Aku tetap tidak bisa mempercayainya.
Kau dan Oyku.
Aku heran kenapa kau terlihat kaget.
Kau sudah tahu kalau tidak satupun wanita
yang bisa menghindar dari kharisma ku.
Itulah masalahnya. Itulah masalahnya, Ayaz.
Oyku, Oyku... Kenapa dia begitu naif?
Teman, jangan salah paham.
Menurutku, kau bukanlah pacar ideal untuknya.
Kau pasti akan mengecewakannya.
Maksudmu aku adalah laki-laki
yang tidak punya perasaan.
Buktinya, apa ada wanita
yang tidak kamu sakiti? Tidak ada.
Jadi jangan memberikan harapan kepada Oyku.
Oyku? Ada apa dengannya?
Apa kabar, Seyma? Duduklah.
- Apa kabar, Seyma?
- Baik, Ayaz.
Aku ingin bertanya sesuatu padamu, Seyma.
Apa kamu sudah tahu mengenai
perasaan Oyku kepada Ayaz?
Perasaan? Perasaan apa?
Kamu adalah sahabatnya. Tidak mungkin
kamu tak tahu masalah ini. Aneh sekali.
Tentu saja aku tahu. Aku kaget
karena kamu juga mengetahuinya.
Tapi bagaimana kamu bisa tahu?
Pagi ini Oyku datang ke kantor
menyatakan perasaannya pada Ayaz...
...dengan sebuah kartu dan sekotak coklat.
Apa? Dia membawakanmu coklat.
Pengakuan cinta juga? Aku tak percaya
Oyku melakukan hal itu.
Ternyata kita berdua sama. Aku juga
tak akan percaya jika tak melihatnya sendiri.
Itulah cinta. Cinta bisa melakukan apa saja.
Bagaimana menurutmu, Ayaz?
Kurasa kalian adalah pasangan yang serasi.
Entahlah.
Kurasa layak untuk dicoba.
Apa maksudmu? Apa kau tak mendengar
yang kukatakan padamu sepanjang hari?
Kau memiliki banyak hubungan dengan wanita.
Mereka tidak apa-apa.
Kau bisa melakukan apapun pada mereka.
Tapi jangan lakukan pada Oyku.
Mungkin kali ini akan berbeda.
Kau tidak akan tahu.
Mungkin aku akan jatuh cinta padanya.
Kamu? Cinta? Itu tidak mungkin.
Itu mungkin saja, Mete!
Bagaimana kalau kita makan malam bersama?
Seyma, apa maksudmu?
Kenapa kau membicarakan makan malam?
Menurutku itu ide yang bagus.
Sampai bertemu nanti malam.
- Tunggu.
- Sampai nanti, Mete.
Ada-ada saja. Kenapa jadi begini?
Ngomong-ngomong apa kamu lapar, Sayang?
Aku tidak nafsu makan.
Kenapa? Apa terjadi sesuatu?
Jadi kamu sudah tahu.
Terjadi sesuatu.
Tentu saja, Mete! Kamu cemburu pada Oyku.
Apa?
Dari tingkahmu tadi, terlihat jelas
kau cemburu padanya.
Seyma, kenapa kau bisa berpikir
seperti itu, Sayang?
Mete, apa kamu dan Oyku memiliki
hubungan di masa lalu?
Tidak ada apa-apa di antara kami berdua.
Aku hanya berusaha melindunginya. Tidak lebih.
Melindungi dari siapa? Dari Ayaz?
Tentu saja. Kamu belum mengenal Ayaz.
Dia tidak pernah menjalani hubungan yang serius.
Dia tidak memiliki rasa hormat kepada wanita.
Oyku juga sudah seperti adikku sendiri.
Tapi dia bukan adikmu.
Nafsu makanku benar-benar hilang!
Seyma, kau mau kemana? Hei, Seyma!
Seyma!
Seyma! Seyma, tunggu.
Seyma, naik mobilku saja.
Aku akan naik taksi. Sampai jumpa nanti.
Seyma, cukup. Naik mobilku saja.
Jangan naik taksi.
Aku tak sanggup lagi
menyembunyikan perasaanku padamu.
Kamu adalah cinta sejatiku.
Tapi kamu sama sekali tidak menyadarinya.
Hal itu membuat hatiku terasa sakit.
Aku patah hati karena dirimu.
Aku tak pernah merasakan ini pada siapapun.
Dia merasakan patah hati dan
tak pernah merasakan itu pada siapapun.
Sekarang kita lanjutkan pelajarannya...
Ayaz menelepon! Aku harus bagaimana?
Kenapa bertanya padaku?
Dasar tidak berguna!
Kuliah sudah selesai.
Kenapa dia meneleponku?
Aku tidak tahu. Pacarnya kan kamu.
Tidak lucu, Burcu!
Dia masih menelepon! Bagaimana ini, Burcu?
Angkat teleponnya dan bicaralah.
Tidak mungkin aku mengangkat teleponnya!
Apa yang akan kukatakan?
Kalau begitu jangan diangkat teleponnya.
Tapi itu perbuatan yang tidak sopan.
Masalah beres.
Dia tidak mengangkat teleponnya!
Baiklah. Kita akan lihat
sampai kapan dia bisa menghindar.
Minimal harus ada dua asisten
di penjualan butik dengan penampilan menarik.
Jangan lupa memperkerjakan
dua manajer penjualan yang baru.
Dan laporan butik cabang ini harus selesai.
Satu hal lagi, aku tak menyukai satin
yang baru dikirim tadi.
Kembalikan dan ganti dengan sutra
bagaimanapun caranya.
Baik, Ratu.
Olcay.
Kenapa anak yang menggambar desain bagus itu
belum datang?
Apa kau belum memanggilnya?
Saya tidak bisa menghubunginya.
Apa maksudmu?
Dia tidak mengangkat teleponnya.
Apa masih tidak diangkat?
Tidak diangkat, kan.
Olcay.
Kamu punya waktu 24 jam.
Aku ingin dia datang kesini.
Halo.
Apa kabarmu, Sayang?
Aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu?
Aku akan jauh lebih baik di akhir bulan ini.
Bulent, masih belum pasti.
Mengetahui kemungkinannya saja
sudah cukup bagiku.
Oh, Tuhan. Ini menyebalkan.
Kenapa dia tidak mengangkat teleponnya?
Cukup, Burcu. Kamu sudah meneleponnya 50 kali
dan dia belum mengangkatnya.
Nanti saja kau telepon lagi. Bersabarlah.
Aku sudah cukup lama menunggu.
Panggilan ditolak.
Apa ini karena aku atau baterai ponselnya habis?
Mungkin baterai ponselnya habis.
Emre bukan orang yang seperti itu.
Tidak! Kurasa bukan karena baterai ponsel.
Aku dan Emre sudah berakhir.
Berakhir sebelum dimulai.
Tenang, Burcu. Tenanglah.
Kita membicarakan Emre disini...
Apa yang harus aku lakukan sekarang?
- Ayaz? - Hei, apa kabar?
Ada apa?
Aku takut. Dia datang kesini untuk mencariku.
- Aku meneleponmu berkali-kali.
- Benarkah?
Iya. Kupikir malam itu adalah
malam yang istimewa bagimu.
Tapi kamu menghilang dan
tidak pernah menghubungiku.
Aku meneleponmu dan kamu tidak menjawab.
