Tidak ada siapapun yang akan
mengangguku hari ini.
Aromanya sampai ke ruang tamu. Apa ini?
Essence. Aku mau beristirahat.
Hari ini hari Minggu dan
aku mau beristirahat.
Apa masih tidak cukup
beristirahat di Agva?
Tidak! Disana lebih melelahkan.
Mental dan fisik.
Jika ada yang meneleponku,
katakan kalau aku sedang terapi.
Mengatakan apa?
Terapi dari hal negatif.
Ibu merasa kamu sedang mencari masalah.
Tanyakan padaku pertanyaanmu
yang terakhir.
Pertanyaan yang mana?
Saat kita duduk di atas batu.
Aku bilang aku tidak tahu jawabannya.
Tapi sekarang aku tahu.
Apa kamu masih mencintai Mete?
Tidak.
Tidak lagi.
Aku tidak lagi mencintai Mete.
Tenang, Oyku. Tenang.
Selamat pagi, Ilker.
Aku punya permintaan.
Seyma, bersemangatlah.
Kita hanya memiliki waktu
di hari Minggu untuk berjalan-jalan.
Iya, tadi malam memang buruk.
Tapi kita sudah mau menikah.
Kumohon jangan bersedih.
Aku tidak mau seperti ini,
tapi mau bagaimana lagi.
Bagaimana kalau kita ke suatu tempat?
Kemana?
Ikuti aku.
Tidak ada yang bisa mengangguku hari ini.
Tidak. Jangan hari ini, Tuan Pembuat Masalah.
Kurasa maksudmu "Tuan Pembuat Masalah Baik"
- Kamu mau apa, Ayaz?
- Turunlah.
Kau tak akan pergi sampai aku turun, kan?
Kau sudah tahu itu.
Kenapa cowok itu suka sekali menganggu?
Ada apa?
Apa kamu belum mandi?
Aku akan keluar lima menit lagi.
Siapa yang datang?
Siapa lagi? Empat huruf.
Ganti dulu piyamamu!
Kamu ingin keluar seperti itu?
Keluar?
Ini hari Minggu, Ayaz.
Seharusnya kita meluangkan waktu
bersama dengan keluarga.
Belum ada satu jam kita pulang.
Aku tidak boleh duduk diam.
Jangan mengira aku lupa
akan perbuatanmu di Agva.
Kau merusakkan malam tadi
sehingga semuanya, Mete, Seyma...
tidak mau berlama-lama disana.
Aku akan membuatmu lebih bersenang-senang
dari kemarin malam. Aku janji.
Masuklah, Cem.
Aku tidak mau ikut.
Aku mau tidur seharian.
Aku akan menunggu sampai kamu bangun.
Aku bisa bermain dengan Can
untuk menghabiskan waktu.
Cem!
OK. Cem. Namanya Cem.
- Cem, kau mau main, kan?
- Tentu saja.
Sampai Kakak bangun,
kita bisa main bersama. Masuklah.
- Baiklah.
- Jangan!
Cem, kamu masuk ke rumah
dan jangan membuat Kakak menjadi gila!
Aku akan menunggumu.
Cem, kamu tunggu saja di atas.
Aku ingin menyapa Tante Meral.
Kau ini memang parasit.
Kau tidak akan berpindah.
Parasit yang tidak membahayakan.
Aku akan bersiap-siap dulu.
Tunggu disini.
Kamu bisa ikut tanpa memakai apapun.
Aku tak akan beritahu siapapun.
Sebentar lagi.
Kita mau kemana, Sayang?
Kita kekurangan sesuatu, kan?
Apa maksudmu?
Masuklah.
Selamat datang. Selamat datang.
Apa kabar?
Apa kabar, Ilker?
Hei, Oyku. Aku merasa senang
berjumpa denganmu...
Tapi aku tidak merasakan hal yang sama
saat berjumpa dengan Ayaz.
Silakan duduk disini, Nona.
Apa hari ini...
Apa ini hari ulang tahunku?
Ayaz, apa ini?
- Silakan dicicipi.
- Apa?
Aku bicara tentang kuenya. Terlihat enak.
Maksudku juga tentang kuenya.
Kenapa kau membuatnya seperti ini?
Aku merasa kue ini menjelaskan dirimu.
Kamu terlihat polos dari luar...
...tapi di dalam, kamu adalah
Iblis yang cantik.
Polos tapi berhati iblis.
Aku akan mencetak fotomu
di atas telur dadar.
Ayo kita duduk.
Tunggu sebentar.
Kamu yang mengurus bot, kan?
Tidak.
Ilker! Aku mohon!
Aku hanya bisa menjaga kue ini
sebentar saja.
Aku perlu bot. Aku mempercayaimu.
Jadi bagaimana?
Apa aku boleh memilih cincin yang aku mau?
Tentu saja.
Cincin ini sangat cantik.
Tapi pasti harganya mahal.
Tak usahlah.
Harga tidak penting.
Pilihlah cincin yang kamu mau.
Kamu mau yang ini?
Kalau begitu kita beli yang ini.
Tapi Mete...
Bagaimana kalau kita ulangi lagi?
Seyma, maukah kamu menikah denganku?
Aku sangat senang!
Ya! Ya!
Tapi aku tak mampu membelikan hadiah
seperti ini untukmu.
Aku tidak menyukai hadiah.
Aku hanya ingin bersama dengan kejujuran.
Selalu.
Semuanya sudah diatur.
Hari ini khusus untuk bersenang-senang.
Pertama, kita makan siang disini.
Kemudian, berjalan-jalan di Istanbul...
...seakan-akan tidak ramai di hari Minggu.
Kita akan jalan-jalan sampai sore.
Saat malam, kita pulang ke rumahmu
sambil makan es krim.
Bagaimana?
Ayaz, memang menyenangkan.
Tapi aku tidak bisa ikut.
Kenapa?
Karena aku ada janji.
Janji?
Iya, aku harus bersiap-siap.
Kau janji dengan siapa?
Ahmet!
Ahmet.
Ya. Si Berotot Ahmet.
Si Siput Ahmet?
Bukan siput!
Cowok berotot dari sekolahku.
Menarik.
Ya, kami akan bertemu
di Kafe Nergis di Saryer.
Ah, kebetulan. Aku akan kesana malam ini.
Bagaimana dengan rencanamu yang tadi?
Aku sudah membatalkannya.
Jadi aku membuat rencana baru.
- Kapan?
- Barusan.
Aku senang bisa bertemu dengan Ahmet.
- Siapa Ahmet?
- Si Berotot Ahmet.
Iya. Si Berotot Ahmet.
Segeralah bersiap-siap.
Aku tidak ingin membuatmu terlambat.
Lagipula kita bisa makan siang di lain waktu.
Benarkah? Aku bisa bersiap-siap
setelah makan siang.
Tidak, ini hari Minggu.
Seharusnya kita meluangkan waktu bersama keluarga.
Beristirahatlah, malam ini
kau harus bertenaga.
Baiklah.
- Sampai jumpa.
- Sampai jumpa.
Siapa Si Berotot Ahmet?
Apa kau mengenalnya?
Aku takut.
Dia tiba-tiba menjadi ramah.
Dia sudah membuat rencana sampai malam.
Apa aku pernah berbuat sesuatu padanya?
Halo? Burcu, aku tak dengar.
Katakan sekali lagi.
Aku sedang di perpustakaan sekolah.
Aku tidak bisa bicara.
Kamu datang saja kesini.
Untuk apa?
Aku punya ide.
Kamu datang dulu kesini.
OK. Aku kesana.
Maafkan aku.
Tapi dia telah memperalatmu.
Darimana kamu yakin?
Tentu saja. Aku sudah mengalaminya.
Perempuan mempermainkanmu.
Bagaimana dengan kejutan itu?
Tenang. Aku tak akan membuat seperti ini
kecuali untuk Angelina Jolie.
Aah! Istriku tersayang! Selamat datang.
Aku sangat merindukanmu.
Lihat makanan ini. Enak sekali!
Siapa yang membuatnya?
Aku yang membuatnya.
Ayaz, menyingkirlah dari kursi itu.
Kalungmu itu kalung baru?
Cocok dengan dirimu.
Angelina, selamat menikmati hidangannya.
Kalung? Angelina? Ada apa?
