[suara pintu membuka dan menutup]
[suara pintu membuka dan menutup]
[suara pintu membuka dan menutup]
[suara pintu membuka dan menutup]
[suara pintu membuka dan menutup]
Saya menganggap pameran ini kadang
bukanlah akhir, melainkan sebuah awal.
Kadang, Anda baru melihatnya.
Maksud saya, Anda melihatnya di luar
konteks, dan
Anda bisa melihat mereka dari sisi lain,
kemudian mulai lagi dari awal.
[pintu membuka-menutup]
Berputar, yang menjadi bagian dari pertun-
jukan Whitney, seperti "Spinning Room",
bagian itu dikembangkan hampir di waktu
yang bersamaan ketika saya mulai merekam
[
Saya sedang berada di gedung Broadway, dan
itu adalah bangunan tempat wisuda maha-
siswa USC.
Bangunan itu tadinya kosong. Saya satu-
satunya alumni yang membawa
mereka pindah ke studio di dekat kampus.
Saya pindah ke gedung Broadway, yang
terdiri dari 7 lantai. Dulu, bangunan ini
adalah pusat induksi WWII dan Vietnam.
Bangunan 7 lantai itu benar-benar kosong.
Saya memanfaatkan gedung ini untuk segala
aktivitas. Saya rasa, namanya "Face Paint-
ing -- White Line."
Saya tak ingat dari mana idenya.
Saya menghabiskan waktu berpikir atau apa.
Lalu...
sepertinya ide datang sekaligus atau
mungkin sekilas, kemudian ide berkembang.
Yang ini...
Saya telah--cuma yang ini--melempar cat
ke dinding.
Catnya merupakan kombinasi dari oli
dan cat lukis.
[tetesan cat]
Tadinya, saya ingin mengecat
hitam seluruh jendelanya.
Namun, tidak jadi. Itu rencananya,
tapi tidak terwujud.
Saya kehabisan cat, itu saja. Saya tidak
menyelesaikannya kembali.
Jendelanya tetap seperti itu bertahun-
tahun.
Rekamannya pun awalnya banyak menceritakan
tentang saya,
sebagai seniman, yang memanfaatkan apa pun
yang ada di ruangan; arsitekturnya, pintu.
Sangat minimal.
Pada potongan, misalnya "Sailor's Meat",
saya membungkus kepala dengan semacam pita
atau mentega, atau lainnya. Pokoknya,
menutupi wajah.
Sedangkan, yang berputar adalah saya,
Paul McCarthy, membuat karya seni.
Anda melihat wajah saya. Jelas siapa saya.
Di sisi lain, adalah persona.
Persona biasanya dimulai dengan topeng
atau semacam kostum.
- Satu, dua, tiga.
Halo, apa kabar?
Anak-anak nakal.
Apa pun.
Saya seperti badut kelas. Jadi,
ada semacam performative--melakukan, --
membuat orang-orang tertawa, kamu tahu,
saat saya sekolah.
Sa-sa-saya tak pernah menghubungkan itu
dengan pekerjaan yang di tahun 60-an.
- Oke.
Oke [berdeham]
Apa!
Apa, saya nggak mau memikirkan Anda.
Coba saja.
Coba dan dengarkan.
Dengarkan apa yang mau saya katakan.
Jangan terlalu menyimak.
Coba ikuti terus.
Coba dengarkan.
Ini adalah mencoba mendengarkan.
Mencoba bergerak, memikirkan...
Oh, tidak, saya ikut campur, ikut campur.
Usahakan jangan berpikir.
[komat-kamit tak jelas]
Waktu kecil, satu hal yang benar-benar
saya minati adalah
konstruksi...bangunan,
seperti, pondok, pondok anak-anak,
dan rumah pohon dan rubanah--
Saya menghabiskan-- itu adalah
bagian besar dari--
saya tumbuh dengan mudah karena ada
daerah pedesaan di tempat tinggal kami. Jadi,
mudah untuk membangun pondok. Dan selalu ada cabang yang dibangun se-
hingga kami bisa mendapatkan kayu yang kami butuhkan.
Jadi, ada sesuatu yang menyeluruh
tentang arsitektur.
[kumur-kumur dengan keras]
Tahun '87, saya diminta membuat stasiun
kabel. Saya membuat "Family Tyranny."
-- Si anak laki-laki tidak mengerjakan
yang seharusnya.
Ia menjadi anak nakal.
Hei, pakai ini, pakai itu, Nak!
Kamu harus pakai itu.
[seorang pria ...]
Saat itulah saya mengenal Mike Kelley,
tapi belum mengenalnya dengan baik.
Kami bertemu beberapa kali, lalu saya me-
ngajaknya bergabung dalam karya ini.
Saya suka hasil kerjanya. Menurut saya, ada
koneksi. Jadi, dia datang ke studio.
