Return to Video

THE HEADMAN

  • 0:04 - 0:10
    Ulu Baram, Sarawak, Malaysia. Rumah penduduk setempat suku Penan yang mengalami pembalakan liar luas.
  • 0:11 - 0:13
    Nama saya Nick Kelesau
  • 0:13 - 0:17
    Saya putra dari Kelesau Naan, almarhum Kepala Suku Long Kerong
  • 0:18 - 0:21
    Kami orang Penan dari Ulu Baram dan kami telah
  • 0:21 - 0:24
    tinggal di sini selama beberapa generasi
  • 0:26 - 0:30
    Ayah saya memimpin penduduk sini untuk mempertahankan hak kami
  • 0:30 - 0:32
    dan tanah kami dari pembalakan dan
  • 0:32 - 0:35
    Samling Timber Company yang
  • 0:35 - 0:37
    telah berusaha memasuki
  • 0:37 - 0:39
    tanah kami selama 30 tahun lebih
  • 0:46 - 0:48
    Kami mendapat ancaman, mengalami kekerasan
  • 0:48 - 0:51
    penangkapan, intimidasi, dan
  • 0:51 - 0:53
    pemerintah yang tidak
  • 0:53 - 0:56
    mengakui gelar adat setempat kami
  • 0:56 - 0:58
    atas tanah tempat kami tinggal
  • 0:58 - 1:01
    dan kami lindungi selama beratus-ratus tahun
  • 1:15 - 1:23
    Kepala suku Kelesau Naan dan orang-orang di
  • 1:25 - 1:31
    desa Long Kerong, Ulu Baram
  • 1:32 - 1:37
    Kelesau Naan lahir di tahun 1930-an
  • 1:37 - 1:42
    dan telah tinggal seumur hidupnya di hutan sekitar desa kami, Long Kerong
  • 1:42 - 1:46
    Dia dicintai rakyatnya dan keluarganya
  • 1:51 - 1:57
    Saya yakin ayah saya meninggal karena dia melindungi rakyatnya
  • 1:57 - 2:04
    dari perusahaan penebangan hutan dan melindungi rakyatnya
  • 2:04 - 2:07
    agar tidak kehilangan hak atas tanah mereka
  • 2:09 - 2:15
    Dia menghilang pada 23 Oktober 2007
  • 2:15 - 2:18
    Jasadnya ditemukan pada
  • 2:19 - 2:23
    17 Desember 2007
  • 2:26 - 2:32
    Hidup kami berubah ketika kepala suku kami menghilang
  • 2:32 - 2:36
    Kelesau bertekad kuat menghadapi perusahaan itu
  • 2:36 - 2:41
    karena semua pohon, seluruh lahan
  • 2:41 - 2:45
    semua hal baik yang kami miliki telah dihancurkan
  • 2:45 - 2:49
    Masa depan rakyat kami menjadi suram
  • 2:50 - 2:53
    Perbatasan penebangan Penan dekat Long Sebatu, Ulu Baram, 1994
  • 2:58 - 3:04
    Dia mengajari kami untuk tidak melepaskan hak kami dan untuk mempertahankan hutan
  • 3:04 - 3:08
    Dia mencintai dan menghormati hutan dan berusaha menjalin hubungan baik
  • 3:08 - 3:11
    dengan semua penduduk di Ulu Baram
  • 3:14 - 3:18
    Kami tak bisa menjelaskan penyebab kematiannya, yang tidak wajar
  • 3:18 - 3:22
    Kematiannya bukan seperti karena tersesat
  • 3:22 - 3:25
    ... atau hanyut di sungai atau semacamnya
  • 3:26 - 3:29
    Kami merasa ada sesuatu yang lain yang menyebabkan kematiannya
  • 3:29 - 3:32
    Kematiannya tidak wajar
  • 3:52 - 3:57
    Karena ayah saya menghilang dan tak seorangpun
  • 3:57 - 4:02
    mengurusi ibu saya dan
  • 4:02 - 4:07
    ibu saya harus tinggal bersama adik saya
  • 4:07 - 4:10
    yang kini sedang sakit
  • 4:16 - 4:21
    Ayah dan ibu saya menuju ke arah sana...
  • 4:21 - 4:26
    jejaknya mengarah ke Sungai Segita...
  • 4:26 - 4:31
    ... ke pondok di mana ayah saya hilang
  • 4:36 - 4:42
    Setelah beberapa pemblokiran antara tahun 1997 hingga 1998
  • 4:42 - 4:44
    ayah saya, bersama kepala suku dari
  • 4:44 - 4:47
    Long Sepigen, Song Sait, dan Long Ajeng,
  • 4:47 - 4:52
    mengajukan gugatan terhadap Samling Timber Company
  • 4:52 - 4:55
    dan Pemerintah Sarawak
  • 5:04 - 5:07
    Itulah tempat...
  • 5:07 - 5:11
    dimana perusahaan tersebut berusaha memasuki daerah Long Kerong sebelum
  • 5:11 - 5:17
    Pasukan Polis Hutan dan tentara datang dan mereka hanya ingin...
  • 5:17 - 5:19
    Mereka menembak ke udara...
  • 5:21 - 5:24
    dan menembaki orang-orang Penan dari Long Kerong
  • 5:24 - 5:27
    mereka mencegah tentara tersebut memasuki daerah mereka
  • 5:35 - 5:43