Apa yang terjadi padamu, Ayaz?
Iya. Tapi kejadian itu sudah lama sekali terjadi.
Aku juga tak mengerti
kenapa aku bisa melupakannya.
Baru sebulan yang lalu.
Dia masih penasaran, Burcu!
Emre tidak mau mengangkat teleponku
dan Ayaz datang kesini mencarimu.
Dunia ini benar-benar tidak adil.
Dunia selalu berpihak padamu.
Jangan berkata begitu. Temui dia.
Hampiri Ayaz dan katakan padanya
kalau Oyku tidak kuliah hari ini.
Iya, iya. Tenanglah.
Hei, Ayaz!
Burcu, apa kabar?
Baik. Kamu sedang apa disini?
Aku mencari Oyku. Dia tidak mengangkat teleponku. Apa kamu melihatnya?
Aku tidak melihatnya sejak tadi.
Mungkin dia tidak masuk kuliah.
Terima kasih karena sudah mengantarku.
Seyma. Aku mohon jangan bersikap seperti itu.
Aku sadar kalau aku terlalu protektif pada Oyku.
Cukup. Aku tidak mau membahasnya.
Aku ingin memikirkannya sendirian.
Memikirkannya? Memikirkan tentang apa, Seyma?
Kurasa tidak ada yang perlu dipikirkan.
Cukup, Mete. Aku sangat bingung.
Kamu sangat protektif pada Oyku...
...sampai kamu tidak mau bertemu
dengan mereka malam ini.
Baiklah. Kita akan makan bersama mereka malam ini.
Lakukan apapun yang kau mau.
Kau boleh memesan apa saja, topik pembicaraan...
...asalkan kamu senang.
Dan kamu tidak memikirkan masalah ini
dan menjauh dariku.
Seyma, aku sangat mencintaimu.
Sampai bertemu malam ini.
Sampai nanti.
Riza!
Mete.
Hai, sudah lama tidak bertemu.
Bagaimana kabarmu, Riza?
Kabarku baik. Bagaimana denganmu?
Aku datang.
Apa kamu tidak membelikan makan siang untukku?
- Maaf, aku lupa.
- Tidak apa-apa.
Aku juga lapar. Tunggu, akan kubelikan.
Kami punya proyek baru.
Mungkin kita bisa bekerjasama, Riza.
Atur saja jadwalnya.
Seyma, ada apa? Kamu seperti
baru saja melihat hantu.
Tidak. Ini karena tekanan darahku.
Baiklah. Kita akan memesan delivery saja.
Apa mau kuambilkan air minum?
Baiklah.
Gawat.
Jika kita bisa bekerjasama kembali,
ini akan mempermudah kita.
Aku akan menunggu kabar darimu.
Kita akan bertemu lagi.
Bagaimana kalau dia sampai tahu?
Aku bisa mati.
Sampai jumpa.
Riza? Kenapa kamu ada disini?
Aku ingin bertemu denganmu. Apa tidak boleh?
Riza, kita sudah tak punya hubungan apa-apa.
Terimalah kenyataan itu.
Keluarlah sekarang. Aku sedang bekerja.
Aku akan pergi setelah kau menjawab pertanyaanku.
Apa kau sudah bertemu dengan pria lain
selama 3 hari ini?
Bagus.
Menarik.
Lumayan. Yang ini akan kupilih
jika tak ada kandidat yang lain.
Bagus.
Apa kau masih belum menemukan orang
yang akan kau pilih?
Aku memiliki kriteria.
Masalahnya aku belum menemukan yang cocok.
Apa saja kriterianya?
Kulit yang mulus, senyuman yang indah,
diutamakan memiliki lesung pipit.
Rambut hitam sebahu, bibir merah seperti ceri,
leher yang cantik...
...tangan mungil yang bisa kau cium,
jari yang kurus dan panjang.
Apa yang sedang kau lihat?
Hai, namaku Arzu.
Aku datang untuk wawancara.
Tidak kusangka.
Baiklah. Silakan duduk.
Aku masih kuliah dan membutuhkan pekerjaan.
Tapi aku belum memiliki pengalaman.
Itu tidak masalah.
Kurasa kamu memiliki kriteria yang lebih baik
daripada pengalaman.
Misalnya senyumanmu...
Lesung pipitmu.
Kedua kriteria itu sudah cukup
membuatmu diterima.
Kamu memiliki sesuatu yang lebih
daripada yang kami inginkan.
Sepertinya kamu bisa langsung praktek.
Silakan buatkan untuk kami dua kopi latte.
Aku akan melihat bagaimana kau melakukannya.
Benar. Aku juga bisa menunjukkan hal lainnya.
Sayang, kamu datang kesini.
Siapa wanita ini, Ilker?
Dia adalah staf waitress kita yang baru, Sayang.
Jadi dia adalah pelayan baru.
Iya. Kamu sudah tahu kalau
kita sedang mencari seorang waitress.
Apa pengalamannya?
Dulu dia bekerja dimana?
- Pengalamannya...
- Studi tentang gastronomi. Iya, kan?
Aku tidak pernah melewatkan
ramalan astrologi di majalah.
Kami tidak membutuhkan chef
atau pelayan yang ahli astrologi.
Dia juga tahu cara-cara menjadi waitress.
Apa kamu tahu kalau dia kuliah di AS?
Dia mengambil S2 di bidang gastronomi.
Aku tidak peduli tentang itu, Ilker.
Karena aku adalah manajer HRD jadi kamu tidak bisa
mempekerjakan siapapun tanpa seizinku.
Manajer HRD?
Apa kita memiliki departemen itu?
Apa kau tidak berlebihan mengatakan ada HRD
di restoran pizza?
Tentu saja tidak berlebihan.
Restoran kita akan tumbuh menjadi perusahaan besar.
Mari, Nona. Jika kamu mau wawancara,
silakan datang padaku.
Bukan salahku.
Ilker, sampai jumpa.
Sibel, semoga berhasil.
Nomor yang anda tuju tidak bisa dihubungi.
Cobalah beberapa saat lagi.
Kamu mau kemana? Aku sedang berbicara denganmu.
Seyma! Siapa pria yang sering kau temui?
Jangan berteriak! Aku sedang bekerja.
Seyma, apa kamu tidak apa-apa?
Aku baik-baik saja.
Kau kira kau ini siapa menanyakan itu padaku?
Kembalilah kepada istrimu
dan perlakukan dia dengan baik.
Istri yang mana, Seyma?
Aku tidak pulang berhari-hari.
Aku tidur di hotel.
Aku tidak bisa hidup tanpa dirimu.
Seharusnya kau pikirkan dahulu
sebelum berhubungan denganku, Riza.
Kita sudah putus. Terimalah kenyataan itu.
Aku sedang mengurus perceraian.
Apa kamu sudah mencari informasi
tentang tempat ini sebelum melamar?
Informasi?
Entahlah...
Tampaknya tidak. Akan kucatat.
Apa kamu tidak terlalu berlebihan?
Jangan ikut campur.
Apa yang akan kamu lakukan
10 tahun yang akan datang?
Kenapa kamu ingin menjadi seorang waitress?
Aku tidak pernah memikirkannya.
Baiklah. Sudah cukup.
- Hentikan!
- Ilker!
Aku akan bertanya tentang waitress.
Baiklah.