Semua itu improvisasi, semuanya.
- Tidak!
Hey, Nak!
Nak! Nak!
[seorang pria berteriak heboh]
Saya ingat, saat itu, saya punya anak dan
melihat diri sendiri...
Hampir berdiri, kamu tahu, di hubungan
dengan salah satu--
anak-anak saya, atau keduanya,
berdiri...
di hadapan mereka, dengan postur dan
ucapan yang ayah saya pernah bilang.
Walau kelihatannya itu mengkondisikan anak-
anak, sebenarnya itu cenderung
memberi tahu siapa kami. Kami dikondisikan
ke dalam realitas.
Maksud saya, itu seperti bergumul dan
memikirkan hal-hal tersebut. Lalu, jadilah
karya ini. Kemudian mengekstrapolasi
hal itu menjadi siapa saya, dan mendobrak sikap yang terkondisi.
- Tenang. Tenang.
- Waktunya ke sekolah, Yah.
- Tidak, Nak, jangan ke sekolah.
Jangan tinggalkan Ayah di sini sendirian.
[Damon McCarthy] Ayah dan saya menjalin
hubungan sejak saya kecil. Kami melakukan banyak hal bersama,
mulai dari main baseball, main ski, hingga
membangun rumah untuk membantunya,
sebagai anak kecil, seperti main-main dan
berkarya seni di garasi. Rasanya seakan
saya selalu menganggap pengalaman itu bagian dari
dunia saya. Jadi,
bukan sebuah-- tak pernah saya merasa itu
tidak bekerja seberhasil dikerjakan
bersama. Seperti,
terasa benar bahwa kami memang seharusnya
membuat rumah ini.
[teriakan histeris]
- Hentikan! Hentikan!
- Oh ya!
[tertawa jahat]
- Oh ya!
[Damon] Sejak muda, saya kagum
pada wahana "Pirates of the Caribbean".
Saya bilang pada Ayah akan membuat film
tentang pembajak dan mengubah wahana ini jadi film.
- Kapten!
- Ya, pak.
- Berangkat!
- Aye-aye, pak!
[Damon] Kemudian satu hal berubah jadi
hal lainnya. Kami lalu duduk membicarakannya
lalu berubah menjadi sesuatu yang di luar
kemampuan saya.
Tampaknya seperti film Hollywood,
tapi tak bisa dilaksanakan.
[tertawa]
[Paul McCarthy] Sebagai seniman, Anda tahu
akan memikirkan ruang,
seperti sebuah objek di dalam ruang. Lebih
mudah bagi saya berpikir dari segi setting
video sebagai ruang yang mempresentasikan
objek itu.
Saya tak memikirkan satu saluran,
tempat Anda duduk menghadapnya.
Pada latar ini, Anda berada bersama 20 saluran
di tempat yang sama. Mereka menjadi seperti lukisan besar.
Terkadang, saya pikir ini lebih mirip lukisan
daripada pembuatan film,
susunan lukisan mungkin menjadi narasi dalam
kerangka,
tapi jenis narasi yang berbeda daripada
narasi film.
Itulah bedanya menghasilkan karya seni dengan
menciptakan hiburan. Saya tidak peduli.
Situasinya beda. Ini adalah eksplorasi
ide.
[komat-kamit mengerikan]
Saya tak mencoba untuk memuaskan penonton.
Di situlah seni selalu disamakan dengan
audiensi ini--
lalu, apa tanggung jawab Anda pada penonton?
Saya bertanggung jawab pada ide.
Sebagian tentang melepas sesuatu pergi
lalu menemukan sesuatu di dalamnya.
Sebagian lagi tentang mengarahkan dan me-
nyadari itulah yang akan terjadi kedepan.
Ini adalah proses memahat sesuatu
yang menarik dan obsesi mengerjakannya dengan benar.
- Itu tidak buruk.
- Oke.
- Tentu.
- Jika saya memperbaiki suaranya.
[suara memalu]
- Oh, cuma bercanda!
- Ya, kita terikat dengannya.
- Betul, tapi
[Paul McCarthy] Saya sebetulnya tertarik
pada seni pahat Yunani.
Sebuah nosi bahwa dewa
Pastinya, bukan apa yang kita katakan di sini
saat mencoba menjawab pertanyaan dalam 20 menit
atau semacam itu, disengaja dan
[musik elektro]
[PENYIAR] Untuk mempelajari lebih tentang
Art21: "Seni pada Abad 21"
dan bahan-bahan edukatifnya,
silakan kunjungi kami di PBS.org
Art21: "Seni pada Abad 21"
tersedia dalam bentuk Blu-Ray dan DVD.
Buku penunjang juga tersedia.
Untuk memesan, kunjungi toko online kami:
shopPBS.org
atau hubungi PBS Home Video di
nomor 1-800-PLAY-PBS