Hi semuanya! Ini adalah tayang bincang
saya
mengenai orang-orang yang menginspirasi
saya
dan mereka yang memotivasi saya
untuk berbuat sesuatu
Jadi, tamu kita kali ini adalah
Kiki Febriyanti
seorang pembuat film independen
dari Indonesia
Hi, Kiki! Bagaimana kabarmu?
Hi, baik. Kamu?
Saya pun baik-baik saja
Terima kasih!
Terima kasih sudah bergabung
Saya pikir sangat penting untuk melakukan
perbincangan ini
karena saya ingin pemirsa
mengatahui cara mu
dan jalan yang kamu pilih
dan saya ingin bertanya
seperti apa rasanya menjadi seorang
pembuat film independen
saat ini, di era ini
tapi mari mulai dari awal
mungkin kamu bisa bercerita sedikit
apa yang mengawali ketertarikanmu
pada pembuatan film?
Bagaimana kamu memulai?
Ceritanya panjang
haha, tapi mari kita persingkat
karena saya harus merunut
ke masa kecil saya
jadi, awalnya
awalnya saya sebenarnya terinspirasi
teman baik kakek-nenek saya
dan dia adalah fotografer jurnalistik
jadi dia sering menunjukkan
yang dia kerjakan
dan saya berpikir, baiklah,
saya akan jadi fotografer jurnalistik juga
seperti dia
keluargaku pun suka nonton film
dan orangtuaku
nenek dan ibu bapakku
mereka sering mengajakku
menonton film di bioskop
tempatnya di dekat rumah
kami hanya butuh berjalan selama 5 menit
ke sana
lalu
saya ingat
orang yang bekerja sebagai tukang bersih
di sana
sudah akrab
akrab denganku
di bioskop, jadi
biasanya sebelum bioskop buka
dia mengajakku
bermain di dalam
hanya untuk melihat-lihat poster
dari film-film
dan sekadar duduk
di dalam bioskop sebelum
ada
penonton lain
jadi itulah bagaimana saya bisa tertarik
pada film
jadi, dari masa kecilmu
saat kamu masih kanak-kanak
dan pada tahun 2008 ada
saat saya masih di universitas, ada
lokakarya pembuatan film dokumenter
In-Docs
acara itu datang ke universitas saya
di Jember
Java Timur
lalu
saya mengikuti acara tersebut
dan saya terpilih
cerita saya terpilih untuk
mendapatkan beasiswa untuk diproduksi
lalu
itulah bagaimana saya mulai membuat film
jadi, pada tahun 2008
saya membuat film dokumenter pertama saya
jadi, itu 12 tahun yang lalu
ya, 12 tahun yang lalu
Apa film pertamamu? Tentang apa?
Film itu tentang dua orang
yang
mereka dicap buruk
karena mereka menderita
gangguan kesehatan jiwa
dan
saya membuat cerita tentang perasaan
mereka
tentang kehidupan mereka
Bagaimana mereka berjuang
untuk diterima masyarakat
di keluarga mereka
dan di lingkungan
jadi, film itu tentang
gangguan kesehatan jiwa dan
itu tentang tempat
tentang rumah sakit, ya, kerena
saya menonton film itu dan paham sedikit
tentang alurnya
ya, awalnya film itu dibuka dengan
pendirinya memberitahuku tempat itu
awalnya hanyalah
tempat untuk belajar Qur'an
seperti mengaji, tapi lalu
banyak orang datang
untuk memberikan tempat
bagi orang-orang ini
dan tempat itu menjadi seperti sekarang
seperti penampungan untuk orang-orang
dengan gangguan mental
ok, jadi ya
Bagaimana kamu menemukan cerita ini?