Jangan dengar omongannya,
dia sudah tidak waras.
Nikmati saja makanan ini.
Aku bisa memanaskannya dulu
jika kamu mau.
Ini semua untukku?
Ya, ini semua untukmu.
Apa ini?
Kue ini bukan untukmu.
Hanya itu saja. Makanan yang lain,
semua untukmu.
Ilker hanya bisa hidup seminggu
tanpa membuat kesalahan.
Itu instingmu.
Sayang, maksudmu aku ini hewan?
Bukan. Aku hanya sedih.
Lihatlah apa yang sudah Ayaz lakukan untuk Oyku.
Lalu lihatlah kita, tidak ada kebahagiaan disini.
Kebahagiaan apa yang kamu inginkan, Baby?
Jawabannya ada di kalimatmu tadi.
Pikirlah baik-baik.
Kebahagiaan apa yang kamu inginkan, Baby?
Dimana jawabannya?
Burcu, aku harus bagaimana?
Kami baik-baik saja, Oyku. Terima kasih.
Apa rencanamu? Katakanlah.
- Halo.
- Halo.
Aku akan mendengarkan, Burcu.
Kita harus mencarikan kamu seorang Ahmet.
Si Berotot Ahmet.
Jadi dia harus memiliki otot.
Ada ciri-ciri lain?
Tidak ada. Aku hanya bilang
kalau dia berotot.
Bagus.
Sekarang waktunya untuk mencari.
Bagaimana dengan yang ini?
Mungkin cari seseorang yang lebih keren.
Bagaimana dengan cowok yang itu?
Kurang berotot.
Bagaimana dengan cowok yang ini?
Entahlah, menurutmu?
Bagaimana dengan cowok yang itu?
Aku sudah memintanya. Dia tidak mau.
Iya.
Oyku, Oyku! Ini dia.
Cenk! Dia tampan dan berotot.
Apalagi yang kita tunggu.
Ayo kita minta bantuannya.
Pasti dia mau membantu.
Pekerjaan dia adalah model.
Pertunjukkan itu. Tubuh, kharisma.
Dia seperti sebuah lukisan.
Kau bisa menggantungnya di dinding
dan memandangnya setiap hari.
Aku ingin ke lapangan.
Kalian bicaralah dengan Cenk.
Kamu mau kemana, Emre?
Apa yang sudah aku lakukan?
Kamu menggantung foto Cenk di dinding.
Apa lagi?
Aku memang bodoh. Aku lupa dia disini.
Tunggu dulu. Ini berarti Emre cemburu?
Ya, kan? Kau tahu apa artinya?
Ya, tapi jika kamu tidak meminta maaf padanya...
...semua ini tidak ada artinya.
Baiklah, tapi ayo kita bicara dengan Cenk dulu.
Aku bisa meminta maaf nanti.
Apa kabar?
Baik. Kamu?
Kita tidak sempat bertemu.
Kita berlibur bersama semalam.
Apa aku tidak boleh rindu padamu?
Ada apa?
Aku ingin bicara.
Aku tidak sempat bicara padamu saat liburan itu.
Jika ini mengenai Seyma dan lamaran,
tolong jangan memulai.
Kau harus mendengarku dulu.
Ada hal yang tidak kau ketahui...
Aku tidak mau mendengar apapun.
Apa kau sudah meminta maaf pada Seyma?
Kenapa aku harus minta maaf?
Kau tidak mengenal dirimu sendiri.
Kau membuatnya merasa buruk...
...karena masalah konyol itu.
Ayaz, kenapa kau berbuat seperti itu?
Hei, Mete. Setiap kali aku ingin berbicara denganmu,
kau menghindar.
Itu karena kau tidak yakin
dengan pernikahan ini.
Perasaanmu benar. Seyma...
Aku bahagia, Ayaz.
Aku sudah membelikan cincin untuknya...
...dan melamar sekali lagi.
Semuanya baik-baik saja.
Jadi tolong jangan ikut campur.
Aku minta maaf pada kalian berdua.
- Terima kasih, Cenk!
- Sama-sama.
Kau sudah menyelamatkanku. Terima kasih.
Jadi kalian akan bertemu jam 8 malam, kan?
Ya, Burcu. Kau sudah memiliki nomor HP ku.
- Kita bicara lewat telepon saja.
- OK. Sampai jumpa.
Terima kasih, Cenk.
Aku Ahmet. Bukan Cenk.
Oyku? Kau dengar tidak?
Dia punya nomorku.
Tapi bagaimana?
Kau memang pantas kena tampar.
OK.Aku tak akan bicara apa-apa.
Kuharap Ayaz tidak akan tahu
kalau ini janji palsu.
Tentu saja dia akan cemburu. Aku yakin!
Aku hanya mau supaya
dia tidak mengangguku lagi.
Terserah dia mau cemburu atau tidak.
Sudahlah. Kau boleh menipuku...
...tapi aku tidak paham
kalau kau menipu dirimu sendiri.
Ayaz juga mengatakan hal yang sama.
Tentang apa?
Sudahlah. Aku ingin bersiap-siap.
Pikirkanlah caramu untuk menebus kesalahan.
Aku punya ide.
Sayang, kamu baik-baik saja?
Aku rasa Ayaz mungkin
akan muncul tiba-tiba.
Kita berada di ujung kota.
Mereka tak mungkin ada disini.
Mau apa kita disini?
Kita akan mencoba lagi.
Tapi kita habiskan waktu bersama dulu.
Mungkin kau akan bertanya
kenapa aku bekerja di hari Minggu...
...tapi aku harus pergi.
Minggu ini sangat penuh.
Kenapa kamu bekerja pada hari Minggu?
Ya, aku sudah tahu.
Aku tak akan pernah lelah seperti ini.
Aku sudah bekerja keras
selama beberapa tahun.
Sekarang aku ingin hidup
sesuai dengan keinginan hatiku.
Apa keinginan hatimu?
Hatiku menginginkan dirimu juga.
Jangan khawatir.
Pada akhirnya kita akan bersama.
Aku akan mengambil langkah pertama besok.
Aku tunggu.
Ibu! Banyak sekali surat.
Aah. Selamat datang.
Oyku. Kamu sudah lihat cincin Seyma?
Selamat. Kamu benar-benar
menjadi calon pengantin.
Terima kasih.
Mete sangat menyayangi Seyma.
Lihatlah cincin itu.
Jangan sampai Ayahmu melihatnya.
Mereka belum menemui kita
sebagai keluarga...
...mungkin dia akan marah nanti.
Dengan ini tertulis bahwa
kreditor akan memohon...
...pemindahan dengan kekuasaan mahkamah...
...dan penyitaan rumah sewaan.
Kamu akan bertemu nanti.
Hidupmu akan diselamatkan.
Ibu tak dapat melakukannya
tapi kamu harus menyelamatkan dirimu sendiri.
Kuharap aku beruntung sepertimu.
Benar kan, Meral?
- Meral?
- Ya?
Ibu, ada apa?
Tidak apa-apa. Ibu hanya melamun.
- Oyku. Ayo ke atas.
- Kami naik ke atas dulu.
Jika kalian mau bergosip, bergosiplah di sini
jadi kami bisa dengar juga.
Ibu!
Kita yang membesarkan mereka
tapi mereka bicara di belakang. Ya kan, Meral?
Lompat. Lompat saat aku kasih tanda.
Ya, ayo kita latihan menendang.
Hari ini kalian sangat lemah.
Berdiri membentuk barisan.
Kalian harus menendang bola
dengan lebih kuat, OK?
Baiklah.
Aku dengar kamu guru yang baik.
Apa kamu akan melatihku juga?
Kamu main sebagai apa?
Aku tak tahu.
Aku rasa aku bisa main jadi apa saja.
Jadilah penjaga gawang.
Penjaga gawang?
Ya, kami mau mulai latihan menendang.
Ayo kita lihat bagaimana kamu beraksi.
Cem.
- Aku bisa melakukannya.
- Kita lihat saja.
Aku bukanlah orang baik.
Kenapa kamu bicara begitu?
Aku tidak pantas mendapatkan Mete.
Pasti karena Riza ya?
Selama ini aku tidak jujur. Padahal kejujuranlah
yang paling diminta oleh Mete.
Kejujuran dan kesetiaan.
Belum terlambat, Seyma.
