Kiat-Kiat Angkat Bicara
-
0:01 - 0:04Angkat bicara tidak mudah dilakukan.
-
0:05 - 0:10Saya menyadari makna kalimat ini
tepat sebulan yang lalu, -
0:10 - 0:12saat mulai menjadi orang tua.
-
0:13 - 0:15Saat yang menakjubkan.
-
0:15 - 0:17Menggembirakan,
-
0:17 - 0:20tapi juga mengkhawatirkan.
-
0:20 - 0:25Kekhawatiran itu makin menjadi ketika kami
pulang ke rumah dari rumah sakit, -
0:25 - 0:26kami tak yakin
-
0:26 - 0:30apakah bayi laki-laki kami mendapat
nutrisi yang cukup dari ASI. -
0:31 - 0:34Ingin rasanya menelepon dokter anak kami,
-
0:34 - 0:37namun kami tak ingin memberi kesan buruk
-
0:37 - 0:39atau dianggap sebagai orang tua
yang hilang akal. -
0:39 - 0:41Dengan pertimbangan itu,
-
0:41 - 0:42kami pilih menunggu.
-
0:42 - 0:44Saat tiba giliran konsultasi
keesokan harinya, -
0:44 - 0:49dokter anak ini memberikan susu formula
karena bayi kami mengalami dehidrasi. -
0:49 - 0:51Sekarang dia baik-baik saja,
-
0:51 - 0:54dokter kami juga berkata bahwa dirinya
bisa dihubungi kapanpun. -
0:54 - 0:56Saat itu,
-
0:56 - 0:58seharusnya saya angkat bicara,
tapi saya tidak. -
0:59 - 1:02Ada kalanya kita angkat bicara
pada saat yang tidak seharusnya, -
1:02 - 1:06saya menyadari ini saat membuat kembaran
saya kecewa 10 tahun lalu. -
1:07 - 1:09Dia pembuat film dokumenter,
-
1:09 - 1:11salah satu karyanya,
-
1:11 - 1:13ditawar oleh sebuah perusahaan distribusi.
-
1:13 - 1:15Ia merasa senang,
-
1:15 - 1:17dan hampir saja menerima tawaran itu.
-
1:17 - 1:20Tapi sebagai peneliti di bidang negosiasi,
-
1:20 - 1:23saya meyakinkannya untuk
menaikkan tawaran, -
1:23 - 1:26dan membantu menuliskannya
dengan sempurna. -
1:26 - 1:28Benar-benar sempurna --
-
1:28 - 1:30sangat menghina.
-
1:30 - 1:32Perusahaan itu merasa tersinggung,
-
1:32 - 1:34lalu membatalkan tawaran tersebut
-
1:34 - 1:36kembaran saya kehilangan segalanya.
-
1:36 - 1:40Saya bertanya pada orang-orang mengenai
dilema angkat bicara ini: -
1:40 - 1:42saat berkata tegas,
-
1:42 - 1:44saat menyampaikan keinginan,
-
1:44 - 1:46saat menyatakan pendapat,
-
1:46 - 1:48saat bertanya dengan penuh ambisi.
-
1:49 - 1:53Hasilnya bermacam-macam dan berbeda-beda,
-
1:53 - 1:56namun ada kesamaan.
-
1:56 - 1:59Apa boleh mengoreksi kesalahan atasan?
-
1:59 - 2:03Apa boleh menentang kolega yang
suka menginjak-injak? -
2:03 - 2:06Apa boleh membalas gurauan
yang seenaknya saja dilontarkan? -
2:06 - 2:10Apa boleh kita menceritakan rasa
ketidaknyamanan kepada orang tersayang? -
2:11 - 2:14Melalui semua pertanyaan itu,
saya menyadari -
2:14 - 2:18bahwa masing-masing dari kita memiliki
tolok ukur kewajaran dalam bertindak. -
2:18 - 2:23Kadang kita berlebihan;
terlalu memaksakan kehendak. -
2:23 - 2:25Itu yang dialami kembaran saya.
-
2:25 - 2:29Menaikkan tawaran baginya masuk
ke dalam sikap tidak wajar. -
2:30 - 2:31Tapi kadang kita terlalu lemah.
-
2:31 - 2:33Itu yang dialami saya dan istri saya.