Bagaimana kamu menemukan
orang-orang ini? Bagaimana kamu menemukan
subjek?
sebenarnya
Saya sudah
seperti berteman
dengan pendiri
pesantren Islam
Al-Ghafur
karena ibu saya
bekerja sebagai guru
di sekolah dasar
dekat pesantren itu
dan itulah bagaimana saya mengenal dia
dan saya sering penasaran
karena orang-orang ini
orang-orang yang ada di sana
orang dengan gangguan jiwa
seperti kata warga sekitar
bebas berjalan-jalan
bebas
berkomunikasi dengan orang lain
di lingkungan itu
jadi mereka tidak berada di penampungan
seperti yang kita pikirkan
berada di dalam ruangan
dan tidak diperbolehkan keluar
sebaliknya, mereka
mereka berinteraksi
berinteraksi dengan warga di sana
itulah yang menarik
bagi saya
tapi maksud saya topik ini
cukup spesifik ya dan ini
huuuh ya
seperti awalnya
kita biasanya mengira mereka berbahaya
mereka
kita pikir kita harus menjauhi mereka
atau seperti itulah
tapi yang saya
selalu pelajari sejak kecil
mereka seperti kita, mereka
tidak berbeda dengan saya
mereka bisa berkomunikasi
dengan orang lain
mereka dapat bersosialisasi
mereka bisa bekerja dan saya pikir
Bagaimana kehidupan mereka
sebenarnya?
menghadapi situasi
menghadapi masyarakat, menghadapi
keluarga mereka
ini menarik bagi saya, dan seperti
melihat diri saya sendiri melalui
orang-orang ini, melalui subjek saya
itulah bagaimana dan kenapa
saya membuat film ini
Bagaimana reaksi subjekmu
saat mereka melihat kamera?
ya sebenarnya itu hal yang lucu
ya bagaimana mereka bereaksi
di depan kamera
di kasus saya
di film pertama itu
subjek seperti
Saya mencoba membuat mereka terbiasa
dengan kamera
jadi saat penelitian saya pun membawa
saya membawa kamera
jadi mereka dapat terbiasa dengan itu
dan mereka baik-baik saja
sebaliknya
salah satu kru
yang saya bawa ke lokasi
yang
seharusnya merekam ini
karena saya menyutradarai
jadi saya mencoba berkomunikasi
dengan subjek
dan tugas si kamerawan adalah
untuk merekam
dia tidak bisa, dia gugup
dan entah bagaimana
apa yang tak dikira
reaksi itu bukan dari subjek
tapi dari salah satu kru
ya
sebenarnya pertanyaan ini
membuat saya berpikir
Bagaimana subjek
subjek mana saja bereaksi pada kamera, ya?
Jika kita berbicara tentang pembuatan
film dokumenter
itulah mengapa saya selalu tertarik
dengannya
Saya senang kamu membuat film ini
dan ini terbuka kalau tak salah?
jadi, penonton dapat melihat
ya, ini ada di website yang bernama
cultureunplugged.com
jadi bisa kita tautkan di bawah
tentu saja
dan kalau saya tak salah kamu terpilih
berkat film ini di
beberapa festival film berbeda
dan kamu pun menghadiri
STEPS International
Film Festival of Human Rights
di Ukraina, di Kharkiv, di Ukraina, ya
pada tahun 2013, benar?
2014, dana kalau saya tak salah
itu sudah belalu sangat lama
tidak tidak tidak, itu pada tahun 2013, Ki
ahhh baiklah
benar? itu di tahun 2013
ya ya
Kamu menerima penghargaan
di festival ity
Kamu menerima penghargaan sebagai
pembuat film dokumenter terbaik
dan itu berkat film
Jangan bilang aku gila / Don't call me crazy
benar
mungkin kamu bisa ceritakan sedikit
tentang pengalamanmu
Festival pertama saya adalah di India
itu terpilih di India
bagi saya untuk menayangkan
film saya pada khalayak
khalayak umum yang lebih luas
dan itu sudah
membahagiakan saya ya
karena itu harapan saya
untuk menggugah kesadaran
akan orang-orang dengan situasi ini
tentang subjek saya
tentang kondisi itu ya
jadi saat mereka
maksud saya festival yang memberi
penghargaan ini
ini seperti bonus
karena bagi saya inilah kebahagiaan
saat publik mengetahui kondisi di sana
di kampung halaman saya
dengan orang-orang ini
jadi, ya itu adalah bonus
seperti kebahagiaan tambahan
ditambah lagi
Duta Besar Indonesia untuk Ukraina
menghadiri acara itu
dan dia beserta staf
juga sangat suportif
jadi ya, saya sangat bahagia dengan itu
Kamu bahagia dapat berbagi dengan publik,
benar
untuk berbagi cerita
ya, dan saya sangat memahamimu
Bisa bertanya tentant film ke duamu?