Katakan padanya.
Aku yakin dia pasti akan mengerti.
Semua sudah terlambat.
Dari awal, semua sudah terlambat.
Saat pertama kali aku bertemu dengannya,
aku masih berhubungan dengan Riza.
Aku belum meninggalkan Riza dan
mereka berdua tidak tahu tentang hal ini.
Kalau aku beritahu dia tentang Riza,
maka Mete akan pergi dan bicara dengannya
dan Riza akan tahu semuanya,
kemudian aku pasti akan hancur.
Makanya kau harus bicara, Seyma.
Berapa lama lagi kau akan terus seperti ini?
Bagaimanapun juga,
Mete harus tahu, Seyma.
Kenapa kau memaksaku
untuk bicara dengannya?
Apa maksudmu?
Aku tidak tahu.
Harusnya kamu yang jelaskan!
Maksudku aku mengenal Mete
dan aku yakin dia akan memaafkanmu.
Aku hanya mau membantumu, Seyma!
Maafkan aku, Oyku.
Aku benar-benar bingung.
Aku merasa tidak memiliki jalan keluarnya.
Aku juga tidak tahu
apa yang harus aku lakukan.
Bahkan kau tahu Ayaz sudah menekanku dan
aku merasa bersalah setiap kali aku melihat Mete.
Aku tidak mau kehilangan Mete!
Kamu tahu itu kan, Oyku?
Tentu saja.
Kita cari solusinya.
Katakan padanya. Kamu harus lakukan itu, Seyma.
Jangan seperti ini.
Mete itu orang yang sangat pengertian, Seyma.
Kamu adalah teman yang baik, Oyku.
Kamu tahu kalau aku takkan bisa sebaik dirimu.
Kamu selalu ada di saat aku sedang sedih.
Oyku adalah temanku yang paling cantik.
Temanku yang tidak pernah berbuat kesalahan.
Dia setia dan jujur.
Kadang-kadang aku sangat mengagumimu.
Tapi kadang-kadang aku sangat iri padamu.
Aku hanya bercanda. Ayo kita turun.
Sekarang tendang bolanya
dengan sekuat tenaga!
Sudah cukup! Sudah cukup!
Baiklah, anak-anak. Cukup untuk hari ini.
Baiklah. Sampai besok ya. Makan yang banyak
dan jangan lupa mandi, OK?
Besok kita latihan lagi. Tetap semangat!
Hei, Kakak! Besok datang lagi ya!
Iya! Tapi kalian jangan jahat begini padaku!
Adiknya Seyma. Pasti Seyma sudah mempengaruhi
anak kecil itu. Dia kejam sekali.
Kamu kebobolan banyak gol.
Iya, banyak. Banyak sekali.
Mereka masih anak-anak.
Tetapi mereka kejam padaku.
Bagaimana menurutmu?
Aku biasa saja. Tidak ada masalah.
Apa benar begitu?
Kamu bilang biasa saja?
Aku minta maaf atas
apa yang terjadi di perpustakaan.
Memangnya ada apa di perpustakaan?
Kami memandangi cowok lain.
Kenapa kamu harus minta maaf?
Kamu boleh melihat cowok manapun.
Aku tidak ada masalah.
Iya. Hari ini aku melihat cowok berbadan besar itu.
Tapi aku tidak tertarik.
Aku tidak bisa melihat siapapun
selain dirimu, Emre.
Pelayan di sini adalah pembunuh.
Mungkin kau harus tahu.
Tidak perlu sedekat itu membaca menunya.
Ah, maaf. Kami sudah menganggu.
Salam kenal.
Figen, ini Ahmet.
Si Berotot Ahmet, ini Figen.
Ternyata temanmu benar-benar berotot, Oyku.
Tenang saja!
Sebentar lagi dia akan datang.
Dan kamu! Tolong menjauh dari sini!
Selamat datang.
Dimana anda ingin duduk?
Di sebelah sini. Karena aku ingin duduk
dengan teman-temanku yang lain nanti.
Eh, jangan diambil!
Aku sedang menunggu seseorang.
Maaf. Anda duduk seperti ini dari tadi.
Saya kira anda sendirian.
Memangnya kau tidak lihat?
Ahmet sedang duduk disana.
Oh, ya ampun. Jadi apa akhirnya wanita itu
pacaran dengan laki-laki itu?
Iya. Tapi menurutku tidak lama lagi
mereka akan putus.
Sepertinya mereka memang tidak serasi.
Mereka tidak cocok
dan laki-lakinya kebingungan.
Dan perempuannya sangat menjengkelkan.
Rasanya aku kenal pasangan itu.
Kalian selalu rukun dan Papa senang sekali.
Dia sedang mengejekku, Papa.
Aku tidak meledekmu.
Aku sedang bersenang-senang saja.
Ya, baguslah kalau begitu.
Iya, Kak.
Selamat malam.
Seyma.
- Kamu cantik sekali.
- Terima kasih, Sayang.
Kejutan untuk malam ini.
Selamat datang, Seyma.
Maafkan aku sudah menganggu
waktu keluarga kalian.
Tentu saja kamu tidak menganggu, Seyma.
Kamu baik-baik saja kan?
Aku ingin bicara denganmu, Mete.
Ya, baiklah. Kalau begitu, ayo kita ke taman.
- Kami keluar dulu ya.
- Silakan. Silakan.
Dasar wanita tidak tahu diri.
Kenapa dia kesini malam-malam begini?
Burcu!
Aku tidak peduli, Pa!
Sudahlah. Tidak usah dipikirkan.
Papa mau ke atas membaca buku.
Hah? Bukankah mereka sudah bertemu?
Halo? Cenk?
Kenapa kamu tidak datang?
Bagus sekali. Kamu malah merusak semuanya!
Iya. Baiklah. Lalu apa yang harus kita lakukan?
Oyku pasti sudah menunggu lama.
Tapi suruh dia cepat ke sana, ya!
Jangan sampai terlambat!
Apakah dia benar-benar mirip denganmu?
Baiklah. Aku akan menelepon Oyku. Dah!
Um, begini. Aku ingin bersulang
untuk Ahmet dan Oyku.
Kalian adalah pasangan terbaik yang pernah ada.
Urus saja urusanmu sendiri.
Burcu, dimana dia?
Kenapa dia tidak datang kesini?
Ternyata hari ini dia ada pemotretan.
Apa?
Iya, begitulah.
Tapi kamu jangan khawatir.
Dia bilang padaku kalau dia menemukan
pengganti yang mirip dengannya.
Bagaimana bisa begitu?
Memangnya ada pengganti yang cepat?
Kamu tenang saja. Dia akan tiba secepatnya.
Sebentar lagi dia akan sampai.
Jadi kamu tenang saja.
Burcu, aku harap tidak ada hal yang tidak diinginkan.
Apakah Ayaz ada disana?
Iya. Dia datang ke sini
bersama dengan wanita.
Burcu, cukup! Jangan tertawa terus!
Tutup teleponnya!
Baiklah. Iya, iya!
Kenapa kamu memanggilku kesini?
Masuklah, Sayang.
Mungkin aku banyak membuat kesalahan.
Tapi aku juga berusaha
untuk memperbaikinya.
Aku ingin kuenya manis seperti dirimu
jadi kutambahkan gula lebih banyak.
Ilker!
Silakan duduk, Istriku.
Setidaknya kamu harus makan.
Kamu bisa mati karena kelaparan.
Diam! Kamu terlalu banyak bicara.
Oyku?
Astaga. Kuharap bukan dia orangnya.
Oyku!
Si Berotot Ahmet ternyata
menjadi Amigo Ahmet!
Oyku!
Aku disini.
Sejak tadi aku mencari-cari kamu.
Apa kabar, Oyku?
Iya, aku baik-baik saja, Ahmet.
Apa kabar?
Bukan Ahmet. Namaku Mahmut.
Cenk sudah bercerita tentang dirimu.
- Oh, begitu.
- Jadi aku datang kemari.
Hei, pelayan! Tolong nyalakan TV.
Channel pertandingan sepak bola. Cepat.
Ayolah, Oyku. Aku berhenti menonton
pertandingan karena harus kesini.
Aku ingin menemui kamu.
Jadi kamu harus menghargaiku.
Oh ya. Apa ada makanan?
