Oyku?
Oyku, apa kamu baik-baik saja?
Oyku!
Oyku!
Oyku, apa kamu baik-baik saja?
Kenapa kamu menamparku?
Astaga...
Oyku, Oyku!
Kita harus ke rumah sakit.
Apa?
Rumah sakit.
Kamu harus diperiksa. Ini tidak normal.
Nona Oyku, apa keadaan anda sudah membaik?
Aku akan memeriksamu terlebih dahulu.
Aku...
Apa kita bisa berbicara berdua saja?
Baiklah, silakan masuk ke ruanganku.
Aku bilang berdua saja.
Apa keluhanmu? Mungkin aku bisa membantu.
Sebenarnya aku tidak apa-apa.
Aku sehat-sehat saja.
Lalu kenapa kamu pingsan?
Sebenarnya aku tidak pingsan.
Aku hanya pura-pura pingsan.
Kenapa?
Karena orang bodoh itu, Dok!
Maafkan aku.
Sebaiknya kamu ceritakan padaku dari awal.
Terima kasih karena kamu sudah mau datang, Mete.
Maaf, Mete. Jika kami tahu kau akan kesini,
kami akan bersiap-siap.
Seharusnya aku yang minta maaf karena...
Sebenarnya kami sudah mau tidur,
tapi tidak apa-apa.
Kami tidak akan langsung menyuruhmu pulang.
Kopinya sudah siap.
Ini untuk Papa.
Terima kasih.
Silakan diminum.
Apa pekerjaanmu?
Aku seorang arsitek.
Apa pekerjaan Papamu?
Papaku sudah tidak bekerja.
Itu bagus sekali.
Sedangkan aku bekerja dan
Seyma tidak bekerja sama sekali.
Papa, aku punya pekerjaan.
Pekerjaan apa?
Menurutku tidak menguntungkan sama sekali.
Orhan.
Tadi aku sudah mendiagnosisnya. Kelihatannya
dia menderita penyakit serebrovaskular akut.
Bukankah itu penyakit otak?
Dulu Nenekku pernah menderita penyakit itu.
Bukankah penyakit itu
memerlukan tomografi otak?
Pemeriksaan sekarang sudah lebih maju.
Aku sudah mendiagnosis dan mengobatinya.
Baru grade awal. Jadi sekarang dia sudah sehat.
Bagaimana cara pemeriksaannya?
Menggunakan ini.
Iya, benar. Menggunakan benda itu!
Baiklah. Sekarang akan kuperiksa lagi.
Baik, Dok. Tolong periksa aku lagi.
Tunggu sebentar.
Kurasa tidak ada masalah.
Normal ya, Dok?
Tapi dia harus beristirahat.
Kelihatannya dia kelelahan.
Benar. Ayaz sudah
membuat aku kelelahan, Dok.
Jadi apa kalian menjalani hubungan yang serius?
Tentu saja hubungan kami serius.
Kami akan menikah.
Kalian akan menikah.
Apa kalian sudah mendapat restu dari Papa?
Ini pertemuan pertamaku dengannya.
Bagaimana kalau ternyata dia adalah gelandangan?
Orhan, hentikan.
Sebenarnya aku datang kesini
untuk bertemu dengan anda.
Anakku sudah memakai cincin.
Pertemuan apa maksudmu?
Kau sudah menerima lamarannya.
Tapi semua ada peraturannya.
Kau mengatakan kalau kau dibesarkan disini.
Lalu bagaimana dengan tradisi kita?
Papamu mungkin bukan orang zaman dulu.
Tapi apakah Mamamu tidak pernah mengajarkan tata krama?
Papa, cukup!
Seyma!
Ibuku sudah meninggal dan
dia mendidikku dengan benar.
Di rumah ini, di sofa yang anda duduki sekarang,
perabotan rumah ini tidak pernah melihat pertengkaran seperti ini.
Anak kurang ajar!
Aku diajarkan kalau kesopanan berdampingan
dengan ketidaksopanan.
Aku pergi dulu.
Selamat malam.
Mete!
Kalau kau mengejarnya,
kau tak akan pernah diterima disini lagi.
Mete, tunggu!
Seyma, masuklah.
Jangan membuat masalah semakin buruk.
Tidak bisa.
Apa maksudmu? Masuklah.
Aku tak akan pernah diterima lagi
jika aku mengejarmu.
Tapi aku tetap mengejarmu.
Aku tidak menyesal. Tindakanku benar.
Untuk sementara waktu, mungkin aku akan
tinggal di rumah Oyku lalu aku akan mengurus diriku sendiri.
Sekarang kamu sudah memiliki rumah.
Kita akan pergi ke rumahku.
Kenapa mereka sangat lama?
Apa ada masalah dengan kartu pengenalku?
Tenanglah. Jangan panik.
Kalau kamu panik, nanti kamu sakit lagi.
Lagipula ini memang kesalahanku.
Seharusnya aku menceritakannya padamu.
Tentang efek samping ciuman Ayaz.
Jantungmu tidak akan kuat, itu wajar.
Ciuman apa? Aku tidak ingat.
Kita hanya mengobrol. Lalu aku pingsan.
Kemudian kamu membawaku ke rumah sakit.
Ini bukan pertama kalinya
aku melihat wanita mengalami hal ini.
Ini dinamakan sindrom Ayazholm.
Sindrom Ayazholm.
Apa itu?
Itu adalah sindrom yang terjadi
pada setiap wanita yang dicium Ayaz.
Sindrom itu muncul pertama kali pada wanita yang mencium
kakek buyut Ayaz di Swedia 200 tahun yang lalu.
Setelah ciuman itu, pada awalnya
wanita itu akan menyesal. Tapi setelah itu, dia ketagihan.
Kamu tidak mengerti maksud ucapanku.
Aku tidak mengingat terjadi ciuman.
Tapi aku mengingatnya. Itu wajar.
Menurutku ini seperti amnesia yang sementara.
Karena syok akibat ciuman itu,
kamu juga tidak mengingatku.
Itu yang kuinginkan.
Berhati-hatilah dengan keinginanmu.
Kamu akan menyesalinya.
Lama sekali mereka mengurusnya.
Ini sudah malam. Aku harus pulang.
Apa kamu masih ingat jalan pulang?
Kartu Tanda Pengenal anda sudah bisa diambil.
Ayo.
Selamat malam.
Selamat datang.
Maafkan aku sudah menganggu kalian.
Kamu tidak menganggu.
Malam ini Seyma akan tinggal disini.
Benarkah? Tidak apa-apa kalau dia menginap.
Mulai sekarang dia akan tinggal disini.
Seyma, ini adalah rumah barumu.
Terima kasih.
Aku yang harus berterima kasih.
Malam ini banyak sekali yang terjadi.
Kudoakan agar kamu lekas sembuh.
Selamat malam.
Selamat malam.
Burcu, Seyma bertanya
apakah kamu punya pembersih make up?
Tidak punya!
Mete, apa ini tidak terlalu terburu-buru?
Papa harap keluarganya tahu kalau dia ada disini.
Aku tidak memaksanya. Kenapa Papa cemas?
Tenang saja, Pa.
Dia baru saja mengalami kejadian yang menyakitkan.
Apa tindakanku salah untuk menolongnya?
Menurutku ada cara lain untuk menolongnya.
Menurutku ini adalah cara terbaik, Burcu.
Selamat malam.
Pada awalnya, kupikir dia kabur dari rumah.
Ternyata dia diusir.
Dia benar-benar sudah pindah ke rumahku!
Aku menceritakannya padamu
bukan untuk ditertawakan, Oyku.
Tante Meral, putrimu perlu diberi nasihat.
Maaf, tadi kalian berbicara apa?
Ibu belum bangun.
Apa Ibu baik-baik saja?
Ibu sehat-sehat saja.
Ibu hanya mengantuk.
Ada apa? Kamu juga sering ketiduran saat sarapan.
Baiklah. Silakan tidur, Bu.
Ceritakan ada kejadian apa saja kemarin.