yang juga independen dan itu berjudul
"Yup, it's my body"
baiklah ya
Bagaimana kamu memilih topik dan subjek?
mungkin dapat kamu ceritakan sedikit
tentang film itu
Jadi, sebenarnya ini
film ke dua "Yup, it's my body"
saya membuatnya seperti
sebuah buku harian
karena saya sudah akan
lulus
dari universitas saya
danpada tahun-tahun itu
saya tinggal
bersama subjek-subjek saya
yang juga teman satu kos saya
teman tinggal saya di rumah sewa
dan saya menyadari bebera kebiasaan
kami
kami semua...seperti
kami selalu berdiskusi tentang citra tubuh
saya mencoba diet ini itu
dan saya bertanya pada mereka
Mengapa melakukannya? Untuk apa?
Di rumah sewa saya saat itu
kebanyakan dari mereka ingin
mengurangi berat badan
khususnya salah satu teman dekat saya
namanya Sara
dia lebih sering berbagi cerita
dengan saya
tentang hidupnya gaya hidupnya
seperti itulah
karena kami seperti keluarga
di rumah sewa itu
jadi saya mencoba mendokumentasikannya
seperti memorabilia
jadi saya merekam
saya memulai merekam dengan
Mini DV
jadi saya gunakan itu untuk merekam
awalnya saya gunakan untuk merekam
aktivitas dan situasi rumah kami
dengan handycam itu
dan kaset
awalnya saya menggunakan
sebenarnya kaset
bekas
jadi saya tidak membeli
saya dapat kaset mini DV
dari dokumentasi pernikahan
dan salah satu teman saya
dia seorang jurnalis televisi
jadi kaset itu sudah digitalisasikan
dia memberi saya
jadi saya seperti
menggunakan kaset itu lagi
dan lalu di In-Docs
saya membaca pengumuman bahwa
Ind-Docs membuka beasiswa lagi
untuk masterclass
jadi saya mengajukan diri dengan
cerita ini
yang sudah saya rekam sebelumnya
jadi, saya tinggal menelusuri topik itu
lebih lanjut
tentang citra tubuh
Sekarang ini, topik citra tubuh positif
menjadi sebuah agenda, ya
dan filmmu "Yup, it's my body" dibuat
pada 2009?
sembilan, sembilan ya
jadi itu adalah 11 tahun yang lalu
mengangkat topik
citra tubuh positif, ya
jadi, saya pikir kamu lebih maju
dari zaman itu
benar?
ya, menurut saya isu seperti ini
ya, ini buruk karena setelah sekian lama
kita masih harus
kita masih punya masalah seperti ini
Kiki, hal ini sangat bagus
Kamu menyinggung kaset di percakapan ini
ya dan
seperti yang saya pahami
kira-kira 12 tahun lalu kamu masih bisa
menyaksikan
era pra-digital
Kamu mungkin masih dapat bekerja
dengan film mungkin
mungkin bisa kamu ceritakan sedikit
tentang itu
Apakah ada perbedaan antara
pembuatan film analog dan digital
Sebenarnya ini seperti
sangat berbeda seperti
karena saat film analog
biayanya sangat besar ya
jika kita bicara soal produksi
karena kamu harus membeli kaset mini DV
dan satu kaset
harganya kira-kira 20 000 IDR
mungkin 2 USD saat itu
lalu satu kaset
mampu merekam sekitar 60 menit
sekitar 1 jam
dan sekarang kamu dapat menggunakan
SD Card...atau
hanya memory card, jadi semua digital
jadi, kamu dapat merekam apapun kapanpun
sesuai maumu
lalu kamu tinggal memindahkannya ke
Harddisk atau komputermu
dan selesaai, jadi
Kamu dapat menggunakannya berulang kali
setiap saat
ya, maksud saya, kamu tinggal membeli
sekali atau dua kali
atau membeli beberapa, tapi dapat kamu
gunakan
kartu ini berulang kali setiap saat
tidak perlu khawatir bahwa
di situasi mendesak
di situasi seperti itu
Kamu akan kehabisan kaset, benar
ya dan juga
masalahnya adalah
saya rasa setidaknya menurut saya
saya rasa
dengan kaset mini dV
itu seperti
melatih kita untuk lebih disiplin
saya terlatih untuk disiplin
dengan ini karena saya harus
memikirkan pendanaan secara akurat
mempertimbangkan waktu
hal-hal seperti itu
bahkan saya...