    Dari tahun 2006 sampai 2007, ayah saya berusaha lebih keras agar kasus ini sampai ke pengadilan
  • 5:43 - 5:46
    Sebulan sebelum ayah saya menghilang
  • 5:46 - 5:51
    dua karyawan Samling, Sarah dan Susan Pulut,
  • 5:51 - 5:53
    orang Penan dari Long Muboi,
  • 5:53 - 5:56
    pergi ke Long Lerong untuk mengawai kegiatan sehari-hari Ayah
  • 5:56 - 6:02
    Mereka ingin mengetahui kemana dan kapan dia pergi ke lahan untuk berburu
  • 6:02 - 6:07
    berapa lama dia di sana dan lewat sungai mana dia pergi
  • 6:07 - 6:11
    Orang Penan melintasi sungai dan memancing di sana
  • 6:11 - 6:17
    Sungai-sungai menghubungkan sawah, lahan berburu, dan desa kami
  • 6:18 - 6:20
    Sebulan kemudian Ayah menghilang
  • 6:23 - 6:27
    Sungai Segita. Jasad Kelesau ditemukan berhamburan di tepi sungai
  • 6:39 - 6:47
    Tulang-tulangnya berserakan dari sana sampai sini
  • 6:47 - 6:51
    Jam tangannya masih di sana
  • 6:53 - 6:56
    Tulang-tulangnya tersebar
  • 6:56 - 6:59
    Mengapa jam tangannya masih...?
  • 6:59 - 7:02
    Bahkan kalungnya juga.. masih di sana
  • 7:07 - 7:11
    Apa yang terjadi dengannya di sini, atau...
  • 7:12 - 7:14
    Karena kami menemukan jasadnya di sini
  • 7:14 - 7:21
    Apakah dia terluka di sini atau di tempat lain?
  • 7:31 - 7:38
    Mereka menemukan bagian-bagian kakinya, bagian ini, di sini
  • 7:38 - 7:43
    Bagian tubuh lain ditemukan di sana
  • 7:43 - 7:48
    dan (tenggoraknya), lebih jauh lagi di sana
  • 7:54 - 7:58
    Usaha-usaha untuk menyelidiki kematian Ayah saya
  • 7:58 - 8:04
    pupus oleh suap, ancaman dan penipuan
  • 8:04 - 8:11
    Kematian Kelesai menandakan kembalinya taktik yang umum dipakai pada tahun 1990-an
  • 8:11 - 8:13
    Inilah tindakan-tindakan orang yang putus asa
  • 8:14 - 8:24
    23 Oktober 2007 adalah terakhir kalinya Kepala Suku Long Kerong, Kelesau Naan dilihat oleh istrinya pergi memeriksa jebakan. Dia menuju Sungai Segita dan tak pernah kembali.
  • 8:25 - 8:35
    19/21 November 2007, Kho Thein Seng, atau Sio, tiba di Long Kerong untuk menawarkan bantuan keuangan kepada suku yang tengah berduka. Dia diikuti karyawan Samling yang menawarkan untuk membiayai pemakaman Kelesai, namun penyidik-penyidik Penan belum menemukan jejak kepala sukunya.
  • 8:36 - 8:46
    12 Desember 2007, Sio memberi tahu Nick bahwa Nick tidak perlu melaporkan ayahnya yang hilang. Tanpa sepengetahuan keluarganya, Sio mendaftarkan Kelesau di Seksi Registrasi, Kanwil Baram/Marudi, Sarawak.
  • 8:47 - 8:57
    17 Desember 2007. Setelah air Sungai Segita surut, jasad Kelesau Naan, termasuk tulang lengan yang patah, jam tangan dan kalungnya, ditemukan tersebar di sepanjang tepi sungai.
  • 8:58 - 9:08
    18 Januari 2008. Surat tertanggal 5 Januari 2008 sampai di Kantor Polisi Miri. Surat itu menyatakan tidak bertanggung jawab atas kematian Kelesau Naan. Nick langsung melaporkan penyangkalan dalam surat yang diduga dipalsukan tersebut.
  • 9:09 - 9:18
    Oktober 2010. Tiga tahun setelah hilangnya Kelesau, Polisi masih harus mengunjungi TKP di Sungai Segita.
  • 9:20 - 9:24
    Perusahaan-perusahaan penebangan dan Pemerintah Sarawak menggunakan polisi
  • 9:24 - 9:28
    untuk mengintimidasi dan memaksakan keberadaan mereka di salah satu
  • 9:28 - 9:31
    suku yang terpinggirkan di Malaysia
  • 9:31 - 9:34
    Komitmen Ayah saya terhadap perjuangan
  • 9:34 - 9:36
    dan pengorbanannya
  • 9:36 - 9:39
    telah mengilhami gerakan pembelaan
  • 9:39 - 9:41
    yang lebih kuat melawan orang-orang
  • 9:41 - 9:44
    yang menghapus hak-hak kami atas tanah adat kami
  • 9:56 - 9:59
    Kelesau tidak akan dilupakan oleh rakyatnya
  • 9:59 - 10:01
    Dan kami berharap orang Penan dan perjuangan kami
  • 10:01 - 10:04
    tidak akan Anda lupakan
Title:
THE HEADMAN
Video Language:
English
Team:
EngageMedia
Inda Tari added a translation

Indonesian subtitles

Revisions