Bagaimana kalau sekarang kita pesan makanan?
- Iya.
- Ayo! Lawan terus! Kalahkan dia!
Ayo! Jangan sampai kalah!
Ayo lewati dia! Tendang!
Kami semua sedang
menunggu kemenanganmu!
Aku tidak pernah tahu
kalau dia sudah menikah, Mete!
Kalau aku tahu, aku akan putus dengannya.
Bahkan selama berbulan-bulan,
aku tidak bisa tidur nyenyak.
Apa dia pernah menghubungimu di Agva?
Tapi waktu itu kamu bilang
kalau dia adalah bosmu.
Karena aku takut kamu akan salah paham padaku!
Lalu bagaimana kalau
aku mencarinya dan memukulnya?
Bagaimana menurutmu, Seyma?
Kurasa itu adil, kan?
Aku sangat menyesal
sudah berbohong padamu, Mete.
Aku menyesal! Aku bukan orang yang jahat!
Sebenarnya kamu orang seperti apa, Seyma?
Kenapa kamu baru memberitahuku sekarang?
Aku berusaha untuk menjadi orang baik!
Orang yang kutemui, semuanya membenciku.
Aku tidak tahu kenapa, Mete.
Mungkin karena aku ambisius
dan mereka bisa melihat itu.
Benar. Memang benar
aku berbohong padamu.
Tapi aku melakukan semua itu
karena aku mencintaimu, Mete.
Aku tidak mau kehilangan dirimu.
Aku menginginkanmu.
Tapi kalau ini adalah sebuah kesalahan...
...aku akan menerimanya.
Baiklah. Semuanya sudah selesai.
Tenanglah.
Jangan menangis. Duduklah.
Kamu tidak tahu kalau dia sudah menikah.
Lalu apa kamu masih berhubungan dengannya
meskipun kamu sudah tahu?
Tentu saja tidak, Mete!
Ya, hanya itu yang aku pikirkan saat ini.
Dan tidak seharusnya kamu bersedih.
Dia laki-laki bodoh karena
tidak mengatakan yang sebenarnya.
Seharusnya ini menjadi pelajaran untukmu.
Aku tidak akan membicarakan ini lagi.
Terima kasih sudah jujur
meskipun sudah terlambat.
Terima kasih.
Aku harus pulang.
Agak tidak nyaman sekarang.
Tidak apa-apa. Jangan pergi.
Seyma, mulai sekarang
kita mulai hubungan kita dari awal.
Kadang-kadang aku berbuat tidak adil padamu.
Sekarang kita akan mulai dari awal. Setuju?
Setuju.
Timku bisa memasukkan gol
lebih banyak dari timmu!
Cepat! Kejar bolanya! Bagus!
Kau tidak melihatnya, hampir saja.
Mana bisa aku melihatnya?!
Kenapa kamu tidak makan?
Aku sudah bersumpah kalau aku tidak akan makan sekarang.
- Pulang sana!
- Apa kamu bilang?
Aku bilang semoga timmu menang.
- Aku harap juga begitu, Sayangku.
- "Sayangku"?
Sejak kita tiba, kamu selalu melihat meja sebelah.
Apa kamu tidak menyukaiku?
Sekarang silakan lanjutkan ceritamu tadi.
Nah! Babak pertama selesai.
Sekarang aku bisa makan.
- Tadi kamu bicara apa?
- Aku tidak bicara apapun.
Sejak tadi kamu menonton pertandingan terus.
Begini. Kita memiliki waktu 15 menit.
Pilihannya ada dua. Kita berdamai atau kita pergi
dari sini dan mencari tempat lain.
Ya, baguslah.
Aku akan memperkenalkan diri.
Namaku Mahmut. Tukang Siram Mahmut.
Kebun Fener itu cinta.
Kebun Fener itu hidup.
Itu berarti kamu akan menjadi
kurang penting bagiku.
Sekarang ceritakan tentang dirimu.
Aku Oyku. Aku tidak mempunyai
nama panggilan. Oyku saja.
Dia punya nama panggilan.
- "Iblis Aneh"
- Siapa yang bilang begitu?
Barusan aku yang bilang begitu.
Itu lebih baik daripada dipanggil "Iblis Cantik".
Halo, teman. Kamu siapa?
Namaku Ayaz.
Dia itu Ayaz. Cowok menyebalkan
yang pekerjaannya selalu menganggu orang.
Ayaz yang menyebalkan?
Siapa namamu?
Figen. Figen yang membosankan.
Figen yang membosankan,
Ayaz yang menyebalkan, dan dia iblis aneh...
Dan aku Mahmut, si Tukang Siram!
Aku suka ini. Bagaimana menurutmu?
Aku juga menyukaimu, Mahmut.
Kamu akan menjadi pasangan serasi untuk Oyku.
Kita lihat saja nanti, Ayaz.
Masalahnya aku tidak terlalu yakin.
Aku juga tidak yakin, Mahmut.
Oyku, kita memiliki sisa waktu 13 menit.
Sekarang mari kita ke rumahku.
Aku tidak mau.
Kenapa kamu tidak mau?
Jangan pegang-pegang!
Kamu benar, Ayaz.
Ternyata Oyku memang "iblis aneh".
Terima kasih untuk makan malamnya, Sayang.
Aku membutuhkan ini.
Tapi sayangnya ada yang kurang.
Apa aku boleh tahu?
Aku sudah memberimu petunjuk.
Sayangnya otakmu kadang-kadang tidak berfungsi.
Itu sudah kupikirkan.
Sungguh sangat menyenangkan.
Apa yang ingin kamu lakukan, Baby?
Benar! Kalimat itu. Coba dipilih-pilih lagi.
Kalimat yang mana.
Temukan yang aku inginkan.
Aku paham.
Apa... Menyenangkan...
Apa... Yang ingin... Kamu lakukan?
- Lalu?
- Sudah selesai.
Ada satu kata lagi
sebelum tanda tanya, Ilker.
Iya! Tanda tanya!
Kata yang sebelum tanda tanya.
"Lakukan".
Lalu setelah "lakukan", ada apa?
Tanda tanya.
Aku bisa stress karena ini!
Coba kamu ulangi kalimat itu sekali lagi.
Sungguh menyenangkan.
Apa yang ingin kamu lakukan, Baby?
- Maksudmu "bayi"?
- Iya! Bayi!
Ilker, aku ingin menjadi seorang ibu.
Aku akan lakukan yang terbaik
supaya kamu bisa terbiasa.
Ilker...
Nah, sekarang lebih baik.
Kita duduk bersebelahan.
Tadi kepalamu menghalangiku menonton TV.
Jadi kamu tepat ada disini.
Jangan seperti itu, Tukang Siram.
Dia memang memiliki kepala yang cukup besar.
Tetapi tidak sebesar itu.
Filiz? Apa kamu tidak suka makanannya?
Namaku Figen. Bukan Filiz.
Oh, maafkan aku. Tapi hari ini aku baru tahu
kalau nama adik Oyku adalah Cem.
Siapa yang otaknya lebih lambat?
Sayang, kamu manis
kalau sedang tertawa.
Ayaz. Jangan pernah menghubungi aku lagi.
Selamat malam.
Fidan, kamu mau kemana?
Apa?! Fidan?!
Figen, ternyata dia benar-benar bosan!
- Bagus. Rasakan akibatnya!
- Lihat kemejaku!
Jadi sekarang kita pergi ke rumahmu
atau ke rumahku?
Tidak mau!
Aku mau ke toilet sebentar.
Oh, kamar mandi. Ya, baiklah.
Jangan lama-lama.
Aku harap timmu tidak bisa mencetak gol.
Huh? Apa?
Hei! Apa kamu bilang?!
Kamu harus tarik ucapanmu!
Timku tidak akan kalah!
Kenapa dia bilang begitu?
Silakan tertawa.
Si Tukang Siram menjadi tidak terkendali.
Kamu harus membantuku, Ayaz.
Jadi kamu berbohong padaku.
Ayaz, aku mohon. Kamu bisa merayakan
kemenanganmu. Tapi tolong aku.
Tapi kamu harus mengatakan...
Jadilah pahlawanku dan selamatkan aku.
Ayaz, aku tidak mau mengikuti kata-katamu.
Kalau begitu, semoga kamu bahagia
bersama dengannya.