jadi, ada batasan,
maksud saya seperti
dengan pembuatan film analog kamu
memiliki batasan
ya, saya punya batasan-batasan, tapi
banyak juga
kelebihan dan kekurangan, tentu saja, ya
saat itu saya
saya ingat karena saya melakukan semuanya
sendiri
Saya memberi tanda pada
pada kaset dengan stiker
karena saat penyuntingan dan
paska produksi
saya duduk di samping
penyunting saya
dan saya dapat mengingat dengan tepat
ok, footage ini
berada di kaset nomor ini dan ini
dan kode waktunya kira kira adalah
menit ke sekian, detik
mungkin agak berbeda ya
tapi saya dapat mengingat seperti ini
ya, itu lebih mudah karena kami punya
ya, saya masih menyimpan mini DV kaset saya,
jadi
terkadang saya mencoba mengingat
ohh, waktu itu saat saya membuat
film pendek itu saya harus
mengingat hal-hal ini
ya, itu tentang produksi lalu
lalu selanjutnya tentang distribusi
dulu
lebih mahal tentunya
dibanding sekarang, distribusi sangat
murah
karena kita dapat melakukannya online ya
Kiki, Saya juga tahu
bahwa kamu bekerja sebagai kru film
di beberapa projek berbeda
terkadang kamu menjadi sutradara
terkadang menjadi asisten sutradara
terkadang menjadi produser
dan kamu tak hanya membuat film dokumenter
tapi dengan media yang berbeda pula
mungkin bisa kamu ceritakan
sedikit tentang proses pengambilan gambar
proses pengambilan gambar itu
Apa arti pengambilan gambar bagimu?
Hal itu berbeda, setiap produksi memiliki
tipe yang berbeda
Maksud saya mari kita
ambil gambaran umumnya seperti antara
film dokumenter dan non-dokumenter,
contohnya
di film non-dokumenter biasanya
kita memiliki lebih banyak kru
non-dokumenter, fiksi
fiksi atau itu bisa juga
iklan atau hal semacamnya
apapun yang
bukan dokumenter
biasanya kita
setidaknya di situasi saya,
di kasus saya
saya punya
pengalaman bekerja dengan lebih banyak kru
untuk film non-dokumenter
dan untuk dokumenter, saya memilih
setidaknya sejauh ini
saya memilih untuk bekerja
dengan kru yang lebih sedikit
dan biasanya di film dokumenter
saya dapat memilih sendiri kru saya
saya lebih suka memilih kru
saya sendiri
orang-orang yang saya kenal
seperti kami sudah mengenal satu sama lain
ritme kerja, karakter dan semuanya
karena cara kami berkomunikasi
kami tidak selalu setuju satu sama lain
namun kami selalu memahami
"bahasa"
jadi, itu seperti film dokumenter
yang kamu pilih
untuk memiliki seorang kru chamber
seperti hanya sepasang
ya, seperti lebih intim
ya ya ya, saya paham
baiklah, Kiki apakah
karena kamu tahu di Facebook dan
di manapun
saya mengikuti grup-grup ini
tentang pembuatan film
grup yang menyenangkan, saya maksud ya
dan banyak orang yang mengatakan bahwa itu
adalah pekerjaan berat
kamu tahu bahwa saya juga
mengambil bagian pada pengambilan gambar
dan
saya ingat
itu merupakan kejutan besar bagi saya
saat saya datang untuk merekam lokasi
dan
semuanya berakhir dalam 24 jam
jadi saya memiliki
24 jam pengambilan gambar
dan itu bencana bagi saya
entah kenapa saat kamu berada pada
proses pengambilan gambar
kamu tak akan sadar cepatnya waktu berlalu
kamu tak akan menyadarinya, tak akan
kamu rasakan
entah bagaimana itu menakjubkan bagi saya
dan entah kenapa saya menyukainya
dan saya kira jika kamu bekerja
di bidang itu
selama lebih dari 10 tahun
mungkin kamu memperhatikan itu
dan itu membuatmu tertarik
mungkin kamu punya saran untuk
pembuat film yang masih muda
Bagaimana rasanya berada di proses
pengambilan gambar?
