Return to Video

Sehari dalam Kehidupan Pemilik Pabrik Panko di Jepang

  • 0:00 - 0:04
    Ini adalah Sehari dalam Kehidupan
    Pemilik Pabrik Panko di Jepang.
  • 0:04 - 0:07
    Dibuat oleh Paolo fromTokyo
  • 0:07 - 0:10
    Pemilik Pabrik Panko
  • 0:11 - 0:13
    Sehari dalam Kehidupan
  • 0:13 - 0:16
    Takarir oleh Reno Kanti Riananda
    14 Mei 2021
  • 0:16 - 0:18
    [Suara mobil melintas]
  • 0:18 - 0:20
    [Suara langkah]
  • 0:21 - 0:27
    [Bunyi alarm]
  • 0:30 - 0:33
    Ini adalah Sho, usianya 43 tahun
    dan tinggal di Tokyo.
  • 0:33 - 0:36
    Dia bangun lebih pagi daripada
    orang lain untuk bekerja.
  • 0:38 - 0:41
    Dia tinggal bersama istri dan dua putrinya
    di rumah bertingkat dua ini,
  • 0:41 - 0:45
    tetapi dia tidur di kamar terpisah
    agar tak membangunkan yang lain.
  • 0:46 - 0:48
    Sho dan istrinya bekerja purnawaktu
  • 0:48 - 0:51
    sehingga mereka berbagi tugas
    seperti mencuci piring.
  • 0:51 - 1:02
    [Musik]
  • 1:02 - 1:04
    Wah, banyak sekali piringan hitamnya!
  • 1:04 - 1:05
    Berapa jumlahnya?
  • 1:05 - 1:06
    Sekitar 2.000 keping.
  • 1:06 - 1:08
    Yang mana favoritmu?
  • 1:08 - 1:11
    Bukan favorit, tetapi yang paling
    berpengaruh untukku.
  • 1:11 - 1:12
    Kepingan 7 inci ini.
  • 1:12 - 1:14
    Wah, liriknya ditulis di atas kain!
  • 1:14 - 1:20
    Menurutnya, semangat prakarya ini
    juga dia terapkan saat membuat panko.
  • 1:32 - 1:35
    Kau selalu sarapan dengan roti?
  • 1:35 - 1:36
    Ya, ini produksi pabrik kami.
  • 1:38 - 1:40
    Ternyata dia sudah mulai bekerja.
  • 1:40 - 1:42
    Sebagai seorang ayah
    sekaligus pemilik usaha,
  • 1:42 - 1:45
    penting untuk bangun pagi
    demi memaksimalkan harinya.
  • 1:45 - 1:48
    Membaca, senam, dan
    mengorganisir tugas hariannya.
  • 1:49 - 1:51
    Menarik sekali, rumahnya memiliki loteng!
  • 1:51 - 1:53
    Sepertinya dia menyiapkan
    sepatu bot untuk putrinya.
  • 2:07 - 2:10
    Tempat kerja Sho hanya 10 menit
    berjalan kaki dari rumah,
  • 2:10 - 2:12
    cukup langka di Jepang.
  • 2:12 - 2:14
    Setiap pagi, di perjalanannya
    dia mampir ke kuil inari.
  • 2:14 - 2:17
    Kuil ini bernama Bouka Inari,
  • 2:17 - 2:20
    yang dipercaya dapat melindungi
    pengunjungnya dari kebakaran.
  • 2:20 - 2:23
    Sangat penting bagi seseorang yang
    menjalankan pabriknya sendiri.
  • 2:26 - 2:27
    Selamat pagi semua!
  • 2:27 - 2:29
    Aku kembali di episode baru
    "Sehari dalam Kehidupan".
  • 2:29 - 2:34
    Aku sangat bersemangat karena kita akan
    mengunjungi sebuah pabrik khas Jepang.
  • 2:34 - 2:36
    Sebentar lagi Sho akan muncul.
  • 2:36 - 2:38
    Coba kita tanya kabarnya pagi ini.
  • 2:39 - 2:41
    Selamat pagi, apakah tidurmu nyenyak?