Sepertinya kamu pantas
menerima panggilan itu.
Kamu juga.
Jadilah pahlawanku dan selamatkan aku!
Apa?
Bahasa apa itu?
Aku tidak bisa mendengarnya.
Apa kau bisa mengulanginya?
Jadilah pahlawanku dan selamatkan aku!
Kedengarannya tidak cukup tulus.
Padahal aku sudah melatihmu dan memaksamu
mengatakan "Aku mencintaimu".
Tapi dulu kamu gagal.
Sekarang ulangi lagi.
Jadilah pahlawanku dan selamatkan aku!
Sakit! Teriakanmu sangat keras.
Telingaku sakit!
Perbuatanmu yang telah membohongiku
sangat keterlaluan.
Baiklah. Pahlawanmu sudah datang.
Tunggu disini.
Pasti membosankan. Ada apa?
Kita perlu bicara.
Baiklah, Teman. Silakan.
Apa yang ingin kau katakan?
Begini, Teman.
Iya. Ada apa?
- Aku hanya ingin memperingatkanmu.
- Katakan saja. Apa maksudmu?
Oyku itu sedikit berbeda dari wanita biasa.
Dia memiliki masalah. Mungkin bisa dikatakan
dia itu sedikit gila.
Sayang, apa kamu wanita gila?
Iya, benar. Aku memang wanita gila.
Kamu sedang apa disana? Ayo kesini.
Aku sedang...
Kamu sangat manis.
Bagaimanapun juga kamu itu normal.
Jadi kurasa kita bisa saling akrab
seperti dua orang gila. Bagaimana?
Pelayan! Aku mau pesan lima porsi lagi!
Aku harap makanannya datang tepat waktu.
Aku tidak bisa makan sambil menonton.
Oyku tidak akan menyukai itu.
Dia akan mengutukmu.
Mengutuk bagaimana?
Menurutmu kenapa timmu
tidak mencetak gol di babak pertama?
Kau serius? Karena apa?
Itu semua karena dia.
Benarkah?
Aku bersumpah.
Kamu benar.
Barusan dia bilang padaku.
Apa yang dia katakan?
Kalau timku tidak bisa mencetak gol satupun.
Kalau soal itu, aku tidak heran.
Sebaiknya kau pergi, Teman.
Dia bukan perempuan untukmu.
Babak kedua akan mulai lima menit lagi.
Pergilah demi kemenangan Fenerhace!
Aku yang akan membayar makanannya.
Sepak bola adalah segalanya bagiku.
Tidak boleh ada pembawa sial.
Aku harus pergi.
- Selamat tinggal, Teman.
- Selamat tinggal.
Terima kasih.
Sekarang kuharap kamu bisa menghargaiku.
Ya, ya. Tentu saja.
Akan kuhargai semua itu.
Aku lapar. Aku belum makan apapun tadi.
Aku juga belum makan apapun.
Kamu seharusnya makan tadi,
bukannya mengangguku.
Wah, wah. Lihat siapa yang bicara.
Apa kau menyukai roti isi bakso?
Aku menyukainya!
Kalau begitu kita akan ke toko roti Pilaf.
Aku hanya bercanda.
Tolong berikan tagihannya.
Aku harus pergi, Sayang.
Baiklah. Aku akan mengambil kunci mobilku.
Tidak perlu. Aku bisa pulang sendiri.
Nanti aku bisa naik taksi.
Sekarang sudah malam. Bagaimana kalau
kuantar sampai kau naik taksi?
Baiklah.
Terima kasih untuk pengertianmu.
Aku akan mengambil jaket.
Ada apa, Riza?
Kenapa kau masih menghubungiku?
Tidak! Aku bilang tidak!
Semua sudah berakhir.
Kamu bodoh sekali. Apa kau masih tidak mengerti
apa yang kukatakan?
Ini sudah sebulan.
Jangan ganggu aku lagi. Mengerti?
Aku tahu kau sedang mabuk.
Kita akan bicara saat kau tidak mabuk!
- Ooh. Terima kasih, Riva.
- Selamat makan.
Rotinya enak sekali.
Sudah kukatakan.
Kalau dia yang terbaik di Istanbul.
Dan dia juga adalah
orang yang paling romantis.
Iya, kau benar.
Aku juga pernah mendengar kabar itu.
Lihat kelinci itu! Lucu sekali!
Apa kau ingin mencobanya?
Aku sedang melihat kelinci itu.
Ayo pilih satu untuk teman perempuanmu.
Kamu merawatnya dengan sangat baik.
Kelinci ini adalah kesayanganku.
Tentu saja aku merawatnya.
Ini untukmu, Tampan.
Satu putih, satu hitam. Perempuan yang cantik
tapi laki-lakinya hidung belang.
Mereka bilang mustahil untuk
mendapatkan cinta seperti ini.
Tetapi mereka tak tahu
kalau cinta itu tidak terduga.
Bagaimana, Tampan?
Bukankah yang itu bagus?
- Ya, benar sekali. Ini bagus.
- Mahmut tidak pernah salah.
- Siapa namanya?
- Mahmut. Nama dari kelinci ini.
- Nama kelinci ini Mahmut?
- Iya. Aku yang memberi nama itu.
- Terima kasih.
- Terima kasih, Tampan. Selamat malam.
Ternyata Mahmut ada dimana-mana.
Aku akan mengatakannya padamu.
Tujuanku hari ini adalah membuatmu tersenyum.
Ini bukan rencana awalku.
Tapi aku tetap berhasil.
Aku menyukai bagian terakhir
dari rencanamu, Ayaz.
Naik kapal?
Bukan. Setelah ini kita masih bisa
makan es krim.
Dasar rakus. Roti isimu masih ada di piring.
Tapi kamu masih mau makan es krim.
Ini berbahaya. Kalau dilakukan, kamu akan gemuk nanti
dan tak akan kelihatan cantik lagi.
Ayaz, hidup ini singkat.
Pertama, kita harus bersenang-senang
dan setelah itu kita akan menangis di depan cermin.
Ayaz, apa kau sadar?
Tadi kamu memanggilku rakus. Tapi lihat ini.
Aku membuat rencana yang cukup bagus
dan es krim ini adalah ide yang bagus.
Bagiku malam ini sangat menyenangkan.
Terima kasih untuk es krim dan rotinya.
- Jangan lupa. Dua Mahmut.
- Tentu saja. Dua Mahmut yang menyenangkan.
Dan Ayaz yang menyebalkan.
Sampai nanti, Iblis Aneh.
- Selamat malam.
- Selamat malam.
Selamat malam.
Selamat malam.
Sebelum kamu bertanya, akan kukatakan padamu.
Aku sudah bicara dengan Mete.
Sekarang dia sudah tahu semuanya
dan dia sangat pengertian.
Jadi kamu tidak akan pernah bisa
memisahkan kami.
Aku tidak pernah bertujuan seperti itu, Seyma.
Aku hanya tidak suka melihatmu
membohongi sahabatku.
Kalau kau sudah memberitahunya
dan dia bisa menerimanya...
Oke. Tidak ada masalah bagiku.
Itu benar. Tidak akan pernah ada
masalah antara kami.
Sebaiknya urusi urusanmu sendiri.
Jadilah pahlawanku dan selamatkan aku!
Kamu bercanda, kan.
Apa kau tahu, Burcu?
Kemarin orang yang datang itu aneh sekali.
Kebalikan dari Cenk. Aku sampai takut.
Untung saja Ayaz menyelamatkanku.
Jadi sekali lagi pahlawanmu adalah Ayaz.
Burcu! Cukup. Jangan meledek lagi.
Temanku, kamu menyukai Ayaz.
Kenapa kamu tidak bisa menerima itu?
Kamu selalu membicarakan dirinya.
Kita selalu membicarakan Ayaz
dan kamu tidak lagi membicarakan kakakku, Mete.
Burcu, cukup.
Bagiku Mete sudah berakhir.
Kita kan sudah berjanji
untuk tidak membicarakan ini lagi.
Baiklah. Aku akan diam.
Tapi kau benar, Burcu.
Ayaz tak pernah meninggalkanku sendirian
karena dia selalu menemaniku dimanapun.
Aku tidak melakukan apapun, tapi kami selalu berakhir
dengan sangat mesra dengan cara yang sangat konyol.
