Plum Village, Prancis, Mei 2014
Master Zen Thich Nhat Hanh
menjawab pertanyaan
(Suara genta)
Beberapa waktu lalu seorang biksu
bunuh diri di Plum Village.
Bagaimana bisa latihan mengarah
pada keputusasaan dan bunuh diri?
Wahai Thay, wahai Sangha
Saya mendengar bahwa beberapa bulan lalu,
seorang biksu mengakhiri hidupnya
di Plum Village.
Saya selalu memikirkan biksu ini.
Dia selalu tersenyum.
Dia selalu ingin membantu orang lain.
Dan saya tidak mengerti.
Pertanyaan saya adalah:
Bagaimana bisa latihan
harian dari ajaran anda
mengarah pada putus asa dan bunuh diri?
Pada zaman Sang Buddha,
ada juga biksu yang bunuh diri.
Apakah anda tahu itu?
Anda tidak tahu.
Banyak dari kita datang
ke Plum Village dan berlatih.
Dan banyak dari kita yang mampu
mengalami perubahan dan
penyembuhan dengan cepat.
Dan ada di antara kita yang sangat lambat
dalam latihan perubahan dan penyembuhan.
Tapi jika anda terus berlatih,
anda mempunyai kesempatan.
Jika anda benar-benar
berlindung dalam Sangha,
jika anda mencoba berlatih sepenuh hati,
menjalani latihan dalam diri anda,
maka anda mempunyai kesempatan
lebih untuk berubah dan sembuh.
Dan jika anda cuma ingin membuktikan
bahwa anda seorang praktisi,
itu tidak cukup bagus.
Jadi itu adalah apa yang terjadi
pada zaman Sang Buddha,
dan itu akan terus terjadi dalam Sangha.
Dalam Sangha di sana
akan ada orang seperti itu.
Jika kita benar-benar berlindung dalam
Sangha, berakar dalam persaudaraan,
kita akan punya kesempatan lebih
untuk berubah dan sembuh,
bahkan jika kita mempunyai kecenderungan,
sifat bunuh diri dalam diri kita,
diwariskan oleh banyak generasi leluhur.
Anda membawa kecenderungan itu,
benih masyarakat itu ke dalam Sangha.
Dan jika anda menyembunyikan itu dari kami
kami tidak mempunyai cukup
kesempatan untuk segera membantu anda.
Jadi anda tidak mempunyai kesempatan.
Jadi saat anda datang ke kami,anda harus
memberitau kami penderitaan,kelemahan anda
dan meminta bantuan.
Dan kemudian kami tahu bagaimana
cara menghasilkan energi bersama
untuk membantu anda menangani
pertanyaan khusus itu.
Tapi jika anda mencoba menyembunyikannya,
maka kami tidak tahu bagaimana
membantu anda dari awal
dan anda menghabiskan waktu anda.
Anda berpura-pura semuanya bagus,
segalanya berjalan baik,
sampai suatu hari, anda
tidak bisa melakukannya lagi.
Jadi hal seperti itu terjadi
pada zaman Sang Buddha,
dan saya pikir, akan terus
terjadi di kemudian hari.
Kita harus belajar dari kejadian ini.
Dan itu berlaku bukan hanya pada
monastik, tapi juga orang awam.
Jika anda datang pada Sangha, anda
seharusnya berlindung di dalamnya.
Anda seharusnya duduk di
antara kami dan berkata:
Wahai Sangha, wahai
saudara dan saudari dalam Dharma,
ini kesakitan saya, ini kesedihan saya,
ini keputusasaan saya.
Tolong bantu kenali dan rangkullah dia.
Saya memerlukan anda, saya memerlukan
Sangha bersama untuk membimbing saya,
untuk memimpin saya,
membantu saya berubah.
Itu adalah latihan kami.
Itu disebut latihan
berlindung dalam Sangha.
Berlindung dalam Sangha bukan
pernyataan dibuat dengan berdoa.
Berlindung dalam Sangha adalah
benar-benar percaya pada kekuatan
Sangha untuk membantu anda
dan membuka hati anda,
siap untuk dipeluk, dipandu
dan diberi petunjuk oleh Sangha.
Terhubung, terinspirasi, terpelihara
(Suara genta)