Aku tidak mengerti, Oyku.
Burcu, bagaimana kalau kita ke atas
untuk melanjutkan ceritamu tadi?
Bu, apa kami boleh ke atas?
Silakan saja.
Mereka berdua hanya bisa bergossip.
Ceritakan padaku, Oyku. Aku penasaran.
Baiklah.
Aku tidak akan menceritakannya panjang lebar.
Aku akan mempersingkat cerita.
Kami...
Kamu, benar...
Dan Ayaz...
Berciuman.
Lagi?
Iya. Lagi.
Apa rencana kalian hari ini?
Kurasa kami akan di rumah saja untuk beristirahat.
Papa mau kemana? Apa ada acara?
Papa akan pergi dengan Onem.
Jadi saat itu...
Iya.
Ada apa?
Papa dan Nyonya Onem berusaha
menjalin hubungan serius.
Apa? Ini bukan bercanda, kan?
Aku tidak menyangka.
Menurutku siapapun bisa saling jatuh cinta.
Selamat.
Lalu apa hubunganku dengan Ayaz?
Saudara?
Bukankah kalian memang saudara?
Dulu memang begitu. Di masa lalu.
Ada apa dengan kalian?
Kamu tidak pernah bercerita pada Papa.
Kurasa itu tidak penting. Lupakan saja.
Aku turut berbahagia. Maafkan aku.
Kemarin aku tidak menunjukkan rasa bahagiaku.
Nyonya Onem adalah orang baik.
Papa juga adalah orang yang baik.
Jadi kurasa tidak ada masalah.
Jika Papa bahagia, aku turut bahagia.
Terima kasih.
Lalu apa rencana Papa dengan Nyonya Onem?
Papa akan bertemu dengan teman-temannya
untuk yang pertama kali.
Dunia mode. Orang-orang terkenal.
Aku penasaran siapa yang akan anda temui hari ini.
Anda sangat beruntung.
Akan kutuangkan minumannya lagi.
Jadi kamu pura-pura pingsan.
Bagaimana kamu bisa memikirkan cara itu?
Burcu, ini tidak lucu.
Menurutku sangat lucu.
Iya. Mungkin agak lucu.
Jadi sekarang kalian resmi
menjadi sepasang kekasih.
Tidak. Karena tidak ada percakapan itu.
Astaga, Oyku. Apa yang kamu harapkan?
Jika aku dan Emre mengalami semua hal yang kalian alami,
pasti kami sudah menikah sekarang.
Itu tidak mungkin.
Mungkin saja. Kami akan bertunangan.
Jadi tetapkan hubungan kalian sebelum
Ayaz dibawa kabur oleh wanita lain.
Baiklah. Yang jelas,
kami bersenang-senang sekarang.
Tapi entahlah. Aku...
Aku tidak bisa memastikan
bagaimana hubungan kami selanjutnya, Burcu.
Kenapa bisa begitu?
Bagaimana mungkin kami berdua bisa berpacaran?
Kalian pasti akan merencanakan sesuatu.
Burcu, apa kamu masih mau mendengarku?
Baiklah. Aku akan diam.
Benar.
Aku suka memikirkan dan memimpikannya.
Dan sebagian hatiku berharap kalau dia akan muncul saat ini
dan memaksaku untuk pergi ke suatu tempat.
Tapi sebagian hatiku lagi mengatakan itu tidak mungkin.
Jadi aku juga tidak terlalu yakin.
Apakah hubungan kami bisa dilanjutkan atau tidak.
Hanya ada satu cara untuk mengetahuinya.
Apa?
Pergi kencan.
Tidak bisa, Burcu. Selama ini
kami sudah sering pergi bersama.
Bukan seperti itu.
Kencan yang sebenarnya.
Kamu akan menilai dan memandangnya
dengan cara yang berbeda.
Apa kamu bisa melakukan itu?
Entahlah. Apa aku bisa melakukannya?
Baiklah. Kita akan memberikannya tes kesabaran
dan melihat seberapa besar kepeduliannya kepadamu.
Ini juga sebagai balas dendam karena
sudah memaksamu berbuat macam-macam.
Dan dia harus tahu kalau
kamu tak bisa diperlakukan seperti itu.
Sekarang giliranmu. Kalau dia lulus tes ini,
dia akan memenangkan makan malam denganmu.
Bagaimana?
Jelaskan lebih rinci padaku.
Baiklah.
Tolong bersihkan semuanya.
Jangan sampai ada yang tersisa.
Baiklah.
Taplak meja ini akan kuganti
dan kucuci di mesin cuci.
Sayang, biarkan saja.
Tidak bisa, Sayang. Ini sangat kotor.
Yang ini juga akan kucuci.
Bagaimana penampilan Papa?
Apa cara berpakaian sangat penting, Pa?
Apa anda harus berpakaian seperti itu?
Akan kurapikan dasi anda.
Tunggu sebentar.
Apa benar-benar jelek?
Tidak jelek. Hanya terlihat kuno.
Dan aku tahu selera Nyonya Onem.
Dia akan menyukai gaya ini.
Selesai. Dengan penampilan itu,
anda terlihat keren. Percayalah padaku.
Baiklah. Kalau begitu,
sampai jumpa di makan malam.
Tolong siapkan makan malam yang mewah.
Baik, Tuan.
Sampai jumpa semuanya.
Sayang, apa aku harus
menyiapkan makan malam hari ini?
Apa kamu bisa melakukannya?
Jangan mengira kalau aku tidak bisa memasak!
Berhati-hatilah dengan selera makanmu.
Kenapa?
Karena pasti akan banyak
yang kamu makan hari ini.
Aku juga akan memberitahu pembantumu
agar menyiapkan makan malam yang istimewa.
Bagaimana? Apa kamu setuju?
OK.
Kamu juga jangan bersantai saja.
Bantu aku juga.
Sayang?
Ada apa ini?
Lihatlah.
Tapi Sayang, aku tidak terbiasa
dilayani seperti ini.
Jangan merusak suasana, Ilker.
Ini hanya untuk hari ini.
Ini hidangan spesial untuk hari ini.
Ada apa ini?
Sarapan saja dulu
dan kumpulkan energimu.
Kita akan berada disini
sepanjang akhir pekan.
Ayo cepat mulai.
- Mulai melakukan apa?
Ada waktunya untuk membuat bayi.
Halo.
Bangunlah, Tukang Tidur!
Ini sudah siang!
Sepuluh menit lagi.
Kau bilang ingin jogging setiap pagi.
Tapi kamu masih belum bangun juga.
Kamu muncul ke dalam kehidupanku
dan membuat kebiasaanku berantakan.
Semua gara-gara dirimu.
Itu bukan alasan, Ayaz. Kamu yang malas.
Aku bahkan sudah sarapan.
Oyku, aku mau tidur.
Baiklah. Kalau begitu,
aku akan langsung ke intinya.
Aku mau mengatakan kalau...
Cepat beritahu dia!
Apa Burcu bersamamu?
Tidak. Tidak ada.
Tidak ada siapapun.
Oyku, sebenarnya kenapa
kamu membangunkanku?
Ayaz...
Iya?
Apa kamu mau kencan denganku?
Apa?
Apa?
Apa?
Bukan. Maksudku kencan seperti makan malam.
Seperti kencan pertama.
Bagaimana? Apa kamu bisa?
Kencan?
Kencan apa maksudmu?
Aku tidak bilang begitu!
Maksudku sekarang aku lapar.
Nanti aku mau mengajakmu makan malam. Bagaimana?
Dia mengatakan apa?
OK. Aku terima.
Aku akan menjemputmu nanti malam.
Apa yang kau lakukan?
Apa?
Apa? Aku tidak apa-apa.
Tapi bagaimana kalau sore saja?
Karena aku tidak bisa nanti malam.
Ada yang harus kulakukan.
Kamu mau melakukan apa?
Lihat saja nanti.
Bersiaplah dan jemput aku.
Baiklah. Kalau itu kemauanmu.
Sampai jumpa.
Sampai jumpa.