Berapa banyak bola golf yang bisa
dimasukkan ke dalam tas?
Saya tidak mengerti.
Berapa banyak bola golf yang bisa
dimasukkan ke dalam tas?
Kurasa banyak.
Sebutkan jumlah yang pasti.
Aku tidak yakin.
Berapa jumlah stasiun minyak yang ada di Turki?
Kenapa anda bertanya soal itu?
Tingkat pengetahuan yang rendah.
Meskipun ini takkan terjadi,
jika ada yang ingin menulis buku tentang dirimu...
...kira-kira apa judul buku itu?
- Kurasa berjudul "Kisah Arzu".
- Judul yang cantik.
Mementingkan diri sendiri.
Jika kamu bisa memilih tokoh terkenal
dari abad ke-18 untuk makan malam bersama...
...siapa yang akan kau pilih?
- Napoleon Bonaparte.
- Uang, uang dan uang.
Kamu menyukai bagian mobil yang mana?
Bagian mesin.
Pilihan yang kurang tepat.
Tapi tanpa mesin, mobilnya tidak akan bergerak.
Terima kasih, Nona Ayten.
Kami akan menghubungimu.
Namanya Arzu.
Benarkah?
Baiklah, saya pergi dulu.
Apa kamu sedih?
Aku sudah menemukan orang yang cocok
untuk bekerja disini.
Aku akan menghubunginya untuk bertemu denganmu.
Lihatlah semua barang yang ada disini.
Burcu, apa yang mau kau lihat?
Kita harus pergi sekarang.
Koleksinya sangat bagus.
Kita akan datang ke kampus. Ini sudah gila.
Ayo masuk.
Cantik sekali.
Aku mau melihat yang ini. Carikan ukuran 37,
Ini juga bagus! Aku ambil ini juga.
Apa ada yang membuatmu tertarik, Oyku?
Belum ada yang cocok dengan seleraku.
Nanti akan kucari yang lain.
Baiklah. Terserah padamu.
Tolong bantu aku.
Halo, Kak Mete!
Burcu, dimana kamu sekarang?
Oke. Aku akan kesana. Kamu tunggu disana.
Baiklah.
Kakakku mau datang!
- Kesini?
- Iya!
Tasnya juga bagus.
Iya. Benar. Lurus saja. Lalu belok kiri.
Iya. Kau akan melihat restoran pertama.
Kami akan menunggumu.
Siapa yang akan datang? Untuk apa?
Apa maksudmu? Gulnaz adalah gadis yang hebat.
Dia sangat kompeten dan berguna serta
akan membuat tempat ini menjadi lebih baik.
Benarkah?
Itu orangnya!
Gulnaz! Ayo kesini!
Halo, apa kabar?
Halo. Kenalkan Ilker. Dia adalah
anak dari juru masak Ibuku. Namanya Gulnaz.
Gulnaz, namanya Ilker.
Mulai sekarang dia adalah bosmu.
Senang bertemu dengan anda.
Aku senang jika
kau melepaskan pegangan tanganmu, Gulnaz.
Sebaiknya saya mulai bekerja dari sekarang.
Baiklah. Aku akan menunjukkan restorannya.
Ikuti aku.
Apa-apaan ini? Seolah ada mata-mata
yang selalu mengawasiku.
Oh ya, Tuan. Wanita yang tadi
sepertinya jauh lebih baik.
Nyonya Sibel pasti tahu yang terbaik.
Wanita itu akan membuat anda sesak napas.
Apa kau sedang meledekku? Jangan ikut campur.
- Ambilkan soda untukku!
- Baiklah.
Oyku.
Apa bunga ini untukku?
Tentu saja ini untukmu.
Ambil lah. Kamu adalah bungaku yang terindah.
Kira-kira bunga apa yang harus kupilih
untuk berbaikan dengan Seyma?
Oyku? Mana yang harus kupilih?
Oyku!
Aku bingung yang mana harus kupilih.
Tidak ada pria yang membawakan bunga untukku.
Lihatlah apa yang sudah dilakukan Seyma
pada kakakku!
Kenapa mereka berdua bertengkar?
Entahlah. Tunggu sebentar.
Kakak, ada masalah apa?
Kenapa kalian bertengkar?
Ini hanyalah masalah sepele.
Tidak masuk akal.
Itu sudah biasa. Kecemburuan wanita.
Ketika aku tahu kalau Ayaz dan Oyku pacaran,
aku merasa harus bersikap tegas pada Ayaz.
Supaya Oyku tidak dikecewakan oleh Ayaz.
Kamu tahu kalau kau sudah seperti adikku sendiri.
Tapi dia bukan adikmu, Kak.
Seyma juga berkata begitu padaku.
Jadi dia cemburu pada Oyku!
Oyku?
Maksudku kami berusaha untuk berbaikan.
Seharusnya dia tahu tak ada yang perlu dicemaskan.
Kami akan mengatasinya.
Menurut kalian, apa itu lucu?
Iya. Lucu.
Ini sangat lucu dan tidak terlalu norak.
Seyma pasti akan menyukainya.
- Kurasa dia akan menyukainya.
- Sangat lucu.
Aku akan membelinya. Aku mempercayai kalian.
Aku mau ambil yang itu.
Apa bisa langsung dikirim?
Aku tidak sanggup lagi, Burcu.
Aku ingin pergi dari sini.
Baiklah. Tapi jika kamu melihat Emre, katakan padanya
aku harus bicara dengannya, jangan begini.
Iya, baiklah. Aku pergi duluan.
Seyma. Ada kiriman untukmu.
Terima kasih.
Boneka ini lucu sekali.
Apa boneka itu lebih lucu daripada aku?
Tentu saja masih lebih lucu dirimu.
Apa kita akan bertemu malam ini?
Oke. Datanglah jam 8.
- Baiklah.
- Sampai jumpa.
Seyma!
Ayaz?
Ada keperluan apa kamu disini?
Aku sedang menunggu Oyku.
Aku tidak bisa meneleponnya.
Aku belum bertemu dengannya hari ini.
Mungkin dia di jalan. Sebentar lagi dia akan datang.
Baiklah.
Apa itu?
Astaga, Ayaz! Dia masih mengikutiku.
Apa yang dia mau?
Jika aku bertemu dengan Oyku,
aku akan memberitahunya supaya dia meneleponmu.
Baiklah.
Sampai jumpa.
Syukurlah. Dia sudah pergi.
Syukurlah. Dia sudah pergi.
Emre, apa kabar?
Baik. Sedang apa kamu disini?
Tidak ada apa-apa. Bagaimana kabarmu?
Aku mengkhawatirkanmu, Emre.
Kamu baik-baik saja, kan? Apa kamu tidak kuliah tadi?
Jangan khawatir. Aku baik-baik saja.
Kelihatannya tidak begitu.
Apa kamu punya masalah?
Emre, apa kamu sedang ada penumpang?
Tidak. Aku akan segera kembali.
Ada penumpang yang sedang menunggumu.
Ini alamatnya.
Aku harus pergi. Sampai jumpa.
Dimana alamatnya?
Halo.
Burcu, tadi aku bertemu dengan Emre.
Tapi aku tidak bisa berbicara lama
karena dia harus menjemput penumpang.
Jadi dia pergi untuk menjemput penumpang.
Manis sekali.
Baiklah, Oyku. Sampai jumpa.