-
2:33 - 2:36Mengenai ukuran kewajaran ini --
-
2:36 - 2:39saat bertindak dalam batas wajar,
kita dapat pujian. -
2:39 - 2:43Ketika bertindak di luar batas wajar,
kita dapat sanksi yang bermacam jenisnya. -
2:43 - 2:46Dijauhi, dihujat, atau bahkan dikucilkan.
-
2:46 - 2:49Atau gagal mendapat kenaikan gaji,
jabatan atau kesepakatan bisnis. -
2:50 - 2:53Hal pertama yang harus kita ketahui:
-
2:53 - 2:54Apa ukuran kewajaran kita?
-
2:55 - 2:59Namun perlu diketahui,
tolok ukur ini tidak selalu sama; -
2:59 - 3:01sebenarnya cukup dinamis.
-
3:01 - 3:05Berubah tergantung konteksnya.
-
3:05 - 3:09Hal yang paling berpengaruh,
-
3:10 - 3:11adalah kekuasaan.
-
3:11 - 3:14Kekuasaan menentukan ukuran kewajaran.
-
3:14 - 3:15Apa itu kekuasaan?
-
3:15 - 3:17Banyak bentuknya,
-
3:17 - 3:20Dalam sebuah negosiasi, kekuasaan
dapat berbentuk alternatif. -
3:20 - 3:22Kembaran saya tidak memiliki alternatif;
-
3:22 - 3:23ia tak berkuasa.
-
3:23 - 3:25Perusahaan itu memiliki alternatif;
-
3:25 - 3:26mereka berkuasa.
-
3:26 - 3:29Menjadi orang baru di suatu
negara, contohnya imigran, -
3:29 - 3:31orang baru di suatu organisasi
-
3:31 - 3:32atau mendapat pengalaman baru,
-
3:32 - 3:34seperti kami saat baru menjadi orang tua.
-
3:34 - 3:36Di dunia kerja,
-
3:36 - 3:39antara atasan dan bawahan.
-
3:39 - 3:41Dalam hubungan antar manusia,
-
3:41 - 3:43saat seseorang memberi lebih daripada
yang ia terima. -
3:43 - 3:47Pada intinya ketika berkuasa,
-
3:47 - 3:49tolok ukurnya sangatlah luas.
-
3:49 - 3:51Ada banyak pilihan.
-
3:52 - 3:54Ketika tidak berkuasa,
tolok ukur itu menyempit. -
3:55 - 3:56Pilihan menjadi terbatas.
-
3:57 - 4:00Saat hal itu terjadi,
-
4:00 - 4:04timbul situasi serba salah.
-
4:04 - 4:07Serba salah ini muncul ketika
-
4:07 - 4:10kalau tidak angkat bicara,
tidak dihiraukan, -
4:11 - 4:13kalau angkat bicara, terkena sanksi.
-
4:13 - 4:16Seperti kita ketahui "serba salah"
-
4:16 - 4:19dikaitkan dengan jenis kelamin.
-
4:19 - 4:23Wanita yang tidak angkat bicara
tidak dihiraukan, -
4:23 - 4:26sedangkan mereka yang
angkat bicara, dicela. -
4:26 - 4:31Padahal sama halnya dengan pria,
wanita juga perlu angkat bicara, -
4:31 - 4:33namun mereka memiliki hambatan.
-
4:34 - 4:37Riset saya selama 20 tahun terakhir
membuktikan bahwa -
4:37 - 4:41apa yang kita anggap perbedaan gender
-
4:41 - 4:43bukan situasi serba salah yang
dikarenakan gender, -
4:43 - 4:46melainkan serba salah karena
tak berkuasa. -
4:46 - 4:48Perbedaan gender ini
-
4:48 - 4:51merupakan bentuk perbedaan kekuasaan
yang terselubung. -
4:51 - 4:54Sering kali perbedaan antara
pria dan wanita -
4:54 - 4:55atau pria dan wanita
secara umumnya -
4:55 - 4:57kita anggap sebagai faktor biologis.
-
4:57 - 5:00Ada perbedaan fundamental yang berkaitan
dengan jenis kelamin. -
5:00 - 5:02Setelah menelusuri lebih lanjut,
-
5:02 - 5:06saya menemukan penjelasan yang lebih tepat
-
5:06 - 5:08yaitu berujung pada kekuasaan.
-
5:08 - 5:11Perasaan serba salah yang berujung
pada kekuasaan. -
5:12 - 5:17Yang berarti menyempitnya
jangkauan, -
5:17 - 5:19tidak punya kuasa.