Semalam kami makan roti di meja
yang penuh lampu dan ada peramal.
Aku tidak pernah membayangkan hal itu.
Kamu tidak bisa menghindari cinta.
Sini, Burcu. Kembalikan padaku.
Oh ya, tunggu. Aku juga punya cerita.
Sekarang aku sudah mahir menghindari bola.
Bola apa maksudmu?
Ah, tadi aku pergi ke lapangan sepak bolanya Emre
untuk menjadi penjaga gawang.
- Apa kau serius?
- Iya.
Aku tidak bisa menahan diriku
untuk mengatakan padanya.
Mataku tidak bisa melihat orang lain selain dirimu.
Lalu dia bilang apa?
Dia tidak berkata apa-apa.
Dia hanya tertawa.
Itu pertanda baik.
Aku harap begitu!
Kamu lakukan itu juga!
Eh, jam berapa ini?
Aku harus pergi, Burcu.
Aku akan mengantarmu.
Oke. Tolong antar aku ke kantor.
Halo, Mete.
Kau tahu apa yang sedang
kulakukan sekarang?
- Apa?
- Olahraga.
Bagus. Bagaimana dengan pekerjaan kita?
Kita tidak akan bangkrut
hanya karena bolos satu kali. Benar kan?
Ya. Kurasa kau benar.
Kalau begitu, aku akan menunggumu.
Baiklah. Aku akan mengganti bajuku dulu.
Tunggu aku.
Hari ini aku sangat bahagia.
Itu pasti. Tapi ini belum apa-apa.
Masih ada kejutan lain.
Dia pasti sudah tiba.
Aku saja. Aku saja yang membuka pintu.
Selamat pagi.
Apakah Nyonya Onem memanggilku?
Masuklah. Silakan masuk.
Ayo masuk. Silakan masuk.
Seyma! Kamu juga disini.
- Selamat pagi.
- Selamat pagi.
Ada apa? Kenapa Nyonya Onem memanggil kita kesini?
Apa terjadi sesuatu?
Kita semua dipecat!
Jangan naif. Kamu selalu percaya apa yang kukatakan.
Butik kita sedang didekorasi ulang
jadi pekerjaan kita banyak.
Oh, begitu.
Seyma, bagaimana keadaanmu?
Apa kau sudah bicara dengan Mete?
Tidak ada masalah. Semua sudah beres.
Ada banyak pekerjaan
yang harus diselesaikan.
Tapi hanya orang-orang yang memenuhi syarat
yang bisa melakukannya. Mungkin hanya aku.
Aku butuh seseorang untuk
melakukan pekerjaan ini untukku.
Seseorang yang bisa belajar dengan cepat
dan membuat keputusan dengan cepat.
Aku membutuhkan seseorang yang pintar.
Olcay adalah tangan kananku.
Sekarang aku membutuhkan tangan kiriku.
Masalahnya... Siapakah yang mampu?
Aku bisa saja langsung memberikan
posisi ini pada Seyma.
Tapi Ayaz selalu membicarakan
betapa bagusnya kamu. Meskipun...
Aku tidak pernah melihat itu.
Aku memutuskan untuk
memberikanmu kesempatan kedua.
Terima kasih, Bu Onem.
Kamu punya waktu 2 jam.
Olcay, tolong awasi mereka.
Aku ingin melihat hasilnya.
Siapa saja yang menunjukkan rancangan terbaik
padaku, akan menjadi asistenku bulan ini.
Kalau dia memperlihatkan kinerja yang gigih...
Gaji bulanannya akan naik dan
dia akan menjadi pegawai tetap disini.
Uh, maaf. Tepatnya...
Apa yang harus aku lakukan?
Dua jam dimulai dari sekarang.
Seyma, tenanglah.
Aku bisa menjelaskannya padamu.
Kau tidak perlu menjelaskan
apa-apa padaku.
Aku bisa melakukannya sendirian.
Ayolah, teman-teman. Segera lakukan.
Halo.
Aku ingin segera mengatakannya.
Ada apa?
Maafkan aku. Aku sudah kasar padamu.
Dan maaf juga
kalau itu sudah menyakiti hatimu.
Sudahlah. Tidak apa-apa.
Kita adalah sahabat.
Kau ingin kukalahkan dalam permainan apa?
Aku berpikir untuk
membiarkanmu menang kali ini.
Kau harus berusaha keras untuk bisa menang dariku.
Apa kau bisa bermain bola basket?
Ya, lumayan.
Hei, kenapa? Ada apa?
Kumohon bantu aku, Olcay!
Onem ada di dalam.
Bagaimana aku bisa membantumu?
Aku akan bisa mendapatkan
pekerjaan itu, Olcay!
Baiklah. Tunggu saja. Aku akan membuatnya sibuk
dan aku akan membantumu.
Tenang saja.
Aku tahu kalau kamu
sangat mengkhawatirkanku, Ayaz.
Dan aku juga punya pertanyaan
tentang Seyma.
Dia kelihatan tidak bisa dipercaya
tapi aku bisa memahami semua alasannya.
Dia terjebak dengan
sebuah hubungan yang tidak baik.
Lalu situasinya memburuk.
Semalam dia menceritakan semuanya padaku
dan aku tahu semua yang ingin kuketahui.
Dan terus terang,
aku sangat menyukai kejujurannya.
Padahal bisa saja kami langsung berpisah.
Tapi tidak kulakukan.
Kau tahu kalau aku peduli tentang kejujuran
dan yang lainnya... Tidak penting bagiku.
Kalau kau bahagia, maka aku turut bahagia.
Baguslah. Aku akan lebih bahagia
saat mengalahkanmu.
Ini untukmu.
Terima kasih. Aku merasa lebih baik sekarang.
Ya, kau benar.
Tapi kita masih kurang bugar.
Lalu bagaimana?
Apa kita masih harus bekerja dengan Riza?
Kenapa? Apa terjadi sesuatu?
Pada hari itu, aku tidak bisa
bercerita banyak padamu.
Saat dia datang, dia selalu mengangguku
tentang proyek itu. Makanya aku bilang begitu.
Memangnya apa yang dia katakan? Ada apa?
Ceritanya panjang.
Aku akan menceritakannya nanti.
Baiklah.
OK. Lekatkan disini.
Benar. Begitu.
- Bagus sekali.
- Apa kalian sudah selesai?
Baiklah. Aku akan meminta
mereka kesana, Nyonya Onem.
Jangan terlalu lama, Olcay.
- Ikut denganku, Olcay!
- Aku tidak mau. Akan sangat aneh.
Oyku, waktunya sudah habis.
Ayo, cepat. Ayo, cepat.
- Apa kalian sudah siap?
- Iya. Sudah siap.
Berikan rancanganmu padaku.
Gaya menggambar ini mirip sekali dengan Olcay.
Apa kau yang membuatnya?
Iya. Saya menggambarnya.
Baiklah. Sekarang jelaskan rancanganmu.
Baik.
Saya memutuskan untuk
memakai warna-warna yang hidup.
Rancangan ini bisa dipakai
dalam katalog musim panas 2013.
Kamu melewatkan musim panas
dan musim semi.
OK. Lalu?
Ini dipakai untuk sehari-hari.
Dan mungkin saja...
Mungkin bisa dipakai untuk bekerja.
Terutama untuk wanita karir.
Keduanya cocok untuk pakaian sehari-hari
dan saya rasa itu cocok untuk kedua musim.
Lalu bahan apa yang akan kau pakai, Seyma?
Bahan apa?
Mungkin bahan apapun.
Sejenis kain yang tipis.
Kain yang tipis.
Apa kalian yakin kalau kalian menyiapkan
proyek Musim Cherry bersama-sama?
Aku sudah salah menilaimu. Aku kecewa.
Seakan-akan kamu tidak berguna. Giliranmu.
Apa kamu yang menggambar ini?
Iya. Saya yang menggambarnya.
Kamu yakin kamu tidak membawanya dari rumah.
Apa kau sudah menggambar ini sebelummnya?
Tidak! Saya baru selesai mengerjakannya.
Baiklah. Jelaskan.
Rok asimetris akan kembali populer sekarang
dan high waist akan lebih disukai.
Dan sebaiknya menggunakan bahan piskot 100%
karena bahan itu akan lebih nyaman dipakai siapapun.