Pertama, kamu menyatakan cinta.
Lalu kamu tidak mengangkat telepon.
Apa kamu punya penjelasan yang bagus?
Apa yang harus kukatakan padanya
jika bertemu nanti? Aku bingung!
Apa kau pikir bisa menghindar dariku?
Kenapa dia ada disini?
Kalau kau mengira kau bisa menghindariku,
kau salah besar.
Kurasa kamu memang memiliki masalah yang serius.
Kamu mudah lupa, ceroboh dan suka berbohong.
Apa masih ada lagi?
Iya, kamu benar, Ayaz.
Aku tidak tahu harus bicara apa padamu.
Karena aku sangat malu bertemu denganmu.
Itulah sebabnya aku menghindar.
Kamu pantas malu karena sudah memanfaatkanku.
Tetapi kali ini
aku tak akan dengan mudah memaafkanmu.
Apa hukumannya?
Bersiap-siaplah. Aku akan menjemputmu jam 8.
Apa?
Pakai sesuatu yang feminim.
Jika kamu mau jadi pacarku,
kamu harus terlihat rapi.
Tunggu! Kita mau kemana, Ayaz?
Makan malam bersama Mete, Seyma, kamu dan aku.
Apa?!
Ayaz, aku tidak mau!
Ayaz, tunggu!
Seenaknya saja sudah mengaturku.
Dia sungguh keterlaluan. Jika sudah seperti ini,
aku harus bagaimana? Terpaksa aku harus pergi.
Jadi dia sudah menyatakan perasaannya.
Kamu sedang membicarakan tentang Oyku, kan?
Aku sangat kaget, Seyma.
Aku juga kaget.
Dia pria yang bagaimana? Apa kamu mengenalnya?
Dia adalah rekan bisnisnya Mete.
Keluarganya sangat kaya.
Itu sangat bagus.
Apa dia orang yang baik?
Aku tidak terlalu mengenalnya.
Tapi kurasa dia bukan orang yang jahat.
Malam ini kami akan makan malam bersama.
Jadi aku akan mengenalnya lebih jauh.
Kamu baik sekali. Terima kasih banyak, Seyma.
Gulseren, lihatlah apa yang
sedang kita bicarakan sekarang.
Mereka terlambat. Saat usiaku sama dengan Seyma,
aku sudah mengandungnya.
Kau benar. Pemuda zaman sekarang memang pintar,
itu lebih baik.
Tunggu sebentar.
Apa rekan kerjanya lebih kaya dari Mete?
Kurasa begitu.
Kenapa kau tidak mendapatkan dia lebih dulu?
Aku merasa dia tidak sungguh mencintai Oyku.
Dia adalah playboy dan tak akan mau
menikah dengan Oyku.
Baiklah kalau begitu.
- Hai. - Hai. Senang melihatmu.
Hai, Oyku. Kurasa kita akan mengadakan pernikahan ganda
karena sebentar lagi Seyma akan menikah.
Pernikahan ganda?
Benar sekali. Sayangnya Ibu menjadi orang terakhir
yang mendengar kabar itu.
Apa yang sedang kalian bicarakan?
Kami sedang membicarakan kamu dan Ayaz!
Karena kado berbentuk hati dan surat cinta itu.
Aku juga tidak pernah menyangka
kamu bisa berbuat hal itu.
Apa ada yang salah?
Tidak! Tidak ada yang salah.
Reaksimu seakan-akan kamu terpaksa.
Jangan-jangan pernyataan cintamu
bukan untuk Ayaz.
Tidak. Tentu saja pernyataan cintaku untuknya.
Aku hanya terkejut.
Darimana kamu mengetahui soal itu?
Tidak ada hal apapun yang bisa lolos dariku,
sejauh apapun kau menyembunyikannya.
Ayaz sedang menunggumu di bawah.
Apa kau bertemu dengannya?
Iya. Tadi aku bertemu dengannya.
Jadi kamu sudah tahu. Ayo kita berdandan
dan kencan bersama. Pasti akan menyenangkan!
Apa yang akan kamu pakai?
Ayo kita memilih baju.
Emre!
Burcu! Awas!
Kamu hampir tertabrak tadi.
Kamu sudah menyelamatkan nyawaku.
Ada apa?
Kakiku sakit.
Bantu aku berdiri.
Ada apa?
Pergelangan kakiku sakit.
Aku akan mengantarmu ke rumah sakit.
Tidak perlu. Aku masih bisa berjalan.
Tenang saja.
Tapi...
Aku akan menggendongmu.
Terima kasih.
Dia sangat perhatian.
Terima kasih, Emre.
Bagaimana?
Aku tak mau memakainya.
Aku mau yang sederhana.
Yang mana?
Bagaimana dengan yang ini?
Bagaimana dengan yang lain?
Apa terlalu cerah?
Bagaimana dengan yang ini?
Entahlah. Pakai saja dulu. Nanti akan kulihat.
Baiklah.
Pesanan anda untuk Mete Uyar sedang dikirim.
Sudah kuduga. Dasar wanita bodoh.
Saya adalah asistennya Onem Dincer.
Kami ingin bertemu dengan anda.
Dan saya harap anda menghubungi kami.
Kalian harus menunggu lebih lama.
Aku menandatangani kontrak dengan sebuah
perusahaan asing dan aku akan tinggal di luar negeri.
Terima kasih atas perhatiannya.
Nyonya Onem akan membunuhku!
Bagaimana dengan yang ini, Seyma?
Bagus! Terlihat cocok untukmu!
Sejujurnya aku turut bahagia padamu.
Akhirnya kamu menyukai seseorang
dan kencan untuk yang pertama kalinya.
Sulit untuk menghindar dari pesona Ayaz.
Dia kaya, sukses dan tampan.
Mete juga turut senang dan sangat bersyukur.
Bahkan dia mengatakan padaku
kalau dia berharap kalian berdua bisa bersama.
Aku juga mengharapkan kebahagiaanmu.
Aku akan pulang untuk mengganti baju.
Sampai jumpa.
Selamat datang. Silakan duduk.
Aku akan mengunjungi Istanbul
di akhir pekan.
Benarkah? Wah, disini tempat yang bagus
untuk bekerja.
Bukan. Aku ingin bertemu denganmu.
Mungkin aku bisa tinggal di rumahmu.
Kebetulan aku akan kesana 2 minggu lagi.
Apa aku boleh mengunjungimu?
Tempat ini sudah tidak aman.
Halo, kekasihku.
Jangan memanggilku begitu!
Apa aku harus memanggilmu "cintaku"?
Jangan membuatku marah!
Kita akan makan malam nanti.
Aku sudah berada di depan rumahmu.
Jangan membuatku menunggu lagi.
Seenaknya saja dia memanggilku "kekasih".
Apa dia merasa aku ingin menjadi kekasihnya?
Oyku, apa kamu sudah mau pergi?
Iya. Aku mau pergi sekarang.
Baiklah. Selamat bersenang-senang.
Jangan pulang terlambat. Jaga dirimu.
Baik, Bu.
Sampai nanti.
Aku pergi, Bu.
Apa hanya ini?
Apa maksudmu?
Apa ini yang kau pikirkan tentang berpakaian
seperti seorang wanita?
Iya!
Dengan penampilan seperti ini?
Apa ada yang salah dengan pakaianku?
Apa aku harus memakai gaun, rok mini
atau celana panjang?