-
5:19 - 5:20Jangkauan kuasa sempit,
-
5:20 - 5:22situasi serba salah yang makin menjadi.
-
5:22 - 5:25Ukuran ini perlu diubah.
-
5:25 - 5:26Selama berpuluh tahun belakangan,
-
5:26 - 5:29saya dan rekan kerja menemukan
dua hal penentu. -
5:30 - 5:34Satu: Berkuasa di mata diri sendiri.
-
5:34 - 5:38Dua: Berkuasa di mata orang lain.
-
5:38 - 5:39Saat saya merasa berkuasa,
-
5:40 - 5:42saya percaya diri, tidak takut;
-
5:42 - 5:44jangkauan saya melebar.
-
5:44 - 5:46Saat orang lain melihat saya berkuasa,
-
5:47 - 5:49mereka memberi kebebasan lebih
kepada saya. -
5:49 - 5:54Kita memerlukan cara
untuk mengubah jangkauan kepercayaan diri. -
5:54 - 5:56Saya akan menunjukkan caranya hari ini.
-
5:56 - 5:58Angkat bicara itu berisiko,
-
5:59 - 6:02tapi cara ini akan menurunkan risiko itu.
-
6:03 - 6:09Cara pertama yang akan saya berikan
berasal dari negosiasi -
6:09 - 6:10sebuah penemuan penting.
-
6:10 - 6:14Rata-rata, wanita mengajukan tawaran
yang kurang ambisius -
6:14 - 6:18dan hasilnya tidak sebagus pria.
-
6:18 - 6:21Hannah Riley Bowles dan Emily Amanatullah
menemukan bahwa -
6:21 - 6:25ada situasi di mana hasil yang dicapai
wanita dan pria sama -
6:25 - 6:27dan sama-sama ambisius.
-
6:27 - 6:31Yaitu saat seorang wanita
memberi saran kepada wanita lain. -
6:31 - 6:33Saat itu,
-
6:33 - 6:38mereka menyadari jangkauan yang
mereka miliki dan mengembangkannya. -
6:38 - 6:40Mereka jadi lebih meyakinkan.
-
6:40 - 6:43Hal ini disebut "efek ibu beruang".
-
6:43 - 6:46Seperti ibu beruang yang
melindungi anaknya, -
6:46 - 6:50saat memberi saran kepada orang lain,
kita dapat tersadar akan diri sendiri. -
6:50 - 6:53Namun kadang kita perlu memberi saran
pada diri sendiri. -
6:53 - 6:55Bagaimana caranya?
-
6:55 - 6:59Satu hal yang paling penting ketika
memberi saran pada diri sendiri -
6:59 - 7:01adalah sudut pandang.
-
7:01 - 7:04Adalah hal yang sederhana:
-
7:04 - 7:08melihat dunia dengan
sudut pandang orang lain. -
7:09 - 7:13Sudut pandang sangatlah penting
untuk memperluas jangkauan kita. -
7:13 - 7:15Dengan melihat dari sudut pandang Anda,
-
7:15 - 7:17sambil memikirkan apa yang Anda mau,
-
7:17 - 7:21semakin besar kesempatan saya untuk dapat
apa yang saya mau dari Anda. -
7:21 - 7:23Hanya saja:
-
7:23 - 7:25melihat dari sudut pandang orang lain
tak mudah dilakukan. -
7:25 - 7:27Mari kita lakukan percobaan.
-
7:27 - 7:30Angkat tangan Anda seperti ini
-
7:30 - 7:32telunjuk -- mengarah ke atas.
-
7:32 - 7:36Ukir huruf "E" kapital di dahi
-
7:36 - 7:38secepat mungkin.
-
7:40 - 7:43Oke, ternyata mengukir huruf E bisa
dilakukan dengan dua cara, -
7:43 - 7:47tes ini memang untuk menguji
kemampuan melihat dari sudut pandang lain. -
7:47 - 7:49Saya akan menampilkan dua foto
-
7:49 - 7:51seseorang dengan huruf E di dahinya --
-
7:51 - 7:53mantan murid saya, Erika Hall.
-
7:53 - 7:55Coba lihat di sini,
-
7:55 - 7:57huruf E yang benar.