Saya yakin kalau model seperti itu
akan kembali menjadi trend.
Apalagi bahan yang dipakai
nyaman sekali, Nyonya Onem.
Cukup.
Pelajari proyek ini
saat aku sedang tidak ada disini.
Kau bisa mengambil keputusan sendiri
tapi tanyakan dulu pendapat Olcay.
Aku ingin kalian lebih sering bekerja.
Sekarang kalian boleh pergi.
Aku ada urusan.
Kita akan bertemu di kantor.
Bagaimana?
Kacau! Semua gara-gara kamu!
Memangnya apa yang kulakukan?
Aku hanya menolongmu.
Seandainya kamu tidak menolongku,
tidak akan menjadi seperti ini, Olcay.
Jadi kamu marah padaku.
Seharusnya kamu menggambarnya sendiri.
Kau tidak memberitahunya tentang Riza.
Ini menjadi rumit.
Kalau kau tidak memberitahunya sampai jam 7,
aku yang akan memberitahunya.
Menyebalkan!
Olcay, ada apa dengannya?
Kenapa dia marah-marah?
- Kalau begitu, aku akan pergi.
- Pergi saja.
Aku merindukan mengobrol denganmu, Ayaz.
Iya. Kita memang harus
lebih sering mengobrol.
Iya benar. Aku mandi dulu.
Ayaz, kamu tidak akan mempercayai
apa yang sudah terjadi.
Ada apa?
Kenapa suaramu terdengar sedih?
Aku agak sedih. Tapi lupakan tentang aku.
Teruskan saja.
Tidak, Ayaz. Tidak bisa begitu.
Sekarang kamu dimana? Aku mau kesana.
Aku baru mau pulang sekarang.
Kalau begitu aku juga akan pulang.
Uh, Oyku. Hari ini aku ingin istirahat sebentar.
Aku tak bisa menemui kamu.
Kemarin kan hari Minggu.
Seharusnya kamu sudah beristirahat, Ayaz.
Hari ini aku mau bertemu denganmu.
Oyku, aku benar-benar lelah.
Aku sedang mau sendirian. Tolong dimengerti.
Oke. Baiklah. Selamat beristirahat.
Sampai nanti.
Lalu bagaimana hasilnya?
Tentu saja, Oyku.
Dia memiliki potensi yang sangat besar.
Kalau dia bisa bekerja dengan cerdas,
dia akan menjadi sukses.
Bagaimana dengan Seyma?
Kalau Seyma...
Dia gagal.
Maaf. Seharusnya aku tidak
membicarakan menantumu seperti ini.
Tapi dia harus bekerja lebih keras.
Aku sudah memarahinya hari ini.
Ada apa?
Aku memikirkan tentang Seyma.
Menurutku semuanya terjadi terlalu cepat.
Apa hubungan mereka tidak baik?
Entahlah. Aku tidak bisa memastikannya.
Waktu yang akan menentukan.
Benar.
Semoga Mete tidak menyesal.
Semoga saja.
Ada apa?
Kenapa kamu datang kesini?
Bagaimana kamu bisa masuk?
Hai. Bagaimana keadaanmu sekarang?
Ya. Rasanya memang tidak enak.
Sudah kubilang jangan datang.
Tapi Ayaz, aku mau bertemu denganmu.
Jadi apa kamu bisa pergi sekarang?
Tidak bisa.
Oyku, kumohon.
Aku tidak mau pergi, Ayaz.
Apa kamu akan duduk disana seperti itu?
Aku akan segera pergi.
Tapi kamu harus ikut denganku.
Ayo segera bersiap-siap.
Banyak yang harus kita lakukan.
Baiklah. Tunggu disini.
Kita mau kemana?
Sudahlah, Ayaz. Kamu jalan saja.
Jangan banyak tanya.
Tadi di telepon,
kamu mau bilang apa padaku?
Baiklah. Berhenti dan dengarkan aku.
Aku sudah berhenti.
Bukan itu maksudku.
Kamu berhenti bicara. Jangan terus bicara.
Aku mendengarkanmu.
Ini tentang Ibumu.
Ada apa? Katakan padaku.
Ini tentang Ibumu!
Maafkan aku. Lanjutkan.
Ayaz...
Hei, jangan memulai kalimatnya seperti itu.
Ayaz, kamu jangan marah-marah dulu.
Dengarkan aku.
Aku yakin saat kecil kamu sangat menyebalkan.
Apa kamu mau mendengarkannya?
Baiklah. Silakan lanjutkan.
Coba tebak siapa asisten baru Nyonya Onem!
Olcay.
Dia asisten yang sekarang, Ayaz.
Bukan dia!
Lalu siapa?
Menurutmu siapa?
Aku tidak akan mengatakan namanya.
Tebak dulu!
Oyku.
Iya. Aku!
Selamat. Kamu memang pantas mendapatkannya.
Aku tidak terkejut sama sekali.
Ya, aku bisa menduga
kalau kamu tidak akan terkejut.
Lalu sekarang, kamu mau membawaku kemana?
Kamu bertanya lagi. Aku akan mengajakmu
ke tempat yang spesial.
Ayo jalan.
Ah, ternyata Papa.
Papa dari mana?
Sepertinya Papa baru kencan.
Kamu akan mengetahuinya
jika waktunya sudah tepat.
Oh ya?
Lupakan soal Papa. Bagaimana kabarmu?
Aku baik-baik saja. Apa maksud Papa?
Maksudnya Papa hanya ingin tahu.
Apa semuanya baik-baik saja?
Kita akan berbicara
tapi tidak ada kesempatan.
Papa benar. Kita tidak bisa bicara
saat liburan. Papa tidak punya waktu.
Bagaimana hubunganmu dengan Seyma?
Apa kamu bahagia?
Aku bahagia. Tidak ada masalah.
Bagus. Bagus.
Kamu tidak memiliki masalah, kan?
Iya benar. Kecuali masalah di tempat kerja.
Kalau kamu membutuhkan sesuatu,
ada Papa disini.
Iya, aku mengerti. Terima kasih, Papa.
Kalau kamu mau bicara, ada Papa disini.
OK. Tidak ada masalah.
Lanjutkan pekerjaanmu.
Baiklah. Terima kasih, Papa.
Aku mendapatkan inspirasi di tempat ini.
Makanya aku datang kesini hari ini.
Dan aku juga mau kamu melihat tempat ini.
Tapi kita cukup beruntung, Ayaz.
Karena biasanya buahnya
tidak lama tumbuh.
Kita sedang melakukan hal ilegal sekarang.
Apa yang kau bicarakan, Ayaz?
Hal ilegal apa? Kau kebingungan.
Dia sakit. Dia sedang istirahat di rumah.
Kalau begitu, ceritakan padaku.
Sebenarnya apa yang
sedang membuatmu risau?
Semuanya akan diselesaikan.
Baiklah. Bagaimana kalau kita
selesaikan sama-sama?
Tidak. Untuk yang satu ini,
aku harus melakukannya sendirian.
Ayo kesini.
- Pejamkan matamu.
- Apa?
- Pejamkan matamu!
- Tidak. Aku tidak mau.
Kamu harus mau, Ayaz. Pejamkan matamu!
Ayo, pejamkan matamu.
Oyku, semua ini adalah trik ku.
Pejamkan matamu dan katakan "semuanya akan baik-baik saja".
Ayo katakan!
Suaramu... Baiklah. Baiklah.
Semuanya akan baik-baik saja.
Semuanya akan baik-baik saja.
Semuanya akan baik-baik saja.
Semuanya akan baik-baik saja.
Semuanya akan baik-baik saja.
Semuanya akan baik-baik saja.
Semuanya akan baik-baik saja.
Semuanya akan baik-baik saja.
Semuanya akan baik-baik saja.
Semuanya akan baik-baik saja.
Ayo, makan ini.
Ini harus dicuci dulu!
Tidak perlu dicuci! Ayo makanlah ini!
Apapun yang kualami, semuanya kulupakan saat aku melihatmu.
Sihir macam apa itu? Aku tidak mengerti.
Tapi kamu membawaku pergi
dan aku tersesat di dalam dirimu.
Kamu mengubahku menjadi orang lain...
...yang jauh lebih bahagia.
Aku bersyukur kamu ada disini.
Dan aku bersyukur aku ada disini.