Iya. Mungkin saja.
Maaf. Tubuhku terlalu berharga dan aku tak akan
menunjukkannya pada siapapun terutama dirimu!
Memangnya kamu itu siapa?
Siapa yang peduli dengan tubuhmu?
Lingkaran sosialku juga berharga.
Aku tak akan membiarkan orang-orang mengatakan
kalau kekasih baru Ayaz tidak memiliki gaya.
Apa maksudmu dengan kekasih?
Selama ini aku tak mengatakan apa-apa padamu.
Kamu harus menyadarinya!
Tidak. Kamu tidak pantas
memakai pakaian seperti ini.
Aku mengetahui tempat yang bisa
mendandanimu supaya kau terlihat cantik.
Aku tidak peduli!
Aku memutuskan untuk bercerai dengan istriku.
Aku akan melakukan gugatan cerai secepatnya.
Semuanya akan menjadi seperti yang kau inginkan.
Berikan aku kesempatan kedua.
Kamu tidak harus menjawabnya sekarang.
Pikirkan saja dulu.
Halo, Mete.
Halo, Seyma. Aku sudah tiba.
Cepatlah turun.
Baiklah. Aku akan segera turun.
Tunggu sebentar.
Aku tidak bisa mempercayainya.
Darimana kamu mengetahuinya?
Mengetahui tentang apa?
Berhenti berpura-pura.
Siapa yang memberitahumu?
Aku benar-benar tak mengerti
apa yang kau katakan.
Dengar. Aku tidak mempercayaimu, Ayaz.
Apa kamu bisa memperjelas ucapanmu?
Darimana kamu mengetahui
rumah fashion Nyonya Onem?
Nyonya Onem? Itu terdengar aneh bagiku.
Karena kebetulan dia itu Ibuku.
Dan namaku Marylin Monroe.
Senang bertemu denganmu.
Lucu sekali.
Selamat sore, Tuan Ayaz.
Selamat sore.
Ibu anda baru saja pergi.
Terima kasih, Esra.
Apa kamu sedang bercanda?
Esra, kami sedang mencari gaun untuk malam ini.
Apa kau bisa membawakan koleksi terbaru?
Baiklah.
Aku tidak mempercayai ini.
Apa beliau benar-benar Ibunya?
Jangan melupakan kalimat itu.
Kamu akan selalu menggunakannya.
Mulutmu jangan terbuka seperti itu.
Bagaimana kalau kita mulai dengan yang ini?
Boleh saja.
Apa ini?
Masih ada yang kurang.
Esra, beritahu Ibuku tentang ini.
Tentu saja, Tuan Ayaz.
Kenapa kau tersenyum begitu?
Anda jarang mengajak wanita kesini.
Pasti wanita ini sangat spesial.
Lihat saja nanti. Aku harus pergi.
Sekarang kamu pantas berjalan denganku.
Ternyata seleramu sangat tinggi.
Tentu saja.
Bagaimana aku membayar gaun ini?
Jangan mengkhawatirkan soal itu.
Apa maksudmu?
Sudah kukatakan kalau butik ini milik Ibuku.
Apa dia Tuan Ayaz?
Iya. Dia datang bersama dengan kekasihnya.
Siapa wanita itu?
Aku tidak tahu.
Kau benar. Sulit untuk tetap bersamanya.
Sudahlah. Ayo kita lanjutkan perhitungannya.
Selamat datang, Nyonya.
Aku datang karena kau mengubah rencana
di detik-detik terakhir.
Darimana datangnya ide makan malam itu?
Apa kamu tahu kalau Ayaz punya kekasih baru?
Ayaz.
Iya. Aku ingin ikut makan malam bersama
dengan Mete dan Ayaz karena...
...aku ingin memperlihatkan pada mereka,
pasanganku yang sempurna.
Sempurna. Jangan membuatku tertawa.
Banyak pasangan yang makan bersama kita
yang mengubah pendapat mereka tentang pernikahan.
Aku sangat menyukai
saat kau bercanda denganku, Sayang.
Kurasa ada sesuatu tentang makan malam ini.
Karena sulit bagiku untuk selalu membuatmu senang
an kenapa kau tidak mempercayaiku, Sayang?
Itu disebabkan oleh kamu sendiri.
Tapi kumohon. Kumohon.
Ilker, aku akan menggugat cerai jika kamu berbuat kesalahan biasa. Kamu tahu, kan.
Aku bersumpah. Mataku hanya melihat dirimu.
Jika kamu melihat wanita lain, matamu akan buta.
Tolong kemari sebentar.
Aku masih tidak percaya
kalau Nyonya Onem adalah Ibumu.
Dan kamu adalah anaknya. Mustahil.
Kenapa kamu sangat terkejut?
Kalau kau mau, aku bisa mengenalkanmu padanya.
Apa kamu serius, Ayaz?
Tentu saja.
Tapi itu artinya kita harus putus dulu.
Karena aku belum pernah mengenalkan kekasihku pada Ibuku.
Apa kamu menderita skizofrenia?
Sudah kukatakan padamu
kalau kita bukanlah sepasang kekasih.
Kau sudah mendengarnya, kan!
Ingat. Sudah kukatakan,
jangan pernah membahas ini.
Jangan terlalu menekanku.
Apa maksudmu? Kamu sudah berjanji padaku.
Benar. Aku sudah berjanji.
Tapi kamu tidak punya alasan untuk menekanku.
Terserah padamu.
Ingat dengan janjimu, Ayaz.
Apa kau mau aku berubah pikiran?
Baiklah...
Oyku!
Tunggu. Mari masuk bersama-sama.
Hai.
Silakan masuk.
Katakan padaku kalau semua sudah diatur.
Iya. Aku mengatur jadwal pertemuanku dan memberitahu Ayaz kalau aku ada pertemuan lain.
Aku sudah berbohong pada putraku sendiri dan itu sangat memalukan.
Aku juga tidak nyaman tentang ini.
Tuan Bulent, Nona Burcu mengalami kecelakaan.
Dia memanggil anda.
Apa? Kecelakaan?
Bulent? Apa yang terjadi?
Siapa yang mengalami kecelakaan?
Burcu. Nanti aku akan menghubungimu lagi.
Burcu, apa kamu baik-baik saja?
Apa yang terjadi?
Papa, aku baik-baik saja. Kakiku hanya terluka.
Aku bisa mengurusnya. Terima kasih.
Papa, dia Emre. Teman kuliahku.
Kalau dia tidak ada disana,
aku akan mengalami kecelakaan berat.
Dia yang telah menyelamatkanku
dan dia membawaku ke rumah sakit.
Senang bertemu denganmu, Nak.
Terima kasih banyak.
Iya. Sama-sama.
Emre.
Kamu mau kemana? Aku tidak bisa membiarkanmu
pergi setelah apa yang kau lakukan.
Mungkin lain waktu saja. Ada hal
yang harus kuurus.
Kumohon. Ayolah.
Silakan masuk.
Terima kasih.
Tolong bawakan belanjaanku di mobil.
Hati-hati, Sayang. Pelan-pelan saja.
Aku akan menyiapkan sesuatu untukmu, Emre.
Tidak usah repot-repot, Paman.
Tidak apa-apa. Duduklah.
Pelan-pelan saja, Burcu.
Nanti kamu akan terluka lagi.