Salam untuk Burcu.
Iya. Akan kusampaikan.
Ayaz menitip salam untukmu.
Iya. Aku tahu.
Tapi tadi kamu mengatakan
kalau aku tidak ada disini.
Aku lupa.
Aku tidak ingat apapun.
Kamu memang pelupa.
Pakai apron ini.
Kita mulai dengan dessert.
Coba kulihat. Terlihat cocok untukmu.
Tapi ada sesuatu yang kurang.
Apa itu?
Kemarilah.
Sekarang aku akan mencairkan mentega
dan tugasmu mengambilkan telur dari kulkas.
OK. Baiklah. Sekarang tambahkan 2 butir telur
ke dalam tepung lalu aduk yang rata.
Seyma, aku bisa melakukan apa saja.
Tapi aku tidak bisa mencium aroma telur mentah.
Jangan mengeluh.
Apa aku tidak bisa
melakukan hal yang lain?
Misalnya berbelanja atau memotong sayuran.
Aku bisa melakukan semua itu. Sungguh.
Kalau begitu, kamu berbelanja saja.
Aku akan mengecek kebutuhanku dan aku akan meneleponmu.
Baiklah. Kalau begitu,
aku akan mengambil dompetku.
Iya. Baiklah.
METE: Seyma!
Ya?
METE: Seyma!
Apa ponselku ketinggalan?
Aku tidak tahu.
Aku akan menelepon jika
aku mau menanyakan sesuatu.
Iblis jual mahal,
kita mau pergi kemana?
Parkir saja mobilnya.
Kita akan berjalan.
Apa kamu membawa kue?
Iya.
Itu berarti, sudah jelas
kalau kamu merencanakan sesuatu.
Sekarang kita punya kesempatan untuk
berdua saja tanpa gangguan.
Berapa orang yang akan datang?
Kalau semuanya datang,
kira-kira sekitar 8 orang.
Dan mereka orang yang menyenangkan.
Kamu pasti akan menyukai mereka.
Apa akan lama?
Kenapa? Apa kamu sibuk?
Tidak. Aku mengira kita akan berdua saja.
Aku hanya ingin menunjukkan hubungan
kita berdua kepada mereka semua.
Setelah itu, kita bisa berdua saja.
Apa anda ingin saya buatkan minuman?
Tidak perlu. Kami sedang menunggu orang.
Dimana Sibel dan Ilker?
Mereka tidak datang.
Ada urusan yang harus dikerjakan.
Oyku, kita ada dimana?
Kamu akan mengetahuinya.
Aku sudah menunggu kalian daritadi.
Sebaiknya kalian masuk dulu.
Terima kasih.
Sama-sama.
Apa kamu mau membalas dendam?
Baiklah. Tapi tidak akan berhasil.
Apa kamu yakin?
Aku yakin.
Silakan masuk.
Selamat siang.
Selamat siang.
Oyku, kamu tidak tahu sedang
berurusan dengan siapa.
Aku datang ke pangkalan taksi
untuk menemuimu.
Aku tahu. Kamu ingin memberikan kejutan, kan?
Bagaimana jika aku tidak disana?
Itu berarti aku harus
menunggumu sampai kamu kembali.
Kalau begitu, aku akan cepat-cepat
supaya aku bisa bertemu denganmu.
Kamu mau kemana?
Aku akan membelikan obat untuk nenekku.
Dokter memberikan resep obat yang baru.
Apa aku boleh menemanimu?
Dengan senang hati.
Aku tidak perlu ke gym
kalau setiap hari kamu disini.
Kamu sedang apa?
Hidangan pembuka sudah siap.
Kita akan melanjutkan ke makanan utama.
Lalu? Apa lagi?
Apa mau kuletakkan di kulkas?
Baiklah. Lakukan itu.
Aku akan memanggang ini.
Baiklah.
Bibi Dariman, aku melihat ada kuda disini.
Apa anda bisa melihatnya?
Itu bulan. Bukan kuda!
Tolong maafkan Oyku. Dia agak ceroboh.
Kuda itu adalah
pertanda masa depan yang baik.
Aku melihat kalau Bibi sering menangis.
Tapi sekarang Bibi sudah lebih membaik.
Dia benar-benar sering menangis.
Anakku sudah menikah.
Lalu siapa Ahmet? Ceritakan padaku.
Menantuku punya saudara gelandangan
yang bernama Ahmet.
Aku yakin dia orangnya.
Sebaiknya jauhi dia. Jauhi dia.
Kamu hebat sekali, Nak.
Dia bisa meramal nasib orang.
Tapi di luar masalah tadi,
masa depan anda cerah.
Dan sekarang silakan cuci cangkirnya.
Baiklah.
Selanjutnya, siapa berikutnya?
Tolong bacakan nasibku.
Tempat ini terlalu membosankan.
Bagaimana kalau kita bersenang-senang?
Mari kita bersenang-senang.
Apa kerah mejamu tidak disetrika?
Tadi pagi aku sudah menyetrikanya.
Apa terlihat tidak rapi?
Akan kurapikan.
Tertangkap basah.
Kalian semua sudah datang.
Baju yang kamu pakai sangat bagus.
Kamu juga terlihat sangat cantik.
Apa kabar, Teman?
Kabarku baik.
Aku memikirkanmu minggu lalu.
Apa kamu serius?
Aku juga memikirkanmu.
Silakan duduk. Jangan berdiri saja.
Silakan duduk.
Silakan pesan yang kalian mau.
Jadi kapan kamu akan
memperkenalkan dia kepada kami?
Aku hampir lupa.
Bulent, ini teman-temanku.
Teman-teman, ini Bulent.
Senang bertemu dengan kalian.
Kami juga turut senang.
Jadi kamu adalah pria
yang dia bicarakan.
Akhirnya kami bertemu denganmu.
Yang aku sukai adalah kumisnya.
Keren sekali.
Sayang sekali kumisku tidak bisa tumbuh.
Kalian bisa saja.
Bagaimana kalau aku yang akan
membayar obat nenekmu. Nanti bisa kamu ganti.
Tapi harga obat nenekku sangat mahal.
Kenapa obatnya sangat mahal?
Nenekku tidak memiliki asuransi kesehatan.
Jadi aku harus membayar semuanya.
Apa ada yang bisa kubantu?
Tidak usah repot-repot.
Aku bisa membelinya nanti.
Aku tidak punya uang. Itu sebabnya,
aku tidak bisa membelinya sekarang.
Aku tidak sedih.
Jadi kamu tidak perlu membayarnya.
Kesehatan memang hal terpenting.
Aku yakin nenekku pasti akan sembuh.
Apa kamu mau mengatakan sesuatu
melalui matamu?
Aku akan selalu ada di sisimu. Selalu.
Sekarang tempat itu sangat terkenal.
Apa kamu sudah pernah pergi kesana?
Belum. Tapi aku akan kesana.
Apa benar-benar bagus?
Sangat bagus.
Semua orang terkenal ada disana.
Benar.
Ngomong-ngomong, apa pekerjaanmu?
Sayang, temanku bertanya
soal pekerjaan.
Maaf.
Aku sudah pensiun.
Apa tidak terlalu cepat?
Anggap saja investasiku berhasil.
Aku mulai bekerja saat masih muda.
Jadi aku pensiun saat masih muda.
Lalu apa kegiatanmu setiap hari?
Apa kamu tidak bosan?
Di rumah. Maksudku...
Dia bekerja di rumah.
Ada pekerjaan yang dia lakukan.
Semacam itu.
Kenapa kalian tidak pernah berkunjung ke kantorku?
Aku merasa tersinggung.
Kamu tidak mengundang kami.
Aku punya katalog baru
yang akan diluncurkan.
Aku akan mengundang kalian. Bagaimana?
Yang satu ini baru saja lulus.
Namanya Ahu.
Ahu? Nama yang cantik.
Iya. Seperti wajahnya.
Tentu saja.
Ini anakku.
Namanya Leyla, kan?
Bagaimana kamu bisa tahu?
