(Setengah genta) Genta (Bahasa Perancis) (Sr. True Dedication) Teman kita ini merasa penjelasan Thay tentang kematian cukup menenangkan Sekitar 18 tahun lalu dia ikut retret tradisi Tibet temanya tentang "Kematian". Sang Guru menjelaskan cukup detail bagaimana cara transfer "kesadaran" Pada penghujung kematian, tetapi juga apa yang terjadi setelah kematian Sang Guru juga menjelaskan details tentang berbagai jenis neraka yang ada Ada neraka dingin dan panas, dan ada gambaran dalam neraka Salah satu gambarannya adalah makhluk halus kelaparan, Mungkin saja kita terlahir ke neraka demikian dengan kondisi kerongkongan kecil dan dia sangat kelaparan sementara tidak bisa menerima makanan yang masuk ke dalam badan untuk memperkuat diri kita Ada juga gambaran lain yang telah dijelaskan Teman kita ini bertanya Apakah gambaran seperti itu membantu kita? [mencari catatannya] bangun, [ketawa] sebagai alat untuk membantu kita untuk hidup lebih bermakna dan selaras dengan kehidupan ini hidup lebih indah atau apakah gambaran itu merupakan kenyataan sesungguhnya Berkaitan dengan itu, kita bisa mengatakan bahwa neraka juga ada di bumi pada momen ini gambaran itu merupakan metafor pengalaman dalam hidup sekarang ini, atau apakah hal-hal itu hanya terjadi setelah kematian. Ada beberapa pertanyaan lagi, tapi saya kira cukup duluan..... [Ketawa] Pertanyaan ini berkaitan dengan koneksi antara tidur tanpa mimpi dan kesadaran gudang Berdasarkan bentuk pertanyaan kita tahu yang bertanya dia sudah punya jawabannya [Ketawa] Cara dia bertanya menunjukkan jawabannya sudah ada. Anda setuju? Tapi, ada kesempatan buat kita melihat bahwa ajaran Buddha bisa membantu banyak orang bukan hanya orang yang berintelektual tinggi saja tetapi juga mereka yang tidak punya latar belakang pendidikan bagus Ajaran Buddha membantu semua. Ada jenis Ajaran Buddha untuk mayoritas ada Ajaran Buddha mendalam hanya untuk minoritas. Ajaran ini bisa saja saling "bertolak belakang" berkaitan dengan bentuk luar. Oleh karena itulah dijelaskan bahwa Ajaran Buddha ada 84000 Pintu Dharma, dan banyak jenis ajaran, banyak jenis praktik. Ada ajaran bagi mereka yang takut akan hukuman. jika mereka takut akibat buruknya, maka dia akan berperilaku lebih baik, karena mereka takut akibat buruknya. Itulah alasan tentang penjelasan neraka panas, dingin, dan sebagainya, Bisa saja membantu mereka, itu sejenis "ancaman". Jika Anda bertindak seperti itu, Anda akan menderita seperti ini. Di wihara banyak gambar neraka, sebagai bentuk peringatan: Jika Anda tidak berlatih pancasila buddhis Anda akan menderita seperti itu. Anda akan direbus dalam minyak mendidih seperti itu. Jika Anda berbohong, Anda masuk neraka, lidah Anda akan dikeluarkan lalu di potong. [audiens ketawa] Itu juga bisa membantu banyak orang tapi itu tidak membantu yang lainnya. Itu adalah Agama Buddha populer. Kita tahu mayoritas percaya kelahiran kembali, reinkarnasi Tapi, kepercayaan itu berasal dari pemahaman keliru atas "jiwa", ada "jiwa", ada "roh", yang berlainan sifat dengan tubuh, ketika tubuh ini mati, roh tetap hidup, roh itu mencari tubuh yang baru untuk berlanjut. Itu satu jenis kepercayaan atas kelahiran kembali dan itulah ajaran kelahiran kembali tapi bukan demikian ajaran mendalam dari Buddha, karena kepercayaan itu berdasarkan pemahaman keliru atas "jiwa" Ajaran apa pun yang bertentangan dengan pemahaman ketidakkekalan, tiada jiwa, dan nirwana tidak bisa dianggap sebagai ajaran tertinggi. Apakah Anda berpikir tentang penyebab-efek, kelahiran, akibat buruk, jika ajaran dan praktik Anda tidak mencerminkan ketidakkekalan, tiada jiwa, dan nirwana, maka itu bukanlah ajaran Buddha. Jadi, ada banyak ajaran berasal dari Veda dan upanishad. Kita tahu