu sebabnya Tn. St. John,
Nn. Diana,

dan Nn. Mary ada di sini.

Para wanita itu juga tak tinggal di sini?

Mereka bekerja di London
sebagai pengajar pribadi.

Ibu mereka sudah lama meninggal.

Tn. Rivers senior,

dia kehilangan banyak uang

karena seorang pria yang dipercayainya
menjadi bangkrut.

Tapi mereka menyukai rumah tua ini,

dan lapangan di sekitarnya.

Mereka datang kapan pun mereka sempat.

Kau bagaimana? Kau sudah lama
tinggal bersama keluarga ini?

Sudah 30 tahun aku tinggal di sini.

Aku mengasuh mereka bertiga.

Itu membuktikan kau pasti

seorang pelayan yang setia dan jujur.

Menurutku begitu walaupun kau tak sopan

dengan menyebutku gelandangan.

Banyak penipu di mana-mana, maafkan aku.

Jangan bersikap terlalu keras padaku.

Kau tampak seperti orang kecil yang baik.

Itu sudah cukup. Ayo bersalaman.

Nak, aku tahu kau tak mau bicara,

tapi kau tampak seperti wanita bangsawan.

Seseorang pasti mencemaskanmu.

Ya.

Itu membuatku terluka.
Jadi, aku tak tahan memikirkannya.

Aku tak berani berkomunikasi.
Aku tak berani.

Makin banyak kau makan, makin baik.

Aku tak pernah makan sebanyak ini.

Kau lapar.

Aku yakin aku tak akan berlama-lama
makan dengan biayamu, Tuan.

Tidak.

Kalau kau beri tahu kami
di mana teman-temanmu,

kami bisa menyurati mereka,
dan mungkin kau akan dipulangkan.

Aku harus terus terang, Tuan.

Itu di luar kuasaku.

Aku tak punya rumah atau pun teman.

Orang yang paling kesepian.

Kau tak memakai cincin.
Apakah kau perawan tua?

St. John,
umurnya pasti tak lebih dari 17 tahun.

Umurku hampir 19 tahun.

Tidak, aku belum menikah.

Kau terlalu ingin tahu, St. John.

Aku tak bisa membantumu
kalau tak tahu apa-apa tentangmu.

Aku hanya ingin mendapat pekerjaan
yang bisa aku lakukan

untuk mendapat sedikit uang untuk hidup.

Aku akan mencarikan untukmu sebisaku.
Tapi...

Jangan buat dia bicara lagi, St. John.

Kita bisa melihat dia belum cukup sehat
untuk terlalu bersemangat.

Ayo duduk di sini, Nn. Elliot.

Kau bilang namamu Jane Elliot?

Ya.

Itu bukan nama asliku.

Menurutku itu nama yang terbaik saat ini.

Kau tak mau memberi tahu nama aslimu?

Tidak. Aku takut ketahuan.

Aku yakin kau benar.

Biarkanlah dia tenang, St. John.

Kau mau tetap mandiri?

Adik-adikku mau memeliharamu,

tapi sebulan lagi, mereka akan

kembali bekerja di selatan.

Aku akan kembali ke parokiku
dan mengajak Hannah.

Rumah ini akan ditutup.

Aku akan berusaha
agar kau bisa mengurus dirimu sendiri.

Aku akan melakukan apa pun,
bahkan pekerjaan terhina.

Kalau semangatmu seperti itu,

aku janji akan membantumu sebisaku.

Walaupun dari parokinya,

St. John suka mengunjungi
orang sakit dan papa.

Dia hidup hanya untuk pekerjaannya, Jane.

Akhirnya dia datang!

Permisi.

Silakan masuk.

Ada yang kau ingin tanyakan padaku?

Kalau boleh.

Aku ingin tahu apakah kau dengar

ada pekerjaan yang bisa aku lakukan.

Aku menemukan pekerjaan untukmu
tiga minggu yang lalu,

tapi kau tampak sangat berguna dan bahagia

dan adik-adikku sangat dekat denganmu.

Aku berpikir aku tak akan beri tahu

sampai saat kami harus
meninggalkan Rumah Moor.

Tapi itu hanya tiga hari lagi.

Ya.

Apa pekerjaan
yang kau dapatkan, Tn. Rivers?

Morton, saat aku datang ke sana
dua tahun lalu, tak punya sekolah.

Anak-anak orang papa tak punya
harapan untuk berkembang.

Sejak saat itu,
aku mendirikan sekolah khusus laki-laki

dan sekarang aku berniat
membuat sekolah khusus wanita.

Gaji gurunya 30 paun setahun.

Guru itu akan punya pondok kecil

dan dilayani seorang anak papa.

Dananya disediakan oleh Nn. Oliver.

Kau mau menjadi gurunya?

Terima kasih, Tn. Rivers.
Aku menerimanya sepenuh hati!

Tapi apakah kau mengerti?

Itu sekolah desa.

Pelajarnya hanya gadis-gadis papa.

Kebanyakan adalah anak petani.

Bagaimana dengan pikiran,

prestasi, sentimen, dan seleramu?

Akan aku simpan sampai dibutuhkan.

Kau mengerti apa yang kau terima?

Ya. Aku akan membuka sekolah itu
minggu depan kalau kau mau.

Baiklah. Jadi seperti itu.

Aku akan mulai tiga hari lagi!

Jane, yang kau lakukan itu
adalah pengorbanan besar.

Paman John meninggal.

Lalu bagaimana?

Lalu bagaimana, Di?

