< Return to Video

Apa itu sindrom penyemu dan bagaimana cara mengatasinya? - Elizabeth Cox

  • 0:09 - 0:13
    Bahkan setelah menulis sebelas buku
    dan meraih banyak penghargaan bergengsi,
  • 0:13 - 0:16
    Maya Angelou tidak bisa lepas
    dari keraguan terhadap
  • 0:16 - 0:19
    kesuksesan yang diterimanya.
  • 0:20 - 0:23
    Albert Einstein mengalami hal yang sama;
  • 0:23 - 0:26
    ia melukiskan dirinya sebagai orang
    yang "tidak sengaja menipu"
  • 0:26 - 0:30
    dan yang karyanya tidak pantas mendapatkan
    begitu banyak perhatian.
  • 0:30 - 0:33
    Orang sesukses Angelou atau Einstein
    tergolong langka.
  • 0:33 - 0:36
    Sebaliknya, banyak sekali
    orang-orang yang merasa seperti penipu.
  • 0:36 - 0:38
    Mengapa banyak dari kita
  • 0:38 - 0:41
    terus merasa tidak pantas
    menerima prestasi
  • 0:41 - 0:45
    atau perhatian atas ide
    dan kemampuan kita?
  • 0:45 - 0:47
    Psikolog Pauline Rose Clance
  • 0:47 - 0:51
    adalah orang pertama yang mempelajari
    perasaan gelisah tidak beralasan ini.
  • 0:51 - 0:52
    Dalam pekerjaanya sebagai terapis,
  • 0:52 - 0:55
    ia memperhatikan bahwa
    banyak pasiennya yang berstatus mahasiswa
  • 0:55 - 0:57
    mengalami masalah yang sama.
  • 0:57 - 0:59
    Meski selalu mendapatkan nilai tinggi,
  • 0:59 - 1:02
    mereka merasa tidak layak
    berada di kampus pilihan.
  • 1:02 - 1:03
    Beberapa bahkan percaya
  • 1:03 - 1:05
    mereka diterima
    karena kesalahan administrasi.
  • 1:05 - 1:07
    Clance sadar bahwa
    ketakutan ini tidak beralasan,
  • 1:07 - 1:10
    tetapi ia ingat
    pernah merasakan hal serupa
  • 1:10 - 1:11
    pada masa kuliah.
  • 1:11 - 1:13
    Clance dan pasiennya mengalami
  • 1:13 - 1:15
    suatu kondisi yang dikenal
    dengan banyak nama
  • 1:15 - 1:16
    yakni fenomena penyemu,
  • 1:16 - 1:18
    pengalaman penyemu,
  • 1:18 - 1:20
    dan sindrom penyemu.
  • 1:20 - 1:22
    Bersama rekannya, Suzanne Imes,
  • 1:22 - 1:24
    Clance pertama kali meneliti kondisi ini
  • 1:24 - 1:26
    di kalangan dosen perempuan
    dan mahasiswi.
  • 1:26 - 1:30
    Hasil penelitian menunjukkan
    sindrom penyemu umum dialami partisipan.
  • 1:30 - 1:32
    Sejak itu,
  • 1:32 - 1:34
    fenomena ini ditemukan
    pada berbagai gender,
  • 1:34 - 1:35
    ras,
  • 1:35 - 1:36
    kelompok usia,
  • 1:36 - 1:38
    dan jenis pekerjaan.
  • 1:38 - 1:41
    Namun, kejadian ini lebih lazim
    dan lebih besar pengaruhnya
  • 1:41 - 1:45
    bagi kaum minoritas
    dan kaum kurang beruntung.
  • 1:45 - 1:48
    Dengan memakai kata 'sindrom',
    kita meremehkan skala fenomena ini.
  • 1:48 - 1:51
    Fenomena ini bukan penyakit
    atau perilaku abnormal
  • 1:51 - 1:54
    dan tidak selalu berkaitan dengan depresi,
  • 1:54 - 1:55
    kecemasan,
  • 1:55 - 1:56
    atau rendahnya kepercayaan diri.
  • 1:57 - 1:59
    Lalu, mengapa fenomena ini bisa terjadi?
  • 1:59 - 2:01
    Orang-orang sukses dan berkemampuan tinggi
  • 2:01 - 2:02
    cenderung berpikir
  • 2:02 - 2:04
    orang lain sama seperti mereka.
  • 2:04 - 2:07
    Pikiran ini lalu berkembang menjadi
    perasaan tidak layak akan penghormatan
  • 2:07 - 2:10
    dan kesempatan yang hanya diberikan
    kepada mereka.
  • 2:10 - 2:12
    Dan seperti yang dialami
    Angelou dan Einstein,
  • 2:12 - 2:14
    jarang ada pujian
  • 2:14 - 2:16
    yang dapat membuat perasaan ini lenyap.
  • 2:16 - 2:20
    Perasaan ini tidak hanya dimiliki
    mereka yang pintar saja.
  • 2:20 - 2:24
    Semua orang rentan mengalami fenomena
    yang disebut ketidaksadaran pluralisik,