Aku hanya menebak saja.
Ayaz, bagaimana kalau kita pergi dari sini?
Tapi aku merasa nyaman disini.
Biarkan saja dia disini.
Kamu saja yang pergi.
Tinggalkan dia disini.
Ada hal yang harus kita lakukan, Ayaz.
Benarkah? Kenapa aku baru tahu sekarang?
Banyak yang harus kita lakukan. Ayo!
Bibi Dariman, tolong biarkan dia pergi!
Ayaz, nanti datanglah kesini lagi.
Aku akan datang lagi, Bibi Dariman.
Berikan saja fotonya kepadaku.
Baiklah. Aku akan mengeceknya dulu
dan aku akan menghubungi kalian.
Baiklah. Kami akan menelepon kalian.
Bibi, terima kasih banyak
atas perhatiannya.
Aku yakin kali ini sausnya sangat enak.
Kamu harus bertanya kenapa.
Kenapa?
Karena aku memasukkan cintaku ke dalamnya.
Apa jarimu teriris pisau?
Iya.
Kemarilah. Akan kubersihkan lukanya.
Tunggu sebentar.
Kemarilah. Kemarilah.
Apa terasa sakit?
Iya. Sakit.
Semoga dengan ini, sakitku bisa hilang.
Apa yang kamu bicarakan?
Tidak apa-apa.
Terkadang luka tidak bisa sembuh.
Meskipun sudah diperban, tetap saja terasa sakit.
Kenyataannya luka itu masih basah.
Tidak segera sembuh.
Seyma, apa yang terjadi?
Aku mau mengatakan sesuatu padamu, Mete.
Kamu sudah membuka rumah dan hatimu
untukku, Mete. Aku ingin jujur padamu.
Mungkin kamu tidak akan suka mendengarnya.
Aku akan menjelaskan semuanya padamu.
Sejujurnya aku tidak mau
ada kebohongan di antara kita.
Silakan. Aku siap mendengarkannya.
Aku bertemu dengan Riza
sebulan yang lalu di lobi sebuah hotel.
Tapi aku berjanji padamu
kalau itu adalah pertemuan terakhir kami.
Dia meneleponku duluan dan aku kesana.
Aku mengatakan padanya kalau semua sudah berakhir.
Tidak ada hubungan apapun di antara kami.
Lalu aku pergi meninggalkannya.
Meskipun dia tidak menyukainya.
Apakah...
Apakah ada kejadian lain?
Apa maksudmu?
Maksudku, jadi kamu hanya berbicara
lalu kamu langsung pergi.
Iya. Tentu saja.
Kemarilah.
Halo.
Halo. Saya melihat iklan lowongan pekerjaan
dan anda sedang mencari penata rambut.
Saya ingin datang untuk wawancara.
Silakan. Apa anda lulus
dari sekolah kejuruan?
Iya. Maksudnya tidak.
Saya tidak lulus sekolah kejuruan.
Tapi selama ini saya bekerja sebagai penjahit.
Sayang sekali. Kami sedang mencari
lulusan sekolah kejuruan.
Baiklah. Terima kasih.
Selamat siang.
Kamu tidak akan mempercayai
apa yang baru saja terjadi.
Oyku, mau apa kita disini?
Kita akan bekerja.
Apa kamu masih berusaha membalas dendam?
Tidak. Aku hanya ingin membeli tomat.
Ayo. Ikuti aku.
Jadi apa kamu menyukai teman-temanku?
Iya. Tentu saja.
Aku menyukai mereka.
Kalimat itu seakan-akan ada kata "tapi".
Ayolah. Katakan padaku.
Tidak. Tidak ada kata "tapi".
Bulent. Kita memang belum terlalu lama bersama.
Tapi aku sudah sangat mengenalmu.
Tapi aku tidak seperti mereka.
Jangan berharap kalau aku seperti mereka.
Tentu saja. Tapi aku tidak
berharap begitu padamu.
Aku tidak bisa menjadi seperti mereka.
Mungkin itu bukan dirimu yang sebenarnya.
Kamu terlihat seperti orang lain
saat bersama denganku.
Jangan berkata begitu, Bulent.
Aku memang tidak bekerja.
Kamu sudah tahu alasannya.
Kalau itu membuatmu malu, beritahu aku.
Aku bangga padamu.
Aku tidak mengharapkan
kata-kata penghibur.
Aku berbicara jujur.
Aku tidak malu.
Aku bangga padamu.
Baiklah. Sekarang ayo kita makan dessert.
Baiklah. Tapi aku yang akan memilihnya.
Seperti biasa.
Apa bisa cepat?
Aku bisa terlambat.
Apa kamu mau kita terbang?
Jalanan sedang padat.
Halo, Bibi!
Halo, Nak!
Apa Bibi baik-baik saja?
Kamu sudah besar sekarang.
Siapa itu? Kemarilah, Tampan.
Apa dia sedang berbicara denganku?
Apa ada pria tampan yang lain?
Kamu benar.
Aku harus ke WC dulu.
Apa kamu bisa menjaga daganganku?
Aku memang tidak bisa menjualnya.
Tapi Ayaz pasti bisa.
Hanya sebentar.
Tunggu, aku...
Aku tidak bisa berdagang!
Apakah ini permainanmu?
Bukan. Ini dagangan.
Baiklah. Baiklah.
Dia meneleponku dan dia juga menceritakan
tentang rumahnya yang besar.
Dia bilang rumahnya sangat besar.
Saat aku mendengarnya, aku sangat bahagia.
Meskipun Orhan masih marah,
aku sama sekali tidak peduli.
Aku juga turut bahagia.
Meral, ada apa?
Kamu terlihat sedih.
Kamu harus menjaga rahasia ini.
Baiklah. Ceritakan padaku.
Sudah berbulan-bulan,
aku tidak membayar sewa rumah.
Benarkah?
Benar. Dan aku sangat bingung sekarang.
Aku tak punya pekerjaan
dan aku juga tak punya tabungan.
Seandainya aku punya uang,
aku pasti akan membantumu.
Tapi sayangnya, aku tak punya uang.
Iya, aku tahu. Kalau kamu punya uang,
kamu pasti akan meminjamkannya padaku.
Itu sudah pasti.
Apa kamu melihat lowongan pekerjaan di sekitar sini
atau mengenal orang yang mencari seorang karyawan?
Aku tidak tahu lowongan penjahit.
Tapi aku tahu yang lain.
Ada sebuah kafe disini
dan mereka membutuhkan pencuci piring.
Sebaiknya kamu kesana.
Tukang cuci piring.
Anak-anak pasti tidak akan suka.
Tapi apa boleh buat.
Bagaimana?
Apa anda ingin membeli tomat ini?
Iya. Pilihkan yang bagus.
Baiklah.
Silakan. Tomat pilihan.
Datang lagi lain waktu.
Kualitas tomatmu, bagus atau jelek?
Tomatku ini, semuanya segar.
Tapi, Bu. Kita sudah membeli tomat.
Ibu mau membeli tomatnya.
Aku akan membelinya.
Akan kucarikan yang segar.
Oyku.
Terima kasih.
Silakan.
Aku selalu disini.
Datang lagi lain waktu.
Terima kasih.
Apa kamu juga mau tomat ini, Nona?
Tidak. Terima kasih.
Menurutku, beli saja tomatnya.
Kamu masih muda. Kamu butuh tomat.
Apa maksud anda?
Apa kamu tahu? Saat aku seusia kamu,
aku membeli banyak tomat karena banyak khasiatnya.
Kenapa anda berhenti?
Apa yang terjadi?
Apa anda tidak melihat kalau
ada wanita tua yang ingin menyeberang?
Dia sudah tua.
Sebentar lagi juga dia akan mati.
Kamu mau kemana?
Nenek mau kemana?
Aku akan membantu Nenek.
Terima kasih.
Hati-hati, Nek.
Apa kau sedang bercanda?
Aku sudah bilang. Aku sedang terburu-buru.
Apa kau tidak memahami omonganku?