Terima kasih sudah mengingatkanku.
Duduklah dan istirahatkan kakimu.
Iya. Iya.
Letakkan kakimu disini.
Apa kakimu sakit?
Iya. Terasa sakit.
Untunglah lukamu dibalut dengan perban.
Nanti lukanya akan sembuh.
Rumah ini sangat besar.
Iya. Agak besar.
Apa kamu lapar?
Aku bisa menyiapkan sesuatu.
Tidak. Tidak perlu.
Baiklah.
Ini adalah film kesukaanku.
Benarkah? Aku juga menyukainya!
Jadi kamu menyukai film Perancis.
Aku sangat menyukai film Perancis!
Aku menyukai ending-nya yang bahagia!
Iya. Ending-nya sangat bahagia.
Benar. Sangat bahagia.
Sejujurnya aku mengira kau tidak tertarik
dengan film bioskop.
Kenapa?
Entahlah. Kamu tidak tertarik
dengan film yang pernah kita tonton bersama.
Kita bisa melupakan kejadian yang dulu.
Aku malu.
Tidak apa-apa.
Minum obatmu tepat waktu.
Baiklah.
Aku sudah terlambat. Aku harus pergi.
Kamu mau kemana, Emre? Bagaimana kalau nanti
Papaku mencarimu?
Aku harus kembali ke pos taksi.
Tapi semua orang tua ingin mengenal
pahlawan yang telah menyelamatkan putrinya.
Duduklah.
Sudah 5 tahun aku mengenal kalian,
ini pertama kalinya kita datang bersama.
Aku harap ini akan menjadi tradisi.
Terima kasih, Sibel.
Aku juga berharap begitu.
Aku sangat kaget mendengar kabar tentang Ayaz.
Aku turut bahagia.
Sepertinya pemikiranmu semakin dewasa.
Mungkin saja.
Akhirnya mereka melihatku sebagai contoh.
Benar.
Sebenarnya apa yang terjadi
di antara kalian berdua? Kalian sungguh aneh.
Kalian selalu mengedipkan mata.
Aku merasa ada sesuatu di mataku.
Kalau begitu, aku akan melihatnya, Sayang.
Sekarang sudah hilang.
Baiklah kalau begitu, Sayang.
Ayaz memberitahuku kalau dia berencana
pergi memancing selama akhir pekan.
Apa? Memancing?
Iya. Benar sekali. Memancing.
Aku ingin pergi dengan kalian, Teman.
Tapi aku selalu bekerja di akhir pekan.
Jadi kau tidak akan pergi.
Kalau begitu, kami juga tidak akan pergi.
Aku setuju. Tiga orang akan lebih menyenangkan.
Ilker, apa kau memang harus bekerja di akhir pekan
atau Sibel tidak mengizinkanmu pergi?
Tidak mungkin dia tidak mengizinkanku pergi.
Benar. Aku tidak mengizinkannya pergi.
Dia tidak boleh pergi tanpa diriku.
Kalau begitu, ayo pergi bersama-sama.
Itu tidak masalah.
Apa yang akan kamu lakukan di pulau Sedef?
Aku sangat menyukai tempat itu.
Papaku pernah mengajakku kesana.
Oyku juga menyukai tempat itu.
Kamu juga pernah kesana, kan Oyku?
Aku?
Akhir pekan ini aku tidak bisa datang.
Aku sibuk.
Baiklah. Kita akan kesana saat kamu libur.
Bagaimana?
Tapi tadi kamu memberitahuku
kalau kamu libur akhir pekan ini.
Bahkan kamu sedih karena
aku tidak bisa menemanimu di akhir pekan ini.
Jangan memberitahu mereka kalau aku sedih
karena hal itu. Tentu saja aku sedih, Ayaz.
Kamu cepat sekali merasa malu.
Tidak apa-apa. Mereka adalah teman kita.
Aku paham. Kamu pasti hanya ingin
berdua saja denganku.
Maafkan kami. Kami akan menghabiskan
akhir pekan dengan suasana yang lebih romantis.
Tidak! Bukan begitu maksudku, Ayaz.
Aku tidak menyukai suasana romantis.
Tapi tidak apa-apa.
Baiklah. Itu artinya kita sudah sepakat.
Belajar sambil bekerja sebagai supir.
Emre juga melatih tim sepak bola
di tempat kita dulu, Pa.
Tempat kita yang dulu?
Apa kamu tinggal disana?
Iya. Bersama dengan nenekku.
Siapa nama nenekmu?
Zehra. Zehra Kaya.
Zehra? Jadi kamu adalah cucu Zehra.
Ibu dan Ayahmu... Aku tidak terlalu mengenal mereka.
Tapi aku mengingat mereka sangat baik.
Terima kasih.
Saat gempa terjadi, aku bersama dengan nenekku.
Dan aku tidak pernah pulang ke rumah lagi.
Kirimkan salamku untuk nenekmu.
Dia telah banyak membantuku
dan pada anak-anak lain di lingkungan itu.
Kamu telah membuatku mengingat masa kecilku.
Asalkan kamu tahu,
aku sering bermain di lapangan bola itu, Emre.
Aku tahu. Aku pernah mendengar
nama anda dari pelatihku.
Anda legendaris.
Iya. Jika kakiku tidak cedera...
Mungkin sudah takdir.
Datanglah ke tempat kami jika
anda punya waktu kosong.
Aku mau datang kesana.
Baiklah. Terima kasih untuk kopinya.
Aku harus pergi.
Aku harus kembali bekerja.
Aku tidak memaksamu kalau kamu
memang harus bekerja.
Senang bertemu denganmu, Emre.
Terima kasih, Tuan Bulent.
Bulent saja cukup.
Bulent? Memanggil anda Bulent?
Saya permisi.
Baiklah. Besok pagi kita akan bertemu.
Iya. Tapi jangan pergi terlalu pagi
karena aku masih tidur.
Sekali-kali kamu harus bangun pagi.
Sudah lama kita tidak liburan.
Baiklah. Kita akan bertemu di pagi hari.
Kita akan bertemu jam 10 di Bostanci.
Kemudian naik kapal feri.
Apa tidak masalah?
Iya! Aku sedang membayangkan pasti akan seru!
Bagaimana denganmu?
Aku tidak bisa...
Apa yang kau katakan?
Iya. Tentu saja tidak ada masalah.
Aku akan datang!
Kita sudah sepakat.
Selamat malam semuanya.
Selamat malam.
Rencana ini sangat seru!
Iya. Kau benar. Aku juga butuh liburan.
Apa? Istriku? Aku belum pulang ke rumah.
Sekarang aku tinggal di hotel.
Aku tidak bisa hidup tanpa dirimu, Seyma.
Seyma! Seyma, cepatlah naik.
Mete.
Aku sangat beruntung bersama dirimu.
Aku juga, Sayang.
Aku sangat beruntung bersama dirimu.
Ayo jalan.
Kita datang kesana untuk mengatakan pada mereka
kalau kita hanya berteman.
Tapi kamu masih membuat rencana akhir pekan itu!
Kuucapkan terima kasih atas janjimu, Ayaz.
Aku sudah menghadapi banyak hal demi dirimu.
Aku sudah berbohong, ber-akting dan
menerima omelanmu.
Bersenang-senang sudah menjadi hakku.
Kita akan berdebat dan bertengkar disana, Ayaz!
