Inilah otak manusia,
permukaan otak yang bergumpal
terbagi menjadi sisi kiri dan kanan.
Struktur inilah yang menginspirasi
salah satu gagasan otak paling terkenal,
bahwa sisi kiri mengendalikan logika,
dan sisi kanan, kreativitas.
Namun, mitos ini
belum didukung oleh bukti ilmiah.
Lalu bagaimana
gagasan menyesatkan ini muncul,
dan mana yang keliru?
Benar bahwa otak
punya sisi kiri dan kanan.
Paling jelas terlihat adalah lapisan luar,
atau disebut korteks.
Bagian internal, seperti striatum,
hipotalamus,
talamus,
dan stem otak,
disusun oleh lapisan jaringan panjang,
tapi faktanya, jaringan itu juga diatur
oleh sisi kiri dan kanan.
Sisi kiri dan kanan otak
mengendalikan fungsi tubuh berbeda,
seperti gerakan dan penglihatan.
Sisi kanan mengendalikan gerakan tangan
dan kaki kiri, begitu juga sebaliknya.
Sistem penglihatan bahkan lebih kompleks.
Masing-masing mata punya
bidang penglihatan kiri dan kanan.
Kedua bidang penglihatan kiri
dikirim ke sisi kanan otak,
dan kedua bidang kanan
dikirim ke sisi kiri otak
Sehingga otak menggunakan kedua sisi
untuk membentuk gambar utuh dunia.
Para ilmuwan belum bisa memastikan
mengapa penglihatan kita saling-silang.
Ada teori bahwa hal ini dimulai saat hewan
mengembangkan sistem saraf kompleks,
karena sistem itu memberikan
refleks bertahan yang lebih cepat.
Jika hewan melihat ada predator
yang datang dari sisi kiri,
maka lebih baik melarikan diri ke kanan.
Maka ada dua sistem
dalam penglihatan dan gerakan
yang mengandalkan struktur kiri-kanan ini,
tapi masalah muncul saat kita mengaitkan
gagasan itu dengan logika dan kreativitas.
Kesalahpahaman ini dimulai
pada pertengahan tahun 1800-an,
saat dua ahli saraf, Broca dan Wernickle,
memeriksa pasien yang kesulitan
berkomunikasi setelah mengalami cedera.
Para peneliti menemukan kerusakan
dalam cuping temporal kiri pasien,
sehingga mereka menganggap
bahasa dikendalikan oleh sisi kiri otak.
Hal itu menjadi konsep yang populer.
Penulis Robert Louis Stevenson,
kemudian memperkenalkan
gagasan logika untuk belahan kiri,
dan emosi untuk belahan kanan,
yang digambarkan dalam tokoh ciptaannya,
Dr. Jekyll dan Tn. Hyde.
Namun gagasan ini tidak bertahan
saat para dokter dan ilmuwan
memeriksa seorang pasien
yang kehilangan satu belahan,
atau kedua belahan dipisahkan.
Pasien-pasien ini menunjukkan
beragam perilaku yang berbeda,
baik logis maupun kreatif.
Penelitian berikutnya menunjukkan
bahwa satu sisi otak lebih aktif
daripada sisi lain dalam beberapa fungsi.
Bahasa lebih menempati sisi kiri,
dan konsentrasi menempati sisi kanan.
Jadi, satu sisi otak lebih banyak bekerja,
namun hal ini bervariasi
tergantung sistem, bukan orang.
Tak ada bukti lain yang menjelaskan,
bahwa seseorang
punya sisi otak yang dominan,
atau tentang gagasan
pembagian otak kiri-kanan
antara logika dan kreativitas.
Beberapa orang mungkin memiliki
spesialisasi logika atau kreativitas,
tetapi itu tak ada kaitannya
dengan pembagian otak.
Bahkan gagasan logika dan kreativitas
yang saling bertentangan
tidak bisa dipertahankan.
Dibutuhkan kreativitas untuk menyelesaikan
hitungan matematika kompleks,
dan karya seni yang tampak hidup
berlandaskan kerangka logika yang rumit.
Hampir semua hal kreativitas dan logika
melibatkan seluruh fungsi otak.