-
7:57 - 8:00Saya buat huruf E-nya tampak seperti
E yang benar bagi orang lain. -
8:00 - 8:02Ini disebut sudut pandang huruf E
-
8:02 - 8:05karena tampak seperti E
di mata orang lain. -
8:05 - 8:08Tapi E yang di sebelah sini adalah
E kita sendiri. -
8:09 - 8:11Kita sering memikirkan diri sendiri.
-
8:11 - 8:14Kita menjadi lebih fokus pada diri sendiri
pada saat krisis. -
8:14 - 8:16Saya punya kisah mengenai krisis.
-
8:16 - 8:19Seorang pria mendatangi sebuah bank
di Watsonville, California. -
8:20 - 8:23Ia berkata, "Serahkan $2000,
-
8:23 - 8:25atau saya ledakkan tempat ini."
-
8:26 - 8:28Manajer bank tidak langsung
menyerahkan uangnya. -
8:28 - 8:29Ia berpikir.
-
8:30 - 8:31Mencoba melihat dari
-
8:31 - 8:34sudut pandang pria itu dan
menyadari hal penting. -
8:34 - 8:36Pria ini meminta jumlah uang
yang spesifik. -
8:36 - 8:38Manajer tersebut berkata,
-
8:39 - 8:41"Kenapa $2000?"
-
8:41 - 8:44Pria itu menjawab, "Temanku akan diusir
-
8:44 - 8:46bila tak segera memberinya $2000."
-
8:46 - 8:49Lalu manajer itu berkata,
"Oh! Anda tidak bermaksud merampok -- -
8:49 - 8:51maksud Anda adalah pinjaman."
-
8:51 - 8:52(Tawa)
-
8:52 - 8:53"Ayo ikut ke ruangan saya,
-
8:53 - 8:55saya akan tunjukkan caranya."
-
8:55 - 8:56(Tawa)
-
8:56 - 9:02Dengan melihat dari sudut pandang si pria
sang manajer mampu meredakan ketegangan. -
9:02 - 9:05Dengan memahami sudut pandang orang lain,
-
9:05 - 9:09kita tampil meyakinkan
tapi tetap diterima pada saat yang sama. -
9:09 - 9:12Cara lain agar tetap meyakinkan
dan juga diterima, -
9:12 - 9:15adalah tunjukkan fleksibilitas.
-
9:15 - 9:19Bayangkan Anda sebagai penjual mobil
dan Anda sedang menawari seorang pembeli. -
9:20 - 9:24Peluang keberhasilan Anda membesar
ketika Anda menawarkan 2 pilihan. -
9:24 - 9:26Misalnya, pilihan A:
-
9:26 - 9:29harga $24.000 ditambah garansi 5 tahun.
-
9:29 - 9:30Atau pilihan B:
-
9:31 - 9:33harga $23.000 ditambah garansi 3 tahun.
-
9:34 - 9:37Penelitian saya menunjukkan bahwa
bila seseorang ditawari beberapa pilihan, -
9:37 - 9:39pertahanan melemah,
-
9:39 - 9:42kecenderungan menerima usulan meningkat.
-
9:42 - 9:44Ini tak hanya terjadi pada penjualan;
-
9:44 - 9:46tapi juga orang tua.
-
9:46 - 9:47Saat berumur 4 tahun,
-
9:47 - 9:50ponakan saya menolak berpakaian,
apapun itu. -
9:50 - 9:53Hingga akhirnya kakak saya
memiliki sebuah ide. -
9:53 - 9:56Bagaimana kalau saya tawari dia pilihan?
-
9:56 - 9:58Kaos yang ini atau itu? Oke, yang itu.
-
9:58 - 10:00Celana yang ini atau itu? Oke, yang itu.
-
10:00 - 10:01Idenya berhasil.
-
10:01 - 10:05Ponakan saya tidak lagi menolak
berpakaian. -
10:05 - 10:08Ketika saya bertanya pada orang-orang
-
10:08 - 10:10kapankah mereka berani angkat bicara?
-
10:10 - 10:11jawaban yang muncul pertama:
-
10:11 - 10:16"Saat mendapat dukungan pendengar;
saat saya punya kawan." -
10:16 - 10:20Intinya, kita ingin punya kawan.
-
10:20 - 10:21Bagaimana caranya?
-
10:22 - 10:24Salah satunya dengan menjadi ibu beruang.
-
10:24 - 10:26Ketika kita memberi anjuran,
-
10:26 - 10:29kita kembangkan jangkauan kita
di hadapan diri sendiri dan orang lain, -
10:29 - 10:31dan juga memperoleh kawan.
