-
Setelah saya ditangkap, saya sebagai anggota LEKRA
-
13 tahun nongkrong di berbagai penjara
-
Tapi tidak jadi persoalan, karena itu pengalaman
-
Menarik tapi jengkel kalau ada cecunguk
-
mula-mula di Wirogunan ya, lalu saya dengar ada pimpinan top yang tiba-tiba ikut jadi interogator
-
Jadi saya kecewa dan sakit
-
Setelah dipindah ke Plantungan, saya sudah kebal meskipun masih jengkel
-
Tapi jengkelnya hanya di pikiran, bukan di rasa
-
Seluruhnya di penjara 13,5 tahun
-
Di Plantungan 6 tahun
-
Di Wirogunan 5 tahun
-
Mula-mula di Sleman, karena kami tinggalnya di Sleman Timur
-
Makanannya hanya sedikit, nasi jagung dengan gori hanya direbus tanpa ada rasanya
-
Diberikannya juga dilempar dari keranjang seperti memberi makan anjing
-
Ya sudah, namanya juga menjadi orang kalah
-
Kemudian pindah ke Beteng, enak, bebas, kamp nya bekas klinik, tapi disitu mulai peristiwanya
-
Waktu hari natal, di pos penjagaan sudah ada suster-suster dan romo yang mau menghibur
-
Kemudian datanglah RPKAD milik Sarwo Edi dan ngamuk-ngamuk
-
Datang ada anak Pemuda Rakyat, kepalanya bengkak dan berdarah-darah
-
Lagu Gendjer-gendjer dari Banyuwangi yang menggambarkan kemiskinan orang-orang jaman Jepang
-
Gendjer itu kan tanaman liar, biasa disebut "iwak"
-
Waktu 65 malah dibilang menyindir, "ing ledokan" , "pating keleler" jendral-jendralnya
-
Jamannya Perjuangan Mandala, yang dipimpin Pak Harto saat dia masih baik
-
Saya dapat order dari Front Nasional menggambar tema Perjuangan Mandala
-
Terus saya gambar prajurit, seolah-olah itu Mandala
-
yang jadi model anak saya, si Tedja, anak saya
-
Lalu pakaiannya battle dress pakai "bedhil" saya pinjam dari Kapten Gunung tetangga saya
-
Tapi "bedhil"nya ini sudah kosong, Pak. Kalau ada isinya takut "meledhuk" nanti
-
Padahal kalau tidak dipicu kan juga tidak apa-apa. Dia jawab sudah kosong kok, lalu kita pakai
-
Pak Harto, "saiki neng endi yo"?