  • 2:41 - 2:43
    Nyenyak sekali.
  • 2:43 - 2:46
    Ada banyak koki yang akan
    berkunjung ke pabrik pagi ini.
  • 2:46 - 2:48
    Aku jadi bersemangat.
  • 2:48 - 2:50
    Sho adalah generasi ketiga dari
    pabrik panko Nakaya,
  • 2:50 - 2:53
    sebuah usaha keluarga yang dirintis
    sejak tahun 1948 oleh kakeknya.
  • 2:53 - 2:56
    Hanya panko mereka yang
    diproduksi sepenuhnya di Tokyo,
  • 2:56 - 2:58
    menggunakan roti buatan sendiri
  • 2:58 - 3:01
    untuk memperoleh remah untuk
    gorengan khas Jepang.
  • 3:01 - 3:02
    Panko mereka sangat terkenal
  • 3:02 - 3:05
    dan digunakan oleh 60 persen
    dari restoran tonkatsu
  • 3:05 - 3:06
    di restoran Michelin di Jepang,
  • 3:06 - 3:08
    termasuk restoran seperti Gyutan Negishi
  • 3:08 - 3:10
    bahkan kedai dan warung.
  • 3:10 - 3:14
    Banyak yang meyakini bahwa panko-nya
    sendiri akan membuat restoran naik daun.
  • 3:16 - 3:16
    Selamat pagi!
  • 3:17 - 3:17
    Selamat pagi!
  • 3:21 - 3:23
    Selamat pagi, ini Nakayabashi.
  • 3:23 - 3:24
    Kau perlu satu, baik!
  • 3:24 - 3:28
    Sesampainya di kantor, Sho mulai
    mengorganisir pesanan hari ini.
  • 3:28 - 3:31
    Karena pesanan masuk semalaman
    dari jalur yang berbeda:
  • 3:31 - 3:35
    daring, telepon, pesan singkat,
    surel, bahkan faks.
  • 3:35 - 3:37
    Keleluasaannya sangat mengagumkan,
  • 3:37 - 3:40
    yang menunjukkan komitmennya
    pada layanan pelanggan.
  • 3:40 - 3:42
    Apa kau memang ingin mewarisi usaha ini?
  • 3:42 - 3:43
    Itulah harapannya.
  • 3:43 - 3:46
    Tak biasanya kita melihat
    pekerjaan orang tua kita.
  • 3:46 - 3:50
    Namun, aku berkesempatan
    menyaksikannya sejak kecil.
  • 3:50 - 3:53
    Dia bahkan ikut naik truk ayahnya
    saat mengantar barang.
  • 3:53 - 3:56
    Pabrik panko sangat berpengaruh
    dalam kehidupannya.
  • 3:56 - 3:58
    Semasa kecil,
    Sho menggambar tata letak pabrik
  • 3:58 - 4:01
    dan gambarnya masih tergantung
    di dinding kantor hingga saat ini.
  • 4:01 - 4:03
    Itu saudara laki-lakinya.
  • 4:03 - 4:07
    Dia adalah kojocho, alias manajer pabrik.
  • 4:07 - 4:08
    Setelah finalisasi pesanan hari ini,
  • 4:08 - 4:10
    Sho menentukan kurirnya.
  • 4:10 - 4:12
    Supir mengambil barang di rak dan kulkas
  • 4:12 - 4:15
    lalu memuatnya ke dalam truk
    sesuai penugasan.
  • 4:19 - 4:23
    Mesin ini mencetak denpyo,
    atau slip penjualan,
  • 4:23 - 4:25
    yang diberikan kepada pelanggan
    saat pengantaran.
  • 4:25 - 4:28
    Di Jepang, kebanyakan usaha
    masih menggunakan kertas,
  • 4:28 - 4:31
    sehingga tanda terima seperti ini
    sangat penting.
  • 4:31 - 4:33
    Sho menyiapkan uang tunai
    untuk pengantaran.
  • 4:33 - 4:36
    Masih banyak pelanggannya yang
    lebih suka membayar secara tunai
  • 4:36 - 4:40
    sehingga semua kurirnya mesti
    membawa uang tunai untuk kembalian.