Apa?
Sebaiknya kamu keluar.
Apa kau tidak mengerti?
Ayo keluar!
Kukatakan padamu untuk keluar!
Aku akan mencatat nomor plat mobilmu!
Lihat saja nanti!
Sudah bertahun-tahun aku berjualan tomat,
aku belum pernah mendapatkan uang sebanyak ini.
Inilah yang dinamakan bakat.
Nak, bawa dia kesini lagi.
Minggu depan datanglah kembali.
Maksud anda, minggu depan kami harus kesini lagi.
Aku mengerti maksud anda. Jangan khawatir.
Aku senang karena kamu datang hari ini.
Sampai jumpa.
Apakah kamu mengira kamu akan
mengalahkanku dengan mudah?
Baiklah. Aku mengaku kalah darimu.
Kuterima kekalahanmu. Sekarang cium tanganku.
Leluconmu tidak lucu.
Sekarang bagaimana dengan rencana makan malam kita?
Aku pantas mendapatkannya.
Tentu saja kamu pantas mendapatkannya.
Datanglah dan jemput aku malam ini.
Kalau begitu, kenakan pakaian yang bagus.
Apa aku pernah berpakaian jelek?
Tidak pernah. Aku hanya memintamu
untuk berpakaian bagus.
Kalau bisa, pilihlah pakaian yang luar biasa.
Karena malam ini sangat istimewa.
Kamu sangat cantik.
Terima kasih.
Ada apa?
Untuk sesaat, aku merasa aneh.
Kenapa?
Karena untuk yang pertama kalinya,
kamu masuk ke mobilku dengan kemauanmu sendiri.
Tanpa paksaan dariku.
Bukankah ini yang kamu harapkan?
Tentu saja ini yang kuharapkan. Kamu benar.
Sekarang kita mau kemana?
Kita lihat saja nanti.
Tidak kusangka. Ternyata kamu bisa memasak.
Aku juga ingin melihatmu memasak seperti ini.
Aku tidak mau capek.
Kamu selalu saja begitu.
Kamu hanya bisa memanggang roti.
Mete, aku mau mandi dulu.
Silakan.
Sudah dua hari aku tidak mengganti pakaian.
Kamar mandinya ada di atas.
Burcu.
Bajuku tidak akan muat dipakainya.
Burcu, bajuku muat dipakai Emre.
Aku yakin bajumu akan muat dipakai Seyma.
Pinjamkan padanya. Kumohon.
Berikan juga istri kakakmu ini handuk yang bersih.
Istri Kakak?
Cepat lakukan.
Kalau kamu keberatan, sebaiknya tidak usah saja.
Tidak. Tidak ada masalah,
Seyma, istri Kakakku. Ikut aku.
Ilker, kamu sudah makan selama 8 jam. Apa kamu sadar?
Tapi sekarang situasinya darurat.
Pintunya juga terkunci.
Dan kamu tahu kalau aku tidak bisa keluar.
Ini makanan terakhirku. Aku cepat lapar.
Kamu sudah tahu, kan?
Kamu juga sudah tahu, kan
Kalau aku cepat marah. Aku sudah bersabar sejak pagi.
Aku tidak mau tahu.
Kamu harus menyelesaikan makananmu.
Katakan saja kalau kamu mau roti ini.
Kamu saja yang makan.
Aku tidak punya selera.
Habiskan semuanya sekarang juga.
Jangan masuk ke kamar itu.
Kamar mandinya ada di bawah.
Baiklah.
Ayaz, aku tidak bisa mempercayainya.
Kapan kamu menyiapkan semuanya?
Aku selalu memberimu kejutan
setiap hari. Benar, kan?
Iya. Maksudku kamu...
Kamu selalu...
Itu memang salah satu kelebihanku.
Kamu memang sombong.
Tadi kamu bilang kalau kamu lapar.
Aku sudah memesan makanan.
Bagaimana dengan kencan Papa hari ini?
Baik. Sangat baik.
Aku punya kabar baik untuk Papa hari ini.
Apa Papa tahu kalau semua makanan ini
dibuat oleh Seyma?
Benarkah? Makanannya sangat lezat.
Selamat makan, Papa.
Papa?
Oyku, ada masalah apa?
Tidak ada masalah apa-apa. Kenapa?
Aku sudah mengenalmu. Aku tahu.
Pasti ada sesuatu yang terjadi.
Aku hanya merasa kalau semuanya sangat indah.
Semuanya sangat luar biasa.
Dan sejujurnya, ini membuatku takut.
Apa kamu takut padaku?
Padamu... Padaku...
Pada kita berdua.
Tapi ini saatnya untuk kejutan.
Kejutan? Kejutan apa lagi?
Aku punya banyak kejutan.
Tapi kamu memberitahuku kalau kamu takut.
Jadi aku tidak akan mengatakannya.
Baiklah. Aku tidak takut.
Pesonaku yang tidak tertahankan.
Kita selesaikan makan malamnya dulu.
Ini terlalu asin.
Mungkin lidahmu yang asin.
Aku merasa makanannya lezat.
Papa, bagaimana dengan teman-teman Nyonya Onem?
Baik. Sangat baik.
Aku yakin mereka sangat keren. Benar, kan?
Mereka dari kalangan kelas atas.
Benar. Kalangan kelas atas.
Kita tidak akan mengerti.
Papa memutuskan untuk bekerja lagi.
Berita yang bagus.
Mari kita rayakan hal ini.
Apa Papa serius? Jangan begitu.
Papa sudah menjalani kehidupan pensiun yang lancar.
Papa tidak perlu bekerja lagi.
Lakukan saja hobi Papa atau berjalan-jalan ke luar negeri.
Tidak. Papa bosan.
Papa ingin bekerja.
Aku bisa menawarkan untuk bekerja denganku.
Tapi Papa tidak akan suka dengan pekerjaannya.
Ayah akan mencari kerja.
Jangan khawatir.
Makan malam yang lezat.
Iya. Aku juga tidak akan menolak
untuk makan malam lagi.
Ayaz, maksudku aku tidak mau makan lagi.
Aku sudah kenyang. Aku makan sangat banyak tadi.
Lagipula ini tidak bisa dimakan.
Angkat tutupnya.
Apa kamu menyukainya?
Ini malam yang menyenangkan.
Tapi menurutku, akan lebih menyenangkan,
jika aku tidak basah. Apa kamu menyukainya?
Ayaz, aku tidak mempercayai ini.
Bukan hanya ini kejutannya. Jangan khawatir.
Mahmut si kelinci.
Ini pertama dan terakhir kalinya,
aku bermain kartu.
Apa ini?
Kita pernah memperbaiki mobil bersama.
Ayaz, aku tidak tahu harus berkata apa.
Kamu tidak perlu berkata apapun.
Berikan saja tanganmu.
Ayo kita pulang.
Kita pulang.
Terima kasih. Malam ini luar biasa bagiku.
Apalagi untuk hadiahnya.
Terima kasih banyak...
- Tidak perlu berterima kasih.
Lebih baik katakan hal yang lain.
Sudah beberapa kali kamu
mengucapkan terima kasih kepadaku.
Katakan hal yang lain.
Oyku, kamu mau aku melakukan apa?
Apa maksudmu?
Aku juga tidak mengerti.
Maksudku aku harus bagaimana lagi?
Kamu sudah sering jalan-jalan bersamaku.
Kamu sudah mengenalku.
Beginilah diriku. Inilah Ayaz.
Tidak kurang atau lebih.
Ayaz...
Aku...
Apa yang sedang kamu pikirkan?
Kamu tidak pernah mengatakan apapun.
Apa status kita? Pacar?
Teman? Saudara? Aku tidak mengerti.
Aku bingung bagaimana harus bersikap padamu.
Orang-orang sering bertanya kepadaku.
Dan inilah pertama kalinya aku bertanya.
Dan aku benar-benar tidak tahu jawabannya.
Tolong kamu pikirkan dengan baik.
Dan berikan aku jawaban sekarang, Oyku.
Aku akan menunggu.