Kamu mengetahuinya, kan.
Mungkin tidak kalau kau menjadi gadis baik.
Mungkin kamu bisa melihat Smurf.
Ayaz!
Lagipula kamu ingin pergi bersamaku.
Akui saja. Kamu sudah mulai menyukaiku.
Apa? Aku menyukaimu?
Apa kamu tahu kalau aku berusaha keras
untuk tidak mencekik lehermu, Ayaz?
Dia sudah pulang.
Seyma, kamu membuat Mama cemas.
Apa Papa sudah pulang?
Dia sedang keluar. Sebentar lagi
dia akan pulang.
Tadi aku melihat Riza bersama dengan istrinya.
Mereka sedang bergandengan.
Lalu kenapa? Mereka sudah menikah.
Lagipula itu bukan urusanmu.
Kenapa dia berbohong padaku?
Dia ke tempat kerjaku dan mengatakan
kalau dia akan bercerai dengan istrinya.
Dia juga bilang belum pulang ke rumah
selama berhari-hari.
Dia juga bilang kalau dia tinggal di hotel.
Ternyata semuanya bohong!
Seyma, jadi kamu percaya begitu saja.
Mama sudah mengatakan padamu,
jangan mudah percaya.
Untunglah kamu sudah memiliki Mete.
Tidak akan kulepaskan.
Mete sudah berada dalam cengkramanku.
Bagus. Kalau Riza datang lagi, usir saja dia.
Beritahu padanya kalau
kamu tidak ingin melihatnya lagi.
Tidak ada alasan lagi untuk bertemu dengan Riza. Ini sudah berakhir.
Bagus. Dia sudah tua dan pernah menikah.
Sedangkan kamu masih muda dan cantik.
Mete sangat cocok untukmu, Seyma.
Lagipula masa depannya sangat cerah.
Jangan disia-siakan.
Kamu benar, Ma.
Aku akan berganti baju sebelum Papa pulang.
Bagaimana dengan makan malamnya?
Apa yang kalian bicarakan?
Apa sikapnya baik kepadamu?
Apa dia terlihat menyukaimu?
Apa yang kalian bicarakan?
Aku hanya bisa mengatakan kalau
semuanya baik-baik saja.
Tapi Ibu mau tahu. Apa tidak boleh?
Tidak ada yang istimewa. Biasa saja.
Ibu merasa ada yang menganggumu.
Itulah sebabnya kamu tidak mau
membicarakannya dengan Ibu. Apa Ibu benar?
Bukan begitu, Bu. Masalahnya
tidak ada yang terjadi di antara kami.
Seyma bersikap sangat berlebihan.
Mungkin aku akan memberitahunya.
Ibu rasa hal ini lebih serius
daripada yang kau bayangkan.
Dengar, Oyku. Jika dia datang kesini
karena tidak bisa menghubungimu...
Artinya dia peduli kepadamu.
Benar. Dia menyukaimu. Tapi Ibu tidak tahu...
Siapa sebenarnya pria yang kamu sukai?
Aku tidak menyukai siapapun, Bu!
Terlalu awal bagiku untuk mengatakan sesuatu.
Maaf, Bu. Aku sudah mengantuk.
Baiklah. Selamat malam. Selamat tidur.
Cepatlah tidur.
Ada rencana ke pulau pada akhir pekan.
Padahal aku ingin menjauhinya.
Tapi sekarang kami semakin dekat.
Sungguh gila.
Jadi kamu akan pergi.
Apa kamu gila? Tentu saja
aku tak akan pergi bersamanya.
Aku akan mencari alasan untuk
berpura-pura sakit supaya aku tidak pergi.
Aku tidak punya alasan lain.
Sekarang apa yang harus kulakukan?
Kamu tidak pernah memberitahuku
kalau Nyonya Onem adalah Ibunya.
Kenapa aku harus memberitahumu?
Aku adalah penggemar beliau.
Aku membuat banyak desain untuknya.
Kamu pasti sudah tahu soal itu, Burcu.
Apa kamu gila? Bagaimana aku bisa tahu?
Jikasaja kamu mengatakannya lebih awal,
aku pasti akan mengenalkanmu padanya.
Mengenalkanku padanya? Menyebalkan.
Burcu, menurutmu apa yang harus
kubicarakan padanya?
Tentang Ayaz?
Aku masih bingung mau bicara apa padanya.
Baiklah. Akan kuberikan petunjuk. Lebih baik...
Lebih sakit.
Bagus seperti itu. Batuknya lebih dalam.
Iya. Seperti...
Iya! Seperti itu!
Iya! Seperti itu, Teman. Semoga berhasil.
Halo.
Apa kamu sudah siap?
Ayaz, maafkan aku. Aku sedang sakit.
Mungkin semalam aku masuk angin.
Jadi aku tak bisa pergi denganmu
akhir pekan ini.
Pinggangku sakit.
Mana yang sakit? Pinggangmu atau suaramu?
Kalau pinggangmu terkena angin, bisa sakit juga.
Mungkin terkena bakteri AC!
Dengar. Suaraku parau.
Bakteri dari AC? Semoga kamu cepat sembuh.
Kurasa kita harus membatalkan acara hari ini.
Kamu tidak bisa pergi seperti itu.
Kita tidak akan pergi.
Benarkah?
Tentu saja. Kesehatanmu lebih penting.
Kita bisa pergi kesana di lain waktu.
Aku setuju.
Apa yang harus kulakukan?
Padahal kita pergi kesana untuk mengumumkan...
...kalau tidak ada sesuatu
di antara kita berdua.
Dan kamu akan mengumumkan itu.
Kenapa kamu membuat alasan?
Aku tidak membuat alasan!
Aku benar-benar sedang sakit!
Iya, aku tahu. Kuharap kamu cepat sembuh.
Terima kasih, Ayaz.
Kamu baik sekali. Selamat berlibur!
Halo, Dokter.
Selamat pagi, Can. Kita sudah berteman kan.
Namamu Can kan.
Namaku Cem. Ada apa?
Pelayanan kesehatan. Dimana kakakmu?
Cem!
Masuklah.
Siapa yang datang?
Kamu datang kesini.
Aku datang menjengukmu.
Aku sedang sakit.
Halo, Bulent. Ada perubahan rencana.
Apa? Perubahan rencana?
Apa kita tak jadi bertemu?
Katakan kalau kau hanya bercanda.
Jangan panik. Kurasa kamu akan
menyukai rencana ini.
Ayaz akan berlibur akhir pekan ini.
Kurasa kita berdua bisa
menghabiskan waktu di rumahku.
Bagaimana menurutmu?
Menurutku? Itu berita bagus.
Kita bisa bersama tanpa mengkhawatirkan orang lain
melihat kita. Tidak ada lagi yang kuinginkan.
Sampai jumpa.
Selamat pagi, Papa.
Selamat pagi, putriku yang cantik.
Bagaimana keadaan kakimu?
Lumayan membaik, Pa.
Baiklah. Silakan duduk.
Terima kasih.
Ini pil demam.
Ini obat analgesik.
Baiklah. Aku akan meminum semuanya!
Sekarang kamu harus pergi.
Waktu menjenguk sudah selesai.
Aku tidak akan pergi sampai kamu sembuh.
Can...
Bukan Can. Cem!
Rebuskan air untuk kakakmu.
Sebenarnya apa yang kau inginkan disini?