Tak ada. Bacalah.

Amin.

Setidaknya kita masih bisa hidup.

Keadaan kita tak akan lebih buruk
dari sebelumnya.

Itu membuat kita terpaksa memikirkan
apa yang mungkin terjadi.

Terlalu bebeda dari keadaan sekarang.

Jane.

Kau pasti bingung tentang kami
dan misteri kami.

Mungkin kami tampak dingin
soal kematian paman,

tapi kami tak pernah bertemu dengannya.

Ayahku kehilangan sebagian besar uangnya
karena sarannya.

Mereka bertengkar.

Lalu Paman John menjadi makmur dan kaya.

Dia tak pernah menikah

dan ayahku selalu percaya

dia akan menebus kesalahannya

dengan mewariskan hartanya pada kami.

Surat ini memberi tahu kami

bahwa semua uangnya diwariskan
ke kerabat lain,

selain 30 guinea

untuk membeli tiga cincin berduka
untuk St. John, Mary, dan aku.

Kami pasti akan kaya

dengan mendapat
seribu paun per orang saja.

St. John pasti akan melakukan

banyak kebaikan dengan sedikit uang.

Tapi ayolah,

kita bergembira saja sebelum berpisah.

Halo, Nn. Elliot.

Halo, Tn. Rivers. Silakan masuk.

Apakah hari pertamamu bekerja

jauh lebih sulit dari yang kau duga?

Tidak, justru sebaliknya.

Mau aku buatkan teh?

Tidak. Aku hanya bawakan bingkisan

yang ditinggalkan adikku untukmu.

Kurasa pensil warna, pensil, dan kertas.

Terima kasih. Mereka baik sekali.

Tapi mungkin akomodasimu tak...

Semua yang aku lihat membuatku bersyukur.

Bagus.

Nn. Elliot...

Aku sangat menyarankan padamu

untuk melawan semua godaan
untuk mengenang masa lalu.

Kenapa kau bilang begitu?

Aku melihat sesuatu di matamu.

Itu kegelisahan. Kau tak akan lama
berada di Morton.

Kenapa? Aku tak ambisius.

Tidak? Aku tahu aku ambisius.

Kenapa kau menggunakan kata itu?

Aku bicara tentang diriku.

Kau... Maafkan kata-kataku... Berapi-api.

Sulit untuk mengendalikan keinginan.

Aku tahu dari pengalamanku,
tapi itu bisa dilakukan.

Setahun yang lalu, aku sangat sengsara.

Pekerjaan membosankan sebagai pendeta
membuatku sangat lelah.

Aku merindukan kegembiraan,

karier yang terhormat.

Tapi setelah mengalami
masa kelam dan perjuangan,

aku mendapat pencerahan.

Aku sudah bertekad
untuk menjadi misionaris.

Aku sudah bersumpah, dalam setahun,

untuk meninggalkan Eropa ke timur.

Biar aku saja.

Selamat sore, Tn. Rivers.

Selamat sore.

Ayah bilang guru baru sudah datang

dan aku naik ke lembah
untuk bertemu dengannya.

Ini orangnya?

Menurutmu kau akan menyukai Morton?

Semoga saja. Kau Nn. Oliver?

Benar sekali. Kau suka rumahmu?

Sangat suka. Terima kasih

atas semua yang kau lakukan
untuk melayaniku.

Aku akan datang untuk membantumu
kapan-kapan.

Tn. Rivers, aku sangat senang
belakangan ini.

Aku menari sampai pukul dua pagi tadi.

Kau jarang pergi di ruang dansa.

Kau mau kembali bersamaku
dan mengunjungi Ayah?

Ini bukan waktu yang baik

untuk mengganggu Tn. Oliver.

Menurutku sebaliknya.

Kenapa kau begitu pemalu dan muram?

Aku sangat tak bijaksana.

Kau sedih setelah berpisah
dengan adik-adikmu.

Ayo ikut. Kami akan menemanimu.

Tidak malam ini.

Kalau kau bersikeras,
aku harus meninggalkanmu.

Aku harus pulang
karena embun mulai turun.

- Selamat sore.
- Selamat sore.

Selamat sore.

Tn. Briggs, kau cukup baik
untuk melibatkan dirimu

dalam urusanku dan Nn. Eyre,
tapi beberapa hari setelah itu...

- Tuan...
- Aku tahu!

Kau hanya melakukan tugasmu.

Benar, Tn. Rochester.

Tapi kenapa kau memanggilku kembali
ke sini begitu cepat

dan begitu mendesak?

Nn. Eyre menghilang.

Aku tak heran.

Dengarkan aku!

Aku butuh bantuan.

Bantuan yang tak cocok
diberikan pengacara setempat.

Aku butuh orang London.

Apa yang kau ingin aku lakukan, Rochester?

Kau punya rekan pengacara di setiap kota.

Surati mereka. Buat pengumuman.

Ada agen rahasia
untuk melacak orang, 'kan?

Hubungi mereka. Bayar berapa pun juga.

Kalau aku menemukannya,

mungkin dia tak ingin
keberadaannya diketahui.

Aku tak berniat memburunya.

Aku tak akan mengganggunya
kalau aku bisa.

Tapi aku harus tahu
dia tak kekurangan,

bahwa dia baik-baik saja,
dia ada yang mengurus...

bahwa dia aman.

Aku tak bisa hidup dengan mencemaskannya.

Aku harus tahu dia tinggal dengan aman

di dunia yang sama denganku.

Carilah dia, Tn. Briggs.

Carilah dia.