Master Menceritakan Kisah-kisah Buddhis Hanya wewangian ini yang paling langka Di dunia ini, terdapat berbagai macam jenis harum, namun secara umum dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu wewangian dari akar, batang, dan bunga. Apa itu wewangian dari akar? Aroma yang berasal dari akar pohon Semua orang pasti pernah memiliki wewangian kayu kamper, kan? Aroma kayu kamper adalah sejenis akar pohon Wewangian kayu kamper selalu sangat harum setelah dibuat menjadi kotak Dan ada juga wewangian dari batang Wewangian batang seperti kayu cendana Wewangian bunga, wewangian tanaman Ada juga yaitu wewangian bunga Wewangian bunga adalah aroma yang keluar dari bunga Wewangian harum ini tidak dapat bertahan lama Suatu ketika, Ananda, dalam meditasi, merenungkan tentang berbagai jenis harum di dunia. Dia berpikir secara mendalam tentang wewangian dunia Arya Ananda sangat suka berpikir Setelah merenung, Ananda menyimpulkan bahwa semua jenis harum di dunia ini, meskipun memiliki aroma, tapi hanya dapat menyebar mengikuti arah angin dan tidak dapat melawan arah angin. Benar, kan? Meski kamu berdekatan dengan wewangian ini, tetapi begitu angin berembus, kamu tidak dapat menciumnya lagi Aroma ini tidak akan melawan arus angin Kemudian, Ananda lebih lanjut merenung, apakah ada aroma yang bisa menyebar baik searah maupun melawan arah angin? Apa kalian mengerti? Wewangian ini tertiup ke sana ke sini, selalu menetap di hidung dan udara dalam waktu lama, dan tidak bisa hilang Dia berpikir lama, tetapi tidak menemukan jawabannya. Dia sangat beruntung bisa tanya dan minta Buddha menjelaskan kepadanya Akhirnya, Ananda memutuskan untuk bertanya kepada Buddha. Buddha berkata, “Ananda! Memang benar di dunia ini ada tiga jenis wewangian, wewangian dari akar, batang, dan bunga. Semua harum ini hanya bisa menyebar searah angin dan tidak dapat bertahan selamanya. Buddha berkata bahwa semua wewangian yang ada di dunia tidak akan bertahan selamanya Buddha mengatakan ini adalah kebenarannya. Namun, apakah ada aroma yang bisa menyebar baik searah maupun melawan arah angin? (Apakah ada wewangian di dunia ini yang tertiup ke sana ke sini, meskipun tertiup oleh angin masih tetap ada aromanya?) Cobalah pikirkan lagi, apakah ada?” Sang Buddha malah berbalik bertanya kepada Ananda, "Coba kamu pikirkan, apakah ada wewangian seperti ini?" Ananda menunduk dan merenung cukup lama, namun tetap tidak menemukan jawabannya. Buddha memberi petunjuk, “Ananda! Ada orang-orang baik, baik pria maupun wanita, yang dimanapun mereka berada: di kota yang ramai, desa yang tenang, di hutan belantara yang jarang dikunjungi manusia, bahkan di gurun yang sepi mereka selalu tenang dan bijaksana, disiplin menaati sila, tidak pernah lalai, dan selalu menjaga sikap sebagai murid Buddha. Saat nama mereka disebut, keempat kelompok pengikut Buddha (biksu, biksuni, upasaka, upasika) akan secara otomatis merangkapkan tangan dan memuji mereka. Ananda! Menurutmu, perilaku orang-orang baik ini termasuk jenis harum yang mana?” Sang Buddha bertanya kepada Ananda. Mendengar ini, Ananda langsung tersadar, “Saya mengerti sekarang, Yang Mulia! Ketekunan dalam menjalankan ajaran dan tidak pernah lengah, itulah harum dari menaati sila!" Artinya, ada satu jenis wewangian yang adalah sila dan moral. Orang yang bermoral, maka jenis wewangian ini tidak akan pernah hilang Buddha berkata, “Di dunia ini ada banyak harum, bahkan yang paling unggul seperti cendana dari kepala sapi, harumannya terbatas pada jangkauan yang sangat kecil dan hanya bertahan dalam waktu yang singkat. Hanya harum dari sila dan moral yang bisa melawan arah angin, mencapai surga, dan menyebar ke seluruh tiga dunia. Harum ini sangat luas dan tidak akan pudar meski melewati banyak kalpa. Hanya harum dari sila dan moral yang merupakan harum paling langka dan berharga di dunia ini!” Kisah ini berasal dari Sutra Samyukta Agama. Buddha mengajarkan kepada kita bahwa semua harum di dunia ini bisa hilang, tetapi kepribadian dan reputasi seseorang, jenis harum ini tidak akan pernah hilang. Harum ini bisa mencapai di luar tiga dunia dan melampaui lima unsur. Dengan kata lain, reputasi seseorang harus dijaga dengan baik. Seseorang harus memahami bahwa pujian dari orang lain adalah seperti harum yang tertanam dalam hati mereka. Biarkan harum ini tetap ada di hati mereka selamanya. Banyak orang menyimpan kebencian terhadap orang lain, mencaci maki, dan melakukan hal-hal buruk. Pada kenyataannya, mereka meninggalkan kesan buruk di hati orang lain, seperti sisa-sisa kotoran yang merupakan gambaran jiwa yang kotor, aroma busuk yang tidak bisa ditoleransi, dan rumput liar yang kotor. Oleh karena itu, kita harus hidup dalam hati orang lain dengan membuat mereka selalu mengingat harum para Buddha dan Bodhisattva, membuat hati kita semakin murni. Dengan begitu, kita akan memiliki harum sila dan moral. Bagaimana kita bisa mencapai keharuman yang abadi ini? Dengan menjaga sila. Berapa hari kalian menjaga sila, selama itulah kalian akan memiliki harum ini. Seseorang yang tidak melakukan hal buruk akan dikenang sepanjang masa. Sebaliknya, meskipun seseorang memakai parfum seharum apapun, jika dia melakukan hal buruk, yang tertinggal hanyalah nama buruk yang terkenal. Itulah sebabnya, harum kebajikan moral adalah yang abadi. Semoga kalian mendapatkan hikmah dari kisah ini.