Sampai kamu mau memberikan jawabannya.
Ayaz, aku...
- Jangan mengatakan "Ayaz, aku..".
Lakukan sesuatu.
Katakan ya atau tidak.
Kamu bisa menamparku atau memelukku.
Terserah padamu. Tertawa atau menangis.
Semuanya terserah padamu.
Kamu harus melakukan sesuatu.
Aku harus pergi.
Aku akan menginap di rumah Burcu.
Aku akan naik taksi.
Terima kasih untuk...
Halo, Sayang?
Iya, aku ada di rumah.
Baiklah. Aku akan menunggumu.
Siapa itu, Burcu?
- Oyku.
Ayaz.
Kamu sudah keterlaluan.
Jawablah. Mungkin dia punya masalah.
Halo?
Aku membutuhkanmu, Teman.
Itulah sebabnya kamu tidak boleh
menaruh banyak bahan.
Supaya tidak encer.
Terlalu banyak bahan untuk wafel.
Itu tidak boleh!
Untuk membuat wafel,
seharusnya dibiarkan kosong saja.
Kenapa sekarang membicarakan wafel, Ilker?
Kipas angin, blender,
pesawat terbang, pelayan...
Lipstick, stoberi, wafel.
Aku mengerti, Ilker.
Aku mengerti.
Sayang.
Maafkan aku.
- Jangan meminta maaf, Ilker.
Itu tanggung jawab yang besar.
Menjadi seorang Ayah.
Ada yang lebih penting dari hal itu, Ilker.
Kamu harus memahaminya.
Aku tahu, Sayang.
Aku tahu.
Aku tahu kamu ingin menjadi seorang Ibu.
Aku tidak hanya ingin
menjadi seorang Ibu.
Aku ingin menjadi ibu dari anak-anakmu.
Ada apa?
Apa kamu baik-baik saja?
Ceritakan pada kami, Oyku.
Kamu akan membaik.
Kamu sudah sering membantuku.
Aku juga ingin membantumu.
Kami bersenang-senang
menghabiskan waktu bersama.
Kami makan malam di restoran
dengan pemandangan yang indah.
Dia menyediakan banyak hadiah untukku.
Seperti simbol saat kami bersama-sama.
Sungguh menyenangkan.
Aku sangat senang.
Lalu dia ingin menciumku.
Dan aku menghindar.
Apa masalahnya dengan ciuman?
Aku tidak mengerti.
Kalian pernah berciuman sebelumnya.
Kenapa sekarang menjadi masalah?
Dia bertanya mengenai hubungan kami.
- Lalu apa yang kamu jawab?
Aku langsung datang kesini.
Aku belum menjawabnya.
Kenapa kamu berbuat begitu, Oyku?
Aku melihat semua kontak
dari A sampai Z tapi...
Aku tidak menemukan siapapun.
Lalu aku memeriksa "M". Mete.
Aku menghubungi namamu, Mete.
Maafkan aku.
Teman, aku juga minta maaf.
Tidak, aku yang harus minta maaf.
Aku sudah bersikap kasar kepadamu.
Aku tidak menerima permintaan maafmu.
Aku yang harus meminta maaf.
Aku yang meminta maaf duluan.
Itu tidak sah.
Aku yang harus minta maaf.
Tidak, Ayaz.
Bagaimana kalau kita minta maaf bersamaan?
Bagaimana kalau kita lupakan saja?
Itu juga pilihan yang bagus.
Ayo. Ceritakan saja.
Ada apa denganmu?
Kenapa kamu menolaknya?
Kamu pernah menciumnya
dan sekarang kamu menghindar.
Terkadang kamu ingin bertemu dengannya,
kadang-kadang tidak mau.
Kenapa kamu melarikan diri?
Kamu sudah tahu kalau
aku punya masalah tentang hal ini.
Aku tahu tapi ini cerita lain.
Sudah jelas kalau kamu mencintainya.
Menurutmu begitu?
- Tentu saja.
Dia memberiku banyak hadiah.
Jangan seperti itu, Oyku.
Apa kamu akan mempercayai pria
yang hanya memberimu hadiah?
Kita sedang membicarakan Ayaz.
Kamu tidak bisa mempercayainya.
Dia tidak cocok dijadikan suami.
Dia cocok untuk bersenang-senang.
Kamu benar.
Ayaz bukan pria baik.
- Dia pria baik.
Jangan mendengarkan Seyma.
- Jangan mendengarkan dia!
Kamu akan menyesal.
- Kamu tak akan menyesal.
Percayalah padaku.
Kenapa kamu mempercayai Seyma?
Kamu keterlaluan.
- Kenapa? Apa aku salah?
Oyku, kamu akan menyesal.
Hati-hati.
Cukup! Aku bingung. Kita tidak bisa
membuat keputusan seperti ini.
Kamu benar.
Hanya ada satu cara.
Apa?
Apa?
Kita membuat pengadilan untuk Ayaz.
Wow. Jadi seorang Ayaz
menderita karena cinta.
Dan penyebabnya adalah Oyku.
Katakan apa saja yang kau mau.
Aku tidak akan protes.
Aku merasa kamu sudah
seperti orang lain sekarang.
Aku tidak akan percaya jika
aku tidak melihatnya sendiri.
Sepertinya aku tidak bisa
menyampaikan perasaanku sendiri.
Aku berharap ada orang
yang akan melakukannya untukku.
Namaku Burcu Uyar.
Aku mewakili Ayaz Dincer sebagai pengacaranya.
Nyonya Hakim, akan kumulai.
Pertama, kita harus melupakan masa lalu Ayaz.
Karena semua orang bisa berubah.
Keberatan.
Jangan berbicara berdasarkan asumsi saja.
Aku ingin melihat bukti-bukti.
Keberatan diterima.
Seseorang tidak akan bisa berubah.
Mereka akan selalu sama.
Jadi kamu mengakui kalau kamu masih
tidak baik seperti dulu.
Seyma sudah berubah.
Dia ingin menjadi orang yang berbeda.
Dan dia sudah berhasil melakukannya.
Sekarang jangan membahas masalah kalian
dan fokus saja kepada masalahku.
Baiklah. Aku adalah jaksa penuntut.
Namaku Seyma Cetim.
Jangan mengabaika
masa lalu Ayaz Dincer.
Karena dia sudah sering menebar pesona kepada
banyak wanita, mencuri hati gadis-gadis...
...meembuat mereka patah hati dan merusak barang bukti
yang berhubungan dengan mantan pacarnya.
Dia akan dihukum karena
kejahatannya tersebut.
Jika memang dibutuhkan, aku bisa menghubungi
salah satu korban Ayaz untuk memberikan kesaksian.
Keberatan, Yang Mulia.
Kenapa kamu keberatan?
Bukankah semuanya cukup jelas?
Yang Mulia, Ayaz pantas dihargai karena
dia sudah menunjukkan perilaku yang baik.
Itu tidak mudah. Sikapnya pada orang lain
dan teman-temannya sangat baik.
Kenapa kamu menilainya seperti itu?
Apa kamu mengira ini rapor anak TK?
Yang Mulia, jaksa penuntut amatir ini
tidak seharusnya mengejekku.
Apa yang kau katakan?
Aku bisa memasukkanmu ke dalam penjara.
Hati-hati dengan ucapanmu.
Yang Mulia, kumohon untuk menunda sidang ini.
Karena aku tidak bisa memutuskan yang terbaik.
Jangan bertengkar. Kita harus memutuskan
perkara ini secepatnya karena aku sudah mulai bosan.
Tadi kamu mau mengatakan apa, Seyma?
Cepat katakan.
Aku ingin mengatakan kalau Ayaz
tidak menganggap hubungan ini dengan serius.
Ayaz, apa kamu serius dengan Oyku?
Bagaimana bisa kamu menjadi seperti ini
karena yang Oyku lakukan kepadamu?
Aku masih bisa berpikir dengan akal sehat.
Aku tidak mudah terpengaruh
oleh orang lain.