  • 4:41 - 4:43
    Wah, antik sekali!
  • 4:43 - 4:44
    Apa ini masih digunakan?
  • 4:44 - 4:48
    Kami masih menggunakan brankas ini,
    tetapi tidak diisi dengan uang.
  • 4:48 - 4:52
    Ternyata ini kamon, lambang keluarga
    yang diwariskan dari nenek moyang mereka.
  • 4:52 - 4:55
    Karyawan sif pagi berbaris untuk
    mencap kartu mereka.
  • 4:55 - 4:58
    Sesuatu yang umum dalam perusahaan
    Jepang yang masih tradisional.
  • 5:01 - 5:05
    Sementara itu, Sho berkutat
    mengorganisir persediaan di pabrik.
  • 5:05 - 5:08
    Selaku pemilik, penting baginya untuk
    terlibat dalam setiap aspek usaha ini,
  • 5:08 - 5:09
    besar atau kecil,
  • 5:09 - 5:13
    termasuk membersihkan toilet meski pun
    sudah ada yang bertugas untuk itu.
  • 5:13 - 5:16
    Sebagian orang Jepang percaya
    bahwa membersihkan toilet
  • 5:16 - 5:17
    sama dengan membersihkan kebencian.
  • 5:17 - 5:21
    Kalian akan menemukan banyak
    pengusaha sukses yang melakukan hal ini.
  • 5:22 - 5:24
    Apa pekerjaanmu sebelumnya?
  • 5:24 - 5:28
    Setelah tamat kuliah,
    aku bekerja di industri makanan.
  • 5:28 - 5:33
    Lalu bekerja setahun di restoran tonkatsu
    sebelum kembali ke Nakaya Panko.
  • 5:33 - 5:35
    Sho kembali ke mejanya
  • 5:35 - 5:37
    untuk membalas surel dan pesan singkat
  • 5:37 - 5:39
    serta tugas administratif lainnya.
  • 5:39 - 5:42
    Kelihatannya Sho masih harus
    menyelesaikan beberapa pekerjaan.
  • 5:42 - 5:43
    Sambil menunggunya,
  • 5:43 - 5:46
    mari kita manfaatkan waktu
    untuk melihat sekeliling tempat ini.
  • 5:46 - 5:51
    Mari naik ke lantai dua untuk melihat
    proses utamanya yaitu pembuatan panko.
  • 5:51 - 5:54
    Namun, aku harus berganti baju.
    Mari lakukan itu dahulu.
  • 5:56 - 5:58
    Baiklah, sudah siap. Ayo kita mulai!
  • 6:02 - 6:06
    Aku sudah siap untuk menunjukkan
    cara pembuatan roti.
  • 6:06 - 6:10
    150 tahun yang lalu pada zaman Meiji,
    bangsa Jepang menggunakan irisan roti
  • 6:10 - 6:14
    untuk membuat panko, pan untuk roti,
    dan ko untuk tepung.
  • 6:14 - 6:16
    Umumnya produsen menggunakan roti jadi,
  • 6:16 - 6:19
    tetapi Nakaya memproduksi
    roti sendiri di pabrik mereka,
  • 6:19 - 6:21
    menghasilkan 50 jenis panko
    berbeda setiap tahun
  • 6:21 - 6:23
    dengan keunikan tekstur
    dan rasa tersendiri.
  • 6:23 - 6:25
    Langkah pertama, membuat adonan.
  • 6:25 - 6:27
    Pekerja mencampur air, ragi,
    dan tepung terigu,
  • 6:27 - 6:30
    menambahkan garam dan gula,
    lalu menguleni adonan.
  • 6:30 - 6:32
    Lalu ditambahkan minyak
    dan diuleni kembali.
  • 6:32 - 6:35
    Menariknya, bergantung pada
    cuaca pada hari tersebut,
  • 6:35 - 6:37
    pekerja mengatur berapa
    lama adonan difermentasikan
  • 6:37 - 6:41
    serta berapa banyak ragi yang dimasukkan
    untuk menjaga konsistensi produk.