sebelum Buddha, sudah ada kepercayaan tentang reinkarnasi akibat buruk, ajaran itu bukan diciptakan oleh Buddha. Ajaran akibat buruk, reinkarnasi sudah ada sebelum Buddha. Ajaran seperti ini berlandaskan eksistensi jiwa. Sementara Buddha mengajarkan keberlanjutan, dari kehidupan ke kehidupan Ajaran Buddha berlandaskan bahwa tiada jiwa. tiada kekekalan, dan terakhir nirwana Tiada lahir dan tiada kematian. Kepercayaan itu bukanlah sepenuhnya dari Buddhis juga bisa membantu. Ada yang percaya dengan Tanah Murni Buddha Amitabha bukan di sini, Tapi di arah barat, dan Anda bisa ke sana setelah meninggal dunia. Ada juga mereka yang memiliki pandangan lebih baik dan berbeda, Kita tahu tanah murni sejati ada di sini dan saat ini dan perlu di barat atau juga di timur. Ketika pikiran Anda murni, Tanah itu juga Murni, pada saat bersamaan Itulah tampaknya menuju ke arah pengertian tepat. Semangat Ajaran Buddha adalah toleransi. Ada diantara mereka yang tidak bisa mengerti Ajaran Buddha yang lebih dalam. Kita perlu mengizinkan mereka untuk memeluk Ajaran Buddha yang lebih "tawar" Seperti ada gula dalam obat. Ada kejadian seperti itu Kita bukan sedang menuduh mereka karena ajaran atau sistem kepercayaan mereka bahwa ajaran itu tidak sepenuhnya tertuju pada kebenaran tertinggi. Karena kita berwelas asih, karena kita mengerti, lalu welas asih mungkin terjadi. Buddhis sejati selalu toleran, tidak fanatik Jika Anda terampil, Anda bisa pelan-pelan mengarahkan mereka, secara bertahap meninggalkan pandangan keliru mereka, dan pandangannya semakin hari semakin baik sepanjang waktu. Itu juga bisa berlaku untuk kita semua. Pada awalnya kita punya gagasan tentang Tiga Permata. Buddha, Dharma, dan Sangha Setelah 10 tahun berlatih, Kita punya pandangan lebih baik tentang Buddha, Dharma, dan Sangha dan setelah 50 tahun kemudian, Pengertian kita semakin mendalam tentang Buddha, Dharma, dan Sangha, jadi dengan demikian kita mulai mengerti maksud toleransi Janganlah berpikir bahwa pandangan kitalah yang terbaik. karena, kita sedang dalam proses kemajuan, Kita siap untuk meletakkan pandangan yang ada saat ini, Agar memperoleh pandangan lebih baik. Inilah praktik non-kemelekatan keapada pandangan Dalam Agama Buddha, jika Anda memiliki kebijaksanaan Anda akan lebih toleran dan menerima bentuk Agama Buddha bentuk lain Anda tidak mengkritik. Anda hanya bisa membantu mereka memiliki pandangan dan praktik lebih baik. Oleh karena itu seharusnya jangan ada konflik dan perang dalam sekte Agama Buddha. Inilah kenyataanya. Ada begitu banyak sekte Agama Buddha. Tapi mereka tidak pernah mengadakan perang "suci" untuk saling menghantam. Kita sepantasnya meneruskan tradisi toleransi itu. Toleransi, bukan karena Anda terpaksa menjadi toleran, tetapi karena Anda memiliki Pandangan tepat itulah alasannya hatimu terbuka, itulah alasannya Anda bisa mentoleransi terhadap mereka yang tidak memiliki pandangan serupa dengan Anda Anda pakai bahasa kasih dan mendengarkan mendalam, membantu dia meletakkan pandangan kelirunya, walaupun masih ada fanatisme atau sejenisnya dalam dirinya. Di sini kita belajar bahwa di momen ini bukanlah sesuatu yang eksis dengan secara independen, dari masa lalu dan masa depan. Anda tidak bisa memotong dan memisahkannya, masa lalu, masa ini, dan masa depan. Karena tiga masa: lalu, ini, dan depan, mereka saling berkaitan. Dalam salah satunya Anda bisa melihat dua masa lainya Itulah sebabnya, jika Anda menyentuh momen ini secara mendalam, Anda menyentuh masa lalu, dan menyentuh masa depan juga. Masa lalu masih ada, dan masa depan juga. Itulah pengertian mendalam yang Anda peroleh, Ketika Anda memeditasikan hakikat dari kesaling-tergantungan masa (waktu). (Setengah genta) (Genta)