  • 2:24 - 2:27
    yaitu saat kita meragukan
    kemampuan sendiri
  • 2:27 - 2:30
    dan percaya bahwa
    perasaan ini hanya dirasakan sendiri,
  • 2:30 - 2:31
    karena tidak ada yang
    menyuarakannya.
  • 2:31 - 2:35
    Sulit untuk tahu
    seberapa keras teman kita bekerja,
  • 2:35 - 2:38
    seberapa sulit pekerjaan tertentu baginya,
  • 2:38 - 2:40
    atau seberapa ragunya mereka
    pada diri sendiri,
  • 2:40 - 2:43
    sehingga tidak mudah bagi kita
    untuk mengabaikan pikiran
  • 2:43 - 2:45
    bahwa kita tidak semampu mereka.
  • 2:45 - 2:47
    Perasaan tidak layak yang kuat
  • 2:47 - 2:49
    dapat mencegah seseorang
    untuk berbagi ide menarik,
  • 2:49 - 2:50
    melamar pekerjaan,
  • 2:50 - 2:53
    atau mendaftar program
    yang sanggup mereka jalani.
  • 2:53 - 2:54
    Sejauh ini,
  • 2:54 - 2:57
    cara paling ampuh untuk melawan
    sindrom penyemu
  • 2:57 - 2:58
    adalah dengan membahasnya.
  • 2:58 - 3:00
    Banyak penderita khawatir
  • 3:00 - 3:03
    jika mereka meminta
    orang lain menilai kemampuan mereka,
  • 3:03 - 3:05
    ketakutan mereka akan menjadi nyata.
  • 3:05 - 3:06
    Terkadang, umpan balik positif pun
  • 3:06 - 3:09
    tidak dapat membuat perasaan ini hilang.
  • 3:09 - 3:10
    Akan tetapi,
  • 3:10 - 3:12
    perasaan ini dapat berkurang
  • 3:12 - 3:16
    jika kita tahu mentor kita
    pernah merasakan hal yang sama.
  • 3:16 - 3:18
    Demikian jika yang mengalami
    adalah teman kita.
  • 3:18 - 3:21
    Bahkan, kita akan merasa lebih lega
  • 3:21 - 3:23
    hanya dengan mengetahui
    nama kondisi ini.
  • 3:23 - 3:24
    Setelah itu,
  • 3:24 - 3:27
    sindrom ini dapat kita atasi
  • 3:27 - 3:29
    dengan mengumpulkan respons positif
    lalu mengingatnya.
  • 3:29 - 3:30
    Seorang peneliti
  • 3:30 - 3:33
    yang terus menyalahkan diri
    karena percobaannya selalu gagal,
  • 3:33 - 3:36
    mulai mencatat penyebab setiap saat
    terjadi kesalahan.
  • 3:36 - 3:37
    Lambat laun, ia menemukan bahwa
  • 3:37 - 3:40
    penyebab sebagian besar masalahnya
    adalah peralatan yang rusak
  • 3:40 - 3:42
    dan ia mulai sadar
    kalau nyatanya ia mampu.
  • 3:42 - 3:45
    Perasaan ini
    memang tidak bisa hilang total,
  • 3:45 - 3:47
    tetapi kita bisa mulai berbincang terbuka
  • 3:47 - 3:50
    tentang kesulitan akademis
    ataupun pekerjaan yang mendasarinya.
  • 3:50 - 3:53
    Semakin kita sadar
    bahwa pengalaman ini umum terjadi,
  • 3:53 - 3:56
    mungkin kita bisa lebih jujur
    tentang perasaan diri
  • 3:56 - 3:58
    dan membangun rasa percaya diri
  • 3:58 - 3:59
    berdasarkan kata-kata sederhana;
  • 3:59 - 4:00
    kita punya kelebihan
  • 4:00 - 4:01
    kita mampu,
  • 4:01 - 4:03
    dan kita layak.
Title:
Apa itu sindrom penyemu dan bagaimana cara mengatasinya? - Elizabeth Cox
Speaker:
Elizabeth Cox
Description:

Simak materi selengkapnya: https://ed.ted.com/lessons/what-is-imposter-syndrome-and-how-can-you-combat-it-elizabeth-cox

Bahkan setelah menulis sebelas buku dan meraih banyak penghargaan bergengsi, Maya Angelou tidak bisa lepas dari keraguan terhadap kesuksesan yang diterimanya. Perasaan ini umum dialami siapa saja. Mengapa banyak dari kita terus merasa tidak pantas menerima prestasi atau perhatian atas ide dan kemampuan kita? Elizabeth Cox memberikan penjelasan psikologi di balik sindrom penyemu, dan apa yang bisa kita lakukan untuk mengatasinya.

Materi oleh Elizabeth Cox, disutradarai oleh Sharon Colman.

more » « less
Video Language:
English
Team:
closed TED
Project:
TED-Ed
Duration:
04:17

Indonesian subtitles

Revisions