  • 6:41 - 6:44
    Karena produsen terigu
    juga panen setahun sekali,
  • 6:44 - 6:48
    pabrik harus selalu mengatur ulang
    proses dan bahan-bahannya.
  • 6:48 - 6:54
    Itulah seni menghasilkan panko yang
    konsisten dan berkualitas setiap hari.
  • 6:54 - 6:57
    Mesin ini menerima adonan tadi dan
    mengurainya menjadi gumpalan kecil.
  • 6:58 - 7:01
    Kemudian adonan didiamkan di sini
    sekitar 15 hingga 20 menit.
  • 7:03 - 7:06
    Setelah itu, adonan dimasukkan
    ke alat ini untuk dipipihkan.
  • 7:08 - 7:11
    Terakhir, adonan digulung dan diletakkan
    di dalam loyang menggunakan tangan.
  • 7:11 - 7:15
    [Musik]
  • 7:15 - 7:18
    Adonan harus didiamkan
    di ruangan fermentasi
  • 7:18 - 7:20
    yang diatur dengan tingkat kelembapan 90.
  • 7:20 - 7:22
    Kameraku tidak akan masuk ke situ.
  • 7:22 - 7:25
    Setelah itu, proses pemanggangan dimulai.
  • 7:25 - 7:26
    Berapa lama waktu memanggangnya?
  • 7:26 - 7:28
    Sekitar 50 menit.
  • 7:28 - 7:31
    Pabrik memproduksi
    1800 loyang roti per hari.
  • 7:34 - 7:37
    Tekstur dan bentuk rotinya berbeda-beda,
  • 7:37 - 7:38
    tergantung dari produk akhirnya.
  • 7:38 - 7:40
    Pada siklus produksi yang ini,
  • 7:40 - 7:42
    sebelum roti dicabik menjadi
    potongan kecil dalam panko,
  • 7:42 - 7:45
    pekerja harus menguliti bagian luar roti
    dengan pengiris otomatis.
  • 7:45 - 7:50
    [Musik]
  • 7:50 - 7:53
    Rotinya tidak keluar dari oven
    dalam keadaan langsung sempurna.
  • 7:53 - 7:55
    Kadang ada bagian yang keras seperti ini,
  • 7:55 - 7:58
    sehingga pekerja harus memisahkan
    bagian tersebut secara manual.
  • 7:58 - 8:00
    [Musik]
  • 8:00 - 8:02
    Setelah semua pinggiran dikelupas,
  • 8:02 - 8:05
    roti diproses menggunakan mesin khusus.
  • 8:05 - 8:07
    [Musik]
  • 8:07 - 8:11
    Mesin itu mencabik roti menjadi serpihan
    kecil yang akan melewati jaring metal ini.
  • 8:11 - 8:13
    Ukuran lubang pada jaring ini bervariasi
  • 8:13 - 8:16
    yang akan menentukan ukuran panko.
  • 8:16 - 8:20
    [Musik]
  • 8:20 - 8:24
    Pabrik menggunakan 1,3 ton terigu
  • 8:24 - 8:29
    untuk menghasilkan 800 kg atau sekitar
    1.760 pon panko setiap hari.
  • 8:29 - 8:35
    [Musik]
  • 8:35 - 8:37
    Mereka tidak hanya menjual panko,
  • 8:37 - 8:39
    tetapi juga berbagai macam bahan
  • 8:39 - 8:41
    sehingga saat pelanggan datang,
  • 8:41 - 8:44
    mereka bisa membeli panko
    sekaligus bahan masakan lainnya.
  • 8:44 - 8:45
    Mirip dengan toko serba ada.
  • 8:45 - 8:46
    Itu menyenangkan!
  • 8:46 - 8:48
    Sepertinya akan ada pengiriman barang.
  • 8:48 - 8:49
    Ayo kita lihat!
  • 8:51 - 8:54
    Pabrik memastikan kulit roti
    tidak terbuang percuma
  • 8:54 - 8:57
    dengan cara menyumbangkannya
    untuk pakan babi dan ayam.