-
10:32 - 10:37Cara lain untuk mendapat dukungan,
terlebih dari yang posisinya lebih tinggi, -
10:37 - 10:39adalah dengan meminta nasihat.
-
10:39 - 10:45Saat dimintai nasihat, orang jadi senang
karena itu sama halnya dengan pujian, -
10:45 - 10:47dan penghormatan.
-
10:47 - 10:50Hal ini sangat manjur untuk mengatasi
keserbasalahan. -
10:51 - 10:53Serba salah dalam hal mempromosikan
diri sendiri. -
10:53 - 10:55Serba salah tipe ini terjadi
-
10:55 - 10:58jika kita tidak mempromosikan pencapaian,
-
10:58 - 10:59tidak ada yang menyadari.
-
10:59 - 11:02Tapi saat kita promosikan, tidak disukai.
-
11:02 - 11:05Namun jika kita minta nasihat tentang
pencapaian kita, -
11:05 - 11:10kita tampak kompeten di mata orang lain
dan juga disukai. -
11:10 - 11:13Ini benar-benar berguna
-
11:13 - 11:15apalagi saat Anda menyadarinya lebih awal.
-
11:15 - 11:20Beberapa kali dalam hidup, saya mendapat
peringatan di awal -
11:20 - 11:24bahwa orang-orang yang tak memiliki kuasa
akan datang meminta nasihat kepada saya. -
11:24 - 11:27Saya ingin Anda menyadari
tiga hal dari sini: -
11:27 - 11:30Pertama, saya tahu mereka akan datang
untuk meminta nasihat. -
11:30 - 11:34Kedua, saya sudah melakukan riset
tentang keuntungan dari -
11:34 - 11:35meminta nasihat.
-
11:36 - 11:38Yang ketiga, itu masih juga berhasil!
-
11:39 - 11:40Melalui sudut pandang mereka,
-
11:40 - 11:42saya memberi mereka perhatian lebih,
-
11:42 - 11:46saya lebih berkomitmen karena
dimintai nasehat. -
11:46 - 11:50Contoh lain saat kita jadi lebih
percaya diri untuk angkat bicara -
11:50 - 11:52adalah saat memiliki keahlian.
-
11:52 - 11:54Keahlian memberi kita kredibilitas.
-
11:55 - 11:58Saat berkuasa, kita telah
memiliki kredibilitas. -
11:58 - 12:00Kita hanya butuh sedikit bukti.
-
12:00 - 12:03Saat kita tidak berkuasa,
Kita tidak berkrediblitas. -
12:03 - 12:05Kita butuh bukti yang kuat.
-
12:05 - 12:09Salah satu cara untuk menjadi orang ahli
-
12:09 - 12:11adalah dengan menggunakan kegemaran.
-
12:12 - 12:16Dalam waktu beberapa hari ke depan,
coba temui teman-teman Anda -
12:16 - 12:17katakan pada mereka,
-
12:17 - 12:20"Jelaskan kegemaranmu padaku".
-
12:21 - 12:23Saya pernah meminta orang-orang
melakukan hal ini -
12:23 - 12:25lalu saya tanyai mereka,
-
12:25 - 12:27"Apa yang Anda sadari saat meminta orang
-
12:27 - 12:29menjelaskan kegemarannya?"
-
12:29 - 12:31Jawabannya selalu sama.
-
12:31 - 12:33"Matanya berbinar-binar dan besar."
-
12:33 - 12:36"Mereka tersenyum lebar."
-
12:36 - 12:37"Tangannya kemana-mana--
-
12:37 - 12:40saya harus menghindar karena
hampir kena saya." -
12:40 - 12:42"Bicaranya cepat dengan nada
yang agak tinggi." -
12:42 - 12:43(Tertawa)
-
12:43 - 12:46"Badannya condong seolah sedang
bicara rahasia." -
12:46 - 12:47Lalu saya berkata,
-
12:47 - 12:50"Apa yang Anda rasakan saat
mendengarkan mereka?" -
12:50 - 12:53Mereka jawab, "Mata saya berbinar-binar.
-
12:53 - 12:54Saya tersenyum.
-
12:54 - 12:55Saya mencondongkan diri."
