♪ (musik) ♪
Terjemahan oleh Ary Nuansa
Ulasan oleh Reno Kanti R
Sebelum kemunculan internet,
semua orang melihat berita yang sama.
Berita dari TV, radio, dan koran.
Penjaga pintu informasinya adalah manusia.
Editor meninjau sejumlah berita
dan memilih mana yang harus
dilihat oleh publik.
Saat ini, organisasi berita tradisional
dilengkapi oleh sumber berita daring
yang jumlahnya tak terhingga.
Di internet,
seringnya program komputerlah
yang menentukan apa yang orang bisa lihat.
Saat kamu menelusuri web
atau pergi ke situs media sosial,
ada sangat banyak konten yang tersedia
sehingga diperlukan sebuah sistem
untuk menyaring hasilnya.
Untuk memprediksi
apa yang ingin dilihat pengguna,
platform daring menggunakan algoritma.
Algoritma adalah serangkaian intruksi
yang menyuruh komputer
untuk mengerjakan tugas tertentu,
seperti bagaimana menyortir informasi.
Algoritma menentukan konten
yang akan ditampilkan
berdasarkan kombinasi
dari apa yang populer
dan apa yang mereka ketahui
tentang sikap dan minatmu.
Saat kamu membuat akun media sosial,
kamu mungkin menyediakan
beberapa informasi dasar
seperti nama, jenis kelamin, dan usiamu.
Kamu mungkin membagi informasi lain
bahkan tanpa menyadarinya
Setiap kamu menyukai, membagikan,
atau berkomentar pada posting,
informasi itu disimpan
dan digunakan untuk membangun profilmu.
Di web, tindakan yang kamu lakukan
dilacak dan dapat diakses
oleh algoritma media sosial.
Mungkin ini mengejutkan
seberapa banyak algoritma bisa belajar
tentangmu melalui tindakanmu.
Data yang kamu tinggalkan ini
amat bernilai
karena platform daring
menghasilkan uang dengan menjual iklan.
Pengiklan akan membayar
untuk menjangkau orang
yang kemungkinan besar tertarik
pada pesan mereka.
Semakin banyak platform tahu tentangmu,
semakin efektif konten dan iklan
yang dipersonalisasinya.
Algoritma bisa mendorongmu untuk
terus mengklik, menggulir, atau menonton
dengan menampilkan konten
yang populer, menarik, atau baru.
Karena tujuannya
untuk menarik perhatianmu,
algoritma bisa mendukung konten
yang sensasional, palsu, atau sesat.
Ada kalanya algoritma
bisa sangat membantu,
misalnya, ketika musik streaming
menyarankan lagu baru
berdasarkan apa yang telah
kamu dengar sebelumnya.
Namun, saat algoritma menentukan
informasi yang kita lihat
konsekuensinya mungkin
akan lebih signifikan.
Ketika informasi
dipersonalisasi hanya untuk kita,
kita bisa berakhir dalam gelembung filter.
Gelembung filter terbentuk
saat kita hanya melihat
informasi yang cenderung
kita setujui saja.
Berada pada gelembung filter membuat kita
menjadi kurang menerima
pandangan yang berbeda dengan kita.
Ini bisa berdampak negatif
pada demokrasi
yang menuntut warga untuk mendengarkan
satu sama lain dan menemukan titik temu.
Memahami kenapa kita melihat
apa yang kita lihat saat daring
bisa membantu kita menjadi
konsumen informasi yang lebih kritis.
Lini masa kita tak pernah
memberi gambaran utuh.
Jadi, kita perlu membiasakan diri
mencari berita
dan informasi dari berbagai sumber.
Terjemahan takarir oleh Ary Nuansa
Ulasan oleh Reno Kanti R