  • 8:57 - 9:02
    [Musik]
  • 9:02 - 9:07
    [Berbicara dalam bahasa Jepang]
  • 9:07 - 9:12
    Mereka tengah melakukan chorei,
    pertemuan sebelum memulai pekerjaan.
  • 9:12 - 9:15
    Dalam pertemuan ini, mereka
    meninjau tugas hari itu
  • 9:15 - 9:17
    termasuk jika ada masalah
    yang harus diatasi.
  • 9:19 - 9:20
    [Musik]
  • 9:20 - 9:23
    Sho berkeliling lantai produksi
  • 9:23 - 9:24
    untuk melakukan pemeriksaan kualitas.
  • 9:24 - 9:27
    Penting baginya untuk bicara
    langsung dengan para pekerja
  • 9:27 - 9:30
    untuk mendapat masukan
    terkait kondisi dari roti.
  • 9:30 - 9:32
    Sho, bolehkah aku membuat panko?
  • 9:32 - 9:32
    Tentu saja!
  • 9:32 - 9:36
    Mereka mengizinkan aku
    untuk membuat panko sendiri!
  • 9:36 - 9:39
    Kau harus memisahkannya seperti ini.
  • 9:45 - 9:46
    Keren sekali!
  • 9:46 - 9:48
    Wah, aku membuat panko yang sempurna!
  • 9:49 - 9:50
    Apa itu?
  • 9:50 - 9:57
    Ini adalah tepung khusus untuk tonkatsu
    yang membantu panko melekat pada daging.
  • 9:59 - 10:00
    Selanjutnya apa?
  • 10:00 - 10:03
    Ada kunjungan ke pabrik.
  • 10:03 - 10:05
    Apa ada kunjungan setiap hari?
  • 10:05 - 10:07
    Tidak setiap hari.
  • 10:07 - 10:08
    Hanya jika ada permintaan saja.
  • 10:08 - 10:10
    Ada kunjungan sekolah juga setiap tahun!
  • 10:10 - 10:12
    Halo!
  • 10:12 - 10:13
    Halo!
  • 10:13 - 10:16
    Hari ini, para koki dari restoran Italia
  • 10:16 - 10:18
    datang untuk belajar tentang
    produk panko milik Sho.
  • 10:18 - 10:21
    Mereka membawa temiyage,
    hantaran ucapan terima kasih.
  • 10:21 - 10:23
    Dalam budaya bisnis Jepang,
  • 10:23 - 10:27
    lazim untuk memberikan hadiah seperti ini
    jika seseorang membantu kalian.
  • 10:27 - 10:29
    [Berbicara dalam bahasa Jepang]
  • 10:29 - 10:31
    Cocok dipadukan dengan
    sesuatu berwarna merah.
  • 10:31 - 10:33
    Ini adalah kreasi terbarunya!
  • 10:33 - 10:35
    Sukses untuk panko hitam!
  • 10:35 - 10:39
    [Musik]
  • 10:39 - 10:42
    Saat kunjungan, saudara laki-laki Sho
    menguraikan cara pembuatan panko,
  • 10:42 - 10:44
    menjelaskan jenis-jenis panko,
  • 10:44 - 10:47
    serta membagikan kiat
    penggunaannya saat memasak.
  • 10:48 - 10:49
    Sekarang saatnya mencicipi!
  • 10:49 - 10:51
    Apa makanan favoritmu?
  • 10:51 - 10:52
    Yang paling disuka?
  • 10:52 - 10:54
    Aku paling suka ramen.
  • 10:55 - 10:58
    Aku suka tonkatsu, tetapi tak bisa
    menikmatinya dengan wajar.
  • 10:58 - 11:00
    Rasanya seperti sedang bekerja.
  • 11:01 - 11:03
    Terima kasih untuk hari ini.
  • 11:08 - 11:09
    Kau hendak pergi ke mana?
  • 11:09 - 11:11
    Ada barang yang harus diantar.
  • 11:25 - 11:27
    Apa kau selalu makan siang di mobil?
  • 11:27 - 11:30
    Saat sibuk mengantar barang,
    aku tak punya waktu untuk makan.
