Aku bertemu Charles 19 tahun lalu di Edinburgh. Dia seorang kriminal bawahan, pecopet tas, seorang bos bawah-tanah di lingkungannya, yang sudah berada di mata hukum. Dan aku masih muda. Oh, betapa menariknya cowok nakal saat itu. Kami menikah beberapa bulan setelahnya saat dalam perjalanan menuju kampung halaman ku di Paris Perjalanan itu tidak begitu romantis, namun sebagai cara untuk meninggalkan lingkungan tidak bisa ia navigasi lagi. Kami berpergian kesana kemari sebelum akhirnya menetap di kota ini. Kami tinggal dengan damai untuk beberapa saat, tapi bagaimana Charles dapat menafkahi ku, aku tidak pernah tau. dan bertanya padanya bukanlah pilihan. Semakin misterius, semakin baik, dulu itu yang kupikirkan. "Kebenaran tidaklah lucu", kata ayahku, "kalau iya, kita akan selalu jujur". Beberapa tahun setelah pernikahan kami, dia menghilang. Seperti itu saja. Tanpa kabar, surat, ataupun telepon. Satu-satunya jejak yang tertinggal darinya adalah kumpulan dokumen palsu dan beberapa peluru. Apakah dia tenggelam di suatu danau menggunakan sepatu beton? Atau dia meninggalkan ku untuk sebuah wajah cantik dan kaki mulus? Aku tidak pernah tahu. "Kekasih yang hebat akan menjadi suami yang buruk" kata ibuku... Waktu berlalu, dan lima tahun yang lalu, akhirnya aku mendapatkannya. Telepon itu. Charles Higgins telah tewas