-
12:55 - 12:57Ketika kita membicarakan kegemaran,
-
12:57 - 13:01kita memberikan keberanian pada diri
kita untuk angkat bicara, -
13:01 - 13:04dan mendapat izin dari orang lain
pada saat yang sama. -
13:05 - 13:10Ini juga berlaku saat kita merasa lemah.
-
13:11 - 13:15Baik pria maupun wanita akan dicela
kalau ketahuan menangis saat bekerja. -
13:15 - 13:22Namun Lizzie Wolf membuktikan saat emosi
diluapkan dalam bentuk kegemaran, -
13:22 - 13:28tidak ada lagi celaan ketika menangis
saat bekerja, baik itu pria maupun wanita. -
13:29 - 13:32Saya ingin mengakhiri dengan beberapa kata
dari almarhum ayah saya -
13:32 - 13:34yang ia ucapkan pada
pernikahan kembaran saya. -
13:35 - 13:36Ini foto kami.
-
13:38 - 13:40Ayah adalah seorang psikolog seperti saya,
-
13:40 - 13:44tapi kecintaan dan kegemarannya
ada pada perfilman, -
13:44 - 13:45seperti kembaran saya.
-
13:45 - 13:47Ia menulis pidato untuk
acara pernikahan kembaran saya -
13:48 - 13:51tentang berperan dalam sebuah komedi.
-
13:51 - 13:53Ia berkata ,"Semakin sedikit persiapan
-
13:53 - 13:57semakin mudah untuk improvisasi
dan memperkaya penampilan." -
13:57 - 14:01Mereka yang menghayati peran
dan mencoba meningkatkan penampilannya -
14:02 - 14:05tumbuh, berubah, dan berkembang.
-
14:05 - 14:06Lakukan dengan baik,
-
14:06 - 14:08dan hari-harimu akan menyenangkan."
-
14:09 - 14:11Maksud ayah saya adalah
-
14:11 - 14:14kita semua memiliki peran masing-masing.
-
14:15 - 14:19Ayah saya juga mengatakan bahwa
inti pembicaraan ini: -
14:19 - 14:24peran dan jangkauan akan selalu
berkembang dan berubah. -
14:25 - 14:27Saat dibutuhkan,
-
14:27 - 14:29jadilah ibu beruang yang garang,
-
14:29 - 14:32dan seorang pencari nasihat
yang rendah hati. -
14:32 - 14:36Miliki bukti dan dukungan yang kuat.
-
14:36 - 14:39Bersemangatlah melihat
dari sudut pandang orang lain. -
14:39 - 14:41Jika kita menggunakan cara-cara itu --
-
14:41 - 14:44dan masing-masing dari kita
bisa menggunakan cara itu -- -
14:44 - 14:48kita kembangkan jangkauan atas
perilaku yang bisa diterima -
14:48 - 14:51dan hari-hari kita akan menyenangkan.
-
14:52 - 14:53Terima kasih.
-
14:53 - 14:56(Tepuk tangan)
- Title:
- Kiat-Kiat Angkat Bicara
- Speaker:
- Adam Galinsky
- Description:
-
Angkat bicara tidak mudah dilakukan, bahkan di saat kita menyadari akan perlunya angkat bicara. Cari tahu cara tampil meyakinkan, mengatasi situasi sosial serta memperoleh kekuasaan dengan mengikuti kiat-kiat dari pakar psikologi Adam Galinsky.
- Video Language:
- English
- Team:
- closed TED
- Project:
- TEDTalks
- Duration:
- 15:08
TED Translators admin approved Indonesian subtitles for How to speak up for yourself | ||
Riaki Ponist commented on Indonesian subtitles for How to speak up for yourself | ||
Ranny Andayani accepted Indonesian subtitles for How to speak up for yourself | ||
Ranny Andayani edited Indonesian subtitles for How to speak up for yourself | ||
Ranny Andayani edited Indonesian subtitles for How to speak up for yourself | ||
Mutiasani Dianmarti Kusuma edited Indonesian subtitles for How to speak up for yourself | ||
Mutiasani Dianmarti Kusuma edited Indonesian subtitles for How to speak up for yourself | ||
Mutiasani Dianmarti Kusuma edited Indonesian subtitles for How to speak up for yourself |
Riaki Ponist
Hello, TEDx version of this talk is available in this link:
http://www.amara.org/en/teams/ted/tasks/?team_video=414443
If you are translating or have translated this talk, please consider taking the TEDx version as well.