  • 11:30 - 11:32
    Jadi aku makan di mobil.
  • 11:32 - 11:34
    Panko bukan makanan
    yang dimakan begitu saja,
  • 11:34 - 11:36
    tetapi dikombinasikan
    dengan bahan lain
  • 11:36 - 11:39
    untuk menghasilkan katsu atau ikan goreng.
  • 11:39 - 11:41
    Sho bekerja dengan giat untuk
    memahami kebutuhan pelanggan
  • 11:41 - 11:44
    untuk menghasilkan produk
    dengan kualitas terbaik.
  • 11:44 - 11:47
    Dia harus sering bertemu pelanggan
  • 11:47 - 11:49
    untuk melihat bagaimana
    panko-nya disajikan.
  • 11:49 - 11:52
    [Berbicara dalam bahasa Jepang]
  • 11:52 - 11:55
    Perhentian pertama terletak di
    lingkungan kelas atas Nishiazabu.
  • 11:58 - 12:00
    Kami menggunakan belut dan tiram.
  • 12:00 - 12:04
    Hanya dibuka dua kali dalam seminggu
    untuk meningkatkan eksklusivitas.
  • 12:07 - 12:11
    Perhentian selanjutnya adalah restoran
    steak wagyu tungku kayu bakar,
  • 12:11 - 12:13
    Forno di Nishiazabu.
  • 12:14 - 12:15
    Apa yang kau lakukan?
  • 12:15 - 12:19
    Aku sedang mengajarinya cara menggunakan
    tepung uchiko kami untuk membuat katsu.
  • 12:19 - 12:23
    Bisa kau lihat, terdapat jenis panko
    yang berbeda-beda bentuknya.
  • 12:23 - 12:26
    Bagian yang ini lebih banyak tepungnya.
  • 12:26 - 12:29
    Tepuk perlahan untuk menghilangkan
    tepung yang berlebih.
  • 12:30 - 12:31
    Tak sekadar mengantar pesanan,
  • 12:31 - 12:34
    Sho juga memberi instruksi khusus
    sesuai permintaan pelanggan.
  • 12:34 - 12:37
    Dia sangat memahami produknya,
  • 12:37 - 12:39
    sehingga bisa membagikan
    metode persiapan yang rinci
  • 12:39 - 12:41
    baik untuk koki restoran kelas atas
  • 12:41 - 12:42
    maupun koki kedai rumahan.
  • 12:42 - 12:46
    Untuk mengeluarkan potensi tekstur
    dan rasa panko sepenuhnya,
  • 12:46 - 12:49
    mereka menggunakan tepung
    campuran ichiko,
  • 12:49 - 12:52
    yaitu campuran tepung untuk melapisi
    makanan sebelum dicelupkan ke telur,
  • 12:52 - 12:57
    serta teknik khusus untuk menghasilkan
    kulit yang lebih renyah dan bertekstur.
  • 12:57 - 13:02
    Kelebihan panko ini sepertinya mubazir,
    tetapi dibutuhkan untuk hasil terbaik.
  • 13:02 - 13:04
    [Pisau bergerisik]
  • 13:04 - 13:06
    Terdengar sangat renyah!
  • 13:06 - 13:09
    Penggunaan panko dengan teknik tambahan
  • 13:09 - 13:12
    menghasilkan lapisan unik
    yang berduri seperti stalagmit.
  • 13:22 - 13:23
    Kembali ke kantor.
  • 13:23 - 13:25
    Dia harus mengurus penjualan.
  • 13:25 - 13:27
    Halo! Dengan Nakayabashi
    dari Nakaya Panko.
  • 13:27 - 13:29
    Terlalu halus?
  • 13:29 - 13:31
    Tampaknya banyak yang menelepon
    saat dia tak di kantor.
  • 13:32 - 13:34
    [Berbicara dalam bahasa Jepang]
  • 13:34 - 13:35
    Setelah menyelesaikan penjualan,
  • 13:35 - 13:38
    dia menghadiri rapat pemasaran
    tentang peluang usaha baru.