Kamu menyukainya? Bagaimana tepatnya?
ya, jika membicarakan tentang
film non-dokumenter, contohnya
akan selalu ada penjadwalan waktu
kami memiliki lembar panggilan, jadwal
seperti waktu panggilan kru adalah
jam sekian
contohnya, 6 a.m. atau 5 a.m.
lalu kami berkumpul dan menyiapkan
semuanya
lalu
kami mulai mengambil gambar pada 7 a.m.,
atau sekitar jam itu
dan kami diharuskan
menyelesaikan proses itu pada jam sekian,
contohnya
di film non-dokumenter, proses ini
sepertinya
lebih tepat waktu
namun untuk film dokumenter kami
tidak memiliki
kami tak punya penjadwalan khusus
semacam itu
kami mengambil gambar berdasarkan
riset kami sebenarnya
tapi tentu saja
kami sudah terbiasa, kami paham
ohh baiklah, karakter saya biasanya
bangun jam sekian, biasanya
pada pukul sekian
dia berangkat sekolah
atau pada jam ini biasanya
dia pergi beribadah, semacam itu
tapi saat pengambilan gambar, yang terjadi
bisa berbeda
berubah
terkadang berubah seutuhnya
jadi, itulah bagaimana kami menyesuaikan
jika ada momen di luar perhitungan
di tengah malam
atau dini hari
untuk film dokumenter saya rasa otak saya
selalu siap sedia bahkan
di saat saya tidur saya juga merasa
seperti otak saya masih bekerja, kamu tahu
ya ya
seperti saya harus terjaga sepanjang waktu
selama
pengambilan gambar film dokumenter
karena kamu mengikuti seorang subjek
atau beberapa subjek sekaligus
karena kamu mengikuti cerita
banyak orang mengira saat saya bertemu
orang-orang, teman atau keluarga
atau orang asing
mereka tahunya
ohh kamu bekerja di di perfilman ohh
pasti keren
bisa sering bepergian
berkaitan dengan karpet merah
bertemu selebritis
tentunya kamu memiliki
foto-foto menarik
untuk
sosial media seperti berada
di belakang kamera
sedang memegang clapper board
atau hal-hal seperti itu ya
pemahaman seperti itu lucu
tapi pembuatan film tidak hanya
tentang itu
sebenarnya banyak hal terjadi yang
mengharuskanmu memiliki kecintaan
dan semangat
di bidang itu
karena itu
saya berani bilang
itu bukanlah pekerjaan mudah, kamu tahu
dan bagi saya, itu bukan hanya sekadar
pekerjaan
bukan sekadar profesi
tapi juga bagian dari hidup saya
jadi, kalau kamu tidak mencintainya
hal itu akan lebih sulit
mungkin ya
sejujurnya, saya tak tahu apakah
kami memiliki ketepatan
penjadwalan
jam kerja
seperti, contohnya, mereka
yang bekerja kantoran
mereka memiliki waktu spesifik
seperti dari jam 9 sampai jam 5
tapi di perfilman kami tidak punya itu
karena terkadang kami harus
mengejar beberapa momen
seperti kami harus mengambil gambar
matahari terbenam atau matahari terbit
seperti terbitnya matahari,
terbenamnya matahari
contohnya, ya, hanya sebuah contoh
sesuatu yang eksplisit
yang sangat mudah dijelaskan
banyak hal seperti itu
dan saya sangat setuju denganmu
bahwa
jika seseorang tidak memiliki semangat
di bidang itu
hal itu jadi sangat sulit
karena itu pun sulit bagi mereka
yang mencintai bidang tersebut
ya, mereka yang mencintai dunia perfilman
dan mungkin bisa kamu ceritakan sedikit
tentang
cara independen mu untuk paska-produksi
kamu menjalaninya hingga paska produksi
paska produksi adalah penyuntingan
dan seorang pembuat film independen
harus melakukan distribusi
jadi, apa caramu?