Itulah gunanya teman. Teman yang bisa
menemanimu di saat seperti ini.
Kita pulang sekarang.
Ayo.
Hari ini menyenangkan dan aku merasa
lebih tenang. Terima kasih.
Sama-sama.
- Sampai jumpa.
- Sampai jumpa.
Ada apa dengannya?
Waktumu sudah habis.
Iya, aku tahu.
Apa yang kau katakan padanya?
Itu bukan urusanmu.
Baiklah, Seyma.
Kau kehilangan kesempatanmu.
Kami hanya berteman, Burcu.
Tidak terjadi apa-apa.
Kamu benar-benar gila!
Kamu pergi ke rumahnya, membuat rencana
dan hanya menganggapnya sebagai teman!
Aku datang ke sana sebagai temannya.
Aku tidak punya niat lain.
Aku hanya ingin menemaninya
karena dia sedang sedih.
Lalu bagaimana dengan reaksi dia?
Apa dia terlihat kecewa
saat kamu mengatakannya?
Dia tidak bilang apa-apa.
Dia hanya diam.
Oyku, aku adalah sahabatmu.
Jujurlah padaku.
Bagimu Ayaz itu siapa?
Bagiku dia hanya teman, Burcu.
Aku tidak merasakan apapun.
Aku merasa lebih nyaman seperti itu.
Ayaz hanya temanku
dan akan tetap seperti itu selamanya.
Aku harap kamu tidak membuat kesalahan
yang akan kau sesali.
Oyku, tunggu sebentar. Emre menelepon.
Iya. Sampai jumpa, Burcu.
Ya, halo?
Aku sedang di depan rumahmu. Keluarlah.
Kenapa kau tidak masuk ke rumah, Ayaz?
Tidak. Kau yang keluar.
Ini hal mendesak dan penting.
Aku akan menunggumu di luar. Cepatlah.
OK.
Ada masalah apa?
Entahlah. Ayaz datang dan mau bicara.
Kamu tidak tahu.
Iya. Aku tidak tahu
apa yang mau dibicarakan Ayaz.
Ada apa?
Kita perlu bicara.
OK. Bicara saja.
Seyma...
Ayaz, ada masalah apa lagi
dengan Seyma?
Apa kita belum selesai dengan masalah itu?
Kenapa membicarakan itu?
Apa lagi yang sedang kau kejar?
Seyma menjalin hubungan dengan Riza.
Apa? Riza yang mana?
Riza yang bekerja sama dengan kita.
Ayaz, dengar. Apa kau sadar
dengan yang kau bicarakan?
Riza pernah mengatakan
kalau dia mau bercerai.
Dia bercerita kalau dia memiliki
wanita baru di hidupnya.
Wanita itu Seyma.
Ayaz, katakan padaku.
Apa kau benar-benar yakin?!
Mete, tenanglah.
Tidak mungkin! Ini tidak mungkin!
Dengar, maafkan aku.
Aku tidak bisa menahannya lagi.
Kurasa kau harus tahu soal ini.
- Kalau begitu, ayo!- Kau mau kemana?
Menemui Riza!
- Mete!
- Jadi dia benar-benar mengkhianatiku.
Mete, tenanglah. Jangan mengatakan hal
yang akan kau sesali.
Kenapa kau tidak memberitahuku lebih awal?
Kenapa kau menyembunyikan ini dariku?!
Aku ingin memastikannya dulu.
Aku bertanya pada Riza setelah kau pergi
dan dia menceritakan semuanya.
Lalu aku berusaha menceritakannya padamu.
Tapi kau tidak pernah mau mendengarnya.
Aku juga sudah bicara dengan Seyma
supaya dia mau bicara padamu.
Tapi dia juga tidak pernah
mau bicara padamu.
Seyma!
Kenapa kamu memanggilku kemari, Mete?
Ayaz sudah menceritakan
semuanya padaku.
Apa yang dia ceritakan padamu?
Ceritakan tentang kamu dan Riza.
Jadi kamu memanggilku kesini
hanya untuk hal ini?!
Aku sudah menceritakan
semuanya padamu kemarin!
Bahkan kau mengatakan
kalau nama pria itu tidaklah penting.
Aku belum pernah merasakan
dipermalukan seperti ini!
Teman-teman, ada apa?
Aku sudah tahu tentang apa yang terjadi
di antara kalian berdua.
- Teman, aku...
- Katakan saja!
Iya. Kami memang berhubungan.
Tapi itu sudah lama.
Dan aku tidak memberitahu Seyma kalau
aku sudah menikah.
Saat dia tahu, dia langsung
meninggalkan aku.
Bagaimana dengan sekarang?
Tidak ada apa-apa.
Aku sudah lama tidak bertemu dengannya.
Jadi apa yang kau katakan
padaku saat di kantor?!
Bukankah kau bilang kalau kau menjalin hubungan
dengannya dan akan bercerai?!
Aku tidak pernah mengatakan itu!
Aku memang memiliki masalah
dengan istriku.
Tapi ini tidak berhubunga
dengan Seyma.
Ini pertama kalinya aku bertemu dengannya
setelah bertahun-tahun.
Dan hubungan kami tidak serius
sejak saat itu.
Mete, dia berbohong.
Ayaz, sebenarnya apa yang sudah kau lakukan?
Mereka sedang berbohong!
Mete!
Diam!
Aku tidak mau dengar!
Dan jangan telepon aku lagi.
Kenapa kau berbohong?!
Aku tahu kau sedang berbohong!
Halo, apa Pak Riza ada di rumah?
Maaf, siapa kamu?
Saya dari kantor. Ada dokumen yang harus dibicarakan dengannya.
Baiklah. Masuklah.
Dia dari kantor. Katanya ada surat
yang harus kamu tanda tangani.
Iya, sebentar.
Wah, wah, wah. Kamu lucu sekali, Sayang.
Siapa namamu?
Ali.
Ali? Namaku Seyma.
Senang bertemu denganmu.
Maaf, apa aku boleh
mengetahui nama anda?
Aisem.
Nyonya Aisem. Anak anda lucu sekali.
Aku menyukainya.
Terima kasih.
Dia mirip dengan Ayahnya.
Benar. Dia mirip dengan Ayahnya.
Dia benar-benar anak yang lucu.
Oh ya. Apa kita bisa ke ruang kerjaku?
Tentu saja, Pak Riza.
Sampai nanti, Ali.
Apa yang kamu lakukan disini?!
Lepaskan tanganmu, Riza.
Jangan pernah menyentuhku lagi.
Mengerti?
Apa kamu mau minum?
Tidak. Tidak usah repot-repot.
Terima kasih.
Kamu punya keluarga yang menyenangkan, Riza.
Apa yang kau inginkan dariku?
Mete Uyar. Apa kau mengenalnya?
Iya. Kami bekerja sama.
Ada apa dengannya?
Kami akan menikah.
Itu yang terjadi. Menurutmu?
Dengan Mete?
Apa kau bodoh atau sebenarnya kau tuli?
Seyma!
Apa yang ingin kau lakukan?!
Disini ada anak dan istrimu.
Dengar dan tatap aku!
Mulai saat ini, jangan pernah temui aku lagi!
Apa yang akan kamu lakukan?
Nyonya Aisem...
Apa saya boleh
meminta segelas air dingin?
Baiklah.
Oh, ternyata kamu ketakutan.
Aku akan membongkar semuanya padanya.
Kalau kau temui aku lagi, aku akan menunjukkan SMS
dan foto kita padanya.
Istrimu akan mendapatkan semua hartamu.
Ini adalah caraku supaya kamu diam
dan menutup mulut!
Jangan ikut campur dalam masalah ini!
Ayaz!
Apa kamu baik-baik saja?
Apa aku boleh menemanimu?
Aku tahu. Terima kasih.
Semuanya akan baik-baik saja.
Kurasa tidak.
Ayaz, tatap aku.
Aku ingin membantumu.
Jangan lupa kalau aku adalah temanmu.
Kamu tidak bisa membantuku. Tidak usah repot-repot.
- Tapi, Ayaz...
- Iya. Kamu adalah temanku. Aku sudah tahu.
Mungkin aku lebih dari sekedar teman.
Ayaz...
Brought to you by SpecialELF888
This is a FREE subtitle. Not for SALE!