  • 13:38 - 13:42
    Ternyata mereka memulai layanan
    pengkodean anti-mikrobial dan anti-virus
  • 13:42 - 13:45
    untuk restoran juga.
  • 13:45 - 13:46
    Akhirnya selesai!
  • 13:48 - 13:50
    Apa itu pelindung debu?
  • 13:50 - 13:52
    Tidak juga. Ini tanda
    bahwa kami sudah selesai.
  • 13:57 - 14:08
    [Musik]
  • 14:08 - 14:09
    Aku pulang!
  • 14:09 - 14:10
    Selamat datang!
  • 14:14 - 14:15
    [Rengekan balita]
  • 14:15 - 14:19
    Lucu sekali! Putrinya sangat
    merindukan sang ayah!
  • 14:19 - 14:22
    Biasanya Sho tak sempat makan malam
    bersama keluarga di rumah.
  • 14:22 - 14:23
    Jadi dia makan sendirian.
  • 14:23 - 14:27
    Karaage buatan istrinya
    terlihat sangat lezat!
  • 14:27 - 14:29
    Dan kelihatannya putrinya
    senang makan bersamanya.
  • 14:34 - 14:35
    [Berbicara bahasa Jepang]
  • 14:36 - 14:39
    Setelah makan malam, Sho biasanya
    berkumpul dengan keluarganya,
  • 14:39 - 14:41
    mandi, dan bermain dengan putrinya,
  • 14:41 - 14:44
    lalu kemudian tidur sekitar pukul 23.30.
  • 14:45 - 14:49
    Itulah sehari dalam kehidupan
    pemilik pabrik panko di Jepang.
  • 14:49 - 14:52
    Apa pendapat kalian?
    Tinggalkan di kolom komentar.
  • 14:52 - 14:54
    Jika kalian suka video ini,
    klik tombol like.
  • 14:54 - 14:58
    Jika ingin lihat lebih banyak
    video Sehari dalam Kehidupan,
  • 14:58 - 14:59
    klik subscribe dan tanda lonceng.
  • 14:59 - 15:01
    Sampai ketemu!
Title:
Sehari dalam Kehidupan Pemilik Pabrik Panko di Jepang
Description:

Sehari dalam kehidupan seorang pemilik pabrik panko di Jepang dan segelintir informasi tentang jam kerja mereka. Kalian juga akan mengetahui jam kerja pekerja pabrik di Jepang. Kami mengikuti Sho, sang pemilik pabrik, dari pagi sampai malam untuk melihat kesehariannya dan bagaimana ia mengisi waktu sebelum dan setelah bekerja. Dia menempuh waktu 10 menit untuk mencapai kantornya yang ada di dalam pabrik. Aku harap kalian menikmati kesehariannya dan budaya kerja Jepang di dalam video ini.

150 tahun yang lalu, dimulai sejak zaman Meiji, bangsa Jepang menggunakan irisan roti untuk membuat panko. Dalam bahasa Jepang, 'PAN' artinya roti, dan 'KO' artinya tepung. Para koki Jepang menggunakan irisan roti sebagai bahan pengganti remah roti impor yang umumnya terbuat dari biskuit yang ditumbuk.

Sho adalah pemilik NAKAYA PANKO FACTORY generasi ketiga, sebuah usaha keluarga yang didirikan tahun 1948 oleh kakeknya. Pabrik ini satu-satunya produsen panko asli Tokyo karena menghasilkan panko, atau tepung roti untuk melapisi gorengan khas Jepang, dari roti yang mereka panggang sendiri. Panko buatan pabrik mereka sangat disukai oleh para koki Jepang dan digunakan oleh 60% restoran Tonkatsu yang ada di Daftar Panduan Michelin Jepang edisi 2021, warung rumahan, hingga restoran besar seperti Gyutan Negishi. Dalam industri ini, menggunakan panko Nakaya diyakini dapat membuat sebuah restoran menjadi terkenal.

more » « less
Video Language:
English
Team:
Paolo fromTOKYO
Duration:
15:01

Indonesian subtitles

Revisions Compare revisions