Plum Village, Prancis, Mei 2014 Master Zen Thich Nhat Hanh menjawab pertanyaan (Bunyi genta) Pernahkah anda menenangkan orang yang sedang sangat marah? Wahai Thay, Sepertinya minggu ini kita berlatih akan aspek dalam menghadapi rasa marah. Seorang remaja bertanya: Wahai Thay, pernahkah anda berhasil menenangkan dan membantu seseorang yang benar-benar marah dan meledak dalam kemarahan. Thay telah berhasil mengurus dengan berhasil sejumlah orang yang marah pada Thay karena cemburu dan salah persepsi. Dan terkadang itu memakan banyak waktu bagi orang itu untuk tenang kembali dan berubah. Ah ... Orang-orang ini juga ada dalam kependetaan dan dalam masyarakat biasa. Dan cara Thay sangat sederhana: Jangan bereaksi untuk menyerang atau menghina. Jangan pernah menjawab untuk menghina atau menyerang, bahkan jangan mencoba menjelaskan. Penuh keheningan. Dia tidak mencoba memberikan alasan atau melakukan sesuatu karena dengan berbuat begitu akan menyebabkan orang lain untuk menjadi lebih marah dan seterusnya. Jadi tariklah nafas masuk dan keluar dan terimalah dan jangan menjawab ... jangan bereaksi. Dan kemudian Thay bisa berbuat lebih baik karena beberapa hari kemudian atau beberapa bulan kemudian dia bisa menulis surat cinta untuknya. Dia telah melakukan itu beberapa kali. Seseorang mengkhianatimu, mengakibatkan anda menderita dan mengakibatkan masyarakat anda menderita . Dan anda masih bisa menulis surat yang baik untuknya, untuk mengurangi penderitaannya, Kadang-kadang butuh waktu untuk mengurangi penderitaan orang itu dan untuk berhenti marah, tapi itu selalu mempunyai hasil, Anda tahu bahwa di Vietnam kita memiliki komunitas yang sangat indah, pusat latihan bernama 'Prajna'. Ada sekitar 400 anggota monastik muda yang tinggal dan berlatih di sana. Dan mereka menciptakan banyak energi keselarasan dan persaudaraan dan ... dan kedamaian. Dan banyak orang muda awam datang dan berlatih dengan kami. Lokasinya ada di area pegunungan. Namun pernah 5000 anak muda datang dan ikut serta dalam retret 5 atau 6 hari dan mengalami perubahan. Itu gerakan yang sangat hebat. Orang-orang sangat bersemangat. Tapi di negara seperti Vietnam yang tidak tampak aman untuk ... orang yang menguasai negara. Mereka takut akan sesuatu yang terlalu hebat. Mereka takut mereka tidak bisa mengaturnya Jadi ada percobaan untuk membongkar pusat latihan itu. Dan biksu dan biksuni muda kita mencoba melawan dengan welas asih, tanpa kekerasan selama lebih dari satu setengah tahun. Dan akhirnya kami tidak bisa melawan lagi karena mereka mengirim orang kasar ke pusat latihan kami. Mereka merusak, mereka membakar, mereka menyerang. Mereka memutuskan aliran listrik. Mereka menghentikan aliran air. Mereka berteriak. Mereka menghina. Mereka mengatur ratusan orang untuk datang dan menghina kami dan untuk memecahkan dan merusak. Dan akhirnya kami harus ... meninggalkan tempat itu dan pergi ke vihara di area sekitar itu untuk berlindung. Tapi mereka masih terus menekan sampai kita harus meninggalkan tempat itu. Banyak dari biksu dan biksuni muda ini sekarang berlindung di Thailand, Jerman, Prancis, Amerika. Dan kita bisa mengenali orang-orang yang ... yang ... mencoba merusak tempat itu. Thay telah mengirim pesan ke mereka bahwa kita tidak membenci mereka karena mereka ... mereka mungkin telah menjadi korban dari salah persepsi yang mengakibatkan timbulnya rasa takut dan rasa marah. Dan ... murid dari Thay di Vietnam telah mengirim buku-buku Thay pada mereka sebagai hadiah. Sangat mungkin menanggapi kekerasan dan kemarahan dengan cinta kasih. Dan itu cara yang kita selalu ikuti: untuk menanggapi dengan belas kasihan dan pengertian, untuk menanggapi kekerasan, kesalahpahaman dan sebagainya. Waktu itu Thay ... mengadakan Sekolah Minggu untuk Pelayanan Sosial, kami melatih ratusan anak muda, anak muda berdedikasi, monastik dan awam, untuk pergi ke daerah pinggiran dan membantu korban peperangan dan orang miskin, untuk mengatur dalam hal ... kesehatan ... pendidikan ... dan perkembangan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup di daerah pinggiran. Dan banyak dari kita yang tertindas. Banyak dari kita yang terbunuh selama pelayanan. Karena selama perang kami tidak mau bergabung dengan salah satu pihak yang berperang. Kami mau menerima kedua belah pihak. Kami mau pemulihan dan kedamaian daripada melanjutkan perang. Itu sebabnya kami adalah korban penindasan dari kedua pihak. Dan kami selalu menanggapi dengan belas kasihan. Setelah mereka membunuh sejumlah dari kami kami mengadakan upacara penguburan. Dan kami menyatakan: Kami tidak membenci mereka yang telah membunuh kami karena kami tahu mereka adalah korban salah persepsi yang membangkitkan rasa takut dan curiga. Dan kami berharap mereka akan memandang dan menrgerti lebih baik tentang kami. Kami tidak bermaksud membahayakan mereka, hanya membantu orang di negara itu, korban perang, anak yatim piatu dan orang miskin. Dan ... pada awal penindasan kekerasan berlanjut tapi kemudian, tindakan penindasan mulai berkurang, Ada pengaruh. Dan itu yang telah kami alami selama puluhan tahun di mana kami berlatih dan melayani di Vietnam. Saya pikir buku yang ditulis Sister Chan Kong, 'Belajar Cinta Sejati' mengisahkan banyak cerita seperti itu. Anda bisa membaca 'Belajar Cinta Sejati'. Dan Sister Chan Kong juga menulis sebuah artikel yang dicetak dalam novel saya, 'Pemula'. Dan anda bisa membaca juga buku ' Pemula' ... untuk mengetahui beberapa hal seperti itu. Jadi menggunakan belas kasihan, pengertian untuk menghadapi kekerasan dan kesalahpahaman adalah latihan yang baik yang dapat membawa hasil jika anda cukup sabar dalam latihan. Dan beberapa orang dalam kepolisian datang ke retret kami di Thailand dan bahkan di Plum Village untuk berlatih. Ini adalah kemenangan untuk berdua: untuk kita dan untuk mereka. Terhubung, terinspirasi, terpelihara (Bunyi genta)