Apakah langkahmu untuk kedua posisi ini?
ya hal itu berbeda dari satu pembuat film
dengan yang lain
mereka memiliki tujuan berbeda
beberapa dari mereka tidak menyukainya
saya kenal beberapa orang yang tidak ingin
mendistribusikan karya mereka
jadi mereka membuat
mereka tidak menanyangkan karya mereka
di festival, contohnya
tapi hanya untuk komunitas
beberapa dari mereka hanya
ingin menanyangkan karya mereka
di festival, tapi
tidak secara daring, contohnya, jika kita
membicarakan tren sekarang ini
tapi bagi saya
jika kita berbicara secara umum
saya ingin
ketika saya membuat film
saya ingin menunjukkannya pada
orang banyak
pada publik
bagi pembuat film independen
biasanya kami tidak memiliki
produser atau
kami tidak punya publisis khusus
atau distributor
kami biasanya mendistribusikan
karya kami
sendiri
jadi, itu yang saya lakukan
Terima kasih
Bagaimana biasanya kamu melakukan
distribusi?
Cara apa yang kamu pakai?
Maksud saya seperti
Saya tahu bahwa ada banyak platform
sekarang
seperti Filmfreeway atau hal lain
semacamnya
kamu bisa mengajukan secara daring
mungkin kamu dapat berbagi sedikit
tentang itu
sebenarnya itu
sangat berbeda jika kita berbicara
masa lalu dan masa kini
karena dahulu
kami membutuhkan biaya lebih
untuk mengajukan film kami karena
kami harus mencetak salinan
film kami dalam mini DV atau
VCD dan setelahnya kita punya VCD
lalu DVD
kami harus
mengirimkan salinan film kami ke festival
melalui kurir kantor pos
atau semacamnya
dan jika festivalnya
ada di luar negeri, contohnya
tentu saja, biayanya lebih
untuk menggunakan jasa pos, benar?
ya ya
dan jika pihak festival yang meminta
film kami
biasanya mereka yang menanggung biaya
tapi jika kami yang ingin mengirim
film kami
itu berarti biaya kami yang tanggung
Sekarang, itu semua daring
kita tak harus mengeluarkan biaya apapun
ada banyak festival film
yang tidak memungut biaya
gratis, ya
pengajuan tidak dipungut biaya
pengajuannya gratis
kamu hanya perlu mengunggah filmmu
melalui platform internet
mungkin Dropbox,
Wetransfer, Filmfreeway, Mega
banyak contohnya
Filmfreeway, Filmdepot
banyak platform sekarang
dan juga karena proses digital ini
semakin banyak
mungkin tak dapat kita hitung
seperti ribuan atau jutaan festival film
yang kita tak ketahui
dan itu memberi kesempatan lebih
bagi kita untuk mencoba juga
untuk mendistribusikan film kita
yang kini lebih murah
dan mungkin lebih mudah juga
Bagaiman pendapatmu, Kiki, apakah mudah
apakah mudah untuk menjadi pembuat film
independen?