Teman, Sekarang tingkahmu
benar-benar tidak masuk akal.
Sudah jelas kalau kamu terpengaruh olehnya.
Aku tahu.
Aku belum pernah seperti ini karena seseorang.
Seharusnya kamu melihat
apa yang telah kulakukan untuknya.
Aku menyiapkan banyak hadiah untuknya.
Jaksa Penuntut mengatakan bahwa
klien ku tidak serius.
Aku ingin bertanya kepadamu, Yang Mulia.
Siapa yang akan menyiapkan kejutan seperti itu
dan memberikan hadiah kepada wanita yang tidak dia cintai?
Keberatan, Yang Mulia.
Aku akan meminta pengacara Burcu Uyar
untuk berdiri di kursi saksi.
Apa?
Lakukan saja. Duduk di sana.
Baiklah. Apakah kamu bersumpah
untuk mengatakan yang sejujurnya?
Aku bersumpah.
Baiklah. Apa kamu sudah cukup lama
mengenal Ayaz Dincer?
Dia itu sahabat kakakku.
Jawab dengan iya atau tidak.
Iya.
Bagus. Lalu berapa kali Ayaz pernah
menjalani hubungan yang serius?
Bagaimana aku bisa mengetahui soal itu?
Yang kamu ketahui saja.
Kurasa tidak ada yang serius.
Tunggu sebentar.
Dia pernah berhubungan dengan seorang wanita.
Hubungan mereka cukup serius dan aku sangat yakin.
Jadi dia hanya memliki satu hubungan
yang serius selama 30 tahun.
Apa? Ayaz tidak berumur 30 tahun.
Anggap saja umurnya 30 tahun.
Lihatlah, Yang Mulia. Dia hanya berasumsi.
Kamu tidak boleh begitu.
Tentu saja boleh.
Pria ini hanya memanfaatkan wanita dan
Ayaz mencampakkan mereka begitu saja.
Itu tidak benar!
Tentu saja benar.
Aku ingin bertanya. Bagaimana kalau dia hanya
memanfaatkan Oyku dan mencampakkannya seperti wanita lain?
Kalau sudah seperti itu,
apa bedanya Oyku dengan wanita lain?
Oyku...
Dia tidak seperti perempuan lain.
Dia berbeda.
Dia sangat alami.
Tidak dibuat-buat.
Aku mengira perasaanku sudah hilang
seolah-olah aku mati rasa.
Tapi sekarang aku bisa
merasakannya kembali.
Dan perasaan ini membuatku bersemangat.
Marah, bahagia dan sakit hati.
Perasaan ini membuatku hidup kembali.
Aku merasakan semuanya
secara bersamaan.
Apapun namanya...
Kurasa orang-orang menyebutnya...
...cinta.
Tapi hal itu tidak penting.
Mungkin aku tidak pantas untuknya.
Lagipula sepertinya
dia tidak percaya padaku.
Dia tidak bisa dipercaya.
Bagaimana kita bisa menyerahkan
teman kita kepada pria ini?
Pria seperti ini, pria seperti ini.
Pria... seperti ini.
Pria seperti ini?
Foto ini lumayan bagus.
Maksudku...
Bagaimana kita bisa
percaya pada pria ini? Benar, kan?
Baiklah. Aku juga berpikiran sama.
Aku tidak punya keberatan lagi, Yang Mulia.
Keberatan.
Aku akan kaget kalau kamu tidak
mengajukan keberatan. Silakan katakan.
Percayalah padaku. Apa yang harus Ayaz lakukan
untuk membuat gadis ini percaya padanya?
Setelah semua yang dia lakukan,
kamu masih tidak percaya padanya.
Itu artinya, dia belum melakukan
sesuatu yang berkesan.
Ayaz adalah orang yang tepat untuk Oyku.
Tidak. Ada kemungkinan dua-duanya
akan kecewa.
Jika kita belum mencobanya,
kita tidak akan pernah tahu.
Jangan mempertaruhkan apapun. Jangan sampai
mereka menyesali apa yang terjadi.
Jika kita tidak mencobanya, kita tidak akan tahu.
Kamu sudah sangat mengerti hal itu, kan, Seyma?
Apa maksudmu kalau aku mengerti hal itu?
Cukup. Tenanglah.
Aku mengenal Oyku sejak kecil jadi aku memperkirakan
masa depan Oyku akan lebih baik darimu.
Kalian bukan anak-anak lagi.
Atau kita memang masih anak-anak.
Oyku harus berbahagia.
- Berbahagia dengan orang lain.
Tidak boleh dengan yang lain. Harus Ayaz.
- Dia akan menderita karena dirimu.
Dia tidak akan menderita.
Kenapa kamu tidak setuju dengan Ayaz?
- Aku ingin Oyku hidup bahagia.
Ayaz terlalu berotot.
Aku tidak mempercayai pria yang berotot.
Dulu aku merasa bahagia.
Kamu tahu, kan?
Hidup sebagai pria lajang.
Tapi lihatlah. Apakah keadaan
seperti ini cocok untukku?
Tentu saja ini tidak sesuai.
Aku tahu ini tidak cocok untukku.
Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa.
Aku berhak merasa kacau seperti ini.
Hanya untuk malam ini saja, Teman.
Baiklah, Teman. Kamu berhak merasa kacau.
Tapi jangan berlebihan.
Jadi aku tidak berhak untuk belebihan.
OK. Hari ini kamu boleh berlebihan.
Lakukan hal-hal yang konyol.
Itu benar.
Malam ini aku berhak melakukan itu.
Jadi kamu sudah membayar tagihannya.
Terima kasih.
Oyku sangat suka mengatakan itu.
Dia berterima kasih untuk segalanya.
Terima kasih, Tidak, Terima kasih.
Sudahlah. Seharusnya aku yang harus
berterima kasih padamu.
Ayo.
Kita ke rumahku saja. Kita bisa mengobrol.
Aku harus pergi sekarang. Seyma sudah menungguku.
Sebaiknya kamu pulang naik taksi.
Jadi Seyma sudah menunggumu.
Dia pindah ke rumahku hari ini.
Aku tidak terkejut mendengarnya.
Apa maksudmu? Jangan bicara sembarangan.
Apa kau mau bertengkar lagi?
Jangan serius seperti itu.
Aku tidak bermaksud apa-apa. Maafkan aku.
Kudoakan supaya kamu berbahagia.
Salah satu dari kita harus berbahagia.
Baiklah. Ayo kita pulang.
Aku akan menemanimu mencari taksi.
OK, OK. Aku mau berjalan-jalan sebentar.
Malam ini jalanan adalah milikku.
Setidaknya ada yang kumiliki malam ini.
OK. Semuanya milikmu.
Kita harus menyelesaikan masalah ini.
Kalau begitu, aku akan menanyakan
pertanyaan terakhir.
Menurutmu...
Cinta itu apa, Yang Mulia?
Cinta...
Cinta itu saat jantungmu berdetak
dengan cepat saat merasakan nafasnya.
Cinta itu bersenang-senang bersamanya
seperti anak kecil.
Cinta itu bermimpi bersama.
Cinta itu saling berbagi.
Cinta itu selalu memimpikan
tentang dirinya.
Cinta adalah menjadi satu.
Ayaz adalah pria yang tepat.
Besok aku akan memberikan jawaban
yang dia tunggu.
Aku sudah memperingatimu.
Jangan menyesal nanti.
Apa Ibu tahu kalau aku ingin mencium orang
yang membuatkan sarapan ini?
Karena aku bisa mencicipi makanan yang enak ini.
Ditambah lagi, dihidangkan oleh ibuku yang cantik.
Ada apa? Kenapa kamu sangat senang?
Aku sudah membuat keputusan.
Aku sangat bahagia sekarang.
Tentang Kak Ayaz, kan?
Habiskan sarapanmu, Cem.
Jangan ikut campur.
Akan kubuka.
Lanjutkan sarapanmu.
Burcu sudah datang.
Dia akan membantuku bersiap-siap.
Apa? Bersiap-siap?