Apa kamu ingin merebusku?
Ide yang bagus, tapi tidak.
Aku akan menyiapkan air uap air dengan mentol
supaya hidungmu lega.
Seharusnya kamu bertanya padaku.
Mungkin aku lebih menyukai sakit daripada sehat.
Karena dengan begitu, aku tidak akan pergi.
Jangan membuat tenggorokanmu lelah
karena berbicara terlalu banyak.
Kamu harus beristirahat. Dimana dapurnya?
Tunggu disini.
Hirup lagi. Pasti kau akan merasa lega.
Aku sudah membaik.
Hidungku tidak tersumbat lagi.
Sekali lagi.
Lanjutkan. Aku mau ke dapur.
Kamu mau apa di dapurku?
Membuatkanmu sup.
Untukmu saja. Aku tidak mau makan sup.
Masakanmu pasti tidak enak.
Kamu harus mencobanya.
Aku mendapatkan resep dari nenekku.
Kamu pasti akan menyukainya.
Tumben kamu sangat baik kepadaku.
Kamu pasti akan sembuh setelah memakan sup ini.
Apa yang sudah kau lakukan?
Apa yang harus Mama katakan kepada Papamu?
Terserah. Mama mengarang cerita saja.
Mengarang bagaimana?
Kamu dilarang keluar rumah selama 2 jam.
Tapi kamu mau kabur dari rumah ini!
Beritahu kalau aku kabur dengan kekasihku.
Apa?
Papamu pasti sangat marah.
Mama, tenanglah. Aku sendiri
yang akan memberitahu Papa.
Aku akan mengatakan
aku harus mengikuti pelatihan selama 2 hari.
Kalau aku tidak hadir, aku akan ditegur.
Papa akan mengerti.
Aku yakin Papa akan percaya kata-kataku. Tenanglah.
Kamu sangat keras kepala.
Mau bagaimana lagi?
Aku tak mau kehilangan Mete.
Tentu saja. Kamu pasti akan bahagia bersamanya.
Percayalah.
Aku harap begitu.
Apa ini? Apa kamu memberiku racun?
Sudah kucari. Tapi tidak ketemu.
Lucu sekali. Sudah kukatakan
aku tidak mau makan sup.
Karena kamu sedang sakit, semua makanan jadi hambar.
Sebenarnya ini enak sekali.
Waktu yang tepat.
Apa maksudmu?
Selamat datang, Dokter Timur.
Oyku, Timur adalah dokter keluargaku.
Dia dokter terbaik di Istanbul.
958
01:17:50,079 --> 01:17:53,059
Aku memanggil beliau kemari untuk
memeriksa keadaanmu.
Kamu sangat luar biasa.
Dokter, sebenarnya aku baik-baik saja.
Kesehatanmu adalah prioritas utama bagiku.
Aku akan memeriksa suhu badanmu.
Sekarang aku sedang tidak demam, Dokter.
Periksa saja. Biarkan Dokter Timur
melakukan tugasnya supaya kamu cepat sembuh.
Baiklah, Dok. Silakan memeriksaku.
Anak-anakku, Ibu pulang. Kalian dimana?
Ramai sekali.
Ada apa, Oyku? Apa kamu sakit?
Tenanglah, Bu. Aku tidak apa-apa.
Bagaimana bisa tenang?
Apa kamu terjatuh atau terjadi kecelakaan?
Apa kabar, Tante. Aku Ayaz. Temannya Oyku.
Oh, namamu Ayaz. Apa kabar?
Oyku memberitahuku kalau dia sedang sakit,
jadi aku datang bersama Dokter Timur.
Beliau adalah salah satu dokter terbaik di Istanbul.
Terima kasih. Jadi bagaimana keadaan Oyku?
Setelah kuperiksa, suhu badannya normal.
Syukurlah.
Aku sudah mengatakan kalau aku tidak apa-apa.
Tapi sebaiknya aku injeksi untuk berjaga-jaga.
Lakukan saja, Dok.
Supaya dia cepat sembuh.
Kamu harus disuntik. Silakan, Dok.
Apa? Tidak, tidak!
Aku tak mau disuntik!
Ayolah. Kamu sudah dewasa.
Oyku, jangan seperti itu.
Kasihan Pak Dokter sudah jauh datang kesini.
Ibu yakin ini tak akan lama.
Tapi aku tidak sakit, Bu.
Kenapa aku harus disuntik?
Bagus sekali. Itu artinya
kamu bisa ikut tur kampus.
Tur kampus? Kenapa Oyku
tak pernah menceritakannya padaku?
Tur kampus yang dihadiri
oleh semua mahasiswa, Tante.
Ini penting untuk Oyku.
Wajib dan edukatif.
Bagaimana menurut anda, Dokter Timur?
Kondisinya sangat sehat dan dia bisa pergi.
Jadi tur-nya berlangsung hari ini.
Kupikir tidak apa-apa untuk tak hadir.
Tapi temanku yang ini sangat memaksaku.
Padahal aku sangat malas pergi.
Aku tidak mau pergi, Bu.
Tentu saja kamu harus ikut.
Banyak yang sudah direpotkan karena ulahmu.
Tidak, ini tidak merepotkan.
Oyku, akan kutunggu di mobil.
Senang bertemu dengan anda.
Terima kasih banyak. Terima kasih
atas bantuannya.
Sama-sama.
Baiklah. Saya akan pulang.
Terima kasih banyak, Dokter.
Aku akan mengantar mereka.
Kenapa kamu diam saja, Cem? Ayo bantu Ibu.
Karena ulahnya, rencanaku jadi kacau.
Aku bisa mengerti kamu itu bodoh
karena masuk ke rumahku.
Tapi bagaimana bisa
kamu sampai membawa dokter?
Kurasa kamu telah meremehkanku.
Kurasa kamu terlalu percaya diri.
Aku merasa ini akan menjadi
perjalanan yang luar biasa.
Iya. Oh, mereka sudah datang.
Hei, kalian terlambat.
Tadi Tuan Putri sakit.
Sakit apa?
Tidak apa-apa, Seyma.
Apa sakitmu parah?
Tidak, Seyma.
Kekasihku ini mencemaskanmu.
Kamu barusaja mengatakan kalau
aku adalah kekasihmu.
Iya. Itu yang kukatakan.
Apa kau bisa mengulangi ucapanmu?
Kekasihku.
Oh, Sayangku.
Hei, disini banyak orang.
Kenapa? Apa kamu cemburu?
Kenapa aku harus cemburu?
Maaf. Aku sudah membocorkan rahasia.
Apa? Rahasia apa?
Mungkin kamu sudah tahu karena
kamu mengenal Oyku sejak kecil.
Oyku, apa aku boleh memberitahunya?
Apa?
Kalau kamu tidak pernah berciuman sebelumnya.
Maaf. Aku keceplosan!
Tunggu. Apa kamu tidak pernah
berciuman dengan pria?
Tidak pernah berciuman.
Aku hanya menunggu seseorang yang spesial.
Oyku, apa Ayaz bukan orang yang spesial?
Cukup. Jangan menganggunya lagi.
- Tapi itu benar.
- Seyma!
Aku tidak berbohong.
- Hal ini kan tidak penting.
- Tapi dia sudah dewasa.
Sayang, apa yang akan kita bicarakan?
Brought to you by SpecialELF888