Bagaimana pembuat film independen
biasanya mencari pendanaan?
karena saya tahu bahwa mendanai film
bukanlah hal yang mudah, ya
ya
ahhh ya
untuk membuat film yang murni
berdasarkan idemu
benar-benar menurut perasaanmu
kamu sangat ingin membuatnya
projek khusus ini
itu tidak mudah karena
kadang kita mengajukan pendanaan
hibah, perorangan, atau organisasi
itu tidak mudah karena
akan sangat banyak pembuat film lain
yang juga mengajukan diri untuk
program yang sama
Tepat sekali
Terkadang kita tidak terpilih
Saya percaya bahwa terkadang
jika kita tidak terpilih
bukan berarti film kita buruk
atau projek itu jelek
kadang itu berkaitan dengan selera juga
Beberapa orang juga melakukan bisnis lain
atau memiliki pekerjaan lain seperti
dan mereka menyisihkan sebagian uang
untuk
membuat film
yang mereka sukai
Saya mengenal beberapa pembuat film
yang juga bekerja sebagai petani
Saya mengenal
pembuat film lainnya yang bekerja sebagai
pegawai negeri sipil sebenarnya
atau mereka memiliki pekerjaan
sampingan
atau seperti saya, saya bekerja
saya bekerja lepas sebagai kru
di berbagai departemen
pada produksi film di Jakarta
Maksud saya jika kamu benar-benar
mencintai
perfilman
sering orang berpikir
ohh kamu bekerja di perfilman
pasti uangnya banyak
itu bisa jadi benar atau tidak
terkadang tujuanmu bekerja
saat kita memiliki uang kita mencoba
untuk membayar uang sewa, untuk membeli
makanan
hal-hal dasar
kita berusaha mencukupi diri sendiri
Piramid Maslow, benar
ya
tapi apa yang seringkali muncul
setidaknya bagi saya
saat saya bekerja
atau saat saya menerima
panggilan untuk projek atau semacam itu
apa yang muncul di pikiran saya
seringnya
baiklah, saya akan menyimpan uang saya
artinya
jika mereka memberitahu gajinya sekian
anggarannya sekian
jadi yang saya pikirkan biasanya
baiklah, jadi ini hanya cukup
untuk makan, contohnya
atau ini cukup untuk membayar sewa
tapi yang saya pikirkan selalu
baiklah, saya harus menyimpan uang
untuk
projek saya selanjutnya
itu hal pertama yang muncul di pikiran
saya
untuk menyimpan uang meski sedikit
walaupun itu hanya 50 000 IDR untuk
film saya, projek saya selanjutnya
okay, Kiki, jadi saya paham bahwa
seperti seniman independen lain
dan pembuat film independen lainnya
kamu hanya mencoba
mencari uang dari pekerjaan lepasmu
tapi entah bagaimana pekerjaan lepas itu
ternyata
masih berkaitan dengan perfilman
pada kasusmu
jadi, kamu adalah pembuat film
kru pembuatan film
bekerja untuk film independenmu sendiri
ya jadi itu seperti...
tapi itulah hidup, ya
dan saya ingin bertanya padamu
tentang projek terbarumu
salah satunya adalah
film dokumenter "Calalai"
ya, film dokumenter "Calalai"
bisa kamu ceritakan sedikit soal itu
jadi, projek terbaru saya
satu adalah dokumenter
judulnya "Calalai In-betweenness"
itu tentang gender ke lima
di Indonesia dalam kebudayaan Bugis
di pulau Sulawesi Selatan
mereka mempercayai 5 macam gender
yang dituliskan pada manuskrip La Galigo
bahwa manusia memiliki lima gender
laki-laki, perempuan, bissu
mereka seperti dukun, pendeta
lalu calabai
dan calalai
dan saya membahas Calalai
jadi itu seperti mereka
maksud saya orang Bugis mereka memiliki
sistem mereka sendiri
yang jauh melampaui
menakjubkan menurut saya
sangat menarik bagi saya
ya benar, ya benar
saya pikir itu pun menarik bagi
masyarakat sekarang ini, karena
semakin
dari hari ke hari agenda tentang peran
peran sosial, ya
dan gender
kita mendiskusikannya...
ya, karena sekarang ini juga
maksud saya tak hanya sekarang
banyak laki-laki sebenarnya
mereka jadi
bekerja di rumah
mengurusi anak-anak mereka
seperti menjadi sosok bapak
dan mereka tidak bekerja di kantor,
contohnya
dan sang istri lah yang bekerja di kantor
yang mana menurut beberapa
golongan masyarakat tertentu
hal itu aneh dan tak lazim
tapi bagi
maksud saya, sejauh pemahaman saya,
itulah mengapa saya membuat film ini
dalam masyarakat Bugis, itu lazim
atau jika wanita bekerja di bidang
konstruksi
wanita menjadi insinyur,
ahli teknik atau
pembuat film, jurnalis, polisi
anggota polisi atau semacam itu
atau bahkan presiden
itu bukanlah hal yang...