Untuk apa?
Itu orangnya.
Emre!
Ada apa?
Apakah ini benar?
Tergantung apa yang sudah dia katakan.
Apakah kamu benar-benar telah
menghina bapak ini?
Dia bohong. Itu tidak pernah terjadi.
Jangan berbohong. Kamu mengeluarkanku
dari taksi. Kamu bersikap tidak sopan.
Jadi maksudmu aku yang
memaksamu keluar dari taksi.
Apa kau lihat?
Emre, kamu sudah tahu untuk mengantar
pelanggan kemanapun dia mau pergi.
Dia memberitahuku kalau kamu menolong
seorang nenek sedangkan dia sedang terburu-buru.
Pelanggan itu lebih penting
daripada orang lain. Mengerti?
Wanita tua itu membutuhkan bantuan.
Makanya aku menolongnya. Apa masalahnya?
Karena kamu sudah menolongnya, aku terlambat datang
ke pertemuan. Siapa yang mau bertanggung jawab?
Apa kamu tidak punya helikopter
atau mobil pribadi?
Gunakan kendaraan yang lain.
Jadi kamu belum mengenal siapa diriku.
Aku tidak peduli siapa namamu.
Tapi sudah jelas kamu adalah
lelaki yang menyebalkan.
Berhati-hatilah kalau berbicara.
- Apa yang akan kau lakukan?
Emre!
Pergilah. Tinggalkan kuncinya dan pergilah.
Jangan coba-coba datang
ke sini lagi. Mengerti?
Untuk apa baju-baju itu?
Inilah sihir. Aku akan menyiapkannya dengan sempurna
bahkan kamu tidak akan bisa mengenali dirimu sendiri.
Baiklah.
Tolong pegang ini.
Kalau anda belum membayar uang sewa
minggu ini, aku akan mengirimkan juru sita.
Aku sudah membuat kesalahan.
Kamu sudah membayar kesalahanmu
dengan baik.
Aku sudah menyiapkan semuanya untukmu. Dengan tanganku sendiri.
Apa kamu tidak memesan makanan?
Aku sudah menelepon tapi tidak ada yang mengangkat.
Karena masih pagi. Belum ada restoran yang buka.
Semalam aku berpikir keras dan sekarang...
Aku... Aku sudah siap.
Menjadi seorang ayah.
Bagaimana kamu bisa berubah
dalam waktu semalam?
Karena...
Kamulah satu-satunya yang aku miliki.
Aku akan menjadi lelaki paling bahagia di dunia ini
jika aku memiliki seseorang dari bagian hidupmu.
Aku sangat mencintaimu.
Aku juga sangat mencintaimu.
Jika aku dan kamu digabung,
aku yakin koktail kita akan sempurna.
Kamu memanggil anak kita "koktail".
Kalau bisa, aku akan memanggilnya "pizza".
Koktail lebih bagus.
Tunggu, tunggu.
Apa kita tak akan makan dulu?
Ada yang lebih penting.
Berdiri.
Yang ini saja.
Terlalu terbuka, Burcu.
Bagaimana dengan yang ini?
Yang ini terlalu mencolok.
Aku tidak menyukainya.
Yang ini.
Yang ini terlalu polos.
Aku tidak tahu mau pakai yang mana.
Baju yang pertama itu bagus. Kamu bisa
memakainya dengan sepatu high heels.
Yang ini terlalu santai.
Ayolah, Oyku.
Aku bisa putus asa sekarang.
Tidak ada baju yang kusukai, Burcu.
Gaun milikku sangat bagus. Baiklah.
Akan kutunjukkan gaun yang terakhir.
Kalau kamu masih tidak menyukainya,
aku akan marah padamu.
Jadi sekarang kamu mengancamku.
Begitulah. Sudah jelas
aku telah mengancammu.
Gaun ini cantik.
Kamu mengatakan itu karena kamu menyukainya
atau karena aku sudah mengancammu, Oyku?
Dua-duanya.
Kalau begitu, bersiap-siaplah.
Kamu terlihat sangat cantik, Oyku.
Semuanya akan baik-baik saja.
Menyebalkan. Baterai ponselku habis.
Padahal sedang di bagian yang seru.
Maafkan aku sudah menganggu kalian.
Kamu menaruh charger dimana, Sayang?
Ada di kamar.
Baiklah. Aku akan mengambilnya.
Aku yakin kalau pembunuhnya
adalah pria itu. Lihat saja.
Aku bisa melihatmu, Burcu.
Kamu sedang apa?
Sampai kapan perempuan itu
akan berada disini?
Perempuan itu?
Kenapa kamu berbicara seperti itu, Burcu?
Dia bisa tinggal disini selama
yang aku mau. Mengerti?
Apa aku boleh bertanya sesuatu?
Tidak boleh.
Aku sedang tidak ingin berbicara.
Kumohon mengertilah.
Papa, katakan sesuatu kepadanya!
Apakah keluarganya memiliki masalah?
Apa aku boleh bertanya sesuatu?
Apa yang sudah Seyma lakukan pada Papa?
Kenapa Papa terlihat sangat membencinya?
Apa yang kau katakan, Mete?
Papa tidak membencinya.
Kalau begitu, tidak ada masalah. Ya, kan?
Tentu saja tidak. Tapi...
- Tidak ada kata tapi.
Aku ingin semuanya berjalan lancar
seperti sekarang. Aku merasa sangat bahagia.
Semua orang harus menghargai itu.
Kumohon mengertilah.
Apa yang kau lakukan?
Aku sudah memberitahumu
untuk tidak masuk ke kamar ini!
Apa yang kau lakukan?
Berani sekali kau menyentuh
barang-barang milik Mamaku!
Apa yang terjadi?
Kenapa kamu masuk ke kamar ini?
Semuanya akan baik-baik saja.
Ini aku, Ayaz.
Aku sedang mencari sesuatu.
Aku mencari selimut.
Aku yang salah. Aku menyesal.
Baiklah, Sayang. Ini bukan salahmu.
Ini tidak disengaja.
Jangan menangis. Tenanglah.
Tidak sengaja? Apa maksudmu?
Saat aku masuk ke kamar ini,
dia sedang memakai anting-anting Mama.
Mungkin saja dia berniat untuk mencurinya.
Kita tak akan pernah tahu.
Burcu! Hati-hati kalau berbicara.
Siapa yang kau sebut pencuri?
Sudah jelas dia yang kusebut pencuri!
Aku tidak mengerti kenapa
kamu masuk ke kamar ini.
Aku benar-benar menyesal.
Aku hanya mencari charger.
Lihatlah. Dia berbohong. Dia sudah membohongi kita
dengan berpura-pura mencari charger.
Sejak kemarin dia sudah
mau masuk ke kamar ini!
Itu tidak benar, Burcu! Aku benar-benar
mengambil charger. Lihatlah ini.
Aku bersumpah.
Aku tidak berbohong, Sayang.
Bagus. Kamu menangis.
Lagipula Kak Mete akan memaafkanmu.
Kamu hanya perlu menangis
untuk meluluhkan hati Kakakku!
Burcu, kamu membuat kesabaranku habis!
Kak, aku tidak tahan lagi.
Wanita ini harus pergi dari sini secepatnya.
Burcu, diam!
Baiklah. Dia yang pergi
atau aku yang pergi.
Papa, katakan sesuatu.
Jangan diam saja!
Tidak. Kalian bisa tetap tinggal disini.
Aku yang akan pergi dari rumah ini.
Jika kalian berdua tidak menyukai Seyma,
dia juga akan pergi dari sini.
Ayo, Seyma.
Hai.
Hai.
Kurasa aku datang
di waktu yang tidak tepat.
Sudah lama aku tidak bertemu dengan mereka.
Aku merindukan mereka.
Iya. Kamu datang di
waktu yang tidak tepat.
Apa kamu tidak mau masuk?
Sebentar lagi.
Halo.
Hai.
Selamat tinggal.
Subtitle by SpecialELF888
This is FREE subtitle.
Not for SALE!