aneh
bagi masyarakat Bugis
saya bukan orang Bugis tapi sejauh ini
itulah yang saya pelajari dari mereka
jadi, Calalai adalah hal seperti itu
jadi, jika kamu
adalah wanita secara biologis
sah sah saja bagimu
contohnya, kamu kini menjadi pembuat film
yang sering dicap orang sebagai dunia
laki-laki
ya, banyak profesi di kehidupan kita
diklaim sebagai milik pria
ya ya
okay, Kiki dan saya ingin bertanya padamu
tentang projek terbarumu
film "Roti" yang berarti
"Bread" dalam Bahasa Inggris
Jika saya tak salah, itu adalah
sebuah film mikro, benar?
ya, dan durasinya hanyalah
30 deitk
itu fiksi, namun berdasarkan kisah nyata
oh, tapi jika itu berdasarkan kisah nyata,
jangan baritahu kami
karena durasinya hanya 30 detik
jadi, jangan membocorkan apapun, ya
jangan membocorkan cerita
ya
tapi itu akan ditayangkan secara daring
sebenarnya sudah tayang pada
festival film
Feminist Film Festival di Berlin
dan pada masa pandemi Corona ini mereka
akan menayangkannya lagi
film-film terlpilih
secara daring
baiklah, mungkin bisa kita sertakan tautan
atau informasi di bawah video ini
baik, Kiki, saya pikir saya akan
mengakhiri percakapan ini
meskipun ini sangat menarik
dan sangat berguna untuk mendapat
semua
cerita ini dari kamu
Apa yang...
Apakah kamu sedang mengerjakan sesuatu
di masa pandemi Corona ini?
atau hal lain saat karantina?
Apa ada rencana ada projek lain
di masa yang akan datang?
jadi, ya, di masa Corona ini
saat kita sedang karantina
kita semua
mungkin, sebagian besaar dari kita
sedang karantina
saya sedang mengerjakan
projek video
yang saya kerjakan dengan cara dokumenter
dalam pengolahannya
tapi hasilnya akan seperti video seni
seperti eksperimental
jadi, kamu menyukai gambar bergerak ini
bahasa, ya
saya sebenarnya sangat menyukainya
juga
ya, maksud saya
video, audio-visual
saya menyukai audio-visual, saya
sangat menyukai video
selain menjadi seorang pembuat
saya pun
menyukainya sebagai penonton
Saya suka menghabiskan waktu
menonton
video-video pendek atau film
atau menghabiskan waktu pada...
sebelum Corona melanda saya suka
menghabiskan waktu
dengan pergi ke bioskop
ya, ya
saya dapat memahamimu
jadi, itulah bahasa yang ingin kamu
konsumsi dan buat, benar?
ya ya
okay, Kiki,
terima kasih banyak telah berbincang
dengan saya
saya sangat senang
saya harap kita dapat bertemu lagi
dan berdiskusi tentang topik lain
mungkin
dan mungkin kita dapat berbincang
tentang projekmu selanjutnya
saat kamu selesai
saat pandemi Corona ini teratasi, ya
saya harap
saya harap, ya
Terima kasih sudah mengundang saya
Terima kasih, Kiki suda berbagi semuanya
Sampai jumpa!
sampai bertemu lagi
Dah!
dan sekarang saya akan mengakhiri
pertemuan ini, ya
Coronavirus ini
memberikan kita tantangan
canggung
hahaha canggung
tidak apa-apa, masih merekam
saya tahu
karena kita sudah mengucapkan
salam berpisah
tapi saya harus menemukan
baiklah, ok
tombol mengakhiri pertemuan ini
Sepertinya ketemu
terima kasih, dah